Anda di halaman 1dari 3

Nama : Lilih Siti Solihah

Kelas : B1 2020 Non Reguler (Lintas Prodi PGSD)


Prodi Asal : Bimbingan & Konseling

JAWABAN SOAL UTS

1. A. Permasalahan guru yang sering di hadapi Ketika mengembangkan etika akademik


siswa adalah para peserta didik yang cenderung suka kehilangan konsentrasi. Ada
banyak faktor yang menjadikan peserta didik bertindak demikian baik dari faktor
psikologis, internal, lingkungan maupun yang lainnya. Maksud dari faktor lingkungan
yakni faktor yang berada di sekeliling peserta didik misal saat mereka diberikan tugas
terkadang terganggu dengan suara kelas yang ramai maupun dari ruang sebelah.

B. Permasalahan yang lain yang dialami oleh guru SD adalah tentang bagaimana cara
siswa berprilaku didalam kelas, terutama pada siswa kelas rendah yang tentunya
memang masih dalam tahap usia bermain. Siswa masih senang belajar bersama
temannya atau berkelompok, karena pergaulannya dengan kelompok sebaya.
Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model
pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok.

C. pada kemampuan peserta didik dalam mengikuti instruksi yang lemah.


Kemampuan mengikuti instruksi lemah merupakan salah satu permasalahan peserta
didik dalam kategori kognitif, dalam kegiatan belajar dan menghajar hal ini sangat
penting karena selain peserta didik tidak dapat mengikut kegiatan pembelajaran
dengan baik juga mempengaruhi peserta didik dalam perkembangan kognitif nya
seperti proses berfikir anak dan tidak jarang peserta didik sulit untuk fokus saat
belajar. Oleh sebab itu masalah ini menjadi permasalahan bagi guru dalam
pengembangan peserta didik.

D. guru seringkali di hadapkan dengan masalah psikologis yang dimiliki siswa


tersebut. Biasaya masalah yg di hadapi berupa sifat dan sikap peserta didik yang
cenderung pendiam dan penyendiri, hal ini menjadi masalah untuk guru karena proses
kegiatan mengajar menjadi kurang kooperatif, anak yg pendiam dan penyendiri
seringkali sulit untuk berbicara atau mengekspresikan sesuatu disaat guru meminta
peserta didik tersebut untuk menyampaikan hal-hal yg berkaitan dengan
pembelajaran. Selain itu masalah ini juga menghambat peserta didik untuk
mengembangkan sikap sosialnya dan psikologis siswa itu sendiri.

2. A. Hal pertama yang perlu dipahami adalah bagaimana karakteristik peserta didik
asuhannya dan cara mengembangkan potensinya. Informasi mengenai karakteristik
peserta didik dalam berbagai aspek menjadi satu acuan dalam menentukan kedalaman
dan keluasan materi sehingga sesuai dengan perkembangan peserta didik.
Berdasarkan pemahaman tersebut guru perlu bekerja keras dan kreatif untuk
mengeksplorasi berbagai upaya baik dalam bentuk media, bahan ajar, dan metode
pembelajaran untuk memfasilitasi peserta didik secara tepat dan kreatif sehingga
sesuai dengan perkembangan mereka termasuk gaya belajarnya.
B. Hasan (2006: 13) menyatakan perkembangan berarti segala perubahan kualitatif
dan kuantitatif yang menyertai pertumbuhan dan proses kematangan manusia.
Perkembangan merupakan proses menyeluruh ketika individu beradapatasi dengan
lingkungannya. perkembangan terjadi sepanjang kehidupan manusia dengan tahapan
tahapan tertentu. Perkembangan manusia dimulai sejak masa bayi sampai usia lanjut.

C. Pendekatan perkembangan kognitif Ley Vygotsky tidak mengenal adanya tahapan


tahapan perkembangan sebagaimana yang disampaikan Piaget. Ia lebih menekankan
pentingnya faktor lingkungan sosial dimana peserta didik berinteraksi sosial bahasa
dalam mengembangkan kognitif peserta didik. Ada tiga asumsi yang diklaim
Vygotsky yaitu; (1) keahlian kognitif peserta didik dapat dipahami apabila dianalisa
dan diinterpretasikan secara developmental; (2) Kemampuan kognitif dimediasi
dengan kata, bahasa, dan bentuk dikursus, yang berfungsi sebagai alat psikologis
untuk membantu dan mentransformasikan aktifitas mental; dan (3) kemampuan
kognitif berasal dari relasi sosial dan dipengaruhi oleh latar belakang sosiokultur.

