A. Judul Penelitian
“PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS FILM DALAM
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK”
(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Kelas IV SDN Ujung Berung Kabupaten
Bandung)
B. Latar Belakang Masalah
Dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Syarifudin, dkk, 2006:179).
Pada hakikatnya pendidikan merupakan proses untuk membentuk manusia
yang seutuhnya. Pendidikan merupakan proses perubahan tingkah laku, dimana
proses tersebut membentuk manusia yang memiliki kompetensi yang utuh dan
mampu hidup mandiri dalam anggota masyarakat. Manusia yang seutuhnya
adalah manusia yang memiliki pola hidup yang memahami dan menyadari betul
apa peran dan fungsi dirinya sebagai manusia di kehidupan nyata, manusia yang
cerdas secara emosional, sosial, spiritual dan intelektual.
Sejalan dengan perkembangan paradigma dunia tentang pendidikan,
pendidikan saat ini dihadapkan pada sejumlah tantangan yang semakin berat.
Pendidikan diharapkan menghasilkan manusia yang memiliki kompetensi berpikir
dan komunikasi. Pendidikan diharapkan pula menghasilkan manusia yang
memiliki pengetahuan luas, memiliki kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Akan
tetapi itu saja tidak cukup, untuk mencapai hal tersebut manusia harus mampu
bekerja sama serta dapat menyampaikan ide-ide kritisnya. Pada abad ke-21 ini
pendidikan diarahkan untuk menghasilkan lulusan yang kompetitif, kreatif,
inovatif, kolaboratif dan berkarakter. Oleh karena itu dengan sejumlah kompetensi
yang ditekankan tersebut diharapkan lahir manusia yang siap bersaing secara
global di masa yang akan datang dan berani menghadapi masa depan dengan
penuh keyakinan dan optimisme.
2
Sehingga siswa memungkinkan sekali untuk dapat membuat karya yang faktual
dan konseptual berdasarkan hasil simakan dengan bahasa yang jelas, sistematis,
logis dan kritis karena pendekatan ini dapat membina kemampuan berkomunikasi,
berargumentasi, dan bekerja sama, siswa dapat memeningkatkan kemampuan
dalam menguasai materi pelajaran, mengembangkan kemampuan memecahkan
masalah, meningkatkan sikap ilmiah, membina kepekaan peserta didik terhadap
konsep kehidupan serta mengembangkan karakter.
Pendekatan saintifik ini sejalan dengan karakteristik anak yang mempunyai
rasa keingintahuan yang tinggi. Sehingga merupakan keharusan didalam
pembelajaran untuk memelihara keingintahuan anak, memotivasinya sehingga
mendorong peserta didik mengajukan berbagai pertanyaan terhadap objek atau
peristiwa yang ada dalam sumber belajar. Peserta didik akan lebih paham apabila
terlibat langsung dalam membina pengetahuan baru dan mampu
mengaplikasikannya dalam semua situasi. Peserta didik akan lebih memahami
pembelajaran apabila menemukan sendiri pengetahuan dan memberi makna
melalui pengalaman nyata.
Budiamin dkk. (2006:55) menyatakan bahwa berdasarkan teori Piaget bahwa
anak usia sekolah dasar umumnya berada pada tahapan operasional kongkrit.
Dalam periode ini anak hanya mampu berpikir dengan logika untuk memecahkan
masalah yang sifatnya kongkrit atau nyata dan divisualkan, anak akan mengamati
dan melakukan sesuatu yang berkaitan dengan pemecahan persoalan tersebut.
Anak dapat memahami suatu konsep apabila konsep tersebut dapat diamati secara
nyata dan melakukan sesuatu yang berkaitan dengan konsep tersebut.
Berdasarkan fakta tersebut, untuk meningkatkan keterampilan menyimak
menjadi kegiatan bermakna dan menyenangkan maka penulis memilih
“Pendekatan Saintifik Berbasis Film Dalam Meningkatkan Keterampilan
Menyimak di Sekolah Dasar kelas IV” sebagai judul proposalnya.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
6
dapat berkreasi dengan bahan simakan yang ia peroleh menjadi bentuk tulisan
dengan genre berbeda atau karya kreatif lainnya. Sejalan dengan pemberlakuan
kurikulum 2013 dalam pembelajaran menyimak, peserta didik dituntut untuk
dapat mengkritisi isi bahan simakan dan secara kreatif menampilkan produk lain
atas bahan simakkan tersebut. Dengan demikian pembelajaran menyimak
seharusnya dapat melatih peserta didik untuk dapat membangun konsepsi secara
luas terhadap bahan simakan, membangun pengetahuan prosedural, pengetahuan
metakongnitif serta mengembangkan karakter peserta didik melalui serangkaian
aktivitas yang dilakukan peserta didik selama pembelajaran.
Menurut Brown (dalam Abidin, 2012:113) ada 6 prinsip yang perlu
diperhatikan dalam pembelajaran menyimak; (1) Dilaksanakan secara terpadu
dengan keterampilan berbahasa lain dengan memfokuskan pada pengambangan
kemampuan menyimak pemahaman, (2) Menerapkan strategi pembelajaran yang
mampu memotivasi peserta didik secara intrinsik, (3) Menggunakan bahasa dan
konteks yang otentik bagi peserta didik, (4) Menggunakan bentuk respon yang
tepat, (5) Strategi pembelajaran yang digunakan secara nyata mampu mendorong
perkembangan kemampuan menyimak siswa dan, (6) menggunakan model
bottom-up dan top-down selama pembelajaran menyimak.
Bertemali dengan prinsip-prinsip pembelajaran menyimak diatas,
pembelajaran menyimak hendaknya diarahkan untuk pembentukan keterampilan
menyimak. Pembelajaran bukan hanya sekedar menguji kemampuan peserta didik
dalam menyimak atau sekedar menjawab pertanyaan. Dalam pembelajaran
menyimak, pembelajaran dikemas melalui berbagai aktivitas kreatif sehingga
terbentuklah kemampuan menyimak sekaligus mengasah keterampilan bahasa
lainnya serta mampu mengembangkan karakter peserta didik. Pembelajaran
menyimak hendaknya dilakukan dengan berbagai media pembelajaran yang tepat
sesuai dengan tahap perkembangan dan karakteristik peserta didik.
Melalui prinsip-prinsip pembelajaran menyimak maka pembelajaran
menyimak dapat dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu tahap pra simak, tahap
menyimak dan tahap pasca simak. Oleh karena itu pembelajaran menyimak harus
memperhatikan proses menyimak, dimana proses tersebut haruslah dapat
10
membangkitkan skemata dan motivasi peserta didik. Dalam hal ini, proses
menyimak dan pasca simak berfungsi untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
peserta didik terhadap sajian bahan simakan yang ia peroleh. Adapun aktivitas
prosedur pembelajaran menyimak berbasis proses menyimak yaitu (Abidin,
2012:117) :
Dalam tahap pra simak aktivitas yang dapat diakukan selama proses
pembelajaran yaitu peserta didik dapat memprediksi cerita, menebak cerita,
mempelajari visualisasi yang terdapat dalam bahan simakan, melakukan kegiatan
curah pendapat, mengobservasi gambar dan ilustrasi, melakukan arisan keinginan,
pertanyaan pemandu, menyusun peta semantik, memerankan adegan tokoh,
membongkar skemata.
Tahap menyimak selain menekankan membangun pemahaman peserta didik
secara komprehensif, peserta didik dituntut pula untuk dapat memunculkan ide
kreatif. Adapun aktivitas kegiatan pembelajaran dalam tahap menyimak yaitu:
mengisi peta konsep, menangkap ide pokok, menjawab pertanyaan pemandu,
mendiskusikan ide pokok, membedakan fakta dan opini, membangun peta cerita,
menyusun ide pokok menjadi kerangka karangan, menguji prediksi,
membandingkan bahan simak dengan wacana lain.
Yang terakhir, aktivitas yang dapat dilakukan pada tahap pasca simak yaitu
menjawab pertanyaan, meringkas atau menceritakan kembali bahan simakan,
membuat cerita versi sendiri berdasarkan bahan simakan, membuat komik
sederhana, mengubah genre isi simakan, membuat intisari, bermain peran dan
membuat daftar istilah penting.
Sejalan dengan tujuan menyimak untuk melatih daya simak, daya paham dan
melatih daya kreatif siswa, maka dikembangkanlah ragam menyimak berdasarkan
tujuan khusus, yaitu menyimak ekstensif dan intensif. Jenis-jenis yang termasuk
menyimak intensif diantaranya: menyimak kritis, menyimak konsentratif,
menyimak kreatif, eksploratif, selektif dan introgatif.
Menyimak kreatif merupakan kegiatan menyimak yang dapat mengakibatkan
kesenangan rekontruksi imajinaf terhadap bunyi, gerakan, dan rangsangan
perasaan-perasaan kinestetik. Dalam menyimak kreatif terdapat karakteristik
11
personal yang tinggi. Apabila peserta didik merasa terlibat dalam menciptakan
tugas tersebut, kiranya peserta didik dapat menyelesaikan tugas dengan antusias.
Sejalan dengan pendapat tersebut pemberlakuan kurikulum 2013 yang
menekankan pembelajaran aktif dan kreatif sehingga peserta didik mampu
berpikir kritis, terampil berkomunikasi dan memiliki kreativitas tinggi. Dalam
kurikulum 2013 ada lima tahap yang dikembangkan guru dalam mengajar, yaitu:
melakukan observasi dengan pendekatan sains, mengembangkan kemampuan
bertanya, kemampuan berpikir, bereksperimen dan mengkomunikasikan.
Berdasarkan lima tahapan tersebut dikembangkan lima model pembelajaran
yang menjadi model inti dalam pembelajaran kurikulum 2013, salah satunya
adalah model pembelajaran saintifik yang didalamnya terdapat pendekatan
saintifik.
Abidin (2014:127) menyatakan bahwa pendekatan saintifik adalah
pendekatan pembelajaran yang dilandasi dengan pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran yang diorientasikan guna membina kemampuan peserta didik
memecahkan masalah melalui serangkaian aktivitas inkuiri yang menuntut
kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan berkomunikasi dalam upaya
meningkatkan pemahaman peserta didik.
Kemendikbud (dalam Priyatni, 2014: 96) menyatakan bahwa pendekatan
saintifik merupakan pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan peran serta
peserta didik secara aktif dalam mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip
melalui tahapan mengamati untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah,
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan
data dengan berbagai tekhnik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan
mengkomunikasikan konsep, hukum, atan prinsip yang ditemukan.
Jadi pendekatan saintifik proses adalah pendekatan pembelajaran yang
mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui
metode ilmiah yang didalamnya mencakup komponen mengamati, menanya,
menalar, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Dengan kata lain, pendekatan
saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara
aktif mengkonstruk konsep, hukum, atau prinsip sesuai dengan tahapan tersebut.
13
Secara psikologis peserta didik anak usia sekolah dasar berada pada tahapan
operasional kongkrit, di mana pada tahap tersebut siswa hanya dapat memecahkan
permasalahan yang sifatnya kongkrit atau masalah-masalah yang divisualkan.
Oleh karena itu, guru perlu merancang pembelajaran yang dapat memanipulasi
peristiwa, atau objek tertentu, yaitu melalui media pembelajaran audio visual,
guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat menjadi konkret sehingga
mudah dipahami dan dapat dimengerti.
Rohani (1997:97) menyatakan bahwa media audio visual ialah media
intruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (ilmu pengetahuan
dan teknologi) yang dapat dilihat dan didengar.
Haryanto (dalam Hafid, 2013:95) mengemukakan bahwa ada lima fungsi
media audio visual, kelima fungsi itu sebagai berikut; (1) Media audio visual
dapat membangkit motivasi belajar, (2) Memberikan pegalaman yang nyata dan
dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pda siswa, (3) Menumbuhkan
pemikiran yang teratur dan berkesinambungan, (4) Membantu tumbuhnya
pemikiran dan membantu berkembangnya kemampuan berbahasa, (5)
Memberikan pengalaman yang tak mudah diperoleh dengan cara lain serta
membantu berkembangnya efisien dan pengalaman belajar yang lebih sempurna.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia media merupakan perantara atau
penghubung diantara dua pihak. Sedangkan media film adalah alat penghubung
yang berupa film.
Trianton (2013:ix) menyatakan bahwa film merupakan karya sinematografi
yang dapat berfungsi sebagai cultural education atau pendidikan budaya.
Meskipun pada awalnya film merupakan komoditi yang diperjual-belikan sebagai
media hiburan, namun pada perkembangannya film digunakan sebagai alat
propaganda, alat penerangan dan pendidikan . Dengan demikian film juga efektif
untuk menyampaikan nilai-nilai budaya.
Jadi film merupakan bagian dari media audio visual yang diperankan oleh
seorang tokoh dengan setting, alur dan nilai pesan yang disampaikan. Film
merupakan bentuk dominasi komunikasi massa visual.
