Anda di halaman 1dari 44

RESPON TERHADAP KERANGKA BERPIKIR

No. Nama Kerangka Berpikir Respon


1 Andre Pratama Pengembangan LKS Berbasis Problem Based Learning ( PBL ) Untuk
(E1M017002) Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA N 4 Praya
1. Uraian tentang latar belakang judul
2. Rumusan masalah
3. Tujuan penelitian
4. Penentuan variable dependen dan independen

1.1 Latar Belakang


Kegiatan belajar mengajar di sekolah saat ini tidak terlepas dari Lembar
Kerja Siswa (LKS) yang dimana sebagian guru Pendidikan Kimia menjadikan
LKS sebagai acuan dalam mengajar. Dalam hal tersebut adapun masalah penting
yang dihadapi oleh guru adalah menentukan bahan ajar yang tepat dalam
membantu siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Adanya bahan ajar
dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan untuk mendukung peran aktif
siswa didalam kelas. Karena, pembelajaran didalam kelas juga harus melibatkan
siswa yang aktif serta siswa mampu terampil dan berpikir kritis dalam
memecahkan suatu masalah yang diberikan oleh guru.
Keberadaan bahan ajar termasuk salah satu komponen yang harus
dilibatkan dalam proses belajar mengajar. Karena, melalui bahan ajar selain
menjadi acuan bagi guru ada juga unsur media yang mampu memengaruhi
suasana pembelajaran secara optimal. Bahan ajar harus memiliki desain yang
menarik dengan isi dan ilustrasi yang mampu menstimulasi siswa untuk
memanfaatkan bahan ajar sebagai sumber belajar.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas adalah :
Bagaimana mengembangkan LKS Berbasis Problem Based Learning ( PBL )
untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir pada Siswa SMA N 4 Praya? 1.3
Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah : Agar mengetahui cara mengembangkan Lembar


Kerja Siswa berbasis Problem Based Learning

1.4Variabel Dependen dan Independen


a.Variabel Dependen :Meningkatkan keterampilan berfikir
b.Variabel Independent : Pengembangan LKS Berbasis Problem Based Learning (
PBL ) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
1.4 Referensi
Admin. 23 Desember 2018. Variabel Penelitian. Search website :
https://www.alihamdan.id/variabel-penelitian
M, Nurdin. 2019. Problem Based Learning. Search website : repository.ar-
raniry.ac.id
2 Ari Atma Sulistia Pengaruh model pembelajaran blended learning terhadap hasil belajar kimia
( E1M017004) ditinjau dari kemandirian siswa.

1. Latar belakang judul

Seperti yang diketahui pada zaman sekarang ini banyak sekolah-sekolah di


indonesia menggunakan sistem pembelajaran online. Hal ini merupakan salah satu
cara yang paling efektif untuk menekan angka pertumbahan dan perkembangan
virus covid-19. Model pembelajaran Blended learning merupakan pembelajaran
yang mengintegrasikan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran jarak jauh
yang menggunakan sumber belajar online. Dengan menggunakan model blended
learning, proses pembelajaran dapat menggabungkan berbagai sumber secara fisik
dan maya (virtual).
Salah satu media pembelajaran yang mendukung model blended learning adalah
media aplikasi moodle. Moodle adalah salah satu aplikasi Learning management
System (LMS) yang banyak digunakan dalam pembelajaran online. Pada aplikasi
moodle dapat dimasukkan teks, grafik, animasi, simulasi, audio, dan video. Media
yang dapat menampilkan animasi merupakan media yang dapat mengurangi
kesulitan bagi siswa untuk menerima materi pembelajaran. Dengan animasi, kita
dapat membuat analogi-analogi untuk menvisualisasi materi pelajaran yang
bersifat abstrak. Visualisasi konseptual berupa animasi dan analogi sangat
membantu siswa dalam memahami kimia.

1. Rumusan masalah
 Adakah pengaruh model pembelajaran blended learning terhadap hasil
belajar kimia siswa?
 Adakah perbedaan pengaruh antara kemandirian siwa yang menggunakan
pembelajaran blended learning dengan pembelajaran tatap muka
langsung?
 Adakah interaksi pengaruh antara jenis media yang digunakan dan jenjang
kemandirian siswa terhadap hasil belajar kimia?
2. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran blended


learning terhadap hasil belajar kimia ditinjau dari kemandirian siswa.
3. Variabel dependen dan independen
 Variabel dependen : hasil belajar kimia
 Variabel independen : model pembelajaran blended learning

3 Azlina Azmi
(E1M017006)
4 Baiq Fanesa PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM:
Rizkilia Kusuma ISOLASI EUGENOL DARI CENGKEH
(E1M017008) 1.1 Latar Belakang
Era globalisasi memberikan dampak yang cukup luas dalam berbagai
aspek kehidupan, termasuk tuntutan dalam penyelenggaraan pendidikan.
Pendidikan sebagai bagian dari usaha untuk meningkatkan taraf
kesejahteraan kehidupan manusia hendaknya mampu mengatasi perubahan-
perubahan dalam era reformasi serta proses globalisasi, maka diperlukannya
suatu visi dan pendidikan yang terarah. Pendidikan ditekankan pada upaya
pengembangan sumber daya manusia yang unggul dalam rangka
mempersiapkan masyarakat dan bangsa menghadapi masa pengetahuan
(knowledge age) sebagai era yang kompetitif (Wijaya, 2016). Sejalan dengan
hal itu, Kemdikbud merumuskan bahwa paradigma pembelajaran abad 21
menekankan pada kemampuan peserta didik dalam mencari tahu dari
berbagai sumber, merumuskan permasalahan, berpikir analitis, dan
kerjasama serta berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah (Litbang
Kemdikbud, 2013). Dengan demikian, lembaga penyelenggara pendidikan
seperti Perguruan Tinggi diharapkan mampu menyelenggarakan
pembelajaran yang mendorong mahasiswa secara aktif untuk
mengembangkan berbagai kemampuan berpikir dan keterampilan sehingga
dapat menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten dan berdaya saing
global. Salah satu jenis pembelajaran yang sesuai dengan paradigma tersebut
ialah pembelajaran berbasis praktikum.
Pembelajaran berbasis praktikum membuat pembelajaran lebih
diarahkan pada experimental learning berdasarkan pengalaman konkrit,
diskusi dengan teman yang selanjutnya akan diperoleh ide dan konsep baru
(Gasong, 2006). Pembelajaran berbasis praktikum memberikan mahasiswa
kesempatan untuk membuktikan teori dan menemukan konsep-konsep baru
melalui pengalaman langsung. Pembelajaran jenis ini juga memfasilitasi
mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan merancang, melakukan, dan
menginterpretasikan suatu kegiatan praktikum. Selain itu, diharapkan
kemungkinan miskonsepsi mahasiswa dapat diatasi karena mahasiswa tidak
sebatas menghafal dan menimbun informasi tetapi juga turut
mengaplikasikannya secara langsung.
Praktikum di Perguruan Tinggi dikatakan sebagai bagian dari mata
kuliah. Praktikum merupakan proses pembelajaran yang dilakukan pada
suatu tempat tertentu dimana mahasiswa berperan secara aktif dalam
menyelesaikan masalah yang diberikan melalui penggunaan alat, bahan, dan
metode atau langkah-langkah tertentu (Fajriyani, 2017). Praktikum dilakukan
untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran agar learning outcome
yang dihasilkan sesuai dengan harapan dan memberikan manfaat yang besar.
Kimia Bahan Alam adalah salah satu mata kuliah di Perguruan Tinggi
yang mengikutsertakan praktikum sebagai bagian dari proses pembelajaran.
Mata kuliah kimia bahan alam merupakan mata kuliah yang mempelajari
pengertian senyawa bahan alam, klasifikasi, struktur, sifat, asal-usul
biogenesis, biosintesis, cara isolasi, dan identifikasi yang meliputi golongan
senyawa terpenoid, steroid, flavonoid, poliketida, polifenol, alkaloid, serta
beberapa contoh senyawa bahan alam berguna yang ditemukan pada famili
tumbuhan tertentu. Senyawa metabolit sekunder bisa diperoleh dari berbagai
tanaman yang ada di Indonesia (Raharjo, 2013). Dalam praktikum Kimia
Bahan Alam, mahasiswa dituntut untuk melaksanakan kegiatan praktikum
isolasi senyawa metabolit sekunder dari berbagai jenis tanaman. Melalui
kegiatan praktikum tersebut, mahasiswa diharapkan mampu melakukan
isoasi senyawa metabolit sekunder dan mengkomunikasikannya.
Tanaman rempah merupakan salah satu tanaman khas di Indonesia.
Salah satu jenis tanaman rempah Indonesia yang terkenal sejak dulu dan
memiliki potensi sebagai komoditi ekspor adalah tanaman cengkeh
(Syzygium aromaticum). Hal tersebut karena tanaman cengkeh mengandung
senyawa kimia yang memiliki berbagai manfaat. Kandungan senyawa kimia
terbesar dalam tanaman cengkeh adalah minyak atsiri. Komponen terbesar
yang terdapat dalam minyak atsiri cengkeh adalah eugenol sebesar 70-80 %
juga terdapat senyawa kimia lain seperti eugenil asetat, eugenil metil ester,
caryophylena dan zat- zat kimia lain dalam jumlah sedikit (Iskandar, 2016).
Eugenol sebagai komponen terbesar minyak atsiri daun cengkeh memiliki
banyak manfaat diantaranya sebagai bakterisidal, fungisidal, analgesik,
antioksidan, anti inflamasi dan digunakan dalam pembuatan vanillin
(Ashnagar et al., 2012).
Mengisolasi senyawa eugenol ini tentunya membutuhkan sebuah
modul praktikum yang berisi materi secara teoritis maupun prosedural untuk
menunjang proses isolasi agar dapat berjalan lebih efisien dan efektif. Akan
tetapi, modul praktikum mengenai isolasi senyawa eugneol ini sangat sulit
untuk ditemukan sehingga dibutuhkanlah inovasi untuk membuat sebuah
modul praktikum yang akan dijadikan sebagai acuan dalam mengisolasi
senyawa eugenol.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis ingin melakukan
penelitian yang berjudul “Pengembangan Modul Praktikum Kimia Bahan
Alam: Isolasi Eugenol dari Cengkeh”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini yaitu:
a. Bagaimana langkah-langkah dalam isolasi eugenol dari cengkeh?
b. Bagaimana tingkat kelayakan modul praktikum Kimia Bahan Alam
tentang isolasi eugenol dari cengkeh?
c. Bagaimana tingkat kepraktisan modul praktikum Kimia Bahan Alam
tentang isolasi eugenol dari cengkeh?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan, tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu:
a. Untuk mengetahui langkah-langkah isolasi eugenol dari cengkeh.
b. Untuk mengetahui tingkat kelayakan modul praktikum Kimia Bahan
Alam tentang isolasi eugenol dari cengkeh.
c. Untuk mengetahui tingkat kepraktisan modul praktikum kimia bahan
alam tentang isolasi eugenol dari cengkeh.
1.4 Variabel Penelitian
Adapun variabel dalam penelitian ini yaitu:
a. Variabel dependen : kepraktisan dan kelayakan modul
b. Variabel independen : pengembangan modul praktikum kimia
bahan alam mengenai isolasi eugenol dari cengkeh
5 Baiq Kiki Rizki JUDUL
Amalia PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP
(E1M017010) PENERAPAN E-LEARNING DI MASA PANDEMI

Latar Belakang
Tahun 2020 menjadi tahun yang berat bagi kita semua, teritung dari tanggal 2
Maret 2020 ketika dua orang terkonfirmasi tertular virus covid-19. Sejak
merebaknya pandemic yang disebabkan oleh virus covid-19 di Indonesia, banyak
cara yang dilakukan untuk mencegah penyebarannya. Mentri Pendidikan dan
Kebudayaan RI mengeluarkan kebijakan pembelajaran selama masa pendemi
darurat covid-19 dengan merubah cara belajar mengajar siswa dan guru yaitu
belajar dari rumah. Dengan kebijakan ini jalan terbaik yaitu melakukan atau
mengupayakan pembelajaran berbasis dalam jaringan atau pembelajaran daring
(online learning).