D. Strategi Pembelajaran Inkuiri, Strategi ini menekankan kepada proses mencari dan
menemukan. Materi pembelajaran tidak diberikan secara langsung, peran peserta
didik dalm strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran
sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing peserta didik untuk
belajar. strategi pembelajaran ini yang menekankan kepada pengembangana aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui
strategi ini dianggap lebih bermakna. Strategi ini dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses
perubahan tingkah laku berkat adanya penglaman.

3. - Literasi dasar (Basic Literacy), yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara,


membaca, menulis, dan menghitung. Dalam literasi dasar, kemampuan untuk
mendengarkan, berbicara, membaca, menulis dan menghitung (countring) berkaitan
dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculation), mempersepsikan
informasi (perceiving), mengkomunikasikan, serta menggambarkan informasi
(drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi. Literasi
dasar berhubungan dengan kemampuan siswa menggunakan keterampilan berliterasi
yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari.
- Literasi numerasi adalah kemampuan atau kecakapan dalam mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan menggunakan matematika dengan percaya diri di
seluruh aspek kehidupan. Literasi numerasi meliputi pengetahuan, keterampilan,
perilaku, dan perilaku positif. Numerasi mencakup keterampilan mengaplikasikan
konsep dan kaidah matematika dalam situasi riil seharihari.
- Literasi finansial merupakan proses yang dilakukan seseorang dalam
memperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk memahami,
mengaplikasikan, dan membuat keputusan guna meningkatkan kesejahteraan
finansialnya. Pendidikan literasi finansial dapat didukung dengan adanya
sarana literasi perpustakaan dan sudut baca kelas.
- Literasi media adalah bagaimana mempunyai kemampuan untuk memahami,
menganalisis, dan mendekonstruksi pencitraan media. Melarang anak-anak
menggunakan gedget secara berlebihan, serta pembatasan bahkan pelarangan
untuk mengenalkan media sosial untuk anak-anak.
- Literasi digital sebenarnya adalah kemampuan menggunakan informasi yang
sudah didapatkan dari berbagai macam sumber dengan memanfaatkan teknologi.
- Literasi budaya adalah kegiatan literasi untuk meningkatkan kemampuan
memahami, menghargai, menganalisis, dan menerapkan pengetahuan tentang
kebudayaan. Kegiatan ini dapat dilakukan untuk mengatasi masalah rendahnya
kecintaan dan pemahaman para siswa terhadap budaya daerahnya serta budaya
daerah lainnya di Indonesia.
- Literasi data didefinisikan sebagai kemampuan membaca, menulis, dan
mengkomunikasikan data dalam konteks, termasuk pemahaman tentang sumber
dan konstruksi data serta kemampuan untuk mengekspresikan kasus penggunaan,
aplikasi, dan nilai yang dihasilkan.

4. Cooperative learning adalah model pembelajaran dengan memberikan tugas kepada


siswa yang lebih pandai dalam sebuah kelompok kecil yang hasilnya akan
dipresentasikan kepada kelompok lain di dalam kelas. Hasil kelompok tersebut
kemudian didalami dan ditanggapi sehingga terjadi proses belajar yang aktif dan
dinamis. Model ini sangat bagus karena komunikasi antarsiswa secara informal
membuat siswa cepat memahami suatu materi yang sedang dibahas. Siswa yang agak
terlambat menerima materi pelajaran, dengan penjelasan temannya yang lebih pandai,
akan lebih mudah menerima dan memahami materi yang sedang didiskusikan, di
samping mereka juga terlatih untuk belajar mendengarkan pendapat orang lain. Model
pembelajaran ini sangat menunjang kebijakan zonasi karena siswa pandai tidak
menumpuk pada satu sekolah, akan tetapi menyebar ke berbagai sekolah di mana
siswa tersebut bertempat tinggal. Tentu ini akan mempermudah bagi sekolah untuk
menerapkan model cooperative learning (pembelajaran kooperatif).

Anda mungkin juga menyukai