TUGAS
Oleh
MILZAM FAHRI
1614021006
1
BAB I
PENDAHULUAN
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya
kehidupan juga ikut berkembang. Dunia informasi adalah salah satu bidang yang
masyarakat, termasuk aspek pendidikan. Saat ini banyak teknologi modern yang
sering digunakan oleh masyarakat. Baik itu televisi, radio, tape recorder, VCD,
bahkan LCD dan komputer. Pada awalnya teknologi seperti VCD, LCD,
komputer adalah barang mewah yang jarang dimiliki masyarakat, tetapi saat ini
telah menjadi barang yang umum digunakan. Tidak hanya digunakan untuk
2
Dari pengertian pendidikan jelas bahwa pelaksanaan pendidikan itu pada
umumnya adalah mengembangkan mutu dan potensi sumber daya manusia untuk
membangun bangsa yang lebih maju. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan
Artinya, dengan kehadiran teknologi yang modern sekolah dituntut untuk lebih
kreatif dalam membuat pembelajaran menjadi menarik dan efektif, baik dalam
senang dan tidak bosan selama proses pembelajaran berlangsung dan memperoleh
sebagai pelajaran hafalan dan membosankan. Pembelajaran ini dianggap tidak lebih
dari rangkaian angka tahun dan urutan peristiwa yang harus diingat kemudian
diungkap kembali saat menjawab soal-soal ujian. Kenyataan ini tidak dapat
cara pandang Pedagogy Kritis, pembelajaran sejarah seperti ini dianggap lebih
banyak memenuhi hasrat dominant group seperti rezim yang berkuasa, kelompok
Sampai saat ini pelajaran sejarah masih diartikan sebagai pelajaran tentang
angka tahun peristiwa, nama pristiwa, nama pelaku, dan jalan pristiwa. Jalan
untuk mengambil teladan dan makna dari apa yang terjadi. Kesediaan para
berjuang dalam suatu situasi tanpa nilai, tanpa masyarakat, tanpa ideologi (Hasan,
2008:13)
Hal yang sama juga terjadi di MA Negeri Buleleng khususnya pada kelas XI
IPS 1. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 05 Mei 2017, dipilihnya
kelas XI IPS 1 karena minat terhadap mata pelajaran sejarah masih rendah. Hal
tersebut tercermin dari observasi awal saat pelaksanaan PPL awal pada awal
semester III dimana siswa kurang aktif dan mengantuk saat guru menjelaskan
materi sejarah.
ini dapat dilihat dari beberapa faktor yaitu: 1). Proses belajar mengajar yang kurang
menarik karena guru hanya menggunakan metode ceramah sehingga siswa mudah
bosan dan mengantuk. 2). Materi yang disampaikan sebatas dari buku lks saja dan
terkesan membaca. 3). Jam pelajaran sejarah yang berada diakhir jam sekolah
terjadi di Indonesia seperti yang telah dipaparkan diatas, maka perlu dicarikan
solusi/tawaran pemecahan terhadap masalah tersebut. Salah satu upaya yang bisa
dilakukan guru ataupun calon guru yaitu dengan menciptakan media pembelajaran
membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa dalam pelajaran Sejarah dan
mengajar pada materi Sejarah, untuk itu peneliti bermaksud untuk melakukan
terhadap Minat Belajar Mata Pelajaran Sejarah di kelas XI IPS 1 MAN Buleleng”.
MAN Buleleng?
MAN Buleleng.
Dengan tercapainya hasil dari penelitian ini, diharapkan berguna dan dapat
Manfaat Teoritis
Sejarah.
pembelajaran.
Manfaat Praktis
1. Siswa
pembelajaran Sejarah.
2. Guru
3. Sekolah
1 MAN Buleleng.
4. Peneliti Lain
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Gerlach (dalam
Wina Sanjaya, 2006: 163) secara umum media itu meliputi orang, bahan,
siswa untuk mengerti dan memahami sesuatu dengan mudah untuk mengingatnya
dengan cara tatap muka dan ceramah tanpa alat bantu atau media pembelajaran.
