Anda di halaman 1dari 4

Bahasa Arab terdiri dari empat keterampilan: keterampilan mendengarkan,

keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Bahasa Arab


dalam pengajarannya terdiri dari tiga unsur yaitu bunyi, kosa kata, dan struktur atau tata bahasa.
Unsur-unsur tersebut merupakan materi yang membantu pembelajar mempelajari keterampilan
linguistik, dan siapa pun yang tidak menguasainya tidak akan mampu menguasai keterampilan
linguistik pada berbagai tingkatannya.

Menulis adalah salah satu keterampilan dasar dalam mempelajari bahasa pertama dan
kedua, dan merupakan aktivitas mental yang bergantung pada pengujian sadar terhadap apa
yang ingin diungkapkan oleh individu. Ini adalah proses di mana kaligrafi, dikte, dan kreasi
berlangsung. Keterampilan menulis adalah kemampuan siswa untuk mentransformasikan
gagasan emas menjadi simbol-simbol tertulis sehingga dapat mencapai tujuan dengan baik.
Siswa dapat menyusun mentalitas dan menuangkannya ke dalam tulisan yang jelas, lancar dan
komunikatif. Hal ini tergantung pada alasan, organisasi, penggunaan dan pilihan kosakata,
dan tata bahasa.

Menulis merupakan keterampilan linguistik produktif yang dicita-citakan dan ingin


diperoleh siswa dalam kurikulum pengajaran bahasa Arab di Indonesia, hal ini bertujuan agar
siswa terbiasa dengan ungkapan tertulis dalam bentuk komposisi yang diarahkan sesuai dengan
tujuan komunikasi dengan menggunakan struktur atau instruksi bahasa. yang telah diajarkan.

Ada banyak cara untuk mengajarkan ejaan, seperti yang kita ketahui bahwa metode
tersebut ditetapkan oleh individu untuk mencapai tujuan pekerjaan tertentu dengan sedikit
usaha dan dalam waktu singkat. Rencana yang dibuat oleh guru untuk mencapai tujuan proses
pendidikan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dengan usaha yang sekecil-kecilnya dari
pihak guru dan siswa. Salah satu metodenya adalah metode induktif, dan induktif merupakan
tahap penggalian penilaian atau kaidah setelah menyajikan, menyajikan, menafsirkan,
mendiskusikan, dan menghubungkan contoh-contoh untuk mencapai fakta umum. Aturan yang
disimpulkan berupa definisi atau aturan umum. Aturan yang disimpulkan dapat berupa definisi
atau aturan umum.

Dalam pembelajaran tata bahasa arab misalnya, guru menggunakan pendahuluan untuk
menghubungkan pembelajaran dengan informasi sebelumnya atau untuk mendekatkan
informasi baru ke dalam pikiran siswa kemudian menyajikan contohnya melalui diskusi hingga
mencapai kaidah yang disebut dengan kesimpulan atau tahap inferensi. Sedangkan untuk
pembelajaran teks, pendahuluan adalah mengaitkan teks dengan suatu peristiwa, kemudian
penyajian dilakukan dengan menjelaskan kosa kata, kalimat, dan makna umum teks tersebut
agar sampai pada fakta sastra yang disarikan dari teks tersebut. fakta-fakta sebelumnya dari
teks-teks lain untuk tujuan yang sama, sehingga kita menemukan dengan cara deduksi ciri-ciri
umum seni sastra yang kita pelajari.

Metode pengajaran yang berhasil adalah metode yang mencapai tujuan yang
dimaksudkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dengan usaha yang paling mudah oleh
guru dan siswa, yang membangkitkan minat dan kecenderungan siswa, memotivasi mereka
untuk bekerja positif, aktif mandiri, dan berpartisipasi aktif. dalam pembelajaran, mendorong
pemikiran bebas dan penilaian mandiri, serta mendorong siswa untuk bekerja sama dalam
kelompok dan menghindari Indoktrinasi dan pengajian, terutama bagi siswa muda.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi pada abad kedua puluh satu
memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan umat manusia, baik dalam bidang
ekonomi, sosial, politik, bahkan dalam bidang pendidikan. Menurut PBB, tujuan pendidikan
pada abad ke-21 adalah menjadi manusia terdidik (knowledge-based society), yaitu memiliki
keterampilan literasi teknologi dan media (keterampilan literasi TIK dan media, keterampilan
berpikir kritis), kemampuan memecahkan masalah, -keterampilan pemecahan, dan
keterampilan komunikasi yang efektif.Keterampilan komunikasi dan efisiensi kerjasama
(collaborative skill)

Sebaliknya, menurut hasil studi internasional Program for International Student


Assessment (PISA), literasi membaca, literasi matematika, dan literasi sains siswa Indonesia
sangat lemah. Seringkali siswa Indonesia memiliki kompetensi yang buruk dalam (1)
memahami informasi yang kompleks, (2) teori, analisis, dan pemecahan masalah, (3)
menggunakan alat dan prosedur untuk memecahkan masalah, dan (4) menyelidiki. Terkait
dengan permasalahan tersebut, salah satu upaya Kementerian Pendidikan Nasional yang ingin
diterapkan pada kurikulum pendidikan tahun 2013 adalah dengan menerapkan proses belajar
mengajar yang berbasis pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. dan mendaftarkan generasi
dengan lima kompetensi yang telah dijelaskan di atas. Keterampilan berpikir yang lebih tinggi
merupakan kompetensi siswa untuk berpikir kritis, logis, dan kreatif. Akibat penelitian ilmiah
sebelumnya mengatakan bahwa siswa yang telah berlatih berpikir kritis mempengaruhi
kompetensinya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

Sekolah menerapkan proses pendidikan atas dasar kemampuan berpikir tingkat tinggi,
sehingga tentu saja proses evaluasi dilakukan atas dasar itu juga.Bahkan sebagian besar buku
teks menyajikan materi dengan mendorong siswa untuk aktif belajar dan memvisualisasikan
materi. terorganisir, melainkan berakhir dengan tes yang tidak melatih kompetensinya untuk
berpikir tingkat tinggi. Guru harus melatih siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang tepat,
yaitu melatih mereka berpikir dalam tingkat berpikir yang lebih tinggi sampai pada analisis,
evaluasi, dan kreativitas. Oleh karena itu hendaknya merancang soal-soal yang memuat soal-
soal yang menarik dan bervariasi, apalagi jika soal tesnya mencakup kompetensi C4, C5, dan
C6 atau berbasis keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Berdasarkan observasi peneliti yang dilakukan pada semester VIII di SMP putri
Lembaga Salafi Nur al-Hakim Lombok Barat, bahwa proses pengajaran bahasa arab khususnya
pada pembelajaran dikte kurang melaksanakan pengajaran. dan pembelajaran berbasis
kemampuan berpikir tingkat tinggi, dan hal ini tidak termasuk dalam kompetensi dasar pada
kurikulum 2013, terdapat pada indikator pencapaian kompetensi, tindakan perilaku
menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu analisis (C4), evaluasi ( C5) dan
kreativitas (C6). Namun guru tetap menerapkan proses evaluasi berdasarkan kemampuan
berpikir tengah atau kemampuan berpikir bawah, dan ini bukan merupakan bagian pasti
dari soal tes dikte.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa mahasiswi semester VIII pada tanggal
18 Agustus 2021, mereka mengatakan kurang antusias dalam pembelajaran dikte. Salah satu
faktornya adalah siswa perempuan tidak mempelajari aturan ejaan dengan baik, dan hal ini
menyebabkan hasil pendidikan yang lebih buruk. Adapun dari hasil wawancara dengan guru
mata pelajaran bahasa Arab, beliau mengatakan bahwa sebagian siswi masih kesulitan dalam
memahami mata pelajaran dikte, meskipun sudah belajar bahasa Arab di sekolah selama lebih
dari setahun penuh. merasa sulit untuk memahaminya. Hal ini membuat siswi merasa terbebani
dalam belajar imla'

Metode induktif merupakan salah satu metode lama yang jarang digunakan dalam
pembelajaran. Metode ini merupakan salah satu metode pendidikan yang menonjol, kreatif,
imajinatif dan unik. Keadaan ini menyebabkan guru mempersiapkan siswanya agar stabil dan
tertarik sebelum pembelajaran dimulai, dan aspek psikologis dan emosional siswa menjadi
perhatian guru yang berujung pada terjadinya metode ini.

Oleh karena itu, dengan melihat fakta di atas, peneliti berharap dengan menggunakan
metode induktif dalam pengajaran ejaan. Hal ini akan membantu siswa perempuan dan
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah serta pemahaman konsep siswa perempuan,
karena penting bagi guru untuk mencari jalan keluar dari setiap kesulitan yang dihadapi siswa
perempuan sehingga metode ini layak digunakan. untuk membantu para siswi di Institut Al-
Mukhlisin Permasalahan ini menjadi menarik bagi peneliti yang tertarik untuk meneliti lebih
jauh mengenai metode induktif dalam pengajaran dikte yang dituangkan dalam sebuah
penelitian ilmiah dengan topik “Efektifitas metode induktif dalam pengajaran imla'
berdasarkan kemampuan berpikir tingkat tinggi” (studi eksperimen pada siswi
pondok Mukhlisin Batu)

Anda mungkin juga menyukai