Salah satu bentuk pembelajaran alternative yaitu dengan dibantu teknologi


informasi, peningkatan kualitas pendidikan dan pengetahuan dapat diatasi dengan
e-learning sebuah system pembelajaran yang memamfaatkan kelebihan-kelebihan
yang dimiliki internet yang selama ini digunakan sebagai media transfer ilmu
pengetahuan. System yang memberi kebebasan waktu, tempat dan tidak hanya
berorientasi pada tenaga pengajar. Fungsi dari penerapan e-learning bisa sebagai
pendukung atau pelengkap ataupun sebagai pengganti pembelajaan konvensional.

Penerapan e-learning akan menimbulkan persepsi yang berbeda-beda setiap


mahasiswanya. Karena persepsi yang muncul dari mahasiswa berasal dari
pengamatan yang mereka lakukan saat proses pembelajaran berlangsung. Persepsi
merupakan proses penginterpretasian stimulus yang diterima oleh panca indra
menjadi suatu pemahaman. Persepsi ini kemudian akan menggerakkan mahasiswa
untuk dapat mengatur dan mengelola dirinya dalam kegiatan perkuliahan daring.
Hasil pengamatan tersebut akan memunculkan sebuah persepsi, dimana persepsi
tersebut bersifat positif ataupun negative tergantung dari pengamatan yang
dilakukan. Persepsi dari mahasiswa tersebut nantinya akan digunakan sebagai
bahan evaluasi kekurangan dan kelebihan dari penerapan e-learning. Sehingga
persepsi yang diberikan mahasiswa menjadi penting karena menentukan hasil
akhir dari penerapan e-learning.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah Bagaimana persepsi mahasiswa pendidikan kimia terhadap penerapan E-
learning di masa pandemi.
Tujuan :
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah mengkaji
persepsi mahasiswa pendidikan kimia terhadap penerapan E-learning di masa
pandemi.

Variable
 Variable Dependen : Mahasiswa Pendidikan Kimia
 Variable Independen : E-learning di masa Pandemi

6 Dian Islamiati Pengaruh Media E-Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia Pada Pokok Bahasan
(E1M017014) Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI IPA SMAN 1 Gunung Sari.
1. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah membawa
perubahan pesat dalam aspek kehidupan manusia, perkembangan tersebut telah
mengubah paradigma manusia dalam mencari dan mendapatkan informasi
semakin mudah. Pekerjaan yang semula dilakukan manusia secara manual kini
dapat digantikan dengan mesin (Hartono, 2012:1). Perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi memberikan dampak yang signifikan dalam
beberapa aspek kehidupan masyarakat, salah satunya dalam aspek pendidikan.
Masarakat akan lebih mudah memperoleh pengetahuan atau wawasan dari
internet. Perkembangan itu mulai dimanfaatkan oleh beberapa sekolah di
Indonesia dalam penyelenggaraan program pendidikannya, program tersebut
dikenal sebagai program pembelajaran daring atau sistem e-learning atau
online learning. Pada prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang
menggunakan jasa elektronika sebagai alat bantunya. Dalam pendidikan
konvensional fungsi e-learning bukan untuk mengganti, melainkan
memperkuat model pembelajaran konvensional. Pembelajaran e-learning
sendiri dapat dipahami sebagai pendidikan formal yang diselenggarakan oleh
sekolah yang peserta didiknya dan instrukturnya (guru) berada dilokasi
terpisah sehingga memerlukan sistem telekomunikasi ineraktif untuk
menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan di
dalamnya. Telebih pada saat ini Indonesia mempunyai tantangan besar dalam
penanganan wabah virus covid-19 yang memaksa kita untuk menerapkan
kebijakan social distancing, atau di Indonesia lebih dikenal sebagai physical
distancing (menjaga jarak fisik) untuk meminimalisir persebaran virus covid-
19. Oleh karena itu, agar aspek pendidkan tetap terlaksana kita harus siap
untuk melakukan transformasi pembelajaran secara daring bagi semua siswa
dan guru.
Materi hidrolisis garam merupakan salah satu materi kimia yang
dipelajari pada kelas XI SMA semester dua. Hidrolisis garam yang dipelajari
oleh siswa membutuhkan kemampuan untuk mempresentasikan dan
menerjemahkan masalah-masalah kimia dalam bentuk representasi
makroskopik, submikroskopik, dan simbolik secara simultan (Russel, 1997).
Dari hasil penelitian sebelumnya, Jefri T (2009) membahas tentang pokok
bahasan struktur atom dengan penerapan media e-learning diperoleh nilai
pretest rata-rata kelas eksperimen adalah 4,48 sedangkan nilai post tesnya
adalah 8,2. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan
yang cukup signifikan terhadap hasil belajar siswa yang menggunakan sistem
pembelajaran e-learning. Erwina (2012) juga menyatakan adanya pengaruh
pada hasil belajar kimia siswa dengan penerapan media e-learning pada pokok
bahasan koloid. Nurjannah (2013) juga menyatakan adanya peningkatan hasil
belajar siswa menggunakan media e-learning pada pokok bahasan kalorimeter
dan hukum Hess sebesar 62,30%. Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan, maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian mengenai
pengaruh media e-learning terhadap hasil belajar kimia siswa pada pokok
bahasan hidrolisis garam.
2. Rumusan Masalah
a. Adakah pengaruh media e-learning terhadap hasil belajar kimia siswa kelas
XI IPA SMAN 1 Gunung Sari pada materi hidrolisis garam?
b. Apakah media e-learning efektif digunakan pada materi hidrolisis garam?
3. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui pengaruh media e-learning terhadap hasil belajar kimia siswa
kelas XI IPA SMAN 1 Gunung Sari pada materi hidrolisis garam.
b. Mengetahui media e-learning efektif digunakan pada materi hidrolisis
garam.
4. Penentuan Variabel Dependen dan Independen
a. Variabel dependen adalah suatu variabel yang nilainya dipengaruhi atau
bergantung pada nilai dari variabel lainnya.
Variabel dependen pada penelitian ini: Hasil belajar kimia pada pokok
bahasan hidrolisis garam.
b. Variabel independen adalah suatu variabel yang menjadi sebab timbulnya
atau berubahnya variabel dependen (terikat), yaitu faktor-faktor yang
diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan
antara fenomena yang diobservasi atau diamati.
Variabel independen pada penelitian ini: Pengaruh media e-learning.

7 Dini Handayani “Pengembangan Instrumen Two Tier Multiple Choice untuk mengukur
(E1M017016) keterampilan berpikir pada Materi Asam Basa siswa SMA di masa pandemi
Covid 19”

1. Latar Belakang

Proses pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan pendidikan yang


sesuai dengan fungsi dan tujuannya. Proses pendidikan merupakan kegiatan sosial
atau pergaulan antara pendidik dan peserta didik dengan menggunakan isi atau
materi pendidikan, metode, dan alat pendidikan tertentu yang berlangsung dalam
suatu lingkungan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
(Wahyudin, 2008) . Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan
satuan pendidikan dalam mengelola proses pembelajaran. Penilaian merupakan
bagian yang penting dalam proses pembelajaran. Dengan melakukan penilaian,
pendidik sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat mengetahui kemampuan
yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode mengajar yang digunakan, dan
keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi yang telah ditetapkan.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada peraturan menteri pendidikan
nasional nomor 23 tahun 2006 untuk SMA/MA yang antara lain menyebutkan
bahwa lulusan SMA/MA harus dapat membangun dan menerapkan informasi dan
pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inofatif juga harus dapat menunjukan
kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inofatif dalam pengambilan
keputusan (Depdiknas, 2006). Demi terciptaptanya SKL yang telah ditetapkan,
instrumen penilaian haruslah berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi
sehingga mampu mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan
berpikirnya dan mampu mengikuti perkembangan pengetahuan dan tekhnologi
(Lissa, 2012).
2. Rumusan Masalah

a. Bagaimanakah mengembangkan instrumen evaluasi Two-tier


multiple choice untuk mengukur keterampilan berpikir siswa
SMA ?
b. Bagaimanakah kelayakan instrument evaluasi Two-tier multiple
choice untuk mengukur keterampilan berpikir siswa materi Asam
Basa kelas XI di tingkat SMA/MA ?
c. Bagaimanakah respon guru dan peserta didik terhadap instrumen
evaluasi Two-tier multiple choice untuk mengukur keterampilan
berpikir siswa materi Asam Basa kelas XI di tingkat SMA/MA ?
3. Tujuan Penelitian

a. Melihat proses pengembangan instumen evaluasi Two-tier


multiple choice untuk mengukur mengukur keterampilan berpikir
siswa SMA
b. Melihat kelayakan aplikasi instrumen Two-tier multiple choice
untuk mengukur keterampilan berpikir siswa materi Asam Basa
kelas XI di tingkat SMA/MA
c. Memperoleh informasi dan gambaran mengenai kelayakan
terhadap Instrumen evaluasi Two-tier multiple choice yang
dikembangkan pada materi Asam Basa kelas XI di tingkat
SMA/MA
4. Variabel
a. Variabel dependen : Siswa SMA kelas XI
b. Variabel independen : Instrumen Two Tier Multiple
Choice untuk mengukur keterampilan berpikir pada Materi Asam
Basa

DAPTAR PUSTAKA

Depdiknas .2006. Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar


dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat
Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pembinaan
Pendidikan Menengah Atas.

Lissa., Prasetyo, Andreas P. B., Indriyanti, Dyah R. 2012. Pengembangan


Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Materi
Sistem Respirasi dan Ekskresi. Jurnal Lembar Ilmu Kependidikan, Vol.
41.
Wahyudin, D., Kurniasih, Saripudin, T., Setiasih, O .2008. Pengantar
Pendidikan. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
8 Dwiki Meila “Pengembangan E-LKPD Berbasis Inquiry Terbimbing pada Materi
Rosa Larutan Asam Basa”
(E1M017018) 1. Latar Belakang

Salah satu permasalahan pada pendidikan adalah lemahnya proses pembelajaran.


