Anda di halaman 1dari 21

Contoh PKP PGSD UT Selasa, 01 November 2011 0 comments BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksanaan pendidikan pada umumnya bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam peserta didik, baik potensi Afektif, kognitif dan psikomotor. Pendidikan adalah pembinaan kepribadian manusia yang tersimpul untuk merealisasikan usaha pendidikan yang baik dan berkesinambungan sehingga akan dihasilkan generasi penerus bangsa yang memiliki sumber daya manusia yang baik, memiliki daya saing yang sangat tinggi, berakhlak mulia, serta beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang pada akhirnya tujuan pembangunan negara dapat tercapai dengan baik dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Keberhasilan pembelajaran ditunjukan oleh dikuasainya pembelajaran oleh siswa. Guru dituntut menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa menguasai pembelajaran secara optimal. Materi pembelajaran disajikan dengan cara menarik sehingga meningkatkan rasa ingin tahu siswa (Slavin, 1991). Perhatian siswa bisa hilang apabila guru menjelaskan dengan monoton. Guru dituntut untuk menggunakan berbagai metode dan media yang bervariasi agar siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memperlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.

Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka panjang yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat ini Indonesia masih berkutat pada problematika ( permasalahan ) klasik dalam hal ini yaitu kualitas pendidikan. Problematika ini setelah dicoba untuk dicari akar permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan tidak tahu darimana mesti harus diawali. Terkait dengan mutu pendidikan khususnya pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar ( SD ) sampai saat ini masih jauh dan apa yang kita harapkan. Betapa kita masih ingat dengan hangat akan standarisasi Ujian Akhir Sekolah ( UAS ) dengan nilai masing masing mata pelajaran 4,51 dikeluhkan oleh semua para pendidik bahkan oleh orang orang tua siswa sendiri, karena anak atau siswanya tidak dapat lulus. Hal lucu yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Melihat kondisi rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa tersebut beberapa upaya dilakukan salah satunya adalah pemberian tugas berupa kepada siswa. Dengan pemberian pekerjaan rumah kepada siswa diharapkan siswa dapat meningkatkan aktifitas belajarnya, sehingga terjadi pengulangan dan penguatan terhadap meteri yang diberikan di sekolah dengan harapan siswa mampu meningkatkan hasil belajar atau prestasi siswa.

B. Rumusan Masalah

Dalam praktek pembelajaran, guru sering dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan yang mengahambat proses pembelajaran sehingga mempengaruhi pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.diantaranya disebabkan karena kurangnya antusiasme siswa dan rendahnya motivasi siswa untuk memahami pembelajaran seutuhnya. Penulis beranggapan, permasalahan tersebut dikarenakan kurangnya pemahaman guru tentang penerapan metode yang tepat serta kurangnya penggunaan media pembelajaran. Tercapai dan tidaknya tujuan pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil perolehan nilai siswa melalui evaluasi yang diberikan, baik secara lisan maupun tulisan, dari evaluasi ini pula guru dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dari proses pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, sudah seharusnya guru sebagai pembimbing dan penanggung jawab pembelajaran senantiasa berupaya keras untuk memperbaiki kekurangankekurangan atas proses pembelajaran telah dilaksanakan serta mencari iovasi-inovasi terbaru untuk bisa meningkatkan nilai prestasi siswa sebagai bukti dari keberhasilan siswa. Berdasarkan hasil analisis terhadap masalah-masalah yang dihadapi di lapangan, yang menjadi penyebab rendahnya prestasi belajar terutama pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas IV SDN Lembang Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat, rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana cara menerapkan metode tanya jawab untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang materi gaya di kelas IV? 2. Bagaimana cara menggunakan alat peraga untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang materi perkembangan teknologi di kelas IV?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan laporan perbaikan pembelajaran ini sebagai berikut:

1. Untuk memperbaiki pembelajaran IPA dan IPS di kelas IV SDN Lembang sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik 2. Untuk lebih meningkatkan profesionalime guru, sehingga guru mampu menerapakan metode bervariasi, menggunakan media atau alat bantu yang sesuai untuk setiap materi. 3. Penulisan laporan ini juga dimaksudkan untuk memenuhi tugas salah satu tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) PDGK 4051 pada program S1 PGSD Universitas Terbuka.

