KONAWE SELATAN
TAHUN 2019
DAFTAR ISI
JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
BIODATA PENULIS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. SIMPULAN
B. Rekomndasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
HALAMAN PENGESAHAN
Pengembangan dalam bentuk Best Practice berjudul Pembelajaran IPA Berorientasi HOTS
Materi Kalor dan Perpindahannya Melalui Model Discovery Learning pada Peserta Didik Kelas
VII SMPN 16 Konawe Selatan Tahun 2019/2020
Hari : Sabtu
SUCIPTO, S.Pd.
NIP 197401122005021003
BIODATA PENULIS
Penulis
Assalammualaiku m. Wr.Wb
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karuniaNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan 23 November 2019
Dalam penyusunan Best Practice penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat.
Penulis menyadari bahwa besr practice ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikannya.
Waalaikumsalam Wr.Wb
Penulis
C. Manfaat Kegiatan
Manfaat penulisan pratik baik ini adalah meningkatkan kompetensi peserta didik
dalam pembelajaran IPA yang berorientasi HOTS.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi kelas VII untuk
materi Kalor dan Perpindahannya, sebagai berikut ini:
Pendahuluan Orientasi :
(persiapan/orientasi) Melakukan pembukaan dengan salam 10 menit
pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik
dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi :
Mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
“ketika memasak air dengan menggunakan
kompor. Air yang semula dingin
lama kelamaan menjadi panas. Mengapa air
menjadi panas?”
Motivasi :
Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Pemberian Acuan
Menyampaikan materi pelajaran yang akan
dibahas pada pertemuan saat itu.
Menyampaikan tentang IPK dan KKM pada
pertemuan yang berlangsung
Menyampaikan penilaian yang akan dilakukan
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman
belajar sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran.
B. Kegiatan Inti
C. Kegiatan Penutup
HASIL KEGIATAN
A. Hasil
Hasil yang dapat diilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran IPA yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran discovery learning berlangsung aktif. Peserta didik menjadi lebih aktif
merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun
temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak discovery
learning megharuskan peserta didik aktif selama proses pembelajaran.
2. Pembelajaran IPA yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran discovery
learning meningkatkan kemampuan peserta didik dalam melakukan transfer
knowledge. Setelah kegiatan pembelajaran tersebut, peserta didik tidak hanya
memahami teori materi tersebut, tetapi bagaimana mengamalkan dalam kegiatan sehari
– hari yang berhubungan dengan materi dan manfaatnya dalam kehidupan nyata.
Pemahaman ini menjadi dasar peserta didik dalam mempelajari materi IPA tentang
Kalor dan Perindahannya, peserta didik dapat menyimpulkan dan memanfaatkan
peranan kalor dalam kehidupan sehari – hari.
3. Penerapan model pembelajaran discovery learning meningkatkan kemampuan peserta
didik untuk berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi peserta didik
untuk bertanya dan menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran. Dalam
pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS suasana
kelas cenderung sepi dan serius. Peserta didik cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk
berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana
peserta didik dapat menyelesikan soal yang disajikan; kurang peduli pada proses
berpikir peserta didik. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu
disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang materi yang
dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasa), membuat peserta didik cenderung
menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik adalah apa yang
diajarkan oleh guru. Berbeda kondisinya dengan praktik baik pembelajaran IPA
berorientasi HOTS dengan menerapkan discovery learning ini. Dalam pembelajaran ini
pemahaman benar-benar dibangun oleh peserta didik melalui pengamatan dan diskusi
yang meuntut kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis.
4. Penerapan model pembelajaran discovery learning juga meningkatkan kemampuan
peserta didik dalam memecahkan masalah (problem solving). Discovery learning yang
diterapkan metode windows shopping mampu mendorong peserta didik merumuskan
pemecahan masalah.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran IPA dengan model pembelajaran discovery
learning berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku peserta didik dan
buku guru yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran IPA yang
kontekstual sesuai dengan latar belakang peserta didik dan situasi dan kondisi
sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
2. Peserta didik diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam
belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan
membantu peserta didik menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama
(tidak mudah lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan
pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana
dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan
praktik baik ini akan menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.
DAFTAR PUSTAKA
https://drive.google.com/file/d/1WuKw9B2XZ5o4zK47CJOOgqtBFIaRmg5U/view
https://www.liputan6.com/health/read/2325617/arti-lambang-tut-wuri-handayani-
kemdikbud
https://www.kajianpustaka.com/2017/09/metode-pembelajaran-penemuan-discovery-
learning.html
http://berita-guru-terkini.blogspot.com/2015/07/langkah-langkah-model-
discovery_12.html
http://arisriyadi.blogspot.com/2019/08/contoh-best-practice-pada-program-pkp.html
LAMPIRAN
Foto-Foto Kegiatan
Lampiran 2
C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pengamatan gambar, peserta didik dapat memahami konsep kalor dengan benar
2. Melalui diskusi kelompok, peserta didik dapat menjelaskan kalor jenis dengan benar
3. Melalui diskusi kelompok, peserta didik dapat mengidentifikasi perubahan wujud dengan
benar
4. Melalui diskusi kelompok, peserta didik dapat menganalisis prinsip azaz black dengan benar
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian kalor
2. Kalor jenis
3. Kapasitas kalor
4. Kalor pada perubahan wujud
5. Azas Black
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific
Model : Discovery Learning
Metode : diskusi, tanya jawab, windows shoping, presentasi
F. Media Pembelajaran
1. Gambar tentang kalor
2. Kartu pertanyaan
G. Sumber belajar
1. Kemendikbud, 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII Semester I Kurikulum 2013
Edisi Revisi 2017. Pusat Perbukuan Kemdikbud. Jakarta.
2. Nurachmadani S., Samsulhadi S., 2010. Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu Untuk SMP/MTs Kelas
VII. Pusat Perbukuan Kemdikbud. Jakarta.
3. Internet
(http://rieskamarinda.blogspot.com/2016/03/kalor-dan-perpindahannya.html)
Pertemuan Ke 2
ALOKASI
TAHAP PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU
D. Kegiatan Pendahuluan
Pendahuluan Orientasi :
(persiapan/orientasi) Melakukan pembukaan dengan salam pembuka 10 menit
dan berdoa untuk memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap
disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam
mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi :
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya
dengan pelajaran yang akan dilakukan.
“ketika memasak air dengan menggunakan
kompor. Air yang semula dingin
lama kelamaan menjadi panas. Mengapa air
menjadi panas?”
Motivasi :
Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Pemberian Acuan
Menyampaikan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu.
Menyampaikan tentang IPK dan KKM pada pertemuan yang
berlangsung
Menyampaikan penilaian yang akan dilakukan
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar
sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
E. Kegiatan Inti
(Stimulation)
F. Kegiatan Penutup
Guru bersama dengan peserta didik melakukan refleksi dari pembelajaran 10 menit
dan menginformasikan kepada peserta didik untuk mempelajari materi yang
akan dibahas dipertemuan berikutnya;
Memberikan post test/quis
Memberikan penghargaan pada kelompok yang berkinerja terbaik
Mempersilahkan peserta didik untuk berdoa dan memberi salam.
I. Penilaian
a. Teknik Penilaian
1) Sikap
Observasi
Jurnal Penilaian Sikap
Butir Sikap Tindak
Hari/ Nama Kejadian/
No Kerja Disiplin Tanggung Lanjut
Tanggal siswa Peristiwa
sama jawab
2) Keterampilan
Penilaian Presentasi (terlampir)
3) Pengetahuan
Tes tulis (terlampir)
J. Bahan Ajar
(Terlampir)
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
BAHAN AJAR
Waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama kelamaan menjadi
panas. Mengapa air menjadi panas? Air menjadi panas karena mendapat kalor, kalor yang diberikan
pada air mengakibatkan suhu air naik. Dari manakah kalor itu? Kalor berasal dari bahan bakar, dalam hal
ini terjadi perubahan energi kimia yang terkandung dalam gas menjadi energi panas atau kalor yang
dapat memanaskan air.
1. Kalor
a. Pengertian Kalor
Kalor berbeda dengan suhu, karena suhu adalah energi yang dimiliki oleh partikel
penyusun benda sedangkan kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik
yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda.
Kalor adalah suatu bentuk energi yang secara alamiah dapat berpindah dari benda yang
suhunya tinggi menuju suhu yang lebih rendah. Kalor juga dapat berpindah dari suhu
rendah ke suhu yang lebih tinggi jika dibantu dengan alat yaitu mesin pendingin yang
mengakibatkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya.
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu
dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung
oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang
dikandung sedikit.
Satuan Joule merupakan satuan kalor yang umum digunakan dalam Fisika, Kalori (kal)
merupakan satuan kalor yang biasa digunakan untuk menyatakan kandungan energi
dalam bahan makanan. Contohnya: sepotong roti memiliki kandungan energi 200 kalori
dan sepotong daging memiliki kandungan energi 600 kalori.
Nilai 1 kalori (1 kal) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 kg
air agar suhunya naik 1°C. Hubungan satuan kalori dengan joule adalah:
1 Joule = 0.24 Kalori
1 Kalori = 4.2 Joule
Perhatikan gambar berikut ada dua gelas kimia yang berisi air yang sama suhunya
tetapi yang berbeda volumenya. Air pada gelas kimia mana yang mengandung kalor
lebih banyak?
Ada tiga faktor yang mempengaruhi besar kecilnya kalor yang yang diperlukan untuk
meningkatkan suhu benda yaitu:
massa zat
jenis zat (kalor jenis)
perubahan suhu
Tabel 1Kalor Jenis benda (Pada tekanan 1 atm dan suhu 20 0C)
Catatan :
Kalor jenis sebuah benda dipengaruhi oleh suhu. Tetapi apabila perubahan suhu tidak terlalu besar maka besar kalor jenis
bisa dianggap tetap.
𝑄
H=
ΔT
dimana:
H = kapasitas kalor (J/C)
Q = banyaknya kalor (J)
ΔT = perubahan suhu (C)
Contoh Soal:
1) Berapa banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 500 gram air dari
10 0C menjadi 600C, jika kalor jenis air adalah 4,2 x 10 3 J/kg 0C.
Jawab : ∆Q = m . c . ∆T
= 0,5 kg x 4,2 x 10 3 J/kg 0C x (60 -10) 0C
= 105.000 Joule
2) Untuk menaikkan suhu benda yang memiliki massa 5 kg dari 30° C menjadi 80°C
diperlukan kalor sebanyak 80.000 Joule. Tentukan:
Berapa kapasitas kalor benda itu?
Berapakah kalor jenisnya?
Penyelesaian:
Diketahui :
Q = 80000 Joule
m = 5kg
Δt = 80°C - 30°C = 50°C
Ditanya : H = ........?
c = ........?
Jawab :
H = Q/Δt = 80.000 = 1600 J/°C
c = H/m = 1600/5 = 320 J/kg°C
Suatu zat apabila diberi kalor terus-menerus dan mencapai suhu maksimum, maka zat
akan mengalami perubahan wujud. Peristiwa ini juga berlaku jika suatu zat melepaskan
kalor terus-menerus dan mencapai suhu minimumnya. Oleh karena itu, selain kalor
dapat digunakan untuk mengubah suhu zat, juga dapat digunakan untuk mengubah
wujud zat. Menguap dan melebur adalah peristiwa perubahan wujud yang
membutuhkan kalor, sedang mengembun dan membeku adalah peristiwa perubahan
wujud yang melepaskan kalor.Perubahan wujud suatu zat akibat pengaruh kalor dapat
digambarkan dalam skema berikut:
Untuk lebih memahami pengaruh kalor terhadap perubahan wujud zat, perhatikan
grafik pemanasan es berikut:
Gambar 4Pemanasan Es
Garis AB dan CD condong ke atas, apa yang menyebabkan hal ini terjadi? Hal ini
disebabkan karena saat itu energi kalor yang diperlukan pada garis AB adalah untuk
menaikkan suhu es mencapai 00C untuk mengubah wujud es menjadi cair. Juga pada
garis CD kalor yang diperlukan adalah untuk mengubah wujud zat cair menjadi gas pada
suhu1000C dan garis EF adalah proses ketika energi kalor digunakan untuk menaikkan
suhu uap dari 1000C dst . Jika diperhatikan garis BC dan DE mendatar, apa yang
menyebabkannya? Pada saat proses garis BC es yang berwujud padat mulai mencair
berubah menjadi air, demikian pula garis DE terjadi perubahan wujud zat cair menjadi
gas. Apabila kamu perhatikan garis BC dan DE mendatar, hal ini menunjukkan bahwa
energi kalor yang diperlukan saat itu tidak digunakan untuk menaikkan suhu zat,
melainkan untuk mengubah wujud zat.
Energi Kalor ada yang digunakan untuk menaikkan suhu benda dan juga yang
digunakan untuk mengubah wujud. Selama perubahan wujud zat, kalor yang diterima
atau di lepaskan oleh zat tidak digunakan untuk menaikkan suhu tetapi mengubah
wujud . Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud zat bukan untuk menaikkan suhu
disebut Kalor Laten.
Istilah kalor laten khusus untuk suatu perubahan wujud tertentu adalah sbb:
1) Kalor Laten Lebur (Kalor lebur) Banyaknya kalor yang diserap untuk mengubah 1 kg
zat dari wujud padat menjadi cair pada titik leburnya.
𝑄
LF =𝑚 Q = m.LF
2) Kalor Laten Beku (Kalor beku) Banyaknya kalor yang di lepas untuk mengubah 1kg
zat dari wujud cair menjadi padat pada titik bekunya.
𝑄
LF =𝑚 Q = m.LF
3) Kalor Laten didih (Kalor didih) Banyaknya kalor yang diserap untuk mengubah 1kg
zat dari wujud cair menjadi uap pada titik didihnya.
𝑄
L u =𝑚 Q = m.Lu
4) Kalor Laten embun (Kalor embun) Banyaknya kalor yang di lepas untuk mengubah
1kg zat dari wujud uap menjadi cair pada titik embunnya.
𝑄
Lv =𝑚 Q = m.Lv
Dimana:
LF = Lu = LV = Kalor Laten (J/kg)
Q = Kalor (J)
m = massa zat (kg)
Q = m. c . ∆ T
Q = (3).(2100).(0-(-10))
= (3).(2100)(10.)
= 63.000 Joule
Pada proses B-C, kalor digunakan untuk mencairkan semua es menjadi air. Pada
proses ini, suhu es tidak mengalami perubahan
Q = m LF
Q = (3)(336.000)
Q = 1.008.000 Joule
Banyaknya kalor yang dibutuhkan es pada proses A-B-C adalah:
Q = (63.000 Joule + 1.008.000 Joule)
Q = 1071.000 Joule = 1071 K.Joule
e. Azas Black
Mengapa jika air panas dicampur dengan air dingin maka air campurannya menjadi
hangat. Dalam peristiwa ini air panas melepaskan kalor sehingga suhunya turun dan air
dingin menerima kalor sehingga suhunya naik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa zat cair yang memiliki energi kalor lebih
tinggi melepaskan kalornya kepada zat yang energi kalornya lebih rendah sehingga
terjadi keseimbangan energi. Joseph Black seorang saintis berhasil menemukan
bahwa banyaknya kalor yang dilepaskan oleh zat cair yang memiliki energi kalor lebih
tinggi sama besarnya dengan kalor yang diterima oleh zat cair yang energi kalornya
lebih rendah. Banyaknya kalor yang dilepaskan sama dengan banyaknya kalor yang
diterima.
Selanjutnya penemuan ini dikenal dengan istilah Azas Black yang persamaannya
dituliskan sebagai berikut :
Qlepas = Qterima
Contoh soal:
Sepotong besi yang bermassa 200 gram dan suhunya 100 0C dimasukan ke dalam 400
gram air yang suhunya 20 0C. Jika kalor jenis air 4,2 x 103 j/kg0C dan kalor jenis besi
adalah 4,6 x 102J/kg0C, tentukan suhu akhir campuran besi dan air tersebut?
Jawab :
Qlepas = Qterima
Mbesi . cbesi . (Tbesi- Ta) = mair . cair . (Ta – Tair)
0,2 kgx4,6x102J/kg0Cx(100–Ta) = 0,4kgx4,2x103J/kg0C x(Ta–20)
92 (100 – Ta) = 1680 (Ta – 20)
9200 – 92 Ta = 1680 Ta – 33.600
9200 + 33.600 = 1680 Ta + 92 Ta
42800 = 1772 Ta
Ta = 24,15 0C
Jadi suhu campuran akhir adalah 24,15 0C
Lampiran 4 Kisi-Kisi Soal
1 2 3 4 5 6 7
Aluminium 900
Besi 450
Tembaga 380
Perak 235
Logam bermassa 2,1 kg dipanaskan hingga suhunya 120°C. Setelah itu, logam dimasukkan ke dalam 1 kg
air bersuhu 22°C. setelah beberapa saat, suhu akhir sistem 40°C. Jika kalor jenis air 4200 J/ kg°C, logam
tersebut adalah…..
a. Besi
b. Perak
c. Tembaga
d. aluminium
2. Perhatikangrafik berikut
Sebongkah es memiliki massa 0,5 gram
Jika kalor jenis es 0,5 kkal/kg0C, kalor lebur es 80 kkal/kg dan kalor jenis air 1 kkal/kg0C .
Hitunglah kalor yang diperlukan pada proses B - C !
Kunci Jawaban
1. A
2. Diketahui :
mes = 0,5 gram = 0,0005 kg
C es = 0,5 kkal/kg°C
L es = 80 kkal/kg
C air = 1 kkal/kg°C
Ditanyakan :
Q B – C = …………?
Penyelesaian
Proses B - C adalah proses melebur jadi
Q = m es . L es
= 0,0005 kg . 80 kkal/kg°C
= 0,04 kkal.
Lampiran 3
Rubrik ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil refleksi dari peserta.
A. Langkah-langkah penilaian hasil kajian:
B. Kegiatan Praktik
Rubrik Penilaian:
Nilai Rubrik
90 nilai 100 Sebelas aspek sesuai dengan kriteria
80 nilai 90 Sembilan aspek sesuai dengan kriteria, dua aspek kurang sesuai