Ditambah dengan salah satu pelajaran dalam pendidikan yaitu ilmu kimia yang
banyak mengandung konsep-konsep abstrak yang mesti diserap atau dipahami
oleh peseta didik dengan waktu yang terbatas membuat pembelajara kimia sulit
dipahami oleh para peserta didik. Peserta didik cenderung belajar dengan cara
menghafal sehingga membuat peserta didik gagal dalam belajar. Untuk membuat
materi kimia menjadi lebih mudah untuk dipahami dan lebih menarik maka guru
dapat memperbaiki metode pembelajaran sehingga dapat tercapai dengan baik
kopetensi belajar yang diharapkan. Salah satu komponen penting yang memegang
peranan penting dalam pembelajaran adalah media pembelajran. Media
pembelajran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai
tujuan pendidikan. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) adalah salah satu
media yang digunakan untuk mengoptimalkan keterlibatan atau aktivitas peserta
didik dalam pembelajaran. Lkpd akan memberikan manfaat bagi guru dan peserta
didik. Guru akan memiliki bahan ajar yang sudah siap untuk digunakan,
sedangkan bagi peserta didik akan mendapatkan pengalaman belajar mandiri dan
belajar memahami tugas tertulis yag tertuang dalam LKPD.
Di masa pandemi seperti sekarang ini, pembelajaran secara tatap muka tidak dapat
dilaksanakan sehingga pembelajaran sering kali dilakukan secara online. Oleh
sebab itu pembelajaran dengan media LKPD dibuat dalam bentuk online agar
siswa dapat mengunakannya walaupun pembelajaran dilakukan dirumah dengan
memanfaatkan media elektronik sebagai media belajar yang dapat mendukung
suatu proses pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran berupa LKPD
dilakukan untuk membantu peserta didik supaya lebih mudah dalam memahami
materi dengan memperbanyak latihan-latihan soal dan memahami hubungan ilmu
pengetahuan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan media
pembelajaran E-LKPD diharapkan peserta didik dapar mengakses materi
pembelajaran meskipun ditempat selain lembaga pendidikan serta dapat belajar
secara mandiri.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana mengembangkan Lembar Kegiatan Peserta Didik
(LKPD) berbasis inquiry untuk pembelajaran asam dan basa yang
memenuhi kriteria valid?
b. Bagaimana mengembangkan Lembar Kegiatan Peserta Didik
(LKPD) berbasis inquiry untuk pembelajaran asam dan basa yang
memenuhi kriteria praktis?
c. Bagaimana efektifitas Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
berbasis inquiry untuk pembelajaran asam dan basa yang sudah
dikembangkan terhadap hasil belajar?
3. Tujuan Penelitian
a. Menghasilkan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis
inquiry untuk pembelajaran asam dan basa yang valid
b. Menghasilkan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis
inquiry untuk pembelajaran asam dan basa yang praktis
c. Mengetahui efektifitas Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
berbasis inquiry untuk pembelajaran asam dan basa terhadap hasil
belajar
4. Penentuan Variable Dependen Dan Idependen
a. Variable dependen (terikat) : suatu variable yang nilainya
dipengaruhi atau bergantung pada nilai dari variable lainnya.
Variable dependen pada penelitian ini adalah hasil belajar peserta
didik.
b. Variable idependen (bebas) : suatu variable yang menjadi sebab
timbulnya atau berubahnya variable dependen (terikat). Variable
idependen padapenelitian ini adalah pengembangan E-LKPD
Berbasis Inquiry Terbimbing.

9 Elmi Royani PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN LARUTAN ASAM


(E1M017020) BASA BERBASIS ANDROID UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI MIPA SMAN 1 KOPANG

1. Latar Belakang
Ilmu kimia merupakan salah satu bagian dari ilmu pengetahuan alam
yang memiliki karakteristik saintifik dan empirik. Salah satu materi pembelajaran
inti dalam kimia adalah larutan asam basa. Menurut Childs dan Sheehan (2007),
materi larutan asam basa bisa tergolong dalam sepuluh besar topik pembelajaran
kimia yang dianggap sulit oleh siswa dengan persentase sebesar 37%. Hal ini
menyebabkan siswa terbebani sementara alokasi waktu pembelajarannya terbatas
sehingga kurang menguasai materi ini dan melahirkan miskonsepsi dalam
pembelajaran. Salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam
pembelajaran kimia adalah penggunaan media pembelajaran yang praktis dan
muatan isi pembelajarannya valid (Urbanger dan Kometz, 2014). Media
pembelajaran dapat dibuat dan dirancang sesuai dengan perkembangan teknologi
saat ini. Salah satunya adalah media pembelajaran kimia berbasis android. Media
pembelajaran kimia berbasis android merupakan media pembelajaran alternatif
yang memiliki karakteristik yang unik, yaitu dapat digunakan dimana saja dan
kapan saja, didukung dengan visualisasi yang menarik
Penggunaan media pembelajaran kimia berbasis android bagi peserta
didik diharapkan dapat memotivasi dalam mengikuti pembelajaran kimia.
Motivasi peserta didik merupakan parameter keberhasilan dan prestasi yang
tinggi. Motivasi diharapkan muncul sebagai dorongan kepada peserta didik untuk
lebih tertarik pada materi pembelajaran. Menurut Uno (2007), Indikator yang
dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa diantaranya: (1) adanya hasrat dan
keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya
harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam, adanya kegiatan
yang menarik dalam belajar; (5) adanya lingkungan belajar yang kondusif.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru kimia SMAN 1 Kopang
yang mengatakan bahwa ‘’kendalanya dalam mengajar materi kimia termasuk di
dalamnya materi larutan asam basa adalah sebagian besar siswa memiliki motivasi
belajar atau semangat belajar yang kurang jika hanya dijelaskan di dalam kelas
akan tetapi semangat belajar mereka sangat luar biasa jika belajarnya dengan
menggunakan metode praktikum dan juga dengan media pembelajaran yang
dibuat lebih menarik’’. Dalam pembelajaran kimia materi larutan asam basa,
media pembelajaran berbasis android dapat dimanfaatkan juga untuk praktikum
sederhana secara digital pada penentuan sifat larutan dengan kertas lakmus.
Praktikum digital ini tidak menggunakan alat dan bahan secara nyata sehingga
lebih praktis. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul Pengembangan Media
Pembelajaran Larutan Asam Basa Berbasis Android untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Kimia Siswa Kelas XI MIPA SMAN 1 Kopang.

2. Rumusan Masalah
Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana tanggapan guru terhadap pengembangan media pembelajaran
larutan asam basa berbasis android untuk meningkatkan motivasi belajar kimia
siswa kelas XI MIPA SMAN 1 Kopang Tahun Ajaran 2020/2021?
2. Bagaimana tanggapan siswa terhadap pengembangan media pembelajaran
larutan asam basa berbasis android untuk meningkatkan motivasi belajar
kimia siswa kelas XI MIPA SMAN 1 Kopang Tahun Ajaran 2020/2021?
3. Bagaimana motivasi belajar siswa setelah dikembangkannya media
pembelajaran larutan asam basa berbasis android untuk meningkatkan
motivasi belajar kimia siswa kelas XI MIPA SMAN 1 Kopang Tahun Ajaran
2020/2021?

3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Mendeskripsikan tanggapan guru terhadap pengembangan media
pembelajaran larutan asam basa berbasis android untuk meningkatkan
motivasi belajar kimia siswa kelas XI MIPA SMAN 1 Kopang Tahun Ajaran
2020/2021.
2. Mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap pengembangan media
pembelajaran larutan asam basa berbasis android untuk meningkatkan
motivasi belajar kimia siswa kelas XI MIPA SMAN 1 Kopang Tahun Ajaran
2020/2021.
3. Mendeskripsikan motivasi belajar siswa setelah dikembangkannya media
pembelajaran larutan asam basa berbasis android untuk meningkatkan
motivasi belajar kimia siswa kelas XI MIPA SMAN 1 Kopang Tahun Ajaran
2020/2021.

4. Variabel Penelitian

Variabel merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang


ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi mengenai
hal tersebut (Sugiyono, 2016). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel
independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat). Variabel
independen atau variabel bebas (X) pada penelitian ini adalah media pembelajaran
larutan asam basa berbasis android. Sedangkan variabel dependen atau variabel
terikatnya (Y) adalah motivasi belajar siswa kelas XI MIPA SMAN 1 Kopang.
10 Fatmawati PENGARUH PPL TERHADAP MINAT MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA
(E1M017022) UNIVERSITAS MATARAM MENJADI GURU
A. Latar Belakang
Sebagai penunjang adanya Program Studi kependidikan
sekaligus untuk menciptakan tenaga pendidik yang professional,
Universitas Mataram telah menyiapkan berbagai program yang
terselenggara dalam berbagai mata kuliah salah satunya adalah Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL). Mata kuliah PPL merupakan mata kuliah
wajib yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa calon guru Program
Studi S1 kependidikan. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan
sebuah kegiatan dimana mahasiswa terjun ke dalam sekolah-sekolah dan
mengajar di sekolah tersebut sepanjang waktu yang telah ditentukan.
Sebelum melaksanakan PPL, mahasiswa terlebih dahulu harus
menempuh mata kuliah micro teaching. Dalam mata kuliah ini,
mahasiswa calon guru mempersiapkan diri sekaligus mengasah
keterampilan dasar mengajar yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru
sebelum mengajar siswa di sekolah secara langsung. Di sini mahasiswa
benar-benar dapat merasakan bagaimana menjadi guru sesungguhnya
yang dituntut memiliki kompetensi yang sangat komplek tidak hanya
mampu dalam menyampaikan materi saja, tetapi juga harus mampu
memberikan contoh yang baik kepada peserta didik. Kompetensi
merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang
harus dimbiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru demi melaksanakan
tugas keprofesionalannya. Dalam Undang-Undang Dosen dan guru
(UUDG) dan PP No. 19/2005 dinyatakan bahwa ruang lingkup
kompetensi guru meliputi 4 hal, yaitu: 1) kompetensi kepribadian, 2)
kompetensi pedagogik, 3) kompetensi profesional dan, 4) kompetensi
sosial.
Untuk itu, diharapkan setelah terjun langsung kelapangan,
mahasiswa mendapatkan pengalaman mengenai cara mengajar yang
profesional, pelaksanaan program yang direncanakan, dan cara
berinteraksi yang baik dengan lingkungan sekolah. Sehingga secara
psikologis, kegiatan PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) ini sangat
berpengaruh positif terhadap pembentukan sikap, kepribadian, moral dan
karakter maupun etika profesi pendidik dan tenaga kependidikan serta
berpotensi mempengaruhi minat untuk menjadi guru pada diri
mahasiswa. Tercermin dari perubahan sikap dan perilaku mahasiswa
setelah mengikuti Pengajaran Mikro (Micro Teaching) maupun PPL
(Praktik Pengalaman Lapangan), mereka lebih mampu menjaga etika,
perilaku serta mengubah penampilan yang lebih sesuai dengan jiwa
seorang pendidik. Seiring dengan perkembangan waktu, mahasiswa
sebagai pribadi akan mengalami masa-masa transisi,baik dari segi
intelegensi, cita-cita maupun motivasi. Transisi atau perubahan-
perubahan tersebut secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap
aspek kehidupannya termasuk dalam hal ini minat untuk menjadi guru.
Kegiatan PPL yang memadai belum tentu menumbuhkan minat menjadi
seorang guru. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik
ingin mengetahui sejauh mana PPL berpengaruh terhadap minat untuk
menjadi guru pada mahasiswa peserta PPL tahun 2016. Peneliti memilih
judul “Pengaruh PPL terhadap Minat Menjadi Guru Pada Mahasiswa
Peserta PPL tahun 2016 Pendidikan Kimia Universitas Mataram ”.

B. Rumusan Masalah
Bersadarkan pembatasan masalah diatas, maka penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana pengaruh PPL terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa
peserta PPL tahun 2016 Pendidikan Kimia Universitas Mataram?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh PPL terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa
peserta PPL tahun 2016 Pendidikan Kimia Universitas Mataram.

D. Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Variabel dependen (Y) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009:61).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah minat menjadi guru
mahasiswa pendidikan kimia.
2. Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen atau terikat (Sugiyono, 2009:61).
Variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah kegiatan PPL.

11 Hasna PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS


Amalina(E1M01 BLOG PADA MATERI STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK
7024) UNSUR SISWA KELAS X SMAN 1 SURALAGA

A. LATAR BELAKANG
Modul merupakan sebuah media pembelajaran yang bersifat
individual. Biasanya modul yang ada di sekolah masih dalam bentuk
konvensional atau cetak sehingga hanya dapat menampilkan gambar
dalam bentuk dua dimensi. Perkembangan teknologi yang berkembang
pesat saat ini telah mempengaruhi segala bidang kehidupan, salah
satunya adalah bidang pendidikan. Kita dapat memanfaatkan
perkembangan teknologi untuk meningkatkan mutu pendidikan yaitu
dengan menyediakan bahan ajar yang mudah diperoleh, mudah
dimengerti dan dapat menarik minat pembaca. Blog sebagai salah satu
layanan aplikasi dari internet, sesungguhnya adalah sebuah website.
Penggunaan media pembelajaran berbasis internet berupa blog
diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari
materi kimia khususnya materi struktur atom dan sistem periodik unsur.
Beberapa keuntungan menggunakan internet sebagai media pembelajaran
yaitu : 1) biayanya murah, 2) mengikuti perkembangan terakhir, 3)
bahan bisa dipilih sesuai kebutuhan, 4) orang dapat mengakses
internet kapan saja dan dimana saja.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, perlu adanya suatu
pengembangan media pembelajaran kimia yang dapat mengubah pola
pembelajaran yang berupa Teacher Centered menjadi Student Centered.
Sumber belajar blog dapat dimanfaatkan guru dan siswa dalam proses
belajar. Materi kimia dapat disajikan dalam bentuk modul kimia berbasis
blog, sehingga bisa membuat siswa lebih tertarik untuk mempelajarinya.
Berdasarkan pembahasan di atas, peneliti tertarik untuk mengembangkan
penelitian dengan judul “Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia
Berbasis Blog untuk Materi Struktur Atom dan Sistem Periodik
Unsur SMA Kelas X”.

B. RUMUSAN MASALAH

Sesuai dengan latar belakang masalah dan pembatasan masalah yang


telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini lebih
ditekankan pada :
Apakah modul pembelajaran kimia berbasis blog untuk materi struktur
atom dan sistem periodik unsur layak digunakan dalam pembelajaran
kimia siswa SMA kelas X berdasarkan penilaian ahli materi, ahli media,
dan guru mata pelajaran kimia?
C. TUJUAN
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas,
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah :

Mengembangkan dan menghasilkan modul pembelajaran kimia berbasis


blog yang layak digunakan dalam pembelajaran kimia untuk materi
struktur atom dan sistem periodik unsur SMA kelas X berdasarkan
penilaian ahli materi, ahli media, dan guru mata pelajaran kimia.
D. VARIABLE DEPENDENT DAN VARIABLE INDEPENDENT
Variable Dependent : Siswa SMA Kelas X
Variable Independent : Modul Berbasis Blog

12 Heni Hidayati PENGARUH PENGGUNAAN ANDROID DAN E-LEARNING TERHADAP


(E1M017026) EFEKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA DI MASBAGIK
1. LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membawa
dampak pada semua bidang, tidak terkecuali dalam bidang pendidikan.
Termasuk diantaranya penggunaan Android dan E-learning yang muncul
sebagai eksistensi penggunaan teknologi dalam ranah pendidikan. Dunia
pendidikan yang semakin berkembang, menuntut guru untuk lebih kreatif
dan inovatif dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Selain itu, keadaan
dunia yang sedang ditimpa pandemi covid-19 mengharuskan sistem
pembelajaran di indonesia dialihkan dalam bentuk online. Perkembangan
teknologi yang semakin maju harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, peserta
didik dan guru bisa memanfaatkan fasilitas internet dalam menunjang
efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran.
Pengguna ponsel pintar di Indonesia terus meningkat. Pengguna
tersebut teridiri dari berbagai kalangan termasuk kalangan peserta didik yang
duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Terdapat beberapa sistem
operasi pada smartphone yang umum digunakan termasuk diantaranya yang
sedang popular saat ini yaitu android. Android merupakan platform open
source pertama yang memisahkan perangkat keras dan perangkat lunak yang
berjalan. Dengan demikian, apliksi-aplikasi di android menawarkan berbagai
kemudahan dalam mengakses berbagai informasi yang memudahkan peserta
didik untuk mencari beragam refrensi sebagai penunjang proses
pembelajaran. E-learning atau proses pembelajran melalui media elektronik,
terutama internet saat ini dianggap dapat menjadi solusi pendidikan karena
tidak dapat hadir secara fisik ke setiap pertemuan proses pembelajaran.
Sedangkan, keberhasilan dalam proses pembelajaran bisa dilihat dari hasil
belajar yang diperoleh oleh peserta didik. Dengan uraian tersebut, saya ingin
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Android dan E-
learning terhadap Efektivitas dan Hasil Belajar Siswa SMA di Masbagik”.

2. RUMUSAN MASALAH
a. Apakah ada pengaruh penggunaan android terhadap efektivitas dan
hasil belajar siswa SMA di Masbagik ?
b. Apakah ada pengaruh penggunaan E-learning terhadap efektivitas dan
hasil belajar siswa SMA di Masbagik ?

3. TUJUAN PENELITIAN
a. Menjelaskan pengaruh penggunaan android terhadap efektivitas dan
hasil belajar siswa SMA di Masbagik.
b. Menjelaskan pengaruh penggunaan E-learning terhadap efektivitas dan
hasil belajar siswa SMA di Masbagik.

4. PENENTUAN VARIABEL DEPENDEN DAN INDEPENDEN


a. Variabel Dependen
Efektivitas dan hasil belajar siswa SMA di Masbagik.
b. Variable Independen
Penggunaan Android dan E-learning
13 Nurwahyu 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak ada judul
Afriani
(E1M017055) Stoikiometri merupakan materi dasar yang harus bisa difahami oleh siswa,
sehingga dapat analisa matematika yang baik supaya dapat menyelesaian suatu
permasalahan dalam materi tersebut. Stoikiometri ini materi dasar dalam
perhitungan dan terdapat juga konsep mol yang merupakan materi atau konsep
dasar dalam perhitungan kimia itu sendiri sehingga menjadi salah satu materi
kimia yang penting secara umum. Isi materi yang terkandung didalamnya
merupakan aspek kimia yang sifatnya begitu abstrak yang juga membutuhkan
pemahaman dan hafalan, yaitu hukum-hukum dasar kimia, menghitung volume
reaksi dan hasil reaksi, menentukan rumus empiris dan rumus molekul, serta
menentukan reaksi pembatas. Meteri-meteri tersebut harus bisa dijelaskan dengan
baik agar siswa bisa memahami meteri tersebut dengan baik dan benar dan tidak
mengalami kesulitan dalam belajar.
Modul elektronik ini merupakan contoh dari hasil integrasi antara bahan ajar
dengan teknologi (Salsabila,2019). Modul elektronik ini juga dapat menjadi
sumber informasi yang efektif bagi siswa dan guru jadi efektif juga buat mengajar.
Modul merupakan salah satu bahan ajar yang dapat disusun sesuai dengan
pendekatan konstektual dan dapat menciptakan hasil belajar yang lebih menarik
dan efektif (Salsabila,2019). Modul elektronik yang berbasis dengan konstektual
ini dapat meningkatkan belajar siswa, maka ini sangat berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Penerapan berbasis konstektual ini juga dapat memotivasi belajar
siswa terhadap ilmu kimia dan pembelajaran yang lebih mandiri, medukung
pengembangan kreaktivitas siswa.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas, maka
dapat dirumuskan masalahnya yaitu, “ Bagaimanakah pengaruh modul
elektronik kimia berbasis konstektual terhadap hasil belajar siswa pada
meteri stoikiometri kelas X IPA 2 SMAN 1 JONGGAT?”

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tuajuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh modul elektronik kimia berbasis konstektual terhadap hasil
belajar siswa pada meteri stoikiometri kelas X IPA 2 SMAN 1
JONGGAT.
1.4 Penentuan Variable Dependen dan Variable Independen.
 Variable dependen : Hasil Belajar Siswa
 Variable independen : Modul Elektronik Berbasis Konstektual

DAFTAR PUSTAKA

Salsabila,Nadia dan Muktiningsih Nurjayadi. 2019.”Pengaembangan Modul


Elektronik (e-Module) Kimia Berbasis KOnstektual Sebagai Media Pengayaan
pada Materi Kimia Unsur”. Jurnal Riset Pendidikan Kimia. 9(2). 103-111.
14 Rabiatul PENGEMBANGAN E-MODUL MATERI KESETIMBANGAN KIMIA
Adawiyah UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS KELAS XI
(E1M017057)
1.Latar Belakang
Salah satu tantangan pendidikan dewasa ini adalah membangun
keterampilan abad 21, diantaranya adalah keterampilan melek teknologi informasi
dan komunikasi (information & communication technology litercy skill). Seiring
dengan pesatnya pengembangan TIK terutama internet maka peluang penerapan
e-learning di sekolah-sekolah dan berbagai instansi pendidikan merupakan suatu
hal yang penting karena dapat memberikan dan melatih para calon pendidik untuk
cakap menggunakan teknologi dalam pembelajaran (Purwaningsih & Pujianto
(2009) ).Nurchali (2010) juga menyatakan bahwa pemanfaatan komputer dalam
pembelajaran dapat memberikan pengalaman belajar yang banyak dan variatif,
meningkatkan motivasi belajar serta mengembangkan keterampilan TIK
(Teknologi Informasi dan Komputer) mahasiswa. Banyak keuntungan yang
didapat melalui penerapan e-learning, dua diantaranya yang utama adalah
meningkatkan efektivitas dan fleksibilitas pembelajaran (Surjono, 2009;
Prahendhiono, 2011; Gozali & Billian, 2011; Mertasari, 2011; Santosa, 2011).
Melalui e-learing pembelajaran dapat dilakukan kapam saja dan dimana saja,
tanpa terikat ruang dan waktu.
Dengan mendukung pelaksanaan pembelajaran yang efektivitas dan
fleksibilitas, dibutuhkan bahan ajar tambahan yang dapat memotivasi peserta didik
dalam meningkatkan kegiatan belajar mandiri dalam menemukan konsep. Salah
satunya adalah bahan ajar dalam bentuk modul. Modul disusun untuk membantu
peserta didik mencapai tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Bahan
ajar dalam bentuk modul dapat dikombinasikan dengan bahan ajar multimedia
interaktif dalam bentuk e-modul.
E-modul merupakan bahan ajar berupa modul yang ditampilkan dalam
format elektronik yang diharapkan dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar
peserta didik (Direktorat Pembinaan SMA, 2017). Hal ini dikarenakan e-modul
melibatkan tampilan gambar, audio, video dan animasi (Suarsana dan Mahayuki,
2013). Selain itu e-modul dapat digunakan oleh peserta didik secara mandiri di
sekolah maupun di rumah. E-modul sebagai bahan ajar memiliki karakteristik
diantaranya: self instructional, self contained, stand alone, adaptif, user frendly,
penggunaan font, spasi dan tata letak yang konsisten, disampaikan melalui media
elektronik berbasis komputer, memanfaatkan berbagai pilihan aplikasi softwere.
Dan didesain dengan memperhatikan prinsip belajar dan pembelajaran (Direktorat
Pembinaan SMA, 2017).
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah berikut :
1. Kondisi pandemi sekarang ini menuntut proses pembelajaran dilakukan
di rumah atau melalui daring.

2. Modul yang berupa hardcopy kurang mampu untuk menyajikan suatu


materi yang memerlukan simulasi.

3. Modul elektronik yang sudah ada kebanyakan terkesan hanya memindahi


dari format hardcopy menjadi softcopy.

4. Modul elektronik yang dikembangkan berpotensi dapat meningkatkan


minat belajar siswa dan memudahkan guru dalam proses pembelajaran.

3. Tujuan penelitian
1.Menghasilkan media pembelajaran interaktif yang berisi tampilan gambar,
audio, video dan animasi sebagai sumber belajar materi Kesetimbangan
Kimia.
2.Mengetahui kelayakan multimedia interaktif sebagai sumber belajar materi
Kesetimbangan Kimia.
4. Penentuan variabel dependen dan variabel independen
Variabel dependen “ siswa sekolah menengah atas kelas XI “
Variabel independen “ e-modul materi kesetimbangan kimia”
15 Rachmawati Efektivitas Pembelajaran dengan Penerapan Media E-Learning dalam
(E1M017059) Meningkatkan Prestasi Belajar Kimia pada Pokok Bahasan Struktur Atom
Kelas X SMA
Latar Belakang
Ilmu kimia merupakan suatu cabang ilmu pengetahuanalamyang
mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, sifat, perubahan
zat, dinamika, kinetika, energetika yang melibatkan keterampilan atau penalaran1.
Ilmu kimia sering dikatakan sebagai “central of science” karena ilmu apapun
selalu berkaitan dengan ilmu kimia dan berbagai fenomena alam terjadi juga
selalu berhubungan dengan kimia. Ilmu kimia juga sering dianggap sebagai mata
pelajaran yang sulit dipahami oleh siswa dikarenakan karakteristik dari ilmu kimia
yang sifatnya abstrak. Salah satunya adalah materi struktur atom yang dipelajari
siswa SMA kelas X.
Pada pengertian mengenai materi struktur atom ini sangat berguna untuk
menjelaskan gaya-gaya diantara atom yang akhirnya mengarah padapembentukan
molekul sehingga banyak para ahli kimia yang mendefinisikan pengertian atom
secara turun temurunmulai dari atom Dalton sampai atom modern. Materi atom
adalah salah satu materi yang bersifat konkrit dan abstrak yang membuat siswa
sulit memahami pada materi struktur dan penyusunan atom. Dalam hal ini sangat
diperlukannya pembelajaran yang lebih kreatif dan membuat siswa mandiri dalam
memahami materi tersebut. Pembelajaran yang kreatif ini sangatdiperlukan
dengan adanya dukungan media dalam proses pembelajaran berlangsung. Baik itu
media komputer, modul, media animasi dan media pembelajaran yang berbasis
internet.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka permasalahan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah penerapan media e-learning pada materi struktur atom sudah valid
digunakan di SMA
2. Bagaimana proses pembelajaran pada penerapan media e-learning pada materi
struktur atom di SMA?
3. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan media e-learning pada materi
struktur atom di SMA?
4. Bagaimana hasil belajar siswa terhadap penerapan media e-learning pada materi
struktur atom di SMA?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalahuntuk:
1. Mengetahui kevalidan penerapan media e-learning pada materi struktur atom di
SMA.
2. Mengetahui proses pembelajaran pada penerapan media e-learning pada materi
struktur atom di SMA
3. Mengetahui respon siswa terhadap penerapan media e-learning pada materi
struktur atom di SMA.
4. Mengetahui hasil belajar siswa terhadap penerapan media e-learning pada
materi struktur atom di SMA.
Variabel Dependen dan Independen
Variabel Independen: Penerapan Media E-Learning pada Pokok Bahasan Struktur
Atom
Variabel Dependen:Prestasi Belajar Kimia Siswa Kelas X SMA
16 Rama Himawan PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK DALAM MENINGKATKAN
Abror HASIL BELAJAR SISWA SMA 1 MASBAGIK KELAS X PADA MATERI
(E1M017061) IKATAN KIMIA

1. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan setiap
manusia karena dengan adanya ilmu setiap manusia akan bisa memperoleh suatu
kebenaran. Pada era globalisai sekarang pendidikan merupakan suatu kebutuhan
pokok yang penting dan harus dimiliki oleh setiap individu terlepas dari apapun
jenis pelajaran yang diberikan. Pendidikan juga harus menalami suatu
pembaharuan sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan adanya pembaharuan
di setiap sektor Pendidikan itu mengakibatkan keharusan bagi setiap orang
mengenyamnya jika tidak maka individu tersebut akan mengalami ketertinggalan
dalam bersosialisasi di masyarakat sekitar. Pendidikan juga merupakan hal yang
tidak asing, bahkan sejak masih kecil nilai – nilai Pendidikan sudah ditanamkan
oleh orang tua kepada anaknya.
Pendidikan merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia, karena itulah
suatu Pendidikan haruslah mengalami pembaharuan mengikuti perkembangan
zaman dan keadaan sekitar, sehubungan dengan terjadinya pandemic dan proses
belajar mengajar tidak bisa dilaksanakan secara tatap muka melainkan melaui
daring/online, sehingga dibutuhkan inovasi dalam melakukan proses
pembelajaran. Karena itu berdasarkan keadaan sekarang, khususnya pada materi
ikatan kimia diberlakukan metode pengajaran yang lebih efektif yaitu
emnggunakan modul. Dikarenakan perkebembagan zaman maka peneliti
mengembangkan modul yang berorientasikan pada pemanfaatan komputer yaitu
berupa modul elektronik.
2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalah


dalam penelitian ini yaitu, bagaimana cara mengembangkan modul elektronik
pada materi ikatan kimia kelas X SMAN 1 Masbagik.
3. Tujuan penelitian

Berdasarkan latar belakang yang disampaikan di atas, dapat disimpulkan tujuan


yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengetahui kualitas modul elektronik pada materi ikatan kimia kelas X
SMAN 1 Masbagik.
2. Mengetahui respon peserta didik dari penggunaan modul elektronik pada
materi ikatan kimia kelas X SMAN 1 Masbagik.
4. Penentuan variabel dependen dan independen

Variabel dependen : hasil belajar.


Variabel independent : pengembangan modul elektornik.
17 Restu Hidayanti POLA PEMBELAJARAN KIMIA DI MA NW PERIAN, SELAMA COVID
(E1M017063) 1. Latar Belakang
Kimia sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan alam memiliki cirri
khas yang membedakan dengan ilmu lain yang serumpun. Kimia mempelajari
materi dari struktur, komposisi, fenomena, reaksi-reaksi ketika terjadi perubahan
materi dan eergi yang menyertai perubahan itu. Dalam mempelajari kimia, peserta
didik dihadapkan pada tantangan untuk memahami representasi makroskopik yang
berkaitan dengan fenomena-fenomena yang diamati baik didunia nayat/alam
ataupun lingkungan terkontrol laboraturium. Pemahaman terhadap representasi
makroskopik kimia harus dihubungkan dengan representasi submikroskopik yang
berkaitan dengan dunia partikel yang berukuran nano, yaitu pergerakan dan
interaksi antar atom, molekul dan partikel sub atom. Representasi submirokskopik,
itu menjadi penjelas mengapa fenomena makrokopik dapat terjadi. Kedua aspek
tersebut selanjutnya direprsentasikan dengan symbol dan persamaan, serta
melibatkan juga perhitungan secara kuantitatif. Peserta didik dapat menguasai
ilmu kimia dengan baik, bila mampu menghubungkan ketiga representasi tersebut.
Oleh karena itu pembelajaran kimia, baik ditingkat sekolah menengahmaupun
dipendidikan tinggi harus mengakoomodasi keterhubungan ketiga level
representasi kimia.
Hampir seluruh aspek kehidupan terpengaruh oleh pandemic COVID-19.
Terkhusus di Indonesia, dunia pendidikan segera merespon dampak pandemic
COVID-19. Berdasarkan surat edaran para peserta didik diharapkan mengganti
sekolah tatap muka dengan sekolah melalui daring dengan memanfaatkan
berbagai platform, termasuk diantaranya adalah media social yang ada sampai
akhir semester. Terdapat beberapa jenis pembelajaran daring, yaiitu
knowkwdgbase, online support, pelatihan asinkron, pelatihan sinkron, dan
pelatihan hybrid/blended. Jenis knowkwdgbase adalah serangkaian pelajaran yang
diterbitkan disitus web dan memiliki intruksi umum pembelajaran yang harus
diikuti siswa, tanpa dukungan yang tersedia. Jenis online support adalah jenis
versi modifikasi dari knowkwdgbase dimana dukungan tersedia sehingga terdapat
papan diskusi, forum web atau cara komunikasi lain yang tersedia sebagai fitur
pendukung beberapa topic. Pelatihan asinkron adalah pelatihan yang tidak
dilakukan secara real-time, tetapi para siswa diberikan pelatihan konten secara
teratur. Instruktur ditugaskan untuk member dukungan melalui e-mail atau
platform kuminkasi lainnya. Peltihan sinkron adalah pelatihan yang dilakukan
secara real-time dengan instruktur langsung dan moderator opsional. Ada waktu
yang telah ditentukan sebelumnya untuk masuk ke lingkungan pendidikan online
dan peserta dapat berkomunikasi langsung dengan anggota kelompok lainnya.
Pelatihan hybrid adalah kombinasi interaksi online dan tatap muka. Hamper
seluruh institusi pendidikan di indonensia melaksanakan perkuliahan secara
daring, sebagai alternafif paling logis dalam menyikapi adanya pandemic COVID-
19. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengnalisis pola pembelajaran
kimia di masa pendemi COVID-19.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut :
1. Adakah perbedaan pola pembelajaran tatap muka dengan pola
pembelajaran secara daring ?
2. Adakah pengaruh dari pembelajaran yang dilakukan secara daring selama
pandemi ?
3. Apakah kesulitan yang dialami siswa selama belajar secara daring ketika
masa pandemic ?

3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari enelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pebedaan pola pembelajaran tatap muka dengan pola pembelajaran
secara daring.
2. Ada tidaknya pengaruh dari pembelajaraan yang dilakukan secara daring
selama pandemic?
3. Ada tidaknya kesulitan yang dialami siswa selama belajar daring ketika
masa pandemic ?

4. Variable Bebas dan Variable Terikat


 Variable bebas : cara/system pembelajaran yang digunakan.
 Variable terikat : terdiri dari 2 yaitu repon/sikap siswa dan capaian
pemahaman siswa/ nilai siswa.