Dari beberapa pengertian media diatas dapat disimpulkan bahwa media itu
sendiri adalah suatu alat yang digunakan sebagai perantara untuk membantu
seseorang dalam menyampaikan isi pesan. Media biasanya juga digunakan dalam
alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk
sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta kemauan siswa
sehingga proses belajar terjadi untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.
adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses
Rossi dan Breidle (dalam Wina sanjaya, 2006: 163) mengungkapkan media
pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat di pakai untuk mencapai
tujua pendidikan, seperti radio, televisi, buku, Koran, majalah, dan sebagainya.
Sedangkan Gagne’ dan Briggs 1975 (dalam Azhar Arsyad , 2011: 4) menyatakan
bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
membantu menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain
buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar
perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
proses dan hasil instruksional secara efektif dan efisien, serta tujuan instruksional
materi Sejarah kepada siswa, agar materi Sejarah lebih mudah disampaikan dan
Menurut Rudy Bretz (dalam Arief S. Sadiman, 2009: 20) jenis media
2) media audio visual diam, 3) media audio semi-gerak, 4) media visual gerak, 5)
media visual diam, 6) media semi-gerak, 7) media audio, dan 8) media cetak.
perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa proyeksi dua dimensi,
media tanpa proyeksi tiga dimensi, media audio, media proyeksi, televisi, video,
a. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang
b. Media visual : media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur
c. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara
juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat. Misalnya: rekaman video,
film, slide suara. Kemampuan media ini dianggap lebih menarik sebab
media dengan daya liput luas serentak dan media dengan daya liput terbatas.
Media yang memiliki daya liput yang luas, dan serentak yaitu seperti radio,
televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian
yang akktual scara serentak tanpa harus menggunakan ruang khusus. Sedangkan
media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu, seperti
film slide, film, video. Dari cara teknik pemakaiannya, dibagi menjadi media yang
diproyeksikan seperti film, slide, film strip, transparansi. Jenis media ini
memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projector, slide projector, OHP.
dikelompokkan menjadi media audio, media visual dan mdia audio visual.
Berdasarkan jenis pesan media dikelompokkan menjadi media cetak, media non
yang luas (radio, pers). Berdasarkan penggunaan tenaga listrik / elektronika media
media asli atau tiruan yaitu meliputi makhluk hidup dan benda tak hidup.
Sedangkan Anderson (dalam Arief S. Sadiman, 2009: 89) membagi media dalam
sepuluh kelompok, yaitu: media audio, media cetak, media cetak bersuara, media
proyeksi (visual) diam, media proyeksi dengan suara, media visual gerak, media
audio visual gerak, objek, sumber manusia dan lingkungan, media computer.
disimpulkan bahwa media pembelajaran itu secara umum dibagi atas media cetak,
media audio, media visual, dan media audio-visual. Media pembelajaran yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kategori audiovisual yaitu berupa video
pembelajaran.
karena selain merangsang siswa untuk lebih tertarik belajar Sejarah, media
pembelajaran juga dapat mempertinggi proses dan hasil belajar Sejarah siswa.
itu dapat mempertinggi proses belajar siswa dan dapat mempertinggi hasil belajar
siswa. Selain itu, media pengajaran juga memiliki banyak manfaat yaitu:
2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
siswa
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, sehingga siswa tidak bosan dan tidak
mendemonstrasikan.
dan waktu, media pembelajaran akan memberikan interaksi yang lebih langsung
anatara siswa dan guru, siswa dan lingkungannya, dan memungkinkan siswa
menjadi lebih termotivasi untuk belajar, lebih memperhatikan, dan lebih mudah
dalam memahami materi, sehingga akan mempertinggi proses dan hasil belajar
siswa.
harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi, dan
2009: 85) mengatakan bahwa pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari
media pembelajaran yaitu: sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, tepat untuk
mendukung isi pelajaran, bersifat praktis luwes dan tahan lama, guru terampil
taraf berpikir siswa. Sedangkan Dina Indriana (2011: 28) mengungkapkan beberapa
memilih media pembelajaran ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru,
praktis, luwes dan tahan lama. Penelitian ini memilih menggunakan media video
mengenai pencernaan dan pernafasan manusia dan hewan, video juga mudah
didapatkan dan sebagian guru saat ini sudah bisa mengoperasikan laptop sehingga
media video mudah dalam penggunaaanya, video juga praktis dan tahan lama
dalam penggunaannya.
Cecep Kustandi (2013: 64) mengungkapkan bahwa video adalah alat yang
video adalah media audio visual yang menampilkan gambar dan suara. Pesan
yang disajikan bisa berupa fakta (kejadian, peristiwa penting, berita) maupun
instruksional
suara dalam waktu bersamaan. Daryanto (2010: 88), mengungkapkan media video
terduga kepada siswa, selain itu juga program video dapat dikombinasikan dengan
waktu ke waktu. Media video paling baik dalam menyajikan materi yang
disimpulkan bahwa media video pembelajaran adalah suatu media audio visual
gambar dan suara. Bila dibandingkan dengan media gambar, media video ini
dinilai lebih efektif digunakan dalam materi proses pencernaan dan pernafasan.
Bila menggunakan gambar, siswa hanya akan melihat gambar yang diam saja.
Karena menurut Cecep Kustandi (2011: 41) media gambar adalah media yang
penglihatan saja. Dengan media gambar ini siswa hanya akan melihat gambar
diam saja, tidak bisa melihat bagaimana berlangsungnya proses pencernaan dan
siswa akan lebih memahami proses pencernaan dan pernafasan manusia dan
video pembelajaran mampu menampilkan objek yang tidak dapat dilihat secara
langsung oleh indera manusia, pada penelitian ini adalah proses pencernaan dan
pernafasan.
walaupun dibatasi dengan ruang kelas. Video juga dapat menampilkan objek-
objek yang terlalu kecil, terlalu besar, berbahaya, atau bahkan tidak dapat
dikunjungi oleh siswa. Kemampuan media video juga dapat diandalkan pada
media video, yaitu: video dapat memberikan pesan yang dapat diterima lebih
merata oleh siswa, video sangat bagus untuk menerangkan suatu proses,
mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, lebih realistis dan dapat diulang atau
dihentikan sesuai kebutuhan, serta memberikan kesan yang mendalam, yang dapat
2. Video dapat menunjukan objek secara normal yang tidak dapat dilihat, seperti
sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, video bahan ajar non
cetak yg kaya informasi dan lugas karena dapat sampai ke hadapan siswa secara
langsung, video menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran. Ada tiga
rangsangan/motivasi belajar
mengkomunikasikan pesan dengan cepat dan nyata, oleh karena itu dapat
3. Pesan visual lebih efektif dalam arti penyajian visual dapat membuat siswa
lebih berkonsentrasi.
luar lainnya.
2. Penonton atau siswa dapat memperoleh informasi dari ahli-ahli atau spesialis.
penyajiannya.
berbahaya.
6. Keras lemahnya suara bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar
7. Guru bisa mengatur di mana akan menghentikan gerakan gambar yang akan
diperjelas informasinya.
Sudjana & Rivai (dalam Azhar Arsyad, 2011: 24) mengungkapkan beberapa
manfaat dalam penggunaan media video pembelajaran dalam proses belajar siswa,
yaitu :
2. Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
pembelajaran.
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru
tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam
pelajaran.
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa media video
pembelajaran memiliki beberapa kelebihan bila digunakan untuk mata pelajaran
23
Video dapat digunakan untuk melihat objek yang tidak dapat dikunjungi siswa
atau tidak dapat dilihat secara langsung oleh indra manusia seperti proses
pencernaan dan pernafasan, video dapat merangsang motivasi belajar siswa, video
pembelajaran dapat mempertinggi proses dan hasil belajar siswa. dengan video
siswa juga dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
umumnya memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang banyak, pada saat
diputarkan video gambar dan suara akan berjalan terus sehingga tidak semua
tersebut, video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
belajar yang diinginkan kecuali video itu dirancang dan diproduksi khusus untuk
kebutuhan sendiri.
pembelajaran, yaitu:
sebenarnya.
dua dimensi.
menampilkannya.
video juga memiliki kelemahan atau keterbatasan. Dalam penelitian video tidak
speaker, roll kabel, dan memerlukan biaya yang tidak sedikit bila membuat media
2.4.1 Sejarah
silsilah, asal-usul (keturunan), atau kejadian yang terjadi pada masa lampau.
Sedangkan para ahli mengemukakan definisi sejarah antara lain sebagai berikut.
2.4.2 Sejarah menurut Widja adalah suatu studi yang telah dialami
aspek peristiwa sendiri. Dalam hal ini terutama pada hal yang bersifat
ilmiah dan lengkap. Meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran
2.4.4 Sejarah menurut Sidi Gazalba adalah gambaran masa lalu tentang
ilmiah dan lengkap, meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran
dan penjelasan, yang memberi pengertian tentang apa yang telah berlalu
peristiwa pada masa lalu manusia serta merekontruksi apa yang terjadi
pada masa lalu. Dengan adanya pembelajaran sejarah pada siswa maka
(Andi Mappiare, 1982: 62). Crow and Crow dalam bukunya Educational
Psychology yang dikutip oleh Abdul Rachman Abror (1993: 112), “minat
atau interest bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita
cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda atau kegiatan atau pun
bisa berupa pengalaman yang afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu
merupakan suatu sikap batin dalam diri seseorang, maka tumbuhnya minat
itu bermuara pada berbagai dorongan batin (The Liang Gie, 1995: 130).
Menurut Slameto (2010: 180) “minat adalah suatu rasa lebih suka
dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
26
antara diri sendiri dengan sesuatu di luar dirinya. Semakin kuat atau dekat
tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir tetapi diperoleh kemudian. Menurut
Winkel (1983: 30), minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam
subyek merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu sehingga merasa
Menurut Bigot yang dikutip oleh Abdul Rachman Abror (1993: 112)
emosi (perasaan), dan unsur konasi (kehendak). Oleh karena itu minat
dianggap sebagai respon yang sadar karena kalau tidak demikian maka
mengenai obyek yang dituju oleh minat tesebut. Minat mengandung unsur
unsur kognisi dan unsur emosi yang diwujudkan dalam bentuk kemauan dan
minat merupakan respon sadar dari suatu hubungan diri sendiri dengan
sesuatu di luar diri yang mengandung unsur kognisi, emosi dan konasi serta
27
kegiatan, partisipasi dalam suatu aktivitas, ketertarikan pada suatu hal, dan
Cara meningkatkan minat siswa menurut para ahli yang dikutip oleh
datang.
kemajuan pada dirinya, maka siswa akan lebih berminat untuk belajar.
Selain itu, guru juga harus mengemas pelajaran menjadi lebih menarik
28
dan tidak membosankan serta sesuai dengan minat siswa agar prestasi
Perubahan minat dapat dilihat dari diri siswa yang sudah lebih
dengan minat siswa maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-
dalam pembelajaran agar siswa lebih senang dalam belajar dan dapat
dari minat belajar adalah skor siswa yang diperoleh dari tes minat
Keterlibatan.
sebagai berikut :
c. Respon siswa terhadap materi dan tugas yang diberikan oleh guru.
Mata pelajaran sejarah adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan atau
dan kehidupan dalam masyarakat. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, sejarah
dapat diartikan sebagai silsilah, asal-usul (keturunan), atau kejadian yang telah terjadi
beberapa aspek yang perlu dipelajari, yaitu aspek pengetahuan, aspek sikap, dan
aspek ketrampilan. Aspek-aspek ini akan bermanfaat bagi peserta didik dalam upaya
memecahkan permasalahan yang dihadapi di dalam masyarakat pada masa yang akan
datang. Sering dikatakan bahwa pelajaran sejarah penting artinya bagi kehidupan
masa lampau, mengetahui pertentangan antar suku bangsa yang mungkin mempunyai
permasalahan yang sama serta untuk mengenang dan mengisi kemerdekaan yang
muda maka sejarah perlu dan harus dipelajari oleh siapapun terutama oleh
generasi muda yang ada di negara ini. Memahami sejarah di masa yang silam,
peserta didik dapat menangkap nilai-nilai yang dianut oleh tokoh terdahulu.
cinta tanah air, bangsa dan negara serta sadar untuk menjawab untuk apa ia
dilahirkan. Pelajaran sejarah merupakan salah satu unsur utama dalam pendidikan
politik bangsa. Lebih jauh lagi pengajaran sejarah merupakan sumber inspirasi
terhadap hubungan antar bangsa dan negara. Siswa menjadi memahami bahwa ia
METODE PENELITIAN
Research). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki pembelajaran, khususnya
untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 MAN Buleleng.
PTK adalah “penelitian yang bersifat aplikasi (terapan), batasan, segera, dan hasilnya
2010).
Seting dalam penelitian ini meliputi: tempat penelitian, subjek dan objek
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MAN Buleleng, yang terletak di Desa
orang yang terdiri dari siswa laki-laki sebanyak 16 orang dan siswa perempuan berjumlah
15 orang.
Objek penelitian dibedakan atas dua macam, yaitu objek yang menjadi fokus dalam
penelitian ini yakni motivasi dan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Sejarah
Indonesia.
Penelitian ini dilakukan pada awal semester genap tahun ajaran 2014/2015, yaitu
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat
motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 MAN Buleleng, terhadap mata pelajaran
penentuan metode pengumpulan data.Sumber data terdiri dari sumber data primer dan
sumber data sekunder. Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli atau pihak pertama. Data primer secara khusus dikumpulkan
oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan riset atau penelitian. Data primer dapat berupa
pendapat subjek riset (orang) baik secara individu maupun kelompok, hasil observasi
terhadap suatu benda (fisik), kejadian, atau kegiatan, dan hasil pengujian.Data sekunder
merupakan sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media
perantara. Data sekunder pada umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang
telah tersusun dalam arsip, baik dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Agusta,
2014).
Sumber data dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari sumber data primer,
yakni data observasi dan wawancara, dan sumber data sekunder yakni data dokumen.
Observasi yaitu tekhnik yang digunakan untuk mengamati secara langsung terhadap
obyek masalah yang akan diteliti untuk mendapatkan informasi yang relevan (Nasution,
1988: 56: 59). Dengan demikian, tekhnik observasi ini mengharuskan peneliti untuk
kelas untuk mengamati interaksi siswa dalam proses pembelajaran. Interaksi yang
dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu.Dalam hal ini
1. Siswa
Untuk mendapatkan data tentang minat, hasil belajar dan respon siswa terhadap
2. Guru
kooperatif tipe Animasi Vidio untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar serta
data dengan menggunakan peninggalan tertulis. Tekhnik ini juga disebut tekhnik
kepustakaan. Bahan dokumen tersebut dapat berupa arsip, buku, surat kabar, atau jurnal.
Dalam hal ini sesuai dengan obyek yang peneliti lakukan, studi dokumen merupakan
sumber data berupa nilai-nilai yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran. Selain
berupa data tentang nilai juga terdapat data berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dan Silabus yang digunakan untuk membuat rencana yang digunakan dalam proses
pembelajaran.
siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) observasi dan
Berdasarkan hasil observasi awal dan hasil wawancara dengan guru dan beberapa
siswa yang telah dilaksanakan pada hari Senin, 08 Desember 2014 dapat dikatakan bahwa
motivasi dan hasil belajar siswa serta respon siswa terhadap mata pelajaran IPS masih
tergolong rendah. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil observasi awal mengenai motivasi
belajar siswa yang dilaksanakan peneliti di dalam kelas dengan mengamati interaksi
siswa dengan siswa, interaksi siswa dengan guru, dan antuasiasme siswa dalam proses
pembelajaran. Interaksi yang dilakukan siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru
di dalam kelas masih sangat biasa, dalam hal ini tidak terjadi timbal balik antara guru
dengan siswa, melainkan proses pembelajaran masih bersifat satu arah, sedangkan jika di
lihat dari tingkat antusiasme siswa Kelas XI IPS 1 MAN Buleleng, hanya beberapa orang
siswa saja yang berani mengajukan pendapatnya, hal ini karena siswa merasa takut dan
menunjang data hasil observasi dan wawancara, juga dilakukan penyebaran angket
kepada siswa untuk mengetahui tingkat motivasi siswa yang disebarkan sebelum
penelitian berlangsung (pra tindakan) yaitu pada hari Rabu, 14 April 2017. Sesuai hasil
penyebaran angket motivasi pra tindakan, dapat diketahui bahwa tingkat motivasi belajar
yang dicapai siswa kelas XI IPS 1 mencapai rata-rata 19,30%. Jika dilihat dari kriteria
penggolongan tingkat motivasi belajar siswa, berada diantara 17,5 ≤ X ˂ 22,5 yang berarti
motivasi belajar siswa pada tahap pra tindakan “cukup tinggi”. Sedangkan data hasil
belajar pra tindakan di dapat dari hasil wawancara dengan guru pengajar IPS kelas VIII.
Perolehan hasil belajar siswa yang belum maksimal bahkan belum mencapai KKM yang
ditentukan oleh sekolah yaitu 76 untuk kelas VIII. Hasil belajar yang dicapai siswa kelas
XI IPS 1 mencapai rata-rata 64,52 dan ketuntasan klasikal mencapai 40%. Sehingga jika
dibandingkan dengan PAP Skala Lima berada pada pada rentangan 55-64 yaitu kategori
wawancara yang dilakukan dengan guru dan beberapa siswa kelas XI IPS 1. Sesuai data
hasil wawancara yang telah dilakukan pada hari Senin, 08 Desember 2014 dikatakan
bahwa dalam pembelajaran Animasi Vidio, guru belum pernah menggunakan model
Animasi Vidio masih sangat asing dan baru bagi siswa. Untuk menunjang data hasil
wawancara, juga dilakukan penyebaran angket respon siswa pada tahap pra tindakan
untuk mengetahui respon siswa terhadap pelajaran Sejarah melalui model pembelajaran
kooperatif Animasi Vidio. Tingkat respon siswa pra tindakan mencapai rata-rata 22,53%.
Jika dilihat dari kriteria penggolongan tingkat respon siswa, berada diantara 15 ≤ X ˂ 25,
yang berarti respon siswa terhadap pelajaran IPS melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif Animasi Vidio tahap pra tindakan berada pada kategori “kurang positif”.
Melihat kendala-kendala yang ada pada siklus I, maka upaya perbaikan untuk
1) Menciptakan proses belajar mengajar yang menarik dan menyenangkan dengan cara
melibatkan siswa sehingga siswa fokus dalam proses pembelajaran dan mampu
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, salah satunya melalui penerapan
percaya diri.
Siklus Idilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yang meliputi dua kali pertemuan
untuk pelaksanaan tindakan yang direncanakan pada hari Rabu, 06 Juni 2017 dan Jumat,
08 Juni 2017 dan satu kali pertemuan untuk tes hasil belajar yang direncanakan pada hari
Siklus I dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
kooperatif .
disiapkan
f. Dari data-data di papan, siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi
jelasnya mengenai rancangan materi siklus I dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut.
Pada akhir siklus I, dilakukan tes yang sebelumnya sudah dibuat pada
perencanaan tindakan. Tes akhir siklus ini berupa soal obyektif sebanyak 10 soal dan
essay sebanyak (lima) soal. Tes ini nantinya akan dijadikan alat evaluasi belajar siswa.
Setelah siswa selesai menjawab tes, dilanjutkan dengan penyebaran angket motivasi
belajar siswa kepada 31 siswa untuik diisi dan dikumpulkan langsung kepada guru
(peneliti).Angket ini dijadikan pedoman untuk mengetahui sejauh mana tingkat motivasi
3.5 Observasi/Evaluasi
Pada tahap observasi dan evaluasi peneliti mencari data tentang interaksi siswa
dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Data interaksi siswa diperoleh melalui
pengamatan interaksi siswa kelas XI IPS 1 MAN Buleleng, enggunakan lembar pedoman
observasi interaksi siswa yang berisi 8 item pertanyaan. Data tentang motivasi siswa
diperoleh melalui penyebaran angket motivasi di setiap akhir siklus.Sedangkan data hasil
belajar diperoleh melalui tes yang dilaksanakan di setiap akhir siklus, dan data respon
siswa diperoleh melalui penyebaran angket respon siswa di setiap akhir siklus.
Data yang sudah didapat kemudian dianalisis dengan tekhnik analisis data.Setelah
dilakukan pengumpulan data dan data terkumpul, selanjutnya data dianalisis.Data yang
dianalisis adalah data motivasi belajar siswa, hasil belajar siswa dan respon siswa.
Tekhnik yang akan digunakan dalam menganalisis data ada dua, yaitu tekhnik analisis
deskriptif kualitatif dan tekhnik analisis desktiptif kuantitatif. Tekhnik analisis deskriptif
kualitatif adalah suatu teknik menganalisis data dengan cara menginterpretasikan data
Adapun teknik analisis data motivasi belajar siswa, hasil belajar siswa dan respon siswa
kualitatif.Analisis ini didasarkan pada rata-rata ( X ¿) ¿ dari motivasi belajar siswa, mean
ideal (MI) dan standar deviasi ideal (SDI). Data tersebut dicari dengan rumus sebagai
berikut:
1
MI = (skor tertinggi + skor terendah)
2
1
SDI = MI
3
Penelitian tindakan kelas untuk motivasi belajar siswa ini dikatakan berhasil apabila
motivasi belajar berada pada kategori tinggi.
Dalam analisis data hasil belajar siswa dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan
deskriptif kualitatif. Analisis kuantitatif menggunakan pengolahan data dengan cara Mean
(M) dan model pedoman acuan penilaian (PAP) skala lima. Setelah hasil analisis dengan
teknik analisis deskriptif kualitatif. Untuk mencari peningkatan hasil belajar siswa dari
tindakan siklus di cari rata-rata hasil belajar siswa dengan rumus sebagai berikut:
FX
Rumus angka rata-rata: M = ∑
n
Keterangan :M = Rata-rata
N = jumlah siswa
acuan penilaian skala 5. Untuk mencari peningkatan hail belajar siswa dari
tindakan siklus rata-rata persen dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
( M ) x 100 %
Rumus rata-rata persen M% =
SMI
M = angka rata-rata
ke dalam pedoman acuan penilaian (PAP) skala 5 dengan berpedoman pada kriteria seperti
Tabel 3.5 Pedoman konversi Pedoman Acuan Penilaian (PAP) skala 5 tentang
kriteria hasil belajar
80-89 Tinggi
65-79 Sedang
55-64 Rendah
≥76
KB = n x 100
n
Keterangan :
KB : ketuntasan belajar
kualtitatif.Analisis ini didasarkan pada rata-rata ( X ¿)¿ dari tanggapan siswa, mean ideal (MI)
dan standar deviasi ideal (SDI). Data tersebut dicari dengan rumus sebagai berikut:
1
MI = (skor tertinggi + skor terendah)
2
1
SDI = MI
3
Penelitian tindakan kelas untuk tanggapan/respon siswa ini dikatakan berhasil apabila
3.6 Refleksi
Tahap Refleksi dilakukan pada setiap akhir siklus. Pedoman dalam melakukan
refleksi ini adalah hasil observasi/evaluasi dan tes hasil belajar siswa terhadap kendala-
kendala yang dialami siswa ketika mengikuti proses pembelajaran. Hasil refleksi ini akan
tahap untuk siklus berikutnya pada dasarnya sama dengan kegiatan siklus I, yaitu
Adapun metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
3.7.1 Metode Observasi
Observasi yaitu tekhnik yang digunakan untuk mengamati secara langsung terhadap
obyek masalah yang akan diteliti untuk mendapatkan informasi yang relevan (Nasution,
1988: 56: 59). Dengan demikian, tekhnik observasi ini mengharuskan peneliti untuk
kelas.Metode observasi ini digunakan untuk mendapatkan data tentang motivasi belajar
siswa dan untuk mengamati interaksi siswa dalam proses pembelajaran. Interaksi yang
Metode tes dinyatakan sebagai suatu cara yang digunakan untuk mengadakan
penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh
anak atau sekelompok anak sehingga suatu nilai tentang tingkah laku yang dapat
dibandingkan dengan nilai standar yang sudah ditetapkan (Nurkancana dan Sunartana,
1990).
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode tes pada hakikatnya
merupakan cara pengumpulan data dengan memberikan beberapa pertanyaan atau tugas
yang semuanya harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta tes dan hasil tes berupa skor
atau bersifat interval. Mengetes pada intinya sama dengan mengukur dan setiap kegiatan
mengukur pada umumnya akan menghasilkan data yang berupa skor. Tes pada penelitian
ini digunakan untuk mengukur hasil belajar Sejarah siswa kelas XI IPS 1 MAN Buleleng,
3.7.3 Kuisioner
kepada responden. Metode kuisioner ini diberikan kepada siswa yang berhubungan dengan
motivasi belajar siswa dan respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif
Animasi Vidio pada pelajaran SEJARAH, selain itu juga untuk mengetahui tingkat motivasi
siswa yang dapat dilihat dari jawaban yang diberikan oleh siswa terhadap pertanyaan-
3.7.4 Wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti kepada guru pengampu mata pelajaran Sejarah
kelas XI IPS 1 MAN Buleleng yaitu Siti Solikah, S.Pd. Wawancara dilakukan untuk
mengetahui situasi kelas, motivasi siswa, hasil belajar siswa serta bagaimana keadaan siswa
saat mengikuti proses pembelajaran Sejarah. Wawancara juga dilakukan kepada beberapa
untuk selanjutnya dianalisis. Data yang diperlukan meliputi data motivasi belajar dan hasil
belajar siswa. Data tersebut diperoleh dari sumber datanya yakni siswa yang menjadi subjek
penelitian.
Sedangkan untuk memperoleh data yang diinginkan dalam penelitian ini digunakan
tekhnik observasi, tes dan kuisioner serta wawancara. Observasi, wawancara dan kuisioner
dilakukan untuk mengungkap berbagai hal tentang motivasi belajar siswa selama mengikuti
proses pebelajaran. Tes dilakukan untuk mengumpulkan data yang terkait dengan bukti-bukti
ini, menggunakan kuisioner yaitu berupa penyebaran angket kepada siswa, dimana angket
telah dibuat oleh peneliti sebelumnya yaitu mengikuti variabel sesuai dengan penjabaran dari
teori motivasi yang telah disesuaikan pada penelitian ini. Dalam angket tersebut terdapat
pertanyaan-pertanyaan yang nantinya dijawab siswa disertai alasan siswa memilih penyataan
dari angket motivasi baik setuju maupun tidak setuju dan akan menjadi penilaian untuk
mengetahui tingkat motivasi siswa. Angket ini diberikan kepada siswa di akhir tiap siklus.
(terlampir)
Data yang dikumpulkan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam penelitian ini
menggunakan bentuk tes obyektif sebanyak 10 butir soal dan tes essay sebanyak (lima) butir
soal yang dilaksanakan di setiap akhir siklus. Setiap butir tes diberikan skor 1.Dengan
demikian, skor maksimum ideal adalah 10 dan skor minimum adalah 0. Skor tersebut
kemudian dikonversi dengan skala 100 dengan cara mengalikan 10 skor perolehan siswa.
(terlampir)
Animasi Vidio dalam pelajaran IPS dilakukan dengan penyebaran kuisioner.Kuisioner respon
siswa terdiri dari 10 item. Setiap item memiliki lima alternative jawaban yaitu: 5 untuk
jawaban sangat setuju, 4 untuk jawaban setuju, 3 untuk jawaban kurang setuju, 2 untuk
jawaban tidak setuju, dan 1 untuk jawaban sangat tidak setuju. Sehingga rentangan skor yang