PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi yang sudah dimulai sejak abad ke-21, semua
manusia dituntut agar selalu sigap menghadapi masalah kemajuan, terutama
kemajuan di bidang pendidikan. Selama dunia ini masih dihuni oleh manusia,
maka selama itu pula pendidikan masih dibutuhkan oleh setiap manusia.
Dengan kata lain, pendidikan sangatlah penting bagi manusia. Berbicara
mengenai dunia pendidikan memang tidak akan pernah menemui titik temu,
sebab pendidikan merupakan salah satu permasalahan yang akan senantiasa
aktual untuk diperbincangkan pada setiap waktu yang berbeda sekalipun,
pendidikan dituntut untuk selalu relevan dengan kontinuitas perubahan. Itu
artinya pendidikan sangatlah berperan dalam menentukan kehidupan
manusia.
Pemerintah Negara Republik Indonesia mempunyai kewajiban untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam alinea
keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pasal 31 Ayat (1) UUD
1945 menetapkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
Untuk itu, UUD 1945 pasal 31 Ayat (3) mewajibkan pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional
yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diatur melalui UU
No. 20 Tahun 2003, Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia berkualiatas yang mampu dan proaktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah dan menjadi manusia
terdidik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
1
2
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diidentifikasi permasalahan
di SMA Negeri 1 Bluluk. Diperoleh keterangan bahwa peneliti melihat ada
beberapa Siswa Kelas XII Mipa 3 SMA Negeri 1 Bluluk yang memiliki hasil
belajar rendah pada Materi Genetika. Karena hal ini, guru dituntut untuk
4
mencari metode baru yang bisa menjadi jalan keluar agar hasil belajar siswa
bisa meningkat.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas,
peneliti akan membatasi pada fokus penelitian agar dapat lebih terarah, dan
juga, agar dapat dilakukan tindakan secara mendalam tentang peningkatan
hasil belajar biologi pada materi genetika di kelas XII Mipa 3 SMA Negeri 1
Bluluk dengan metode Discovery Learning.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, maka rumusan masalah
dari penelitian ini yaitu: Apakah penerapan model pembelajaran Discovery
Learning dapat meningkatkan hasil belajar biologi materi genetika pada siswa
kelas XII Mipa 3 SMA Negeri 1 Bluluk Tahun Pelajaran 2022/2023?
F. Batasan Istilah
1. Meningkatkan
Menurut Adi D. (2001) Meningkatkan berasal dari kata tingkat yang
berarti berlapis-lapis dari sesuatu yang tersusun sedemikian rupa,
sehingga membentuk susunan yang ideal, sedangkan meningkatkan
adalah usaha kemajuan dari sesorang dari tidak tahu menjadi tahu dari
tidak bisa menjadi bisa.
2. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang
meliputi segala perencanaan kurikulum, mata pelajaran, bagian-bagian
dari pelajaran untuk merancang materi pelajaran. Dengan kata lain model
pembelajaran adalah alat-alat bantu yang mempermudah siswa dalam
belajar.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif,
afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik
setelah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar adalah perubahan
perilaku siswa akibat belajar. Perubahan ini di upayakan dalam proses
belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.
4. Materi Genetika
Membaca Genetika dalam penelitian ini adalah materi pembelajaran
Biologi pada kelas XII Mipa 3 semester ganjil yang terdiri Gen, DNA,
dan kromosom.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Model Pembelajaran
1. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran menurut Ellis (dalam Sundari, 2015:109)
adalah strategi-strategi yang berdasarkan pada teori-teori dan penelitian
yang terdari dari rasional, seperangkat langkah-langkah dan tindakan yang
dilakukan guru dan siswa, sistem pendukung pembelajaran dan metode
evaluasi atau sistem penilaian perkembangan belajar siswa. Model
pembelajaran hakikatnya menggambarkan keseluruhan yang terjadi dalam
pembelajaran dari mulai awal, pada saa pembelajaran, maupun pada akhir
pembelajaran. Model pembelajaran digunakan untuk membantu guru dalam
menerapkan bahan ajar yang perlu mereka sampaikan kepada siswa.