18 Rizky Jasahuldia PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS APLIKASI


(E1M017065) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA/I SMAN 1 KERUAK
PADA MATERI HIDROKARBON

1.1 Latar belakang

Mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran yang mencari jawaban atas
pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana gejala-gejala alam yang terjadi
khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur, sifat dan perubahan serta
energenitika zat yang melibatkan konsep dan keterampilan analisis. Pelajaran
kimia seringkali kurang diminati oleh peserta didik dan dianggap sebagai
pelajaran yang membosankan. Hal ini dikarenakan oleh sifatnya yang abstrak dan
sulit untuk dimengerti. Sehingga peran guru sangatlah penting terutama dalam
melakukan variatif model ataupun media pembelajaran untuk menarik perhatian
peserta didik terhadap pelajaran kimia.
Persoalan yang terjadi saat ini adalah proses belajar tidak bisa lagi dilaksanakan
secara tatap muka akibat dari pandemi covid-19. Sulitnya proses belajar mengajar
dilakukan secara tatap muka ini tentunya dirasakan oleh guru maupun para siswa/i
terlebih pada mata pelajaran kimia yang harus diajarkan melalui media online.
Sedangkan seperti yang kita ketahui pembelajaran kimia secara offline atau tatap
muka saja para siswa masih sering kesulitan memahaminya apalagi yang secara
online yang tanpa ada interaksi langsung antara guru dan peserta didik. Namun
mau tidak mau sekarang system online harus terus dilakukan agar para siswa/i
tidak ketinggalan pelajaran. Dengan kondisi ini guru dituntut untuk mencari solusi
yang dapat memudahkan siswa dalam belajar dengan memanfaatkan media
online/daring atau berbasis teknologi sehingga para siswa/i akan mudah
mengakses atau mengikuti pembelajaran dengan baik. Berdasarkan uraian latar
belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
memanfaatkan teknologi yaitu tentang “pengembangan modul pembelajaran
berbasis aplikasi untuk meningkatkan pemahaman siswa/i SMAN 1 Keruak pada
materi hidrokarbon”.
1.2 Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah penggunaan modul berbasis aplikasi dapat meningkatkan
pemahaman siswa/i SMAN 1 Keruak pada materi hidrokarbon?
1.3 Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh penggunaan modul pembelajaran berbasis aplikasi
terhadap peningkatan pemahaman siswa/i SMAN 1 Keruak pada materi
hidrokarbon.
1.4 Variable independen (variable bebas) : Modul pembelajaran berbasis aplikasi
Vaiabel dependen (variable terikat) : Pemahaman siswa/i SMAN 1 Keruak
19 Rohana Sopiati PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGRI
(E1M017067) MATARAM TERHADAP KUIS BERBASIS PLATFORM ONLINE
(KHOOT) SEBAGAI MEDIA EVALUASI BELAJAR

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi di zaman modern seperti sekarang ini
memberikan berbagai kemudahan bagi setiap individu dalam melakukan
kegiatan sehari-hari, tidak terkecuali dalam pendidikan. Salah satu
perkembangan teknologi yang sedang berkembang pesat adalah internet,
internet yaitu kumpulan dari jutaan komputer yang digunakan untuk
mendapatkan segala bentuk informasi baik mengirim maupun menerima dari
computer lain yang ada didalam kumpulan tersebut. Dunia pendidikan harus
selalu menyesuaikan perkembangan teknologi terhadap usaha dalam
peningkatan mutu pendidikan, terutama penyesuaian terhadap penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi. Meningkatnya mutu pendidikan tidak
lepas dari peranan perguruan tinggi sebagai salah satu pelaksana tujuan
pendidikan. Dalam melaksanakan peranan tersebut, perguruan tinggi juga
didukung dengan proses pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa baik di
kelas ataupun di luar kelas. Maka dari itu, untuk menunjang proses
pembelajaran tersebut, perguruan tinggi perlu melakukan dan menerapkan
inovasi dan terobosan baru berbasis IPTEK yang melibatkan dosen
didalamnya.
Salah satu platform kuis yang menarik untuk diterapkan adalah Khoot.
Khoot merupakan platform pembelajaran berbasis permainan gratis yang
melibatkan mahasiswa/siswa melalui permainan dalam bentuk kuis yang
dibuat oleh dosen atau guru. Banyak pengajar diluar negri yang telah
menerapkan alat penilaian ini untuk mengevaluasi pembelajaran. Kirew (2014)
Penelitian di Universitas Sains dan Teknologi Norwegia (NTNU) pada 2013
menemukan bahwa mahasiswa yang berpartisipasi dalam berbagai kuis
berbasis permainan menggunakan Khoot didalam kelas menunjukkan 22%
belajar lebih banyak daripada mahasiswa yang mengerjakan kuis kertas dan
25% siswa yang menggunakan Khoot lebih termotivasi dibandingkan dengan
kuis kertas. Sedangkan dalam penelitian Iwamoto, Hargis, Taitano & Vuong
(2017) menunjukkan bahwa penggunaan Khoot memiliki pengaruh dalam
menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan menarik sehingga
memotivasi dalam kinerja akademik dan hasilnya memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap nilai ulangan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukanan diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana cara supaya dunia pendidikan tetap berjalan efektif dengan
memanfaatkan IPTEK ditengah pandemi saat ini?
2. Bagaimana persepsi mahasiswa pendidikan kimia terhadap kuis berbasis
platform online (khoot) sebagai media evaluasi belajar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan diatas, penelitian ini bertujuan untuk, yaitu:
1. Menemukan inovasi dan terobosan baru berbasis IPTEK untuk menunjang
dunia pendidikan tetap berjalan efektif ditengah pandemi saat ini.
2. mengetahui persepsi mahasiswa pendidikan kimia terhadap kuis berbasis
platform online (Khoot) sebagai media evaluasi belajar.
D. Penentuan Variabel Dependen dan Independen
Variable Dependen : hasil belajar mahasiswa
Variabel Independen : media evaluasi belajar berbasis platform online (Khoot).
20 Roza Hairunnissa Efektifitas Pembelajaran Daring (E-learning) Berbantu Lembar Kerja Peserta
(E1M017069) Didik (LKPD) Terhadap Hasil Belajar Kimia pada Materi Larutan Elektrolit dan
Non Elektrolit Siswa Kelas X IPA SMAN 2 TALIWANG
di Masa Pandemi Covid-19
1. Latar Masalah
Pembelajaran merupakan suatu proses yang bersifat kompleks.
Pembelajaran bukan hanya diartikan sebagai sebuah proses yang dilakukan
siswa untuk memperoleh ilmu dari seorang guru, tetapi proses pembelajaran
juga memiliki aspek yang harus dicapai untuk dapat dikatakan proses tersebut
berjalan dengan baik atau efektif. Sanjaya (2011) menyatakan bahwa
pembelajaran merupakan suatu sistem yang kompleks yang keberhasilannya
dapat dilihat dari dua aspek, yakni aspek produk dan aspek proses. Kedua sisi
ini sama pentingnya, karena dalam pembelajaran harus memperhatikan kedua
aspek tersebut untuk dapat mencapai tujuan sebenarnya dari pembelajaran itu
sendiri, termasuk di antaranya dalam pembelajaran ilmu kimia. Ilmu kimia
merupakan salah satu mata pelajaran yang dilaksanakan dalam pembelajan di
SMA. Ilmu kimia tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari sehingga
bermanfaat untuk dipelajari. Pentingnya ilmu kimia dalam proses
pembelajaran siswa diharapkan dapat mencapai nilai di atas Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) sebagai bukti bahwa siswa telah mencapai tujuan
pembelajaran kimia dari hasil belajarnya. Menurut Suyanti (2010) banyaknya
konsep kimia yang bersifat abstrak yang harus diserap siswa dalam waktu
relatif terbatas menjadikan ilmu kimia merupakan salah satu mata pelajaran
sulit bagi siswa sehingga di butuhkan bahan ajar penunjang pelaksanaan
bembelajaran untuk memudahkan siswa dalam memahami materi ajar.
Bahan ajar adalah bahan atau materi pelajaran yang disusun secara
lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang
digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Selama ini, bahan ajar
yang di gunakan pada mata pelajaran kimia berupa buku teks yang dipinjam
dari perpustakan sekolah. Selain itu, ada juga siswa yang membeli buku secara
terpisah untuk mendapat materi atau referensi yang yang berbeda karena kata-
kata yang terdapat pada buku teks dalam menjelaskan materi sulit dipahami
dan kalimat yang digunakan kurang baku. Sehingga bahan ajar Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) dijadikan sebagai acuan siswa dalam belajar, dimana
materi yang di peroleh sama antara siswa satu dengan siswa yang lainnya dan
tidak terjadi miskonsepsi karena pembahasannya sama. Selain itu, Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan bahan ajar yang di tulis dengan tujuan
agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu “Apakah Pembelajaran
Daring (E-learning) Berbantu Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Efektif
Terhadap Hasil Belajar Kimia pada Materi Larutan Elektrolit dan Non
Elektrolit Siswa Kelas X IPA SMAN 2 TALIWANG di Masa Pandemi Covid-
19”?
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui Efektifitas Pembelajaran Daring (E-learning) Berbantu
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Terhadap Hasil Belajar Kimia pada
Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Siswa Kelas X IPA SMAN 2
TALIWANG di Masa Pandemi Covid-19
4. Penentuan Variabel Dependen dan Independen
 Variabel Dependen : Hasil belajar kimia siswa (variabel dipengaruhi)
 Variabel Independen : Efektifitas pembelajaran daring (E-learning)
Berbantu Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) (variabel mempengaruhi)
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, A. 2011. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Suyanti, R.D. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
21 Sa'adatul Azmi PENGEMBANGAN BAHAN AJAR CONTEKSTUAL TEACHING AND
(E1M017071) LEARNING (CTL) BERBANTUAN MEDIA KOMPUTASI HYPERCHEM
PADA MATERI STRUKTUR ATOM
Sa’adatul Azmi (E1M017071)

1. Latar Belakang

Mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang baru didapatkan
pada tingkat menengah atas (SMA/MA) dan dianggap sulit oleh sebagian besar
siswa. Konsep-konsep kimia yang bersifat abstrak dan kompleks membuat siswa
menghindari pelajaran ini, penggunaan media pembelajaran yang sangat minim
dilakukan oleh guru, serta bahan ajar yang digunakan sebatas buku paket atau
LKS, sehingga tidak mengherankan jika ketuntasan belajar siswa sangat rendah.
Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur, susunan, sifat,
perubahan materi, serta energi yang menyertainya. Dalam mempelajari ilmu kimia
terdapat tiga aspek kajian yang harus diperhatikan, tiga aspek kajian tersebut juga
dikemukakan oleh Johnstone dan Wu dalam Kirna (2010) menyatakan bahwa
untuk bisa memahami kimia, pembelajar harus mempunyai pemahaman dan
mampu mengaitkan tiga aspek kajian kimia, yaitu makroskopis, mikroskopis, dan
simbolik. Johnstone dalam Chittleborough (2004) membedakan ketiga level
representasi kimia mengenai materi dengan penjelasan sebagai berikut : (1) level
makroskopis terdiri dari fenomena kimia nyata secara langsung atau tidak
langsung pada pengalaman siswa sehari-hari; (2) level mikroskopis terdiri dari
fenomena kimia nyata yang menunjukkan tingkat partikular, sehingga tidak dapat
dilihat seperti pergerakan elektron, molekul, partikel atau atom; (3) level simbolik
terdiri dari fenomena kimia nyata dan dapat diimplementasikan ke dalam bentuk-
bentuk berupa gambar, hitungan dan grafik.
Dalam proses pembelajaran, setiap siswa memiliki karakter yang berbeda dalam
belajar, sehingga guru perlu menyesuaikan cara mengajar terhadap karakter
belajar siswa. Menurut Dimyati bahwa “dalam proses pembelajaran ada empat
komponen yang penting yang berpengaruh bagi keberhasilan belajar siswa, yaitu
bahan belajar, suasana belajar, media dan sumber belajar, serta guru sebagai
subyek pembelajaran”. Komponen-komponen tersebut sangat penting dalam
mempengaruhi proses pembelajaran. Manakala salah satu komponen tidak dapat
mendukung maka keberhasilan pembelajaran tidak akan optimal. Dalam rangka
mencapai proses pembelajaran yang baik tersebut guru harus mampu
menggunakan dan mengembangkan sumber pembelajaran, salah satu sumber
belajar yang dapat digunakan adalah modul. Modul pembelajaran menurut
Nasution (2003:205) adalah sebagai satu unit yang lengkap dan berdiri sendiri
serta terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu
siswa dalam mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas.
Untuk pengembangan bahan ajar berupa modul perlu dilakukan pada materi
tertentu. Oleh karena itu, salah satu bentuk pengembangan yang diperlukan yaitu
pengembangan bahan ajar CTL berbantuan media komputasi hyperchem pada
materi struktur atom. Dimana pada model pembelajaran CTL menekankan pada
pengembangan minat dan pengalaman siswa. Model pembelajaran CTL terdiri
dari beberapa komponen diantaranya yaitu: konstruktivisme (constructivisme),
menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning
community), pemodelan (modeling), refleksi (reflektion), penilaian yang
sebenarnya (authentic assesment). Sehingga model pembelajaran CTL ini
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya yakni materi struktur
atom dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan Hyperchem merupakan software berbasis komputasi kimia untuk
mempermudah dalam permodelan molekul (Yusuf, 2017). Software ini memiliki
keunggulan membuat struktur menjadi 3 dimensi. Selain itu, molekul yang
terdapat dalam hyperchem dapat disesuaikan ukurannya dan dapat dirotasikan.
Dengan berbagai kelebihan yang terdapat pada aplikasi hyperchem siswa dapat
mengaplikasikan pemahaman konsep yang telah didapatkan secara lebih nyata dan
lebih menarik.
2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimana desain pengembangan modul pembelajaran kimia
berbasis CTL berbantuan media komputasi Hyperchem pada
materi struktur atom?
b. Apakah modul pembelajaran kimia berbasis CTL berbantuan
media komputasi Hyperchem pada materi struktur atom layak
digunakan?
c. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan modul
pembelajaran kimia berbasis CTL berbantuan media komputasi
Hyperchem pada materi struktur atom?
3. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana desain pengembangan modul
pembelajaran kimia berbasis CTL berbantuan media komputasi
Hyperchem pada materi struktur atom.
b. Untuk mengetahui apakah modul pembelajaran kimia berbasis
CTL berbantuan media komputasi Hyperchem pada materi
struktur atom layak digunakan.
c. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa dengan
menggunakan modul pembelajaran kimia berbasis CTL
berbantuan media komputasi Hyperchem pada materi struktur
atom.
4. Variable dependent dan independent
a. Variable dependent dari penelitian ini adalah modul
pembelajaran kimia berbasis CTL berbantuan media komputasi
Hyperchem pada materi struktur atom.
b. Variable independent siswa-siswi yang menggunakan modul
pembelajaran kimia berbasis CTL berbantuan media komputasi
Hyperchem pada materi struktur atom.