15
Selain itu film memiliki kemampuan untuk menampilkan kasus atau peristiwa
dalam kehidupan sebenarnya yang dapat memicu aktivitas peserta didik untuk
saling berdiskusi dan menceritakan pengetahuan atau pengalaman serupa yang
dimilikinya. Melalui film peserta didik dapat mempelajari peristiwa lampau yang
bisa dibawa langsung di dalam kelas dan melalui film siswa dapat membangun
sikap, perbuatan, membangkitkan emosi serta mengembangkan problema.
Keunggulan lain dari film yaitu film ibarat gelombang yang tidak dapat
dihentikan, yang akan terus ada bersamaan dengan pembaharuan-
pembaharuannya.
Kemp dan Dayton (dalam Prastati dan Irawan, 2005:6-8) mengidentifikasi
manfaat media dalam pembelajaran yaitu;
(1) Penyampaian materi dapat diseragamkan, (2) proses pembelajaran lebih
menarik, (3) proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, (4) jumlah waktu
belajar- mengajar dapat dikurangi, (5) kualitas belajar dapat ditingkatkan, (6)
proses belajar dapat terjadi kapan dan dimana saja, (7) sikap positif terhadap
bahan ajar dapat ditingkatkan, dan (8) peran guru dapat berubah ke arah yang
lebih positif dan produktif.
5. Metode Penelitian
Guru sebagai tenaga propesional, tidak hanya dituntut untuk ahli dalam
bagaimana mengaplikasikan teori-teori pembelajaran saja. Namun guru juga
17
Dari desain siklus PTK model Elliot dapat dijabarkan sebagai berikut:
18
2. Definisi Operasional
Menyimak merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa dengan
sungguh-sungguh mendengarkan untuk memahami pesan, informasi, gagasan
yang tekandung dalam bahan simakan dan diubahnya menjadi bentuk atau makna
untuk ditarik kesimpulan, ditanggapi atau diubah kebentuk karya dengan genre
berbeda dibawah bimbingan, arahan dan motivasi guru. Pembelajaran Menyimak
melalui pendekatan saintifik berbasis film mengambil langkah-langkah saintis
melalui media film.
Dalam Kompetensi Inti pembelajaran menyimak di kelas IV Sekolah Dasar,
idealnya peserta didik dapat menyajikan pengetahuan yang bersifat faktual dan
konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis, dan kritis dalam karya
estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak yang beriman dan berakhlak mulia.
Merujuk dari kompetensi inti tersebut penulis mengadopsi indikator umum
yaitu peserta didik dapat menceritakan kembali film yang telah disimak dalam
bentuk tulisan, dan membuat karya yang estetis berbentuk puisi dari hasil
simakkan yang menyajikan pengetahuan yang bersifat faktual dan konseptual
dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis, dan kritis.
3. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen penelitian yang terdiri
dari pedoman penilaian, lembar observasi, catatan lapangan, dokumentasi, dan
pedoman wawancara.
a. Pedoman penilaian
1) Penilaian hasil belajar
Penilaian hasil belajar yaitu menceritakan kembali bahan simakan dan
mengubahnya kebentuk puisi dikembangkan berdasarkan kisi-kisi berikut:
kelogisan tulisan, isi karangan, kelengkapan sistematika dan struktur
karangan, serta bahasa dan tata tulis. Sedangkan dalam puisi dikembangkan
berdasarkan kisi-kisi: diksi, tema, gaya bahasa, imaji, rima dan tipografi.
Selanjutnya disusun pedoman penilaian. Pedoman penilaian hasil belajar
tersebut terlampir. Pengolahan skor akhir:
20
2) Penialain aktivitas
Pedoman penilaian digunakan untuk mengumpulkan data mengenai proses
dan aktivitas siswa dalam pembelajaran menyimak yang meliputi kemampuan
siswa dalam membuat prediksi, membuat pete cerita dan tahapan alur cerita,
menuliskan unsur-unsur cerita, kemampuan mengidentifikasi permasalahan
dan menuliskan pendapat dan penyikapannya, menuliskan kembali isi cerita
dan mengubahnya menjadi puisi berdasarkan ide dan permasalahan yang
terdapat didalam film.
b. Lembar observasi
Lembar observasi dalam penelitian ini berfungsi untuk mengumpulkan data
berupa proses pembelajaran. Lembar observasi digunakan untuk mengukur
peneliti di dalam pembelajaran yang dinilai oleh teman sejawat atau guru pamong.
Untuk kisi-kisi terlampir.
c. Catatan lapangan
Lembar catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian yang
terjadi di lapangan seperti kegiatan pembelajaran yang menarik, aktivitas siswa,
dan lain-lain. Lembar catatan lapangan ini berfungsi untuk mencatat segala
kejadian atau peristiwa penting selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini berfungsi mengabadikan seluruh kegiatan
atau beberapa kejadian penting selama proses pembelajaran yang dapat
memberikan informasi dan dapat dijadikan data penelitian. Pendokumentasian
yang dilakukan berupa foto-foto mengenai proses belajar menyimak. Alat yang
digunakan ialah berupa kamera hp dan video rekaman.
e. Pedoman wawancara
Wawancara dilakukan setelah kegiatan pembelajaran berakhir, tujuannya
untuk bertanya kepada siswa dan guru mengenai pembelajaran yang telah
21
dilakukan oleh peneliti. Selain itu juga bertanya kepada siswa mengenai hambatan
dalam mempelajari pembuatan karangan eksposisi ini. Pertanyaan terlampir.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Teknik Penilaian
Teknik penilaian dilakukan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran menceritakan kembali isi film dan mengubahnya kedalam
bentuk puisi dalam pembelajaran menyimak yang ditunjang oleh data mengenai
proses pembelajaran dan aktivitas siswa mengerjakan lembar kerja Proses.
b. Teknik Observasi
Teknik observasi dalam penelitian ini adalah tekhnik yang digunakan peneliti
untuk memperoleh informasi mengenai siswa, kegiatan pembelajaran dan keadaan
yang dilakukan secara langsung dan disusun secara sistematis.
c. Teknik Wawancara
Teknik wawancara adalah tekhnik yang digunakan peneliti untuk memperoleh
data mengenai siswa , kegiatan pembelajaran dan keadaan yang dilakukan melalui
Tanya jawab dengan sumber infomasi.
d. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah salah satu tekhnik yang digunakan peneliti untuk
mengabadikan suatu momen atau kejadian selama proses pembelajaran
berlangsung. Hasilnya berupa data yang didokumentasikan.
5. Teknik Analisis Data
Tahapan-tahapan dalam menganalisis data data yang sudah diperoleh adalah
sebagai berikut:
a. Teknik Kualitatif
Teknik pengolahan data secara kualitatif dilakukan melalui deskripsi terhadap
seluruh proses kegiatan penelitian untuk mendapatkan gambaran tentang variabel-
variabel yang diteliti. Teknik kualitatif ini harus diolah langsung saat itu juga
karena jika peneliti menunda maka akan mengalami kesulitan saat mengolah data.
Data yang dikumpulkan berupa penilaian hasil siswa selama pembelajaran,
lembar observasi, wawancara, dan dokumentasi.
b. Teknik Kuantitatif
22
Teknik pengolahan data secara kuantitatif diperoleh dari data hasil akhir siswa
dalam menceritakan kembali isi film yang telah disimak dan mengubahnya
menjadi sebuah puisi. Teknik pengolahan data secara kuantitatif ini digunakan
untuk mengetahui hasil peningkatan belajar siswa. Data ini dapat disajikan dalam
bentuk grafik, tabel, ataupun diagram.
c. Teknik Triangulasi
Teknik pengolahan data secara triangulasi merupakan penggabungan dari
teknik kualitatif dan teknik kuantitatif. Teknik pengolahan data secara triangulasi
ini diperoleh dari proses kegiatan belajar dan hasil akhir belajar siswa.
A. Jadwal Penelitian
Rencana pelaksanaan kegiatan penelitian dan lamanya waktu pelaksanaan
penelitian adalah sebagai berikut:
No Jenis Kegiatan Pelaksanaan Bulan ke-
1 2 3 4 5 6
A. Persiapan √
1. Penyusunan Proposal √
2 Seminar Usulan Penelitian √
3 Pengurusan Izin √
4 Diskusi/Wawancara/Identifikasi √
Masalah
5 Menyusun dan menetapkan teknik √
pemantauan
B. Pelaksanaan
1 Siklus I
a. Tindakan 1 √
b. Tindakan 2 √
c. Tindakan 3 √
2 Siklus II
a. Tindakan 1 √
b. Tindakan 2 √
23
c. Tindakan 3 √
3 Siklus III
a. Tindakan 1 √
b. Tindakan 2 √
c. Tindakan 3 √
C. Pelaporan
1. Menyusun/Diskusi Konsep Laporan √ √ √ √ √ √
2. Menyusun/Diskusi Konsep Laporan √ √ √ √ √ √
3. Penggandaan Laporan √ √ √ √ √ √
4. Penyerahan Laporan √