Anda di halaman 1dari 21

1

A. Judul Penelitian
PEMBELAJARAN IPS SEJARAH TIME LINE UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran IPS Sejarah di Kelas V
Sekolah Dasar Negeri II Cipanas Kec. Dukupuntang Kab. Cirebon)

B. Latar belakang masalah


Pendidikan ialah suatu wadah untuk mengembangkan seluruh potensi
yang ada dalam diri manusia demi memanusiakan manusia itu sendiri,
bahwa manusia membutuhkan pendidikan dan hanya manusia yang mampu
di didik demi menyongsong masa depan yang lebih baik. Mengupas
pendidikan itu sendiri yakni sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 (Sagala, 2011:3) telah
dijelaskan bahwa:
Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

Sesuai isi dari undang-undang sistem pendidikan nasional di atas


seluruh potensi dalam diri manusia harus dan dapat dikembangkan.
Pengembangan seluruh potensi diri individu hanya dapat diwujudkan
dengan mengikuti serangkaian pendidikan baik pendidikan formal, in formal
dan non formal, agar pengembangan seluruh potensi diri dapat terwujud
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Sekolah dasar yang merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang
mana menjembatani untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional, terdapat
beberapa mata pelajaran di sekolah dasar salah satunya mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial. Ilmu pengetahuan sosial merupakan payung dari
berbagai disiplin ilmu sosial seperti sejarah, sosiologi, georgrafi dan
ekonomi, khususnya di sekolah dasar dispilin ilmu sosial tersebut tidak
2

diperkenalkan secara terpisah karena menyesuaikan dengan tahap


perkembangan peserta didik dan merupakan karakteristik Ilmu Pengetahuan
Sosial itu sendiri yang berbeda karakteristiknya di setiap jenjang
pendidikan.
. IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah dasar,
merupakan mata pelajaran yang sangat penting dan memiliki tujuan yang
menunjang demi tercapainya tujuan pendidikan nasional. Seperti halnya
penegasan dari Permendiknas RI Nomor 22 tahun 2006 menegaskan bahwa
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan:
Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat
menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung
jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Mata pelajaran IPS
disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses
pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam
kehidupan di masyarakat.
Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan
memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang
ilmu yang berkaitan.Di tingkat SD/MI, mata pelajaran IPS bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan:
1. Mengenal  konsep-konsep yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,
rasa ingin tahu,  inkuiri, memecahkan masalah, dan
keterampilan dalam kehidupan sosial.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial
dan kemanusiaan, dan memiliki kemampuan berkomunikasi,
bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang
majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Dapat disimpulkan penegasan di atas bahwa pendidikan Ilmu


Pengetahuan Sosial untuk menciptakan warga negara yang baik, cerdas dan
siap terjun untuk mengabdi pada masyarakat.
Dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar tidak terlepas dengan
pembalajaran sejarah, selain di tuntut untuk mengenal konsep dan
memecahkan suatu permasalahan sosial di samping itu peserta didik dituntut
untuk mengetahui, memahami dan menghargai sejarah. Dimana di negara
indonesia selain kaya akan sumber daya alam kaya juga akan sejarah.
3

Sejarah berhubungan dengan masa lampu dan tak lepas dengan


kehidupan manusia, banyak peristiwa penting yang terjadi pada masa lalu
sebagai warisan yang amat penting untuk di ketahui generasi penerus
sebagai pelajaran agar di kehidupan yang akan datang menjadi lebih baik.
Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang mengetahui, memahami dan
menghargai sejarahnya. Siswa sekolah dasar merupakan generasi penerus
yang akan menerima tongkat estafet peradaban bangsa, oleh sebab itu
penting sekali membelajarkan sejarah kepada siswa sekolah dasar. Siswa
sekolah dasar memilki karekteristik tersendiri, jika dilihat dari tahap
perkembangan kognitif menurut Piaget (Hartinah, 2008:42) “ masa
operasional kongkrit usia 7-11 tahun, kemampuan berpikir anak telah lebih
tinggi, tetapi masih terbatas kepada hal-hal yang kongkrit.“ dari apa yang
dikemukan Piaget bahwa anak usia 7-11 tahun tahap perkembangan kognitif
pada tahap operasional kongkrit, bahwa siswa sekolah dasar yakni 7 sampai
dengan 11 tahun.
Namun kenyataan sekarang dalam pembelajaran IPS sejarah
khususnya disekolah dasar banyak terjadi masalah dalam suatu
pembelajaran, salah satunya pembelajaran IPS sejarah yang kurang inovatif,
pada pembelajarkan IPS sejarah menggunakan metode yang konvensional
yang berulang-ulang yang tidak sesuai tahap perkembangan kognitif siswa.
Sehingga siswa merasa bosan dan sulit memahami materi yang disampaikan
dan berimbas kepada kegiatan dan hasil belajar siswa menurun.
Bertemali dengan permasalahan tersebut pembelajaran harus
menggunakan metode yang inovatif dan cocok dalam pembeljaran sejarah,
salah satu metode yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran sejarah
ialah metode time line (garis waktu) metode ini tergolong tepat untuk
pembelajaran sejarah karena di dalamnya termuat kronologi terjadinya
peristiwa. Dengan metode ini, siswa bisa melihat urutan kejadian dan
akhirnya juga bias menyimpulkan hukum-hukum seperti sebab, akibat dan
bahkan bias meramalkan apa yang akan terjadi dengan bantuan penguasaan
time line  beserta rentetan peristiwanya.
4

Time line dipakai untuk melihat perjalanan dan perkembangan satu


sejarah atau kebudayaan oleh karena itu time line bisa dibuat panjang atau
hanya sekedar periode tertentu. Time line juga hanya bisa dibuat
menggambarkan perjalanan peristiwa dalam satu kurun atau periode
tertentu. Ini adalah metode survey sejarah yang sangat cocok karena siswa
akan melihat benang merah atau hubungan satu peristiwa dengan peristiwa
lainnya.

C. Rumusan Masalah
Masalah utama yang perlu dipecahakan melalui penelitian ini adalah
bagaimana penerapan pembelajaran IPS sejarah time line untuk
meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran IPS sejarah di kelas V SD?
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, kemudian dikupas kedalam
pertanyaan-pertanyaan penelitian agar permasalahan penelitian menjadi
terfokus, pertanyaan-pertanyaan penelitian tersebut yaitu:
1. Bagaimana kegiatan pembelajaran IPS sejarah time line pada siswa
kelas V SD yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
2. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD pada
pembelajaran IPS sejarah dengan menggunakan time line?

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah
dijelaskan di atas, maka tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan mengenai kegiatan pembelajaran IPS sejarah time
line dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN II Cipanas
Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon.
2. Mendeskripsikan mengenai peningkatkan hasil belajar siswa kelas V
SD pada pembelajaran IPS sejarah dengan menggunakan
pembelajaran time line.
5

E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berada dalam dunia pendidikan, demi mewujudkan tujuan pendidikan
nasional terutama bagi guru dan siswa kelas V SD yang terlibat langsung
dalam proses pembelajaran dan penelitian. Adapun secara sederhana
manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Peneliti :
Penelitian Tindakan Kelas ini bermanfaat untuk meningkatkan
pemahaman dan pengalaman peneliti akan penelitian tindakan kelas
dan dapat merumuskan solusi untuk memcahkan suatu permasalahan
yang hendak diteliti.
2. Guru :
a. Mengembangkan kompetensi guru dalam merancang dan
menyusun langkah-langkah dalam pembelajaran sejarah time
line .
b. Meningkatkan kreativitas guru dalam mengembangkan proses
pembelajaran di sekolah dasar.
c. Menambah wawasan guru dalam menyajikan pembelajaran yang
inovatif dan cocok untuk membelajarankan sejarah.
3. Siswa :
a. Membantu siswa dalam meningkatkan penguasaan materi
pembelajaran sejarah, melalui pembelajaran sejarah time line.
b. Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS
sejarah, melalui pembelajaran sejarah time line.

F. Kajian Pustaka
1. Pembelajaran IPS
Pembelajaran adalah aktifitas kehidupan manusia sehari-hari
hampir tidak terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang
melaksanakan aktifitas sendiri, maupun di dalam suatu kelompok
tertentu (Aunurrahman, 2009:33).
6

“Pembelajaran adalah proses aktivitas siswa melalui interksi


dengan lingkungan antara lain baik dengan guru dan unsur-
unsur pembelajaran lain maupun dengan diri siswa itu sendiri”.
(Sukirman, 2006:10)

Dapat disimpulkan bahwa belajar terjadi di setiap aktivitas


manusia (siswa) itu sendiri, baik ketika berinteraksi dengan manuasia
ataupun lingkungannya.
Buchari Alma (Susanto, 2013:141) mengemukakan pengertian
IPS adalah:
Suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan
yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan
alam fisik, maupun dalam lingkungan sosialnya dan bahannya
diambil dari berbagai ilmu sosial, seperti georgrafi, sejarah,
ekonomi, antropologi, sosiologi, politik dan psikologi.

Adapun tujuan pembelajaran IPS di sekolah dasar menurut


Munir (Susanto, 2013:150), sebagai berikut:
1. Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang
berguna dalam kehidupan kelak di masyarakat.
2. Mebekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi,
menganalisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah
sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
3. Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi
dengan sesama warga masyarakat dan bidang keilmuan serta
bidang keahlian.
4. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang
positif, dan keterampilan keilmuan terhadap pemanfaatan
lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan
tersebut.
5. Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan
pengetahuan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan
kehidupan masyarakat, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Ruang lingkup mata pelajaran IPS di sekolah dasar di paparkan


oleh Gunawan (2013:54) sebagai berikut:
a. Manusia, tempat dan lingkungan
b. Waktu, keberlanjutan dan perubaha
c. Sistem sosial dan budaya
d. Prilaku ekonomi dan kesejahteraan
7

e. IPS SD sebagai pendidikan global (global education), yakni:


mendidik siswa akan kebhinekaan bangsa, budaya, dan
peradaban di dunia; Menanamkan kesadaran ketergantungan
antar bangsa; Menanamkan kesadaran semakin terbukanya
komunikasi dan transportasi antar bangsa di dunia;
Mengurangi kemiskinan, kebodohan dan perusakan
lingkungan.

Dalam pembelajaran IPS guru wajib menanamkan,


menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap kepada
siswa, agar dalam kehidupan sehari-hari siswa dapat menerapkan
sikap dan nilai-nilai yang terkandung dalam IPS. Adapun menurut
Sapriya (2008:37) mengemukakan:
nilai-nilai prosedural yang perlu dilatih dan dibelajarakan
antara lain nilai kemerdekaan, toleransi, kejujuran, menghormati
kebenaran dan menghargai pendapat orang lain nilai-nilai kunci
ini nilai yang menyokong masyarakat yang demokratis.

Pada intinya, fokus kajian IPS adalah berbagai aktivitas manusia


dalam berbagai dimensi kehidupan sosial sesuai dengan karakteristik
manusia sebagai makhluk sosial itu sendiri, karena aktivitas manusia
sangat kompleks baik ketika berinteraksi dengan manusia yang lain
ataupun dengan lingkungannya dan senantiasa menjunjun tinggi nilai-
nilai yang ada di masyarakat.

2. Hakikat Sejarah
Sejarah merupakan suatu peristiwa yang melekat pada setiap
mahkluk hidup ataupun benda mati, yang terjadi dimasa lampau.
Hugiono dan P.K. poerwantan (Sumaatmadja, 2007:2.8)
mendefiniskan sejarah sebagai berikut:
Sejarah adalah gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa
lampau yang dialami manusia, disusun secara ilmiah, meliputi
urutan waktu, diberi tafsiran dan analisis kritis sehingga mudah
dimengerti dan dipahami.

Sejarah merupakan salah satu displin ilmu-ilmu sosial, setiap


ilmu-ilmu sosial memiliki ciri khas masing-masing. Meninjau konsep
8

Sejarah menurut Sumaatmadja (2007:2.9) memiliki konsep dasar


sebagai berikut:
1. Waktu
2. Dokumen
3. Alur peristiwa
4. Kronologi
5. Peta
6. Tahap-tahap peradaban
7. Ruang
8. Evolusi
9. Revolusi

Sejarah tidak akan terlepas dalam kehidupan, bahwa kehidupan


terus berjalan dengan seiringnya waktu. Dengan sejarah kita dapat
mengetahui dan menganalisa peristiwa-peristiwa atau kejadian di
masa lampau dengan sistematis, agar kehidupan di masa depan lebih
baik dari masa lampau.

3. Time line (Garis Waktu)


Pengertian time line menurut Savage dan Amstrong (Herfiyanti,
2011:8) mengemukakan bahwa:
Garis waktu bisa digunakan untuk memerlihatkan hubungan
antar peristiwa secara kronologis dan interval waktu secara
relatif, sehingga peserta didik mampu memahami dan
mengembangkan konsep waktu sebagai sesuatu yang bersifat
berkelanjutan.

Penerapan time line dalam pembelajaran bisa dikatakan kita


mempelajari suatu urutan atau rentetan waktu. Di dalam waktu
menurut sardjiyo dkk (2007:9.42) terdapat ada tiga konsep mengenai
waktu sebagai berikut:
a. Waktu keruangan
Waktu erat kaitannya dengan ruang atau tempat. Jika
diperluas lagi berkaitan dengan tempat dan jarak. Jarak waktu
diperlihatkan letak jarum pendek terhadap angka untuk jam.
Panjangnya bayangan pohon pada siang hari menunjukan jam
tertentu.

b. Waktu Matematis
9

Kalender di dinding mewujudkan sistematika waktu khas


untuk diingat manusia. Misalnya seminggu ada 7 hari,
sebulan ada 30-31 hari dan setahun ada 365-366 hari. Dasar
matematika dari waktu sebenarnya terletak pada urutan
waktu.

c. Waktu Asosiasi
Mendengar atau membaca tahun sejarah tertentu kita ingat
peristiwa tertentu pula. Misalnya, tahun 1492 berlayarnya
Columbus menuju benua baru, tahun 1602, berdirinya VOC,
dan tahun 1945 tahun kemerdekaan republik Indonesia. Di
sini tidak ada urutan-urutan waktu, yang ada hanya asosiasi
(hubungan).

Time line mengurutkan peristiwa atau kejadian secara


kronologis dengan kurun waktu tertentu, bahwa dengan time line
kronologis suatu peristiwa dengan waktu dapat saling berhubungan
secara sistematis dari periode tertentu.

4. Hasil belajar
Susanto (2013:5) mengemukakan makna hasil belajar yaitu:
“ Perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang
menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari
kegiatan belajar”.
Adapun Nawawi (Susanto, 2013:5) menyatakan bahwa:
hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan
dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah
materi pelajaran tertentu.

Hasil belajar dipengaruhi beberapa fakto, berikut secara rinci


Wasliman (Susanto, 2013:13) mengemukan beberapa faktor yang
mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut:
1. Faktor internal; faktor internal merupakan merupakan faktor
yang bersumber dalam diri peserta didik, yang
mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini
meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar,
ketekunan, sikap kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan
kesehatan.
10

2. Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta


didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu: keluarga,
sekolah dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit
keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian
orang tua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan
sehari-hari berprilaku yang kurang baik dari orang tua dalam
kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar
peserta didik.

Adapun klasifikasi hasil belajar menurut Bloom (Sudjana,


2012:22) secara garis besar membagi menjadi tiga ranah yakni:
1. Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual
yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua
aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat
aspek berikutnya disebut kognitif tingkat tinggi.
2. Ranah Afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima
aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,
organisasi, dan internalisasi.
3. Ranah Psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek
ranah psikomotoris, yakni (a) gerakan refleks, (b)
keterampilan gerak dasar, (c) kemampuan perseptual, (d)
keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan
kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif.

Hasil belajar merupakan dampak dari sauatu proses


pembelajaran, dampak tersebut dapat dilihat dengan adanya perubahan
dari beberapa aspek dan terdapat faktor yang mempengaruhi hasil
belajar tersebut baik faktor internal maupun eksternal dalam diri
siswa.

5. Pembelajaran IPS Sejarah Time line


Salah satu metode yang cocok dalam pembelajaran sejarah
yakni metode time line (Garis Waktu) Metode ini tergolong tepat
untuk pembelajaran sejarah karena di dalamnya termuat kronologi
terjadinya peristiwa. Dengan metode ini, peserta didik bisa melihat
urutan kejadian dan akhirnya juga bisa menyimpulkan hukum-hukum
11

seperti sebab akibat dan bahkan bias meramalkan apa yang akan
terjadi dengan bantuan penguasaan time line beserta rentetan
peristiwanya.
Time line dipakai untuk melihat perjalanan dan perkembangan
satu kebudayaan oleh karena itu dia bisa dibuat panjang atau hanya
sekedar periode tertentu. Ambil contoh time line untuk sejarah
kemerdekaan bangsa Indonesia bisa dibuat mualai dari masuk bangsa
belanda hingga menjelang Kemerdekaan dan sampai pada saat ini.
time line juga hanya bisa dibuat untuk menggambarkan perjalanan
peristiwa dalam satu kurun atau periode tertentu. Ini adalah metode
survey sejarah yang sangat baik karena peserta didik akan melihat
benang merah atau hubungan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya.
Adapun motivasi-motivasi yang dapat dimunculkan dalam
pembelajaran munggunakan time line menurut Sardjiyo dkk
(Herfiyanti, 2011:25) sebagai berikut:
a. Menggunakan objek atau benda seperti benda sejarah atau
perangko bergambar kejadian sejarah.
b. Menggunakan peta atau globe
c. Dengan melemparkan masalah, misalnya: “bagaimana
perkembangan sejarah jawa seandainya Sultan Agung tidak
lalai mengembangkan politik maritim?”
d. Menggunakan sosiodrama
e. Menggunakan rekaman, musik, atau lagu
f. Menggunakan pernyataan yang menarik dan provokatif,
misalnya: sebutir peluru yang membakar dunia adalah
melahirkan sejarah.

6. Penelitian yang relevan


1. Ririn Herfiyanti (2011), dengan judul “ Penggunaan Model Garis
Waktu untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kronologis
Siswa dalam Pembelajaran IPS Sejarah di Sekolah Dasar “,
Menyatakan bahwa proses pembelajaran IPS pada materi sejarah
dengan menggunakan model garis waktu dapat meingkatkan
kemampuan berpikir siswa.
12

2. Nenden Iba Bandaisah (2010), dengan judul “ penerapan Model


Garis Waktu untuk meningkatkan Berpikir Kronologis Siswa
dalam pembelajaran IPS Sejarah di Sekolah dasar “, menyatakan
bahwa model garis waktu dapat meningkatkan perkembangan alur
berpikir kronologis siswa dalam pembelajaran serta dapat
digunakan secara efektif sebagai wahana untuk meningkatkan
aktivitas siswa.
3. Tinta Susanah (2010), dengan judul “ penerapan Model Garis
Waktu untuk Mengembangkan Berpikir Kronologis Siswa dalam
Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar “, menyatakan bahwa
penerapan model garis waktu dapat meningkatkan aktivitas siswa
sehingga siswa bersemangat dalam belajar IPS dan hasil belajar
siswa akan meningkat.

G. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan tinjauan literatur di atas maka dapat di dirumuskan
hipotesis tindakan sebagai berikut : Jika pembelajaran IPS sejarah
menggunakan metode time line maka kegiatan dan hasil belajar siswa akan
meningkat.

H. Metodologi Penelitian
1. Metode dan Desain penelitian
a. Metode Penelitian
Metode penilitian merupakan serangkaian kegiatan ilmiah
yang dirancang secara sistematis, yang memiliki pola untuk
memecahkan suatu permasalahan tertentu berdasarkan data yang
telah diperoleh.
Permasalah akan selalu ada di setiap kehidupan dan solusi
selalu ada untuk setiap permasalahan, khususnya dalam dunia
pendidikan konteks pembelajaran sangat beragam permasalahan
yang muncul.
13

Penelitian tindakan kelas maka dalam hal ini langkah yang


tepat untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam
pembelajaran yang memang bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Hopkins (Iskandar, 2012:21) menyatakan bahwa:
Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari
upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh
sekelompok guru dalam melakukan tindakan-tindakan
dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka
mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

Penelitian tindakan kelas penting bagi memperbaiki dan


meningkatkan profesi tenaga pendidik, juga penting bagi
memperbaiki dan meningkatkan kualitas peserta didik (Iskandar,
2012:7).
Tujuan dilakukannya penelitian tindakan kelas yakni : 1)
untuk meningkatkan dan memperbaiki mutu dalam
pembelajaran. 2) meningkatkan dan memperbaiki professional
pendidik dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.
3) merumuskan solusi dan menyelesaiakan permasalahan dalam
pembelajaran. 4) mewujudakan kualitas pembelajaran yang
sesuai prosedur dan hakikat pembelajaran.

b. Desain penelitian
Desain penelitian tindakan kelas yang digunakan yaitu
model John Elliot, dengan model yang dikembangkan John
Elliot peneliti mendapatakan model yang cocok untuk
melakasankan penelitian tindakan kelas. Kerena model yang
dikembangkan John Elliot sangat komprehensif dimana ada
beberapa siklus, setiap siklus terdapat beberapa tindakan.
Adapun dibawah ini ilustrasi model John Elliot sebagai berikut:
14

Ide Awal

Temuan Analisis

Perencanaan Umum Siklus I, 2


dan 3
Tindakan 1, 2, dan 3
Implementasi Siklus I Tindakan 1,
2, dan 3
Monitoring Implementasi dan
Efek

Penjelasan Kegagalan Revisi Perencanaan Umum


Implementasi

Perbaikan Perencanaan :
Siklus II Tindakan 1, 2, dan 3

Monitoring Implementasi dan Implementasi Siklus II Tindakan 1,


Efek 2, dan 3

Penjelasan Kegagalan Revisi Perencanaan Umum


Implementasi

Perbaikan Perencanaan :
Siklus III Tindakan 1, 2, dan 3

Implementasi Siklus III Tindakan


Monitoring Implementasi dan 1, 2, dan 3
Efek

Desain PTK Model John Elliot


Adapun tahapan-tahapan di atas dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Ide awal ini merupakan pada proses pembelajaran yang hendak
diperbaiki, dengan menggunakan motede yang telah ditentukan.
15

2) Temuan analisis, merupakan temuan yang telah didapatkan dari


subjek penelitian, dimana peneliti telah mengidentifikasi dan
merumuskan masalah.
3) Perencanaan, merupakan kegiatan peneliti dalam merencanakan
tindakan untuk memperbaiki, menyelesaikan permasalah dalam
pembelajaran.
4) Pelaksanaan, merupakan tindakan nyata yang sesuai dengan
yang direncanakan sebelumnya.
5) Monitoring implementasi dan efeknya, monitoring yang
dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui dan mendapatkan data
hasil treatmen yang telah dilaksanakan apakah sesuai atau tidak
dengan yang telah di rencanakan sebelumnya.
6) Penjelasan kegagalan implementasi (refleksi), merupakan
kegiatan untuk mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas
proses dan hasil dari setiap tindakan. Refleksi ini dilakukan
untuk perbaikan terhadap rencana awal dan rencana berikutnya
sehingga tidak mengulangi kegagalan yang ada pada awal
rencana pada siklus dan tindakan sebelumnya.

2. Lokasi Penelitian
Berikut lokasi subjek Penelitian Tindakan Kelas yang akan
dilakasanakan:
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Nama Sekolah : SDN II Cipanas
Alamat Sekolah : Blok Karang Anyar Desa Cipanas Kec.
Dukupuntang Kab. Cirebon
Kelas/Semester : V / II
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Materi : Penjajahan Belanda dan Jepang
16

Ada beberapa pertimbangan yang melatar belakangi


dilaksanakannya penelitian tindakan kelas di lokasi penelitian tersebut
sebagai berikut:
a. Adanya beberapa masalah yang sering dijumpai guru dalam
pembelajaran IPS di sekolah, khususnya pada materi Sejarah.
b. Peneliti mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPS Sejarah.
c. Rasa ingin tahu hasil dari penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan di lokasi tersebut.

3. Definisi Oprasional
a. Time line Dalam Pembelajaran IPS Sejarah
Time line dalam pembelajaran IPS sejarah untuk
mengetahui peristiwa penting dalam sejarah yang menekan
urutan waktu kejadian sehingga dapat diketahui pertumbuhan
dan perkembangan sejarah yang akan di kaji. Penerapan time
line dalam pembelajaran siswa dapat mengurutkan peristiwa
penting dalam sejarah sesuai urutan waktu dan akan
mempermudah siswa memahi suatu peristiwa sejarah.

b. Konsep Perjuangan Melawan Penjajah


Indonesia pernah dikuasai oleh bangsa asing dalam waktu
yang sangat lama. Bangsa-bangsa asing yang pernah menjajah
Indonesia adalah Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang.
Penjajahan menyebabkan penderitaan bagi rakyat Indonesia.
Bangsa Indonesia tidak tinggal diam. Bangsa Indonesia berjuang
mengusir penjajah dari bumi pertiwi.
Banyak terjadi perlawan dari para tokoh pahlawan
Indonesia dari sabang sampai maraoke untuk melawan para
penjajah.
17

c. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu hasil dari proses
pembelajaran yang diperoleh siswa, yang dapat mengukur
tingkat keberhasilan belajar dan patokan untuk memotivasi
untuk lebih meningkatkan hasil dari suatu pembelajaran.

d. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh suatu data maka diperlukan alat untuk
mendapatkan suatu data dalam penelitian, maka dari itu
instrumen penelitian digunakan untuk memperleh suatu data
yang diperlukan dalam penelitian. ada beberap instrumen yang
digunakan oleh peneliti sebagai berikut:
1) Lembar Observasi
Lembar observasi adalah lembar yang digunakan
untuk memperoleh data dalam penelitian, yang
mencangkup seluruh proses pada saat pelaksaan
penelitian. Hasil pengamatan atau observasi yang
dilakukan oleh peneliti dituangkan dalam sebuah
lembar.
2) Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah sebuah cacatan yang berisi
semua temuan-temuan atau kejadian-kejadian yang
diperoleh peneliti pada saat pelaksanaan penelitian,
sebagai acuan dalam analisis atau refleksi.
3) Lembar Wawancara
Lembar wawancara adalah lembar yang digunakan
peneliti untuk memperoleh suatu data berupa
penjelasan secara langsung yang diajukan kepada target
(siswa) yang terlibat dalam pelaksanaan penelitian.
4) Lembar Kerja Siswa (LKS)
18

Lembar kerja siswa adalah sebuah lembar yang telah


dirancang oleh guru untuk mengarahkan siswa pada
suatu kegiatan tertentu, yang berupa sebuah pernyataan
atau pertanyaan yang harus di jawab atau diselesaikan
siswa.
5) Lembar Evaluasi
Lembar Evaluasi adalah Subuah naskah yang
diberikan guru untuk mengukur pencapain Hasil belajar
siswa.
6) Dokumentasi
Dokumentasi adalah sebuah alat yang dapat
memperjelas data dan untuk menunjukan validitas data
yang diperoleh peneliti.

e. Teknik Pengumpul Data


Sebuah data dalam penelitian agar dapat diperoleh yakni
menggunakan suatu teknik penelitian, beberapa teknik yang
digunakan peneliti sebagai berikut:
1) Observasi
Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data
yang menggunakan suatu lembar observasi, dalam
mencatat semua informasi atau kejadian yang muncul
dari seluruh kegiatan siswa pada saat penelitian.
2) Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah teknik pengumpulan data
yang menggunakan sebuah catatan, yang digunakan
observer dalam mengamati kegiatan guru dan siswa
pada saat kegiatan penelitian berlangsung.
3) Wawancara
19

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan


cara tanya jawab antara peneliti dengan responden.
Untuk memperoleh data yang lebih jelas dan lugas.
4) Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja siswa adalah teknik pengumpulan data
untuk memfasilitasi siswa dalam kegiatan yang
menggali suatu konsep.
5) Evaluasi
Evaluasi adalah teknik pengumpulan data yang
berupa naskah soal-soal untuk di jawab siswa untuk
mengukur tingkat keberhasilan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran.
6) Dokumen
Dokumen adalah teknik pengumpulan data yang bisa
berbentuk gambar, foto, sketsa, video dan karya-karya
hasil dari kegiatan guru dan siswa dalam penelitian.

f. Analisis Data
Data yang diperoleh dari setiap pelaksanaan penelitian
kemudian di analisis oleh peneliti untuk memahami data yang
diperoleh maka peneliti harus melakukukan kajian atau analisis
suatu data, yang mana akan memudahkan peneliti dalam
menggolongkan suatu data. Bahwa setiap data mempunyai
hubuungan atau keterkaitan satu sama lain. Menurut Iskandar
(2012:75) analisis data penelitian tindakan kelas merupakan:
Proses memilih, memilah, membuang, menggolongkan,
serta menyusun ke dalam kategorisasi, mengklarifikasi
data untuk menjawab pertanyaan, tema apa yang
ditemukan pada data, seberapa jauh data dapat mendukung
tema atau tujuan penelitian tindakan kelas.

Data langsung dianalisis secara deskriptif kualitatif, data


tersebut diperoleh dari instrumen penelitian yang menggunakan
20

teknik pengumpul data. Sebelum menyimpulkan hasil data yang


diperoleh terlebih dahulu melakukan analisis data.

I. Jadwal Penelitian
Pelaksanaan
No Jenis Kegiatan Keterangan
Jan Feb Mar Apr Mei
Persiapan
1. Penyusunan Proposal √
2. Seminar Usulan Penelitian √
3. Pengurusan Izin Penelitian √
4. Identifikasi Masalah √
5. Persiapan penelitian √
Pelaksanaan
6. Siklus I √
7. Siklus II √
8. Siklus III √
Pelaporan
9. Penyusunan Laporan √ √ √ √
10. Penyerahan Laporan √

J. Daftar Pustaka
21

Abidin, Y. (2011). Penelitian Pendidikan Dalam Gamitan Pendidikan

Dasar dan Paud. Bandung: Rizqi Press

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Gunawan, R. (2013). Pendidikan IPS Filosofi, Konsep dan Aplikasi.

Bandung: Alfabeta.

Hartinah, S. (2008). Pengembangan Peserta Didik. Bandung: Refika

Aditama

Herfiyanti, R. (2011). Penerapan Model Garis Waktu untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kronologis Siswa dalam Pembelajaran IPS

Sejarah di Sekolah Dasar. Skripsi pada FIP UPI Kampus Cibiru

Bandung: Tidak Diterbitkan.

Iskandar. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Referensi.

Sagala, S. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sardjiyo dkk. (2008). Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Sudjana, N. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Sumaatmadja dkk. (2007). Konsep Dasar IPS . Jakarta: Universitas Terbuka

Supriya. (2008). Pendidikan IPS. Bandung: Laboratorium Pkn UPI

Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Anda mungkin juga menyukai