22 Siti Hulwati BAB 1 Tidak ada judul


(E1M017073) PENDAHULUAN Tidak ada variabel
A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berpengaruh pada


berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Pendidikan merupakan
suatu proses dengan metode-metode tertentu sehingga seseorang memperoleh
pengetahuan,pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan
dirinya (Syah, 2006) dan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Tujuan
pendidikan nasional mengharapkan terbentuknya manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung
jawab (Depdiknas, 2006). Pendidikan juga harus mampu melahirkan peserta didik
dan calon pendidik yang cakap dalam bidangnya dan berhasil menumbuhan
kemampuan berpikir logis, berpikir kreatif, memecahkan masalah, bersifat kritis,
menguasai teknologi, adaptif terhadap perubahan dan perembangan zaman, serta
melek sains (Mudzakir, 2005).
Melek sains (Literate dalam sains) ini dikenal dengan literasi sains. Literasi sains
(science literacy) berasal dari kata latin yaitu literatus (ditandai dengan
huruf,melek huruf, atau berpendidikan) dan scientia (memiliki pengetahuan)
(Toharudin, 2011). De Boer (1991) menyatakan bahwa orang yang pertama
menggunakan istilah Literasi sains adaah Paul de Hart Hurt dari Stanford
University yang menyatakan bahwa Science Literacy berarti bahwa memahami
sains dan mengaplikasikannya bagi kebutuhan masyarakat. Literasi sains menurut
National Science Education Standards adalah suatu ilmu pengetahuan dan
pemahaman mengenai konsep dan proses sains yang akan memungkinkan
seseorang untuk membuat suatu keputusan dengan pengetahuanyang dimilikinya,
serta turut terlibat dalam hal kenegaraan, budaya, dan pertumbuhan ekenomi
(OECD, 2003). PISA (Programme for International Student Assesment)
mendefinisikan literasi sains sebagai kapasitas individu dalam menggunakan
pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan, menarik kesimpulan
berdasarkan bukti-bukti agar dapat memahami dan membantu membuat keputusan
tentang dunia alami serta interaksi manusia dengan alam (OECD, 2009).
Sementara National Science Teacher Assosiation (1971) mengemukakan bahwa,
seseorang yang memiliki Literasi Sains adalah orang yang menggunakan konsep
sains, mempunyai keterampilan proses sains untuk dapat menilai dalam membuat
keputusan sehari-hari kalau ia berhubungan dengan orang lain,
lingkungannya,serta memahami antara interaksi antara sains, teknologi, dan
masyarakat, termasuk perkembangan social dan ekonomi. Liteasi sains penting
untuk dikuasai peserta didik dalamkaitannya dengan bagaimana peserta didik
dapat memahami lingkungan hidup, kesehatan, ekonomi, dan masalah-masalah
lain yang dihadapi oleh masyarakat modern yang sangat tergantung pada teknologi
serta perkembangan ilmu pengetahuan (Toharudin.2011).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
:
1. Bagaimana mengembangkan instrument tes berbasis literasi sains dalam
aspek menjelaskan fenomena ilmiah ?
2. Apakah produk yang dikembangkan memenuhi syarat kualitas minimal
baik berdasarkan ahli materi, ahli evaluasi, dan dosen ahli IPA?
3. Bagaimana validitas instrument tes berbasis literasi sains setelah
diimplementasikan kepada mahasiswa ?
C. Tujuan
1. Mengembangkan instrument tes berbasis literasi sains dalam aspek
menjelaskan fenomena ilmiah.
2. Mengkaji kualitas produk yang dikembangkan memenuhi syarat kualitas
minimal baik berdasarkan ahli materi, ahli evaluasi, dan dosen ahli IPA.
3. Menganalisis validitas instrument tes berbasis literasi sains setelah
diimplementasikan kepada mahasiswa

23 Siti Nurul Yaqutu Pengembangan Modul Praktikum Kimia Bahan Alam : Isolasi Senyawa
B (E1M017075) Triterenoid dari Kulit Batang Tumbuhan Kersen
1. Latar Belakang
Pohon kersen termasuk ke dalam jenis neotropik atau tumbuhan
yang hidup dengan baik dengan iklim tropis seperti Indonesia. Kersen
berasal dari Filipina dan menyebar ke-Indonesia sekitar abad ke-19,
tumbuhan ini sangat mudah tumbuh dan liar sehinga sering digunakan
sebagai tumbuhan peneduh karena memiliki daun yang rindang.
Tumbuhan kersen ini mengandung begitu banyak senyawa kimia yang
bermanfaat bagi kesehatan manusia. Kersen mengandung flavonoid yang
terdiri dari berbagai jenis flavon, flavonon, flavan, dan biflavan. Senyawa
kimia lainnya yaitu tannin, triterpene, polifenol yang berperan dalam
aktivitas antioksidan.
Bagian tumbuhan kersen seperti daun dan buah merupakan
bagian yang sering digunakan lansung dalam mengatasi berbagai jenis
penyakit. Daun kersen dapat direbus atau direndam dalam air sebagai
obat batuk, peluruh dahak, dan juga dapat mengurangi pembengkakan
kelenjar prosat, menurunkan panas, menghilangkan sakit kepala, flu, dan
mengobati asam urat. Kemudian, untuk buah yang telah masak selain
enak juga dapat digunakan untuk obat sakit kuning, diabetes, dan
penyakit lainnya. Sedangkan kulit batang kersen jarang digunakan
sebagai obat, paling sering digunakan sebagai bahan tali atau kayu bakar
karena memiliki tekstur lunak dan mudah kering.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan
sebelumnya, rumusan masalah untuk penelitian ini adalah :
a. Bagaimana tingkat kelayakan modul praktikum kimia bahan
alam tentang isolasi senyawa triterpenoid dari kulit batang
kersen?
b. Bagaimana tingkat kepraktisan modul praktikum kimia bahan
alam tentang isolasi senyawa triterpenoid dari kulit batang
kersen?
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui tingkat kelayakan modul praktikum kimia


bahan alam tentang isolasi senyawa triterpenoid dari kulit
batang kersen.
b. Untuk mengetahui tingkat kepraktisan modul praktikum kimia
bahan alam tentang isolasi senyawa triterpenoid dari kulit
batang kersen.
c.
4. Penentuan Variabel Dependen dan Independen
 Variabel Dependen : Pengembangan Modul Praktikum
 Variabel Independen : Isolasi Senyawa Triterpenoid

24 Suci Apriani HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN AKTIVITAS


(E1M017077) BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK DI MADRASAH AL-ISLAHUDDINY
DAN DI SEKOLAH NEGERI 1 KEDIRI

Variable dependen : peserta didik di madrasah al-islahuddiny dan di sekolah


negeri 1 kediri
Variable independen : motivasi belajar dengan aktivitas belajar kimia
 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif
dan signifikan antara waktu belajar di sekolah dan aktivitas belajar siswa dalam
proses pembelajaran kimia dengan prestasi belajar kimia di sekolah swasta dan
negeri .
 Perumusan masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah sekolah dengan sttus
negeri sama atau berbeda dengan sekolah dengan sttus swasta. Sekolah dengan
sttus negeri lebih atau tidak lebih baik dengan sekolah status swasta dalam
pembelajaran kimia.
 Latar Belakang

Pengetahuan dalam kimia bersifat teoritis dan praktis . teori-teori dalam


ilmu kimia di dukung oleh kegiatan praktikum atau percobaan di laboraturium .
Dengan adanya kegiatan praktikum atau percobaan tersebut, maka siswa akan
semakin mudah mempelajari ilmu kimia . proses belajar siswa juga dapat
mempengaruhi pemahaman siswa terhadap ilmu kimia . proses belajar tersebut
dapat berlangsung melalui kematangan, penyesuaian diri, pengalaman , bermain,
pengertian , menghafal/mengingat dan latihan-latihan.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi belajar siswa , baik itu faktor –faktor yang
berasal dari dalam siswa ( faktor internal) maupun yang berasal dari luar diri siswa
( faktor eksternal) . waktu belajar dis ekolah merupakan faktor eksternal. Sekolah
merupakan tempat utama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar . siswa
menggunakan waktu belajar di sekolah selama 7 jam setiap hari sehingga akan ada
perbedaan siswa yang sekolah di negeri dan di madrasah mengenai waktu sekolah
yang memilki peran penting dalam proses belajar siswa.
25 Ulyl Amryani PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MOBILE LEARNING (M-
(E1M017079) LEARNING) BERBASIS ANDROID UNTUK POKOK BAHASAN
KOLOID PADA SISWA KELAS XI SMA/MA
A. Latar Belakang

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di


indonesia berkembang dengan pesat. Kemajuan TIK tersebut dapat
dirasakan di berbagai bidang, salah satunya pendidikan. Perkembangan
TIK di bidang pendidikan akan menjadikan pendidikan indonesia saat ini
bisa lebih maju dan berkembang. Perkembangan TIK dapat di
manfaatkan oleh guru untuk menciptakan pembelajaran yang menaril dan
lebih berwarna dalam kelas. Sanjaya (2012:57) menyatakan bahwa media
pembelajaran adalah suatu perantara dari sumber informasi ke penerima
informasi, seperti video, televisi, komputer, dan sebagainya yang
digunakan untuk menyalurkan informasi yang disampaikan. Media
pembelajaran tersebut menjadi sarana atau perantara dalam me-
nyampaikan pelajaran. Definisi tersebut didukung oleh Smaldino, dkk.
(2005: 9) menyatakan bahwa media pembelajaran berfungsi untk
menyampaikan pelajaran antara siswa dan guru dalam proses
pembelajaran dalam menciptakan pembelajaran secara efektif dengan
mempengaruhi kondisi dan lingkungan belajar guna memfasilitasi guru
dan siswa dalam menjalin komunikasi dan belajar.
Perkembangan perangkat handphone saat ini berkembang sangat
pesat di berbagai kalangan, selain mudah di dapat dan mudah cara
mengoperasikan. Saat ini banyak sekali handphone beredar di masyarakat
dari berbasis java hingga handphone pintar yang dikenal sebagai android.
Android memiliki banyak fasilitas seperti PC/ laptop yang dapat
mendukung kegiatan pembelajaran misalnya mobile learning (m-
Learning). Pembelajaran m-Learning adalah bentuk pembelajaran yang
khusus memanfaatkan perangkat dan teknologi komunikasi bergerak. Hal
ini ditegaskan dengan pendapat O’Malley et al.(2003) juga menjelaskan
pengertian m-Learning adalah pembelajaran yang terjadi ketika pelajar
tidak pada lokasi yang tetap atau telah ditentukan, dan pembelajaran yang
terjadi ketika pelajar mengambil keuntungan dari kesempatan belajar
yang ditawarkan oleh teknologi mobile. Media pembelajaran m-Learning
ini juga sangat cocok digunakan pada masa pandemi seperti sekarang
dimana tidak membutuhkan ruang kelas. Peningkatan mutu pendidikan
dapat dilakukan dengan memanfaatkan m- Learning sebagai media
pembelajaran yang dapat merubah paradigma siswa atau siswi tentang
pembelajaran disekolah yang hanya duduk untuk mendengarkan dan
mengikuti pembelajaran yang sudah diketahui guru.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah proses pengembangan media pembelajaran m-Learning


berbasis android pada pokok bahasan koloid pada siswa kelas XI
SMA/MA ?
2. Bagaimanakah kelayakan media pembelajaran m-Learning berbasis
android pada pokok bahasan koloid pada siswa kelas XI SMA/MA ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui proses pengembangan media pembelajaran m-
Learning berbasis android untuk siswa kelas XI di sma/ma pada
materi koloid.
2. Untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran m-Learning berbasis
android pada pokok bahasan koloid pada siswa kelas XI SMA/MA

D. Variabel
Variabel bebas : Metode m-learning berbasis android pada pokok
bahasan koloid untuk siswa kelas XI SMA/MA.
Variabel terikat : Pengembangan media pembelajaran m-Learning
berbasis android.
26 Yulia Indrayana PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM KIMIA UJI ANTIOKSIDAN
Sopya BERBASIS KIMIA KOMPUTASI
(E1M017081) 1. 1 Latar Belakang
Ilmu kimia adalah ilmu yang berbasis teori dan ekperimen (Junaidi, dkk,
2018). Pelaksanaan eksperimen/praktikum dalam ilmu kimia merupakan satu hal
yang sangat penting untuk dilakukan mengingat kegiatan praktikum dalam
pembelajaran kimia merupakan suatu metode yang dirancang secara khusus agar
mahasiswa dapat mengembangkan aktivitas belajar dan memperoleh fakta dari
konsep yang dipelajarinya (Murti, dkk, 2014). Kegiatan praktikum dapat berjalan
dengan baik apabila semua alat dan bahan tersedia dalam jumlah yang cukup dan
dalam kondisi baik. Selain itu, faktor utama yang menjadi penyebab kendala
pelaksanaan praktikum tersebut adalah tidak tersedianya petunjuk praktikum atau
modul praktikum yang terstandar. Modul praktikum merupakan sebuah buku
berisi tata cara persiapan, pelaksanaan, analisis data dan pelaporan yang disusun
dengan tujuan membantu pelaksanaan praktikum. Modul praktikum sebagai
penuntun praktikum merupakan fasilitas praktikum berisikan panduan tahapan-
tahapan kerja praktikum bagi siswa maupun bagi guru yang sudah digunakan
sejak lama untuk membantu dan menuntun siswa agar dapat bekerja secara
continue dan terarah.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penting adanya suatu metode yang
dapat mengatasi kendala-kendala yang ada. Dalam hal ini pemanfaatan teknologi
adalah satu hal yang efektif mengingat manfaat teknologi yang mudah untuk
diakses kapanpun dan dimanapun. Oleh karena itu, penulis mengajukan judul
penelitian “Pengembangan modul praktikum kimia uji antioksidan berbasis kimia
komputasi”. Modul ini diharapkan dapat mengoptimalkan proses pembelajaran
kimia sehingga pembelajaran kimia bisa lebih efektif dan efisien.
1. 2 Rumusa Masalah
1. Bagaimana validitas dari modul praktikum kimia berbasis kimia
komputasi yang dikembangkan?
2. Bagaimana kepraktisan dari modul praktikum kimia berbasis kimia
komputasi yang dikembangkan?
3. Bagaimana perbandingan kualitas senyawa yang digunakan sebagai
senyawa antioksidan?
1.3 tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui validitas dari modul praktikum kimia berbasis kimia
komputasi yang dikembangkan
2. Untuk mengetahui kepraktisan dari modul praktikum kimia berbasis
kimia komputasi yang dikembangkan
3. Untuk mengetahui perbandingan kualitas senyawa yang digunakan
sebagai senyawa antioksidan
1.4 variabel:
1. Variabel dependen: modul praktikum
2. Variabel independen: kimia komputasi
27 Zuhratul Imtihan Pengaruh Pembelajaran Online Terhadap Prestasi Belajar Kimia Ditinjau
(E1M017083) dari Kemampuan Awal Siswa
1.1 Latar Belakang
Pada 31 Desember 2019 muncul kasus serupa dengan pneumonia
yang tidak diketahui di Wuhan, China (Lee, 2020). Kisah wabah ini dapat
memiliki akhiran yang berbeda pada setiap negara (Lee, 2020) yang
bergantung pada kebijakan yang diterapkan dan ketanggapan pemerintah guna
meminimalisir penyebarannya. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan untuk
membatasi penyebaran COVID-19 berdampak pada berbagai bidang
diseluruh dunia khususnya pendidikan di Indonesia. Pandemi COVID-19
secara tiba-tiba mengharuskan elemen pendidikan untuk mempertahankan
pembelajaran secara online. Kondisi saat ini mendesak untuk melakukan
inovasi dan adaptasi terkait pemanfaatan teknologi yang tersedia untuk
mendukung proses pembelajaran (Ahmed et al., 2020). Praktiknya
mengharuskan pendidik maupun peserta didik untuk berinteraksi dan
melakukan transfer pengetahuan secara online. Pembelajaran online dapat
memanfaatkan platform berupa aplikasi, website, jejaring social maupun
learning management system (Gunawan et al., 2020). Berbagai platform
tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendukung transfer pengetahuan yang
didukung berbagai teknik diskusi dan lainnya.
Dalam pembelajaran kimia di sekolah masih menekankan pada
proses pemindahan informasi guru kepada siswa yang menggunakan media
papan tulis, buku cetak, dan LKS. Sebagian besar siswa juga berpandangan
bahwa mata pelajaran kimia sulit dan menakutkan. Hal ini terlihat dari sikap
siswa dalam mengikuti pelajaran pasif, merasa bosan, takut, tidak
mengerjakan tugas, sehingga siswa tidak dapat mengikuti pelajaran maupun
mengerjakan tugas secara optimal. Di samping itu penggunaan media dalam
pembelajaran kimia jarang dilakukan, padahal penggunaan media dalam
pembelajaran kimia merupakan salah satu usaha agar siswa lebih memahami
materi pelajaran yang dihadapi. Salah satu bentuk pembelajaran alternatif
yang dapat dilaksanakan selama masa darurat Covid-19 adalah pembelajaran
secara online. Pembelajaran online ini tentu merupakan tantangan baru bagi
tenaga guru yang membuat mereka harus menguasai media pembelajaran
online untuk melangsungkan kegiatan pembelajaran dan diharapkan mampu
berkreasi dalam proses pembelajaran supaya tujuan pembelajaran dapat
dicapai secara maksimal (Mantra, 2020). Disaat kegiatan pembelajaran
berlangsung perlu diperhatikan keefektifan dengan kata lain tingkat
keberhasilan yang dicapai. Keefektifan pembelajaran juga tidak hanya dilihat
dari hasil belajar siswa saja, tetapi juga harus dilihat dari segi kemampuan
awal siswa serta proses pembelajarannya. Oleh karena itu, perlu adanya
terobosan-terobosan baru yang lebih efektif dan efisien dalam merangsang
minat dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Dari uraian diatas maka
timbul pertanyaan, bagaimana agar peneliti mengetahui pengaruh
pembelajaran online terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran kimia
ditengah covid-19. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :“Pengaruh pembelajaran
Online terhadap prestasi belajar kimia ditinjau dari kemampuan awal siswa“
dengan harapan dapat memberikan informasi dan perbaikkan dari kebijakan
yang dilakukan.
Sumber Referensi:
1. Herliandry, Luh Devi., dkk. 2020. “Pembelajaran Pada Masa Pandemi
Covid-19”. Jurnal Teknologi Pendidikan. 22 (1) : 65-70.
2. Simatupang, Nova Irawati., dkk. 2020. “Efektivitas Pelaksanaan
Pengajaran Online Pada Masa Pandemi Covid-19 Dengan Metode Survey
Sederhana”. Jurnal Dinamik Pendidikan. 13 (2) :197-203.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dirumuskan masalah penelitian sebagai
berikut :
1. Adakah pengaruh penggunaan pembelajaran online terhadap prestasi
belajar kimia siswa ditengah covid-19 ini?
2. Adakah perbedaan pengaruh antara kemampuan awal tinggi dan
kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar kimia siswa?
3. Adakah interaksi pengaruh antara jenis media yang digunakan dan
jenjang kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar kimia siswa?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengaruh penggunaan pembelajaran online ditengah covid-19 terhadap
prestasi belajar kimia siswa.
2. Perbedaan pengaruh antara kemampuan awal tinggi dan kemampuan
awal rendah terhadap prestasi belajar kimia siswa.
3. Ada tidaknya interaksi pengaruh antara jenis media yang digunakan dan
jenjang kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar kimia siswa.
Sedangkan tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk
meningkatkan prestasi belajar kimia siswa melalui pembelajaran online
dengan menyertakan tingkat kemampuan awal siswa.

1.4 Variabel Penelitian


Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu dua variabel bebas
(independent variable) dan satu variabel terikat (dependent variable) :
a. Variabel bebas
Ada dua variabel bebas dalam penelitian ini yaitu variabel penggunaan
media dalam pembelajaran yang terdiri dari online dan LKS. Dan
variabel tingkat kemampuan awal siswa yang terdiri dari kemampuan
awal tingkat tinggi dan kemampuan awal tingkat rendah.
b. Variabel terikat
Dalam penelitian ini hanya ada satu variabel terikat yaitu variabel
prestasi belajar kimia.

Anda mungkin juga menyukai