Anda di halaman 1dari 1

1.

Pada kasus di atas, kasus yang dapat di kategorikan sebagai kasus HPI adalah kasus
kerjasama yang di lakukan oleh riska yaitu franchise minuman kekinian asal Taiwan
yang di minati oleh riska. Diman kasus HPI itu sendiri merupakan (Hukum Perdata
Internasional) hubungan antara orang (Person) dengan orang dimana terdapat unsur-
unsur asing dalam artian hukum nasional yang di adakan untuk hubungan – hubungan
internasional seperti yang terjadi pada kasus riska yang menjalin kerja sama dengan
orang asing( Taiwan). Adapun HPI mengatur peristiwa atau hubungan peristiwa termasuk
didalamnya adalah salah satunya hukum dagang.
2. Pada kasus di atas yang merupakan titik pertalian primer adalah yang pertama yaitu
domisili, dimana tempat tinggal seseorang yang sah menurut hukum (tetap) pilihan
hukum dalam hubungan intern dimana dua orang mempunyai domisili kantor berbeda
masing- masing di Indonesia dan di Taiwan, mengadakan perjanjian kerja sama franchise
dari Taiwan dan di dalam perjanjian antara mereka di tentukan hukum yang berlaku di
sepakati hukum Taiwan maka oleh karena itu adanya pemilihan hukum (Taiwan )
peristiwa ini merupakan HPI.
3. Pada dasarnya seseorang untuk menjalin kerja sama dinyatakan di dalamnya hukum-
hukum yang tertera / yang di gunakan dalam perjanjian kerja sama antara kedua pihak.
Diamna didalamnya apakah hukum yang mereka gunakan dari Taiwan atau hukum
Indonesia , jika tidak ada didalamnya pilihan hukum maka keberlakuan hukum
berdasarkan tempat penandatangan kontrak dimana riska menandatangani kontrak
tersebut di Taiwan, maka hukum yang berlaku yaitu hukum Taiwan. Dengan demikian
riska akan memenuhi aturan- aturan hukum yang berlaku di Negara Taiwan.

Anda mungkin juga menyukai