Dengan adanya model pembelajaran, guru mendapatkan beragam alternatif
cara untuk menyampaikan informasi kepada siswa. (Santoso, 2016:224)
Menurut Rusman (dalam Rosyidah, 2016:116) model pembelajaran
disusun berdasarkan berbagai prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teori
psikologis, sosiologis, analisis sistem atau teori-teori lain yang mendukung.
Menurut Amri (2013:34) model pembelajaran kurikulum 2013 memiliki
empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode, atau prosedur.
Ciri-ciri tersebut yaitu:
a. Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangannya.
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai)
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu
dapat tercapai.
6
7
1) Menyiapkan alat bantu yang sesuai dan menarik materi yang akan
disampaikan.
2) Memberikasn motivasi untuk meningkatkan minat belajar siswa.
3) Memberikan tinjauan yang jelas tentan materi yang akan
disampaikan sehingga siswa mempunyai arah yang jelas saat
belajar.
4) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok belajar
5) Membuka pelajaran sesuai dengan pendekatan untuk meningkatkan
rasa takut siswa.
b. Tindakan penyampaian dan pengembangan meliputi langkah- langkah
sebagi berikut:
1) Penyampaian konsep dasar materi
2) Penjelasan cara menggunakan alat peraga yang digunakan dalam
proses belajar.
3) Penyampaian disesuaikan dengan gaya bahasa siswa sehingga
siswa dapat menerima pelajaran dengan mudah.
4) Belajar kelompok dan pengembangan minat individu dengan
mempraktekkan alat peraga yang sudah disiapkan.
5) Pelatihan memecahkan suatu masalah yang berkaitan dengan
materi baik secara individu maupun kelompok.
c. Tindakan pada tahap penerapan
1) Mengusahakan umpan balik.
2) Pemberian soal latihan baik kelompok maupun individu
kepada siswa dan kesempatan untuk mengerjakannya.
3) Pembahasan soal latihan secara bersama-sama.
4) Refleksi individu tentang capaian materi yang telah didapat selama
proses belajar
5) Review materi pelajaran yang belum dipahami siswa.
d. Tindakan pada akhir prmbelajaran
1) Penarikan kesimpulan bersama
14
C. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik
kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta
didik setelah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar adalah
perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan ini di upayakan dalam
proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Perubahan
perilaku individu akibat proses belajar tidaklah tunggal, setiap proses
belajar mempengaruhi perubahan perilaku pada domain tertentu pada diri
siswa, tergantung perubahan yang diinginkan terjadi sesuai dengan tujuan
pendidikan. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar berkaitan
dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan
khusus yang direncanakan.
Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh setelah
adanya proses belajar mengajar. Keberhasilan belajar siswa dapat dilihat
dari prestasi belajar, dimana prestasi belajar merupakan gambaran hasil
belajar siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar pada suatu jenjang
yang diikutinya.
15
gen. DNA banyak terdapat di dalam inti sel, sedikit terdapat di mitokondria dan
kloroplas. Gen yang di sebut sebagai faktor penentu dapat diketahui struktur
kimianya adalah DNA.
Gen-gen yang berderet pada kromosom masing-masing mempunyai
tugas khusus dengan waktu yang khusus pula. Ada gen yang aktif pada masa
embrio, ada yang aktif dimasa kanak-kanak, dan ada pula yang aktif setelah
dewasa.
1. Gen
Pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Hunt Morgan, ahli
Genetika dan Embriologi Amerika Serikat (1911), yang mengatakan
bahwa substansi hereditas yang dinamakan gen terdapat dalam lokus, di
dalam kromosom. Gen merupakan unit terkecil dari suatu makhluk hidup
yang mengandung substansi hereditas, terdapat di dalam lokus gen. Gen
terdiri dari protein dan asam nukleat (DNA dan RNA), berukuran antara 4
– 8 m (mikron).
a. Gen mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
b. Mengandung informasi genetik.
c. Tiap gen mempunyai tugas dan fungsi berbeda.
d. Pada waktu pembelahan mitosis dan meiosis dapat mengadakan
duplikasi.
e. Ditentukan oleh susunan kombinasi basa nitrogen.
f. Sebagai zarah yang terdapat dalam kromosom.
Gen merupakan unit terkecil materi genetik dan terdapat dalam
setiap lokus yang khas pada kromosom, yang terdiri atas sepenggal DNA
yang menentukan sifat individu melalui pembentukan polipeptida. Jadi,
gen berperan penting dalam mengontrol sifat-sifat individu yang
diturunkan. Sebagai materi hereditas, gen memiliki beberapa fungsi, antara
lain:
20
Gambar 2. Nukleotida
Molekul gula ini terikat pada basa nitrogen yang tersusun atas basa
purin dan basa pirimidin. Basa purin tersusun atas guanine (G) dan adenin
(A), sedangkan basa pirimidin tersusun atas timin (T) dan sitosin atau
Cytosine (C). Perhatikan gambar berikut.
Molekul DNA mempunyai sifat-sifat, antara lain:
a. DNA berbagai organisme mempunyai kandungan adenine (A) yang
sama dengan Timin
b. (T). Perbedaan antara DNA dari spesies yang berlainan terletak antara
kandungan A + T atau G + C.
22
Jenis-jenis RNA:
a. RNA duta (RNA-d) Merupakan penghubung DNA dengan protein dan
membawa pesan berupa informasi genetik dari DNA untuk
membentuk protein. Berperan membawa kode genetik dari DNA
berupa triplet basa yang ada pada RNA duta, atau yang disebut kodon.
b. RNA ribosom (RNA-r) Merupakan RNA terbanyak, sekitar 83% dari
RNA yang dikandung oleh suatu sel. Banyak terdapat di dalam
ribosom dan berperan sebagai tempat pembentukan protein.
c. RNA transfer (RNA-t) Berperan menterjemahkan kodon yang terdapat
pada RNA-d menjadi satu jenis asam amino serta mengangkut asam
amino ke permukaan ribosom pada saat translasi.
4. Kromosom
Segala aktivitas sel diatur oleh inti sel (nukleus). Pada saat sel aktif
melakukan metabolisme, di dalam nukleus terdapat benang-benang halus
seperti jala yang dapat menyerap warna. Benang-benang halus ini disebut
kromatin (chromo = warna, dan tin = badan). Ketika sel akan membelah,
benang kromatin menebal dan memendek, lebih mudah menyerap zat
warna sehingga dapat dilihat dengan mikroskop. Benang kromatin yang
menebal dan memendek ini, disebut kromosom. Setiap spesies memiliki
jumlah kromosom yang khas. Kromosom tersusun atas DNA yang
berkondensasi bersama. protein histon di dalam inti sel, membentuk
struktur bernama nukleosom. Sebelum sel membelah, molekul DNA dari
setiap kromosom berduplikasi sehingga terbentuk lengan kromosom ganda
yang disebut kromatid. Sel kelamin (sel sperma atau sel telur) hanya
memiliki satu kromosom kelamin (gonosom) sehingga sel kelamin dari
betina hanya memiliki gonosom X. Adapun sel kelamin jantan memiliki
gonosom X atau Y yang akan menentukan jenis kelamin individu setelah
terjadi fertilisasi.
24
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan latar belakang dan kajian pustaka di atas dapat ditarik
hipotesis tindakan sebagai berikut : Setelah peneliti mengkaji teori yang telah
dipaparkan di atas, maka penerapan metode Discovery Learning mampu
meningkatkan Hasil belajar biologi materi genetika di kelas XII Mipa 3 di
SMA Negeri 1 Bluluk Semester Genap Tahun Pelajaran 2022/2023.
1.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
disebut classroom action research. “Penelitian tindakan kelas merupakan
upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok siswa dengan
memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan”
(Mulyasa, 2015). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu bentuk
penelitian yang berbentuk reflektif dengan melakukan tindakan tertentu untuk
memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih
berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh prestasi belajar yang lebih baik
(Asrori, 2015).
Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris classroom action
reseach, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk
mengetahui akibat tindakan kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang
diterapkan pada suatu subjek penelitian di kelas tersebut (Kardiawarman).
Menurut Kemmis penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk
penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi
sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka. Adapun menurut
Hasleys seperti dikutip Cohen penelitian tindakan adalah intervensi dalam
dunia nyata serta pemeriksaan terhadap pengaruh yang ditimbulkan dari
intervensi tersebut. Penelitian lain tentang penelitian tindakan dikemukakan
oleh Burns yang menyatakan bahwa penelitian tindakan adalah penerapan
berbagai fakta yang dikemukakan untuk memecahkan masalah dalam situasi
sosial untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan dengan
melibatkan kolaborasi dan kerja sama para peneliti dan praktisi.
Penelitian tindakan kelas digunakan untuk menemukan solusi suatu
permasalahan yang ada (nyata) dalam hal ini berkaitan dengan proses
pembelajaran di kelas. Proses penelitian ini mulai dari pengumpulan data,
analisis data, sampai menyimpulkan data yang diperoleh. Permasalahan yang
25
26
B. Rancangan Tindakan
Penelitian ini diawali dengan melakukan observasi keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran. Kemudian dilanjutkan dengan mencari strategi
pembelajaran yang tepat agar mampu mengatasi permasalahan tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode spiral dari Kemmis dan Taggart
yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robbin Mc Taggart. Tujuan
menggunakan desain penelitian metode ini adalah apabila dalam pelaksanaan
tindakan ditemukan adanya kekurangan, maka perencanaan dan pelaksanaan
tindakan perbaikan masih dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai
target yang diinginkan tercapai.
27
b. Pelaksanaan
Tahap ini peneliti (guru) melaksanaan pembelajaran Materi
Genetika. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan mengacu pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun untuk siklus I.
adapun rincian rencana pelaksanaan pembelajarannya meliputi
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup (Terlampir).
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data aktivitas
pembelajaran dari siswa selama proses pembelajaran Materi Genetika.
Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh
pelaksanaan tindakan kelas yang sedang berlangsung dengan cara
siswa menanya dalam pembelajaran, memberi masukan serta saran,
berani berkomentar dalam menyelesaikan masalah.
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti akan memperbaiki dan mengkaji sejauh
mana kompetensi yang sudah dicapai serta mengevaluasi proses
pembelajaran yang masih kurang pada siklus I, kemudian dilakukan
evaluasi untuk penyempurnaan tindakan berikutnya yang akan
berlanjut pada siklus II dan siklus berikutnya.
2. Rancangan Pelaksanaan Siklus II
Kegiatan Perencanaan berdasarkan pada refleksi dari siklus 1,
sementara untuk langkah-langkah kegiatan tindakan dan pengamatan
sama dengan siklus 1 dengan memperhatikan prioritas permasalahan
yang disimpulkan pada siklus 1 dan dilanjutkan dengan kegiatan
refleksi. Apabila hasil refleksi pada siklus 2 sudah menunjukan adanya
Peningkatan Hasil belajar secara signifikan, maka kegiatan penelitian
dianggap berhasil, tetapi sebaliknya apabila belum menunjukan hasil yang
di harapkan, maka kegiatan penelitian akan dilanjutkan dengan siklus
berikutnya dengan langkah-langkah kegiatan yang sama dengan kegiatan
pada siklus 2 ini.
29
C. Setting Penelitian
1. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas XII Mipa 3 SMA Negeri 1
Bluluk. Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai Oktober
2022 disemester ganjil tahun pelajaran 2022/2023.
2. Objek Penelitian
Sebagai objek dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil
belajar mata pelajaran biologi materi genetika di kelas XII Mipa 3 SMA
Negeri 1 Bluluk.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas XII Mipa 3 SMA Negeri 1
Bluluk tahun pelajaran 2022/2023 yang berjumlah 36 siswa.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah ditunjukkan untuk memperoleh data langsung
dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-
peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan
penelitian. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang.
E. Indikator kinerja
Indikator kerja merupakan suatu kinerja yang digunakan untuk melihat
tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas dalam
meningkatkan atau memperbaiki proses belajar mengajar di kelas, indikator
kinerja ini dapat dilihat dari meningkatkan proses belajar murid dengan
menggunakan model pembelajaran Discovery. Discovery suatu model
pembelajaran yang dirancang sedemikian sehingga dapat menemukan konsep-
konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mental sendirinya.
F. Instrumen Penelitian
1. Penugasan
Penugasan merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki
jawaban yang benar atau salah. Dalam penelitian ini terdapat dua test yaitu
pre test dan post test. Pre test diberikan untuk mengetahui kemampuan
peserta didik sebelum kegiatan pembelajaran diberikan dan post test
diberikan untuk mengetahui perkembangan peserta didik setelah
pembelajaran. Pre test dan post test diberikan. Hasil Penugasan dapat
digunakan untuk memantau perkembangan hasil belajar.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi dengan model pembelajaran Discovery Learning
yang digunakan untuk mencatat data dan mencatat segala kejadian selama
proses pembelajaran Materi Genetika berlangsung. Berdasarkan kegiatan
31
A. Hasil Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII Mipa 3 SMA Negeri 1
Bluluk yang berjumlah 36 siswa. Penelitian ini menggunakan 2 siklus, dengan
materi struktur tumbuhan dan fungsi bagian tumbuhan. Siklus pertama
menjelaskan tentang Gen dan DNA. Dan siklus kedua menjelaskan tentang
RNA dan kromosom. Proses belajar ini dilakukan 2 x 45 menit dalam dua kali
pertemuan, pada siklus satu pelaksanaan dilakukan pada tanggal 14-15
September 2022 dan siklus kedua dilaksanakan pada 28-29 September 2022.
Dalam penelitian ini setiap pembelajaran menggunakan lembar test. Untuk
mengukur hasil pembelajaran siswa dalam pelajaran Biologi dengan
menggunakan metode Discovery. Penilaian dalam penelitian ini meliputi
penilaian dari observasi terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran
dan wawancara terhadap guru tentang materi Biologi menggunakan
Discovery. Sebagai rinci hasil penelitian akan diuraikan sebagai berikut:
1. Pra Siklus (Pretest)
Pada tahap siklus ini meliputi:
a. Perencanaaa tindakan
Pada pra siklus materi yang disampaikan adalah Genetika.
Sebelum menggunakan metode Discovery, guru menyampaikan materi
menggunakan metode ceramah. Dengan menggunakan metode
ceramah siswa diharapkan mendapatkan nilai memenuhi KKM.
b. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan awal dimulai dengan guru mengucapkan salam
pembuka, berdoa, memberikan motivasi, dan dilajutkan dengan proses
pembelajaran menggunakan metode ceramah. Dari setiap pertemuan
mengakhiri dengan mengucapkan Alhamdulilah.
35
36
c. Mengamati tindakan
Pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa
dalam mengikuti proses kegitan belajar dengan menggunakan metode
ceramah. Sehingga dalam hal ini dapat mengetahui hasil belajar siswa
terhadap mata pelajaran biologi dengan menggunakan metode
ceramah. Berdasarkan hasil dari pengamatan penelitian dalam pra
siklus, dapat diketahui :
Tabel 3. Daftar Nilai Pra Siklus
28 RIFKY FIRMANSYAH 75 60
29 RISMA AYU QOIRU NISA 75 50
30 SILVIA AINUR HIDAYAH 75 80
31 SINDY SETYA NINGRUM 75 80
32 SUSI DWI ANGGRAENI 75 60
33 WHOVI SHOLEKAH 75 80
34 WISNU ARDI NUGROHO 75 60
35 YOGA ARDITYA 75 80
36 YUNISA SUTRISNO 75 80
Jumlah N= 36 ∑X=2.580
Nilai rata-rata= 71.6
Ketuntasan Belajar = 61.1%
X=
∑ Xi
=
∑ 2.580 = 71.6
n 36
5 : Memuasakan
Pada siklus 1 dilakukan observasi terhadap proses
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, dari data observasi yang
dilakukan oleh pengamat diperoleh rata-rata 3.0. Adapun hasil
pengamatan terhadap aktivitas guru selama kegiatan mengajar
berlangsung yang dipandang sebagai satu kesatuan yang diperlihatkan
dalam tabel.
Tabel 6. Lembar Observasi Guru Siklus 1
Skor
No. Aspek yang diamati
1 2 3 4 5
1 Pra pembelajaran
1 Menyiapkan ruangan sebagai tempat
untuk melaksanakan kegiatan
belajar mengajar
2 Mengkondisikan kelas dan memeriksa
kesiapan siswa
3 Menyiapkan materi pembelajaran
4 Pengolaan kelas
II Membuka pelajaran
1 Membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam
Mengecek kehadiran siswa dengan
menggunakan daftar hadir
3 Mengadakan pre test
4 Mengadakan kegiatan apersepsi yang
memberi motivasi
5 Menyampaikan kompetensi yang
akan dicapai
6 Memberi penjelasan dan arahan yang
berkaitan dengan pembelajaran
cerita pendek anak
III Kegiatan inti
1 Membagi siswa beberapa kelompok
2 Memberikan penjelasan yang berkaitan
dengan materi pembelajaran
3 Melaksanakan kegiatan pembelajarn
secara individul, klasikal dan
kelompok
4 Melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan model Discovery
43
a. Perencanaan
Menyusun perangkat pembelajaran pada sub materi tentang
Struktur tumbuhan dan fungsinya. Yang terdiri dari pendahuluan, inti,
dan penutup.
1) Membuat media pembelajan
2) Mempersiapkan model pembelajaran
3) Menyusun lembar observasi siswa dan guru
4) Mempersiapkan alat evaluasi yaitu membuat soal tes yang terdiri
dari 10 butir pilihan ganda
b. Pelaksanaan
Tindakan Kegiatan pembelajaran pada pelaksanaan yaitu,
1) Tahap Pendahuluan
a) Guru membuka dengan salam, menanyakan kabar, dan
mengecek kehadiran siswa.
b) Siswa diminta memeriksa kerapian diri dan kebersihan kelas.
c) Guru memberikan apersepsi
d) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari
2) Tahap inti
a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b) Guru menyajikan materi sebagai pengantar, mengenai topik
pembahasan untuk mencari permasalahan
c) Guru menjelaskan materi genetika.
d) Guru mejelaskan media yang ada di depan papan tulis
e) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
seputar materi yang belum dipahami
f) Guru mengkondusifkan kelas dan membagi kelompok setiap
kelompok 5 anggota perorang agar proses pembelajaran
menyenangkan sehingga termotivasi untuk mengikuti materi
pembelajaran.
46
11 FA FRISA GELIS 75 80
12 HILDA USMAWANTI 75 80
13 I’IL DEA SA’IROH 75 90
14 JOURAS MIGEL ARNIFFO 75 80
15 LONG GIU WACAKA 75 90
16 MARPUJI PRASETYO 75 100
17 MAYA AULIYA DWI 75 80
18 MEILANI WAHYU 75 80
19 MILA SELVIA 75 90
20 MUHAMMAD DIKI NUR 75 90
21 NEVALENTINO ARGA 75 50
22 NINA TAMARA NUR 75 80
23 NOVIANA ARDIANA 75 80
24 NURVEDI RINNO 75 90
25 OLLA FEBRIANI 75 50
26 PIPIT RISDIAHWATI 75 80
27 PRIYO BUDOYO 75 100
28 RIFKY FIRMANSYAH 75 50
29 RISMA AYU QOIRU NISA 75 80
30 SILVIA AINUR HIDAYAH 75 80
31 SINDY SETYA NINGRUM 75 90
32 SUSI DWI ANGGRAENI 75 100
33 WHOVI SHOLEKAH 75 80
34 WISNU ARDI NUGROHO 75 80
35 YOGA ARDITYA 75 90
36 YUNISA SUTRISNO 75 80
Jumlah N= 36 ∑X=2.920
Nilai rata-rata= 81.1
Ketuntasan Belajar = 86.1%
X=
∑ Xi
=
∑ 2.920 = 81.1
n 36
48
49
Tabel 11. Data hasil Observasi aktivitas Guru dan Siswa pada siklus II
Objek Pengamatan Skor Rata-Rata Skor Keterangan
Observasi Guru 76 4.75 Memuaskan
Observasi Siswa 40 4.0 Memuaskan
B. Pembahasan Hasil
Penelitian Dari penelitian yang telah dilaksanakan yang terdiri dari dua
siklus, terdapat peningkatan setiap proses pembelajaran berturut-turut dari
siklus pertama dan siklus kedua seperti terlihat pada presntasi pencapaian hasil
belajar siswa. Nilai rata-rata siswa serta skor observasi guru dan siswa antara
siklus pertama dan siklus kedua, seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 13. Persentase Ketuntasan Belajar Nilai Rata-Rata siswa Serta
Rata-Rata Observasi Guru dan Siswa Antara Siklus I dan Siklus II
Rata-Rata Persentase Skor Observasi
Siklus
Nilai Siswa Prestasi Guru Kategori Siswa Kategori
I 71.6 61.1% 72 Memuaskan 30 Memuaskan
II 81.1 86.1% 76 Memuaskan 40 Memuaskan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian yang didapat, maka akan
disimpulkan bahwa penggunaan model Discovery Learning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran Biologi. Hal ini
terbukti pada pra siklus dengan nilai rata-rata 69.7 kemudian meningkat pada
siklus I dengan nilai rata-rata 71.6 kemudian meningkat lagi pada siklus II
dengan nilai rata-rata 81.1. Sedangkan ketuntasan hasil belajar siswa pada pra
siklus 44.4% sedangkan pada siklus I adalah 61.1% kemudian meningkat lagi
pada siklus II yaitu 86.1%. Selain model pembelajaran Discovery Learning
dapat meningkatkan aktivitas guru dalam membimbing dan mengambil
kesimpulan dari materi pelajaran. Sedangkan aktivitas siswa, siswa dapat
memperhatikan penjelasan guru selama proses pembelajaran berlangsung,
siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan guru.
B. Saran
Dari hasil penelitian khususnya pembelajaran biologi, guru diharapkan
benar-benar memperhatikan baik itu model pembelajaran ataupun media
pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar, serta guru
menciptakan penguasaan pada siswa tentang materi yang diajarkan untuk
meningkatkan tingkat penguasaan siswa dalam pembelajaran Biologi. Bagi
yang berminat untuk melanjutkan penelitian dengan menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning yang paling penting diperhatikan adalah
guru harus memahami materi pembelajaran terlebih dahulu dan setelah itu
guru harus memahami materi penggunaan model Discovery Learning dengan
cara penjelasan yang kreatif sehingga penjelasan yang dilakukan dengan
menggunakan model Discovery Learning lebih menarik.
Siswa berharap agar guru menggunakan model dan media
pembelajaran dalam proses pembelajaran karena model ini dapat melibatkan
56
siswa secara langsung serta mudah dipahami, serta partisipasi sekolah untuk
menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
57