D. Manfaat Penelitian

Dengan mengadakan perbaikan pembelajaran, dapat bermanfaat bagi Guru, Siswa dan bagi Sekolah.

1. Bagi Siswa

a. Dapat meningkatkan prestasi siswa belajar sehingga meningkatkan kemampuan dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran b. Meningkatkan keberanian siswa untuk bertanya atau mengemukakan pendapat kepada guru sehingga prestasi siswa meningkat. c. Memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa dalam kegiatan pembelajarn IPA dan IPS d. Membantu kesulitan siswa dalam belajar dan menyelesaikan soal dan permasalahannya

2. Bagi Guru

a. Dapat meningkatkan media seoptimal mungkin sehingga media membangun konsep belajar yang dapat membantu siswa dalam pemahaman konsep belajar b. Dapat memilih metode dan strategi yang tepat dalam kegiatan pembelajaran sehingga memberikan pengalaman belajar yang berharga bagi siswa melalui kegiatan yang bermakna c. Dapat mengembangkan wawasan keilmuan serta meningkatkan keterampilan dan inovasi guru dalam proses pembelajaran hingga dapat menghasilkan peserta didik yang memiliki hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya.

3. Bagi Sekolah

a. Menjadi bahan rekomendasi dalam peningkatan kualitas pendidikan dengan pemilihan metode atau model dan media pemblajaran b. Dapat menambah wahana pembelajaran menjadi lebih variatif sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. c. Menjadikan bahan pertimbangan bagi pmbinaan profesional tenaga pendidikan BAB II KAJIAN PUSTAKA

1. Hakekat Sains dan Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau Sains dalam arti sempit telah dijelaskan diatas merupakan disiplin ilmu yang terdiri dari physical sciences (ilmu fisik) dan life sciences (ilmu biologi). Yang termasuk physical sciences adalah ilmu-ilmu astronomi, kimia, geologi, mineralogi, meteorologi, dan fisika, sedangkan life science meliputi anatomi, fisiologi, zoologi, citologi, embriologi, mikrobiologi. IPA (Sains) berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak habis-habisnya. Dengan tersingkapnya tabir rahasia alam itu satu persatu, serta mengalirnya informasi yang dihasilkannya, jangkauan Sains semakin luas dan lahirlah sifat terapannya, yaitu teknologi adalah lebar. Namun dari

waktu jarak tersebut semakin lama semakin sempit, sehingga semboyan " Sains hari ini adalah teknologi hari esok" merupakan semboyan yang berkali-kali dibuktikan oleh sejarah. Bahkan kini Sains dan teknologi manunggal menjadi budaya ilmu pengetahuan dan teknologi yang saling mengisi (komplementer), ibarat mata uang, yaitu satu sisinya mengandung hakikat Sains (the nature of Science) dan sisi yang lainnya mengandung makna teknologi (the meaning of technology). IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler (dalam Wina-putra, 1992:122) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejalagejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil obervasi dan eksperimen. Mata pelajaran ini pula di gunakan dalam UN dan UASBN 2. Sains dalam Kurikulum Sekolah Dasar Dari uraian di atas Sains adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai Obyek, menggunakan metode Ilmiah sehingga perlu diajarkan di Sekolah Dasar. Setiap guru harus paham akan alasan mengapa sains perlu diajarkan di sekolah dasar. Ada berbagai alasan yang menyebabkan satu mata pelajaran itu dimasuk ke dalam kurikulum suatu sekolah. Usman Samatowa (2006) menegemukakan empat Alasan sains dimasukan dikurikulum Sekolah Dasar yaitu: a) Bahwa sains berfaedah Bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu dipersoalkan panjang lebar. Kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidangsains, sebab sains merupakan dasar teknologi, sering disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan. Pengetahuan dasar untuk teknologi ialah sains. Orang tidak menjadi Insinyur elektronika yang baik, atau dokter yang baik, tanpa dasar yang cukup luas mengenai berbagai gejala alam. b) Bila diajarkan sains menurut cara yang tepat, maka sains merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis; misalnya sains diajarkan dengan mengikuti metode "menemukan sendiri". Dengan ini anak dihadapkan pada suatu masalah; umpamanya dapat dikemukakan suatu masalah demikian". Dapatkah tumbuhan hidup tanpa daun?" Anak diminta untuk mencari dan menyelidiki hal ini. c) Bila sains diajarkan melalui percobaan -percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak. maka sains tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka. d) Mata pelajaran ini mempunyai: nilai nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk keprbadian anak secara keseluruhan. e) Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. 3. Pembelajaran IPA dengan Metode Tanya Jawab Metode dan Strategi Belajar ialah pola umum perbuatan guru dan murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar, sedangakan metode berasal dari kata Yunani ( Greek ) yang terdiri dari ( metha =

melalui/ melewati hodos = jalan/cara ). Jadi metode belajar mengajar berarti jalan atau cara yang yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan pengajaran. Strategi dan metode ini mutlak harus digunakan dalam proses belajar mengajar, supaya kita mencapai tujuan yang maksimal, tanpa metode dan strategi akan mendapatkan banyak kendala dalam pelaksanaan pendidikan Menurut Hasibuan Dip. Ed dkk ada enam macam yaitu: metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, simulasi dan demontrasi. Metode tanya jawab merupakan salahsatu metode yang cocok dalam pembelajaran IPA, Teknik tanya jawab ialah suatu teknik untuk memberi motivasi pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya, selama mendengarkan pelajaran, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa menjawab. Pastikan pertanyaan-pertanyaan itu sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan. Pertanyaan boleh lebih luas asal berkaitan dengan pelajaran, atau juga pengalaman yang dihayati dengan tanya jawab sehingga pelajaran akan lebih mendalam dan luas. Guru memberikan teknik tanya jawab dengan tujuan agar siswa dapat mengerti atau mengingatmengingat tentang fakta yang dipelajari, didengar ataupun dibaca, sehingga mereka memiliki pengertian yang mendalam tentang fakta itu Diharapkan dengan tanya jawab mampu menjelaskan langkah-langkah berpikir atau proses yang ditempuh dalam memecahkan soal/masalah, sehingga jalan pikiran anak tidak meloncat-loncat, yang akan merugikan siswa dalam menangkap suatu masalah untuk dipecahkan. Dalam tanya jawab, guru bermaksud meneliti kemampuan/daya tangkap siswa untuk dapat memahami bacaan, apa mereka paham apa yang dibacanya? Apakah siswa dapat mengambil kesimpulan dari apa yang dibacanya? Dengan tanya jawab, guru bisa mengetahui apakah siswa mendengarkan dengan baik? atau apakah siswa mampu menceritakan kembali dengan bahasa mereka sendiri? Dari jawaban siswa, guru dapat mengetahui penguasaan siswa pada pelajaran yang sedang diberikan. Tetapi teknik tanya jawab tidak biasa digunakan, atau kurang mengenai sasaran bila guru akan mengungkapkan maksud seperti:

a. Ingin menilai taraf dan kadar pengetahuan siswa, sebab pertanyaan yang diajukan sebagai pelaksanaan teknik tanya jawab tidak termasuk menguji atau mengevaluasi siswa, melainkan mengingatkan kembali apa yang telah dipelajari atau mengembangkan pelajaran yang lama dengan pelajaran yang baru. b. Kalau pertanyaan bisa dijawab dengan ya atau tidak, atau benar/salah; pertanyaan itu kurang pada tempatnya, karena jawabannya tidak mendorong siswa untuk mengingat atau memikirkan jawabannya kembali, tetapi sekedar menebak. c. Bila pertanyaan itu tidak menghendaki jawaban yang sederhana tetapi kompleks, dan jawaban sangat dibatasi, sehingga mengakibatkan pikiran siswa tidak berkembang. d. Pertanyaan yang baik ditujukan pada seluruh kelas, baru ditunjuk sekarang, atau menunggu sampai ada yang menunjukkan jari untuk menjawabnya.

Keunggulan metode tanya jawab adalah:

a) kelas hidup, karena sambutan kelas lebih baik b) dengan tanya jawab, partisipasi siswa lebih besar dan berusaha mendengarkan pertanyaan guru c) anak menerima pelajaran dengan aktif berpikir, tidak pasif mendengarkan saja.

Kelemahan metode tanya jawab adalah: a) Kelancaran proses pembelajaran agak terlambat, karena diselingi dengan tanya jawab b) Jawaban siswa belum tentu selalu benar, sehingga guru memerlukan waktu agak lebih lama untuk memperoleh jawaban yang benar

4. Pengertian IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu sosial dan humaniora (Nursid Sumaatmaja, 2003:1.9). Bidang ilmu sosial meliputi sosiologi, ekonomi, psikologi sosial, antropologi, geografi, dan ilmu politik. Sedangkan humaniora meliputi norma, nilai, bahasa, dan seni yang menjadi komponen kehidupan masyarakat. Sementara itu, Ischak (2004:1.36) mengartikan IPS sebagai bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu. Ruang lingkup IPS adalah hal-hal yang berkenaan dengan manusia dan kehidupannya yang meliputi semua aspek kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat. Tujuan mempelajari IPS adalah membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam mempelajari IPS adalah pendekatan interdisipliner atau multidisipliner dan lintas sektoral. Peraturan Menteri Pendidian Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 merupakan dasar hukum bagi pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Berdasarkan peraturan ini kembali dimunculkan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) setelah pada kurikulum sebelumnya (Kurikulum 2004/KBK), mata pelajaran IPS digabung dengan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menjadi Pendidikan Kewarganegaraan dan Pengetahuan Sosial (PKPS). Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 menjelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

5. Penggunaan Media pada Pembelajaran IPS Media memiliki peranan penting dalam pembelajaran. Peran ini antara lain sebagai sarana membentuk konstruksi pemahaman pembelajaran terhadap suatu materi. Media sebagai alat bantu menciptakan suasana pembelajaran yang lebih efektif, media sebagai pendukung keterciptaan tujuan pembelajaran. Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah artinya perantara atau pengantara

yaitu perantara atau pengantar sumber pesan kepada penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran, diantaranya: Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pelajaran seperti buku, film, video dan sebagainya. National Education Association (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, maupun teknologi perangkat keras. Menurut Gagne (1970) dalam Arif S. Sudirman (1986: 6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Arsyad (2005: 5) melalui Rishe dalam Gatra berpendapat bahwa media pembelajaran merupakan bagian perencanaan pembelajaran yang mengarah pada ketercapaian kompetensi pembelajar Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya media pembelajaran adalah:

a. Sarana pembelajaran berupa alat fisik (manusia, materi, peristiwa) b. Berisi pesan pembelajaran c. Mampu menciptakan komunikasi efektif antara pembelajar dengan materi pembelajaran d. Mempu mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran

Dalam memilih media dapat digunakan patokan sebagai berikut : menarik perhatian dan minat siswa, membawa siswa kearah yang nyata dan mengurangi verbalisme, merangsang tumbuhnya pengertian dan usaha mengembangkan nilai-nilai, serbaguna dan berfungsi ganda, sederhana dan mudah dirawat serta digunakan, dapat dibuat oleh guru atau murid dalam lingkungan alam sekitarnya.

BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas IV SDN Lembang Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, dengan waktu pelaksanaan sebagai berikut:

Perbaikan pembelajaran mata pelajaran IPA kelas IV 1. Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pukul 07.30 08.05 pada tanggal 25 Pebruari 2010 2. Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pukul 07.30 08.05 pada tanggal 04 Maret 2010

Pembelajaran perbaikan mata pelajaran IPS kelas IV 1. Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pukul 10.30 11.05 pada tanggal 02 Maret 2010 2. Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pukul 10.30 11.05 pada tanggal 11 Maret 2010

TABEL 3.1 PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

NO TEMPAT TANGGAL PELAJARAN SIKLUS 1. 2. 3. 4. SDN Lembang SDN Lembang SDN Lembang SDN Lembang 25 Pebruari 2010 04 Maret 2010 02 Maret 2010 11 Maret 2009 IPA IPA

IPS IPS I II I II

Karakteristik Siswa:

a. Jumlah siswa kelas IV SDN Lembang sebanyak 43 orang yaitu 16 orang laki-laki dan 25 orang perempuan. Kapasitas tempat duduk yang dapat diamati terdiri dari 20 buah kursi panjang dengan jumlah meja belajar 20 buah. b. Sebagian besar temapt tinggal siswa jauh dari lokasi sekolah c. Latar belakang ekonomi orang tua siswa rata-rata tingkat menengah kebawah dengan sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani

B. Deskripsi Per Siklus

1. Mata Pelajaran IPA Siklus I a) Apersepsi b) Absensi c) Motivasi d) Pejejakan kesiapan belajar siswa dengan memberi materi yang akan diajarkan e) Informasi kompetensi yang akan dicapai f) Dengan dipandu guru siswa menyebutkan berbagai bentuk benda g) Dengan dibimbing guru, siswa melakukan percobaan untuk mengetahui berbagai bentuk h) Dengan dibantu guru, siswa menyebutkan pengaruh gaya terhadap gerak benda i) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang sudah diajarkan

Pada siklus I, berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi dengan teman sejawat, hasil perbaikan belum berhasil. Hal ini berdasarkan nilai perolehan siswa yang masih rendah, jauh dari yang diharapkan sehingga diadakan perbaikan pembelajaran lagi.

Siklus II

a) Apersepsi b) Absensi c) Motivasi d) Pejejakan kesiapan belajar siswa dengan memberi materi yang akan diajarkan

e) Informasi kompetensi yang akan dicapai f) Dengan dibimbing guru, siswa melakukan percobaan untuk mengetahui berbagai bentuk dan gerak benda karena pengaruh gaya g) Guru mengadakan tanya jawab multi bersama siswa tentang materi gaya dengan diawali memberi pertanyaan pengaruh gaya terhadap benda h) Dengan dibantu guru, siswa menyebutkan pengaruh gaya terhadap gerak benda Guru dan siswa menyimpulkan materi yang sudah diajarkan Pada siklus II ini, setelah diberi perubahan pada kegiatan inti, prestasi belajar siswa meningkat. Hal ini dilihat dari keaktifan siswa dalam proses kegiatan belajar dan dilihat dari hasil evaluasi, nilainya meningkat.

2. Mata Pelajaran IPS

Siklus I

a. Mengkondisikan siswa dalam proses pembelajaran b. Mengadakan apersepsi c. Menyampaikan tujuan pembelajaran d. Menjelaskan kembali materi yang diajarkan e. Siswa menyimak dengan baik f. Guru memberikan berbagai pertanyaan berdasarkan materi yang diajarkan g. Murid diberi tugas untuk mengerjakan soal-soal h. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan i. Pembahasan materi pembelajaran melalui penjelasan dan diskusi j. Menyimpulkan materi pelajaran k. Mengadakan evaluasi

Setelah diberikan perbaikan pembelajaran siklus I, ternyata prestasi belajar siswa masih rendah, anak kurang aktif dalam pembelajaran. Setelah diadakan evaluasi, hasilnya masih kurang memuaskan, maka diadakan lagi perbaikan pembelajaran siklus II.

Siklus II

a. Mengkondisikan siswa dalam proses pembelajaran b. Memgadakan apersepsi c. Menyampaikan tujuan pembelajaran d. Pembahasan materi pembelajaran menggunakan media gambar tentang teknologi produksi dan komunikasi e. Menyimpulkan materi pelajaran f. Mengadakan evaluasi

Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus II, prestasi belajar siswa meningkat, hal ini terlihat dari hasil evaluasi yang telah diberikan, memuaskan. Dengan demikian, perbaikan pembelajaran cukup sampai siklus II.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan perbaikan pembelajaran yang dilakukan selama 2 siklus, dapat dikemukakan bahwa pembelajaran mata pelajaran IPA dan IPS dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 4.1

DAFTAR PEROLEHAN NILAI SISWA PADA KEGIATAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN IPA SIKLUS I No. Nama Murid Siklus I 1 Ismi Laila Anugrah 80 2 Nurfahmi Fauziah 70 3 Ilyas Anselmo 65 4 Dede Rosita 65 5 Euis Kurniawati 75 6 Mira 65 7 Fitri Ayu Sabrina 60 8 Nurjanah Ilfa M. 70 9 Pebi Nugraha 60 10 Andri Hidayat 60 11 Neng Yeni 70 12 Ipah Saripah 60 13 Ina Nurul Wasilah 60 14 Predi Pirmansyah 60 15 Pahrudin 65 16 Ajeng Sukamawati 60 17 Yuli 60 18 Nurami 70 19 Andri 65 20 Rani Nuraeni 60

21 Pitri Nuraeni 70 22 Santi 60 23 Ai Nuraeni 60 24 Weni Sapitri 65 25 Peri Apriansyah 50 26 Hani Haryati 40 27 Pani Rudiana 60 28 Nunur hayati 50 29 Entin 55 30 Defi Indah Putri 70 31 Ai Kartika 60 32 Absor 60 33 Rohmat 60 34 Ayi Rosandi 60 35 Epan 60 36 Uus Kusnawan 60 37 Deni Koswara 60 38 Rian Nurjaman 65 39 Andi 50 40 Eli 60 41 Cucu 60 42 Kiki Irwan Romdoni 60 43 Yesi Alumni Nurjamil 50

Jumlah 2645 Nilai Tertinggi 80 Nilai Terendah 40 Nilai Rata-rata 61.51 Prosentase 62%

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil evaluasi perbaikan pembelajaran pada siklus I masih rendah, dimana anak yang masuk kategori tinggi yaitu nilai 80-90 ada 1 orang, anak yang masuk kategori sedang yaitu nilai 60-70 ada 36 orang, dan anak yang masuk kategori rendah yaitu nilai 30-50 ada 6 orang. Nilai rata-rata 61,51 dan persentase 62%. Dari data-data tersebut prestasi siswa pada siklus I masih belum meningkat. Berdasarkan kesimpulan tersebut, saya melakukan refleksi dengan mengajukan pertanyaan sebagai

berikut:

1. Mengapa saya tidak bisa memotivasi anak dalam belajar? 2. Mengapa saya tidak bisa mengaktifkan anak dalam belajar? 3. Mengapa belum semua siswa menjawab pertanyaan dari guru? 4. Mengapa anak tidak berani untuk bertanya?

Hasil Refleksi: Dari hasil penelitian/pengamatan di atas diperoleh temuan berupa kelemahan dan keunggulan proses pembelajaran. Aktivitas siswa dalam pembelajaran dari 43 siswa, masih terdapat sekitar 5 siswa yang tidak aktif dalam mengikuti kegiatan. Hasil evaluasi siswa masih rendah. Sedangkan pada aktivitas guru masih banyak kekurangan dalam pelaksanaan demonstrasi dan penjelasan materi.

Berdasarkan hasil refleksi, maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran siklus II.

Tabel 4.2

DAFTAR PEROLEHAN NILAI SISWA PADA KEGIATAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN IPA SIKLUS II No. Nama Murid Siklus II 1 Ismi Laila Anugrah 85 2 Nurfahmi Fauziah 80 3 Ilyas Anselmo 75 4 Dede Rosita 80 5 Euis Kurniawati 80 6 Mira 80 7 Fitri Ayu Sabrina 70 8 Nurjanah Ilfa M. 80 9 Pebi Nugraha 75 10 Andri Hidayat 75 11 Neng Yeni 80 12 Ipah Saripah 70 13 Ina Nurul Wasilah 75 14 Predi Pirmansyah 60 15 Pahrudin 75 16 Ajeng Sukamawati 75 17 Yuli 75 18 Nurami 80 19 Andri 75

20 Rani Nuraeni 75 21 Pitri Nuraeni 80 22 Santi 60 23 Ai Nuraeni 75 24 Weni Sapitri 70 25 Peri Apriansyah 60 26 Hani Haryati 60 27 Pani Rudiana 70 28 Nunur hayati 75 29 Entin 70 30 Defi Indah Putri 70 31 Ai Kartika 75 32 Absor 70 33 Rohmat 65 34 Ayi Rosandi 70 35 Epan 75 36 Uus Kusnawan 65 37 Deni Koswara 75 38 Rian Nurjaman 70 39 Andi 60 40 Eli 60 41 Cucu 70 42 Kiki Irwan Romdoni 70 43 Yesi Alumni Nurjamil 60

Jumlah 3095 Nilai Tertinggi 85 Nilai Terendah 60 Nilai Rata-rata 71.98 Prosentase 72%

Berdasarkan nilai hasil evaluasi mata pelajaran IPA siklus II, anak yang mendapatkan nilai 80-100 ada 19 orang, yang mendapatkan nilai 60-70 ada 24 orang, dan yang tidak ada siswa yang mendapatkan nilai 50, dimana rata-rata nilai mendapat 71,98 sedangkan prosentasenya 72%. Hal ini menunjukan bahwa perbaikan siklus II sudah meningkat. Adapun untuk perbaikan pembelajaran IPS diadapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.3

DAFTAR PEROLEHAN NILAI SISWA PADA KEGIATAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN IPS SIKLUS I No. Nama Murid Siklus I 1 Ismi Laila Anugrah 90 2 Nurfahmi Fauziah 70 3 Ilyas Anselmo 70 4 Dede Rosita 80 5 Euis Kurniawati 75 6 Mira 70 7 Fitri Ayu Sabrina 60 8 Nurjanah Ilfa M. 80 9 Pebi Nugraha 60 10 Andri Hidayat 60 11 Neng Yeni 70 12 Ipah Saripah 60 13 Ina Nurul Wasilah 60 14 Predi Pirmansyah 60 15 Pahrudin 70 16 Ajeng Sukamawati 60 17 Yuli 60 18 Nurami 70 19 Andri 65 20 Rani Nuraeni 60 21 Pitri Nuraeni 70 22 Santi 60 23 Ai Nuraeni 60 24 Weni Sapitri 65 25 Peri Apriansyah 50 26 Hani Haryati 40 27 Pani Rudiana 60 28 Nunur hayati 50 29 Entin 60 30 Defi Indah Putri 70 31 Ai Kartika 60 32 Absor 70 33 Rohmat 60 34 Ayi Rosandi 60 35 Epan 60 36 Uus Kusnawan 60

37 Deni Koswara 60 38 Rian Nurjaman 65 39 Andi 30 40 Eli 60 41 Cucu 60 42 Kiki Irwan Romdoni 60 43 Yesi Alumni Nurjamil 50

Jumlah 2690 Nilai Tertinggi 90 Nilai Terendah 30 Nilai Rata-rata 62.56 Prosentase 63%

Berdasarkan hasil nilai setelah mengadakan evaluasi pada perbaikan pembelajaran IPS pada siklus I diperoleh hasil sebagai berikut: Anak masuk kategori tinggi yaitu nilai antara 80-90 ada 3 orang, nilai yang masuk kategori sedang yaitu nilai 60-70 ada 34 orang dan anak yang masuk kategori rendah yaitu 40-50 ada 6 orang. Dengan nilai rata-rata 62,56 dan prosentase 63%, hal tersebut menunjukan bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus I belum berhasil.

Saya mengadakan refleksi dengan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri sebagai berikut: 1. Mengapa saya tidak bisa memotivasi anak dalam belajar? 2. Mengapa anak tidak aktif dalam pembelajaran? 3. Mengapa anak sangat jenuh dalam menyimak penjelasan guru? 4. Mengapa anak tidak mampu mengajukan pertanyaan?

Maka berdasarkan refleksi dan hasil pengamatan, perlu diadakan perbaikan pembelajaran.

Tabel 4.4 HASIL PEROLEHAN NILAI SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SIKLUS II

No. Nama Murid Siklus II 1 Ismi Laila Anugrah 90 2 Nurfahmi Fauziah 80 3 Ilyas Anselmo 75 4 Dede Rosita 90 5 Euis Kurniawati 80

6 Mira 80 7 Fitri Ayu Sabrina 70 8 Nurjanah Ilfa M. 90 9 Pebi Nugraha 75 10 Andri Hidayat 75 11 Neng Yeni 80 12 Ipah Saripah 70 13 Ina Nurul Wasilah 75 14 Predi Pirmansyah 60 15 Pahrudin 80 16 Ajeng Sukamawati 75 17 Yuli 75 18 Nurami 80 19 Andri 75 20 Rani Nuraeni 75 21 Pitri Nuraeni 80 22 Santi 60 23 Ai Nuraeni 75 24 Weni Sapitri 80 25 Peri Apriansyah 60 26 Hani Haryati 60 27 Pani Rudiana 70 28 Nunur hayati 75 29 Entin 70 30 Defi Indah Putri 70 31 Ai Kartika 75 32 Absor 70 33 Rohmat 70 34 Ayi Rosandi 70 35 Epan 75 36 Uus Kusnawan 65 37 Deni Koswara 75 38 Rian Nurjaman 75 39 Andi 60 40 Eli 60 41 Cucu 70 42 Kiki Irwan Romdoni 70 43 Yesi Alumni Nurjamil 70

Jumlah 3155

Nilai Tertinggi 90 Nilai Terendah 60 Nilai Rata-rata 73.37 Prosentase 73%

Berdasarkan hasil nilai evaluasi mata pelajaran IPS siklus II, diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Yang mendapatkan nilai 75-90 = 22 orang 2. Yang mendapatkan nilai 60-70 = 21 orang 3. Yang mendapatkan nilai 50 = - orang

Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 73,37 dengan persentase 73%. Berdasarkan hal tersebut, perbaikan pembelajaran siklus 2 meningkat.

B. Pembahasan 1. Siklus I Perolehan nilai pada siklus I untuk mata pelajaran IPA hanya mencapai 62%, dan untuk mata pelajaran IPS hanya mencapai 63%. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran kurang berhasil dengan baik. Aktivitas siswa masih kurang dan guru kekurangan waktu untuk mengecek kemampuan siswa. Penggunaan metode kurang efektif karena guru kurang memberi kesempatan untuk berlatih kepada siswa.

2. Siklus II Nilai perolehan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu untuk mata pelajaran IPA 72% dan untuk mata pelajaran IPS 73%. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran berhasil, apalagi kalau PBM sering berlangsung baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Aktivitas siswa meningkat dan penggunaan metode lebih efektif, karena guru member kesempatan untuk berlatih kepada siswa. GRAFIK 4.1 PROSENTASE HASIL PEROLEHAN NILAI SISWA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap perbaikan pembelajaran mata pelajaran IPA dan IPS, maka kesimpulannya adalah:

1. Dengan menerapkan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA, hasil belajar siswa telah meningkat, terbukti dengan perolehan nilai siswa sebagai berikut:

- Siklus I : Jumlah nilai dari 43 siswa = 264 Rata-rata = 61,51 Persentase = 62%

- Siklus II : Jumlah nilai dari 43 siswa = 3095 Rata-rata = 71,98 Persentase = 72%

Dari data hasil perolehan nilai dari siklus I dan II, mata pelajaran Matematika peningkatannya adalah 10%.

2. Dengan menerapkan metode diskusi pada mata pelajaran IPS, hasil belajar siswa telah meningkat. Hal ini terbukti dari perolehan nilai siswa sebagai berikut:

- Siklus I : Jumlah nilai dari 43 siswa = 2690 Rata-rata = 62,56 Persentase = 63%

- Siklus II : Jumlah nilai dari 21 siswa = 3155 Rata-rata = 73,37 Persentase = 73%

Dari data hasil perolehan nilai dari siklus I dan II, mata pelajaran IPS peningkatannya adalah 10%.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan, beberapa hal sebaiknya dilakukan oleh guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran siswa, antara lain:

1. Guru hendaknya menindak lanjuti temuan-temuan dalam laporan perbaikan pembelajaran, guna menghasilkan pembelajaran yang lebih baik dan prestasi belajar siswa meningkat. 2. Guru harus menerapkan metode yang bervariasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Guru harus menggunakan media yang sesuai dengan materi pelajaran, supaya siswa lebih memahami materi pelajaran, dan anak tidak verbalisme. 4. Mengadakan kerjasama dengan rekan kerja, kepala sekolah dan pengawas, untuk bertukar pikiran dan pengalaman yang berkenaan dengan tugas mengajar sehari-hari, serta meningkatkan keprofesionalan guru sebagai pendidik. 5. Melalui pembelajaran IPA menggunakan metode tanya jawab, guru dapat dengan mudah merespon potensi atau modalitas siswa dalam setiap kelompok belajar. 6. Pembelajaran IPS dengan dibantu media yang tepat dapat memudahkan guru untuk menyampaikan materi lebih baik dan tepat sasaran. Dengan demikian seorang guru yang profesional dapat lebih efektif dapat melakukan kegiatan proses belajar mengajar, serta dengan mudah dapat merespon perbedaan perbedaan potensi yang dimiliki peserta didiknya. 7. Bersyukurlah kita senantiasa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berbanggalah kita menjadi seorang guru yang dilibatkan (diikut-sertakan) dalam kegiatan penelitian perbaikan pembelajaran kelas tahun 2010 ini. Berbuat lebih baik lagi, agar kita dapat menuntut yang lebih baik. Bekerjalah hari ini lebih baik daripada hari kemarin, dan besok harus lebih baik daripada hari ini. Dengan demikian, maka kita termasuk orang-orang yang sukses.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional (2006). Standar isi: Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum.

Saprati Amalia, dkk. (2007). Pembelajarn IPA di SD . Jakarta: Universitas Terbuka

N.K. Roestiyah. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Dineka Cipta

Tantya Hisnu P. Winardi. (2008). IPS Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Wardani I.G.A. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka

Wardani I.G.A. (2007). Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Universitas Terbuka

http://Wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai