Anda di halaman 1dari 7

Artikel Best Practice

Pemanfaatan Flipbook dalam Model Problem Based Learning (PBL) sebagai


Media untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Cerpen pada
Siswa Kelas IX di MTs NU Ungaran Tahun 2022

Penulis: Rina Dwi Lukmanati,S.Pd.


(Mahasiswa PPG Daljab Kemenag Angakatan 2)

Mahasiswa PPG Daljab Kemenag Angkatan 2 di LPTK Universitas Muhammadiyah


Malang mendapat banyak kesempatan untuk meng-upgrade pengetahuan. Salah satunya adalah
menyusun cerita terbaik (best practice). Penyusunan best practice menggunakan metode
STAR (situasi, tantangan, aksi, dan refleksi hasil dan dampak) ini mendorong mahasiswa untuk
reaktif dan solutif dalam menangani permasalahan dalam pembelajaran. Pelaksanaan praktik
pembelajaran lapangan (PPL) 1 dilaksanakan di kelas IX MTs NU Ungaran pada tanggal 31
September – 1 Oktober 2022. Tujuan dari pratik terbaik ini adalah untuk meningkatkan
keterampilan membaca cerita pedek (cerpen) peserta didik.

Situasi
Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang sangat penting, akan tetapi tidak
semua peserta didik memiliki keterampilan tersebut. Rendahnya keterampilan membaca juga
terjadi pada siswa kelas IX di MTs NU Ungaran. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal,
diantaranya adalah terbatasnya bahan bacaan, model pembelajaran yang kurang sesuai, serta
media yang kurang menarik membuat peserta didik tidak berminat membaca. Peserta didik
lebih suka mengobrol dengan temannya ketimbang harus membaca buku. Ketika di rumah,
peserta didik lebih suka bermain gadget dari pada membaca buku atau membaca referensi dari
internet.
Kemampuan awal peserta didik sebelum menggunakan aplikasi Flipbook dan penerapan
model PBL memperoleh nilai rata-rata 73,2. Nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50.
Ketercapaian pembelajaran baru mencapai 72,08%. Perlu adanya motivasi dan media yang
inovatif dari guru agar peserta didik terampil membaca.
Berdasarkan data tersebut penulis menyusun best practice dengan judul Pemanfaatan
Flipbook dalam Model Problem Based Learning (PBL) sebagai Media untuk
Meningkatkan Keterampilan Membaca Cerpen pada Siswa Kelas IX di MTs NU
Ungaran Tahun 2022.

Tantangan
Setelah dilakukan identifikasi masalah dan analisis hasil dari refleksi diri, kajian literatur,
survei kepada peserta didik, wawancara dengan rekan guru, kepala sekolah, dan pakar ada
beberapa tantangan yang dihadapi guru yaitu:
a. Peserta didik tidak memiliki motivasi dari dalam dirinya sendiri.
b. Peserta didik lebih suka bermain gawai.
c. Peserta didik kurang diberi motivasi oleh orang tua.
d. Model pembelajaran yang tidak relevan dengan kebutuhan peserta didik.
e. Media pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut tantangan yang dihadapi melibatkan peserta didik,
rekan guru, kepala sekolah, dosen pembimbing, dan guru pamong. Beberapa pihak tersebut
perlu dilibatkan untuk memberikan pendapat dan masukan sebelum pelaksanaan kegiatan
praktik pembelajaran ini. Peran terbesar dalam hal ini adalah guru dan peserta didik. Dari sisi
guru harus mempunyai strategi yang jitu dengan menerapkan model, metode, dan media yang
sesuai dengan pembelajaran abad 21. Dari sisi peserta didik adalah kesadaran dan motivasi
yang tinggi dari dalam diri sendiri untuk membaca.

Aksi
Dari tantangan tersebut, perlu penanganan dan harus segera diselesaikan dengan baik
oleh guru Bahasa Indonesia kelas IX. Salah satu cara yang ditempuh yaitu dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang terdiri dari 5 sintaks
pembelajaran yaitu:

Sintak 1: Orientasi peserta didik pada masalah


Setelah peserta didik mendapat pemahaman tentang alur pembelajaran dan tujuan yang
akan dicapai dalam pembelajaran ini, peserta didik akan melakukan serangkaian sintak model
PBL.
a. Peserta didik mencermati tayangan PPT tentang cerpen.
b. Peserta didik mengidentifikasi masalah yang ada dalam tayangan PPT dan bertanya jawab
untuk mendapatkan pemahaman yang lebih memadai.
Pada sintak yang pertama, peserta didik diarahkan untuk mencermati setiap masalah yang
muncul. Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik lebih siap dalam menganalisis permasalah
yang dialami dan mencari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pada sintak pertama
ini peserta didik sudah dilatih untuk aktif, cermat, dan berani menyampaikan pendapat tentang
masalah yang ditampilkan dalam tayangan PPT. Hal tersebut ditunjukkan pada gambar berikut
ini.

Gambar 1. Peserta didik menyampaikan identifikasi masalah sesuai dengan tayangan PPT
Sintak 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk berdiskusi
a. Peserta didik membentuk kelompok melalui permainan ‘sama angka’.
b. Peserta didik menerima LKPD dan membaca cerpen pada aplikasi Flipbook
c. Peserta didik mencermati permasalahan yang diberikan serta menyampaikan informasi
terkait dengan permasalahan dalam LKPD dan isi cerpen dalam Flipbook.
Pada sintak dua, peserta didik membentuk kelompok yang bertujuan untuk
menumbuhkan sikap gotong royong dan saling menerima perbedaan. Selain menerapkan
model PBL, media yang digunakan dalam pembelajaran harus menarik dan inovatif sesuai
dengan karakteristik pembelajaran abad 21. Media yang digunakan dalam pembelajaran cerita
pendek pada kelas IX di MTs NU Ungaran adalah Flipbook, yaitu buku digital tiga dimensi
yang di dalamnya bisa memuat teks, gambar, video, musik atau lagu, dan animasi bergerak.
Menurut Salma (2022) keunggulan dari flipbook adalah kemampuannya dalam
menyajikan materi pembelajaran dengan sangat variatif. Ada beragam tampilan, fitur, dan
juga penambahan elemen bisa di dalam flipbook tersebut.
Cerita di dalam Flipbook merupakan karya penulis, sehingga peserta didik menjadi
tertarik dan termotivasi untuk membaca hasil karya gurunya. Membaca cerita pendek pada
aplikasi Flipbook layaknya membaca buku cetak, dapat dibuka lembar demi lembar seperti
membuka buku pada umumnya.
Link Flipbook: https://online.pubhtml5.com/xyytc/inkt/#p=1

Gambar 2. Aplikasi Flipbook yang digunakan dalam pembelajaran cerita pendek pada
kelas IX di MTs NU Ungaran.
Ketika model PBL dan media Flipbook ini digunakan dalam pembelajaran materi
cerita pendek pada kelas IX di MTs NU Ungaran, peserta didik menjadi lebih semangat
membaca. Hal tersebut ditunjukan dengan foto berikut ini.

Gambar 3. Menunjukkan peserta didik yang sedang membaca cerpen pada aplikasi
Flipbook yang dibuat oleh guru.

Peserta didik antusias membaca cerita pendek dari gawai mereka. Dengan aplikasi
Flipbook ini peserta didik dapat memanfaatkan gawai untuk mencari informasi tentang materi
pelajaran dengan cara yang lebih praktis, efektif, dan menyenangkan. Adanya gambar atau
ilustrasi yang berwarna-warni dalam Flipbook membuat peserta didik lebih termotivasi
membaca cerita pendek.

Sintak 3: Membimbing penyelidikan secara individu atau kelompok


a. Peserta didik dengan bimbingan guru aktif mendiskusikan masalah yang diberikan melalui
forum diskusi dan aktif mencari informasi dari berbagai sumber.
b. Peserta didik dibimbing untuk menyelesaikan masalah.
c. Peserta didik bertanya hal-hal yang belum dipahami terkait dengan permasalahan yang
diberikan.
Pada tahapan ketiga ini peserta didik dibimbing untuk aktif berdiskusi dalam
menyelesaikan masalah. Peserta didik akan mendapat bimbingan dari guru jika ada hal-hal
yang belum diahami. Hal tersebut ditunjukkan dengan gambar berikut ini.

Gambar 4. Peserta didik dibimbing oleh guru untuk menyelesaikan masalah


Sintak 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a. Perwakilan kelompok menyajikan atau mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
b. Peserta didik/kelompok lain aktif menanggapi sajian dari perwakilan kelompok tertentu.
Sintak keempat merupakan perwujudan dari serangkaian tugas yang peserta didik
lakukan dalam penerapan model PBL. Dalam sintak ini peserta didik secara berkelompok akan
mempresentasikan hasil karyanya. Sementara kelompok lain akan menyimak dan
menyampaikan tanggapan tentang penampilan kelompok yang sudah selesai presentasi.

Gambar 5. Peserta didik secara berkelompok menyajikan hasil karyanya dalam bentuk PPT
dan dipresentasikan di depan kelompok lain

Sintak 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.


a. Peserta didik terlibat aktif dalam menyimpulkan hasil temuan yang telah dilaksanakan.
b. Peserta didik dengan arahan guru membuat rangkuman hasil diskusi dengan masukan atau
tanggapan dari kelompok lain.
c. Guru melaksanakan evaluasi pada kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan oleh
peserta didik.
Peristiwa pembelajaran pada sintak 5 merupakan hasil evaluasi pada kegiatan yang telah
dilakukan. Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model PBL dan media
Flipbook, keterampilan membaca cerita pendek peserta didik mengalami kenaikan. Hal ini
dapat dibuktikan dengan hasil tes pengetahuan yang dilakukan guru. Hasil tes yang dilakukan
guru berupa tes tulis dengan hasil nilai sebagai berikut:
Hasil Analisis Nilai Pengetahuan
KKM : 70
Rata-Rata : 90,48
Nilai Tetinggi : 100
Nilai Terendah : 70
Ketercapaian pembelajaran : 100% tuntas

Dengan demikian, setelah dilakukan pembelajaran model PBL peserta didik akan lebih
aktif, semangat dan berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran, sehingga peserta didik
mampu memperoleh pengalaman belajar yang bermakna dan ketuntasan nilai akan melebihi
KKM.
Selain dari peserta didik, respon positif penerapan model PBL dan media Flipbook juga
ditunjukan oleh rekan guru Bahasa Indonesia, waka kurikulum, dan kepala sekolah yang
dibuktikan dengan mengapresiasi model dan media pembelajaran yang digunakan pada materi
cerita pendek pada kelas IX di MTs NU Ungaran. Pengambilan data ini dari kegiatan survei
dan wawancara yang dilakukan setelah proses pembelajaran dengan model PBL selesai. Dari
analisis data tersebut menunjukkan respon yang positif.

Gambar 4. Menunjukkan kegiatan wawancara dengan rekan guru Bahasa Indonesia

Dari hasil wawancara dengan rekan guru Bahasa Indonesia dapat disimpulkan bahwa
Flipbook dan penerapan model PBL juga bisa diterapkan di kelas VII atau VIII. Alasan tersebut
karena media Flipbook ini mudah dibuat, materi yang disajikan bisa beragam, tampilan lebih
atraktif dan menarik, dan yang paling penting adalah peserta didik lebih semangat untuk
membaca.

Refleksi Hasil dan dampak

Setelah di lakukan pembelajaran dengan media Flipbook dan penerapan model PBL pada
siswa kelas IX di MTs NU Ungaran hasil analisis nilai pengetahuan peserta didik mencapai
rata-rata 90,48. Nilai tertinggi 100, nilai terendah 70, dan ketercapaian pembelajaran mencapai
100% tuntas. Jadi dapat dikatakan bahwa model PBL dan media Flipbook dapat menjadi solusi
yang efektif untuk meningkatkan keterampilan membaca peserta didik kelas IX di MTs NU
Ungaran Tahun 2022.
Pembelajaran dengan model PBL mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif
dalam belajar, meningkatkan kerjasama antar peserta didik, mandiri dalam menyelesaikan
masalah individu atau kelompok, serta meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Tahapan
atau alur pembelajaran dalam model PBL mendorong peserta didik untuk berpikir kritis,
kreatif, dan komunikatif.
Demikian artikel best practice ini penulis buat, semoga dapat bermanfaat untuk rekan-
rekan guru sebagai tambahan referensi untuk mengajarkan cerita pendek di kelas IX, serta
dapat memotivasi peserta didik untuk gemar membaca.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad. 2003. Pengajaran Media. Jakarta:Raja Grafindo Persada.


Blanton. 2005. Tujuan Membaca. Jakarta: Rineka Cipta
Guntur Tarigan, Henry. 2008. Membaca Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya
Wiriatmaja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai