Anda di halaman 1dari 57

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada era globalisasi yang sudah dimulai sejak abad ke-21, semua
manusia dituntut agar selalu sigap menghadapi masalah kemajuan, terutama
kemajuan di bidang pendidikan. Selama dunia ini masih dihuni oleh manusia,
maka selama itu pula pendidikan masih dibutuhkan oleh setiap manusia.
Dengan kata lain, pendidikan sangatlah penting bagi manusia. Berbicara
mengenai dunia pendidikan memang tidak akan pernah menemui titik temu,
sebab pendidikan merupakan salah satu permasalahan yang akan senantiasa
aktual untuk diperbincangkan pada setiap waktu yang berbeda sekalipun,
pendidikan dituntut untuk selalu relevan dengan kontinuitas perubahan. Itu
artinya pendidikan sangatlah berperan dalam menentukan kehidupan
manusia.
Pemerintah Negara Republik Indonesia mempunyai kewajiban untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam alinea
keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pasal 31 Ayat (1) UUD
1945 menetapkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
Untuk itu, UUD 1945 pasal 31 Ayat (3) mewajibkan pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional
yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diatur melalui UU
No. 20 Tahun 2003, Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia berkualiatas yang mampu dan proaktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah dan menjadi manusia
terdidik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

1
2

Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pengembangan dan


pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi yang sekarang dikembangkan
lagi menjadi kurikulum 2013 merupakan salah satu strategi pembagunan
pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam UU Nomor 20
Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
Pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013 mengamanatkan
penggunaan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific approach)
adalah pendekatan yang menonjolkan dimensi pengamatan, penalaran,
penemuan, pengabsahan, dan penjelasan mengenai suatu kebenaran.
Pendekatan ini memberi kesempatan untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik dalam melakukan observasi, bertanya, menalar, dan
mengomunikasikan pengetahuan yang diperoleh dari proses pembelajaran.
Melalui tahapan-tahapan dalam pembelajaran yang berpendekatan ilmiah
(scientific approach), peserta didik dibimbing secara bertahap untuk
mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Proses pembelajaran dengan
scientific approach meliputi ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif
sehingga membentuk peserta didik yang kreatif, produktif, dan inovatif
melalui penguatan yang terintegrasi antara pengetahuan, keterampilan, dan
sikap.
Berdasarkan nilai ulangan harian materi genetika didapati sebagain
besar siswa masih memiliki nilai yang dibawah KKM, persentase
kelulusannya hanya 41.66% dengan rata-rata nilai 73.68. Ini berarti lebih dari
setengah nilainya masih dibawah KKM, dimana nilai KKM di SMA Negeri 1
Bluluk yaitu 75. Padahal pembelajaran dinyatakan berhasil jika kelulusan
minimum 70% siswa diatas KKM. Lebih lanjut, berdasarkan hasil observasi,
proses pembelajaran masih bersifat konvensional dengan menggunakan metode
ceramah. Media pembelajaran yang ditemui di sekolah berupa papan tulis,
spidol, laptop dan LCD, akan tetapi penggunaannya kurang maksimal dan
pembelajaran hanya terfokus satu kearah pada pendidik.
Penggunaan metode ceramah kurang efektif, karena siswa hanya
mendengarkan pendidik yang sedang menjelaskan pelajaran, sehingga siswa
3

kurang aktif dalam proses pembelajaran. Meskipun pendidik memberikan sesi


pertanyaan bagi siswa, tetapi hanya siswa aktif saja yang memanfaatkan
kesempatan bertanya, sedangkan siswa yang kurang aktif lebih memilih diam
saja atau bicara dengan siswa lain.
Melihat dari permasalahan di atas, diperlukan metode pembelajaran yang
cocok untuk mengatasi hal tersebut sesuai dengan penerapan kurikulum 2013 di
SMA Negeri 1 Bluluk. Salah satu metode yang diduga mendorong siswa untuk
aktif dalam proses pembelajaran yaitu metode discovery learning, yang dimana
metode ini diharapkan meningkatkan keaktifan dan kompetensi siswa.
Metode discovery learning merupakan salah satu dari banyak metode
pembelajaran yang ada. Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
(2013) tentang metode pembelajaran penemuan atau discovery learning yang
dijelaskan dalam bagian dari kurikulum 2013, “Discovery Learning adalah teori
belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila
pelajaran tidak disajikan dengan pembelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi
diharapkan siswa mengorganisasi sendiri”. Dengan menggunakan metode
discovery learning berarti guru memberikan pengantar dan kata kunci dari
materi yang diajarkan dan siswa dituntut aktif menemukan sendiri yang
dipelajari. Tetapi guru tetap membimbing dan mengarahkan siswa agar proses
pembelajaran sesuai dengan tujuan.
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat pentingnya metode pembelajaran
yang inovatif untuk meningkatkan kompetensi siswa. Oleh karena itu perlu
dilakukan penelitian yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Biologi
Materi Genetika pada Siswa Kelas XII Mipa 3 SMA Negeri 1 Bluluk dengan
Metode Discovery Learning di Semester Ganjil Tahun Ajaran 2022/2023.”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diidentifikasi permasalahan
di SMA Negeri 1 Bluluk. Diperoleh keterangan bahwa peneliti melihat ada
beberapa Siswa Kelas XII Mipa 3 SMA Negeri 1 Bluluk yang memiliki hasil
belajar rendah pada Materi Genetika. Karena hal ini, guru dituntut untuk
4

mencari metode baru yang bisa menjadi jalan keluar agar hasil belajar siswa
bisa meningkat.

C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas,
peneliti akan membatasi pada fokus penelitian agar dapat lebih terarah, dan
juga, agar dapat dilakukan tindakan secara mendalam tentang peningkatan
hasil belajar biologi pada materi genetika di kelas XII Mipa 3 SMA Negeri 1
Bluluk dengan metode Discovery Learning.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, maka rumusan masalah
dari penelitian ini yaitu: Apakah penerapan model pembelajaran Discovery
Learning dapat meningkatkan hasil belajar biologi materi genetika pada siswa
kelas XII Mipa 3 SMA Negeri 1 Bluluk Tahun Pelajaran 2022/2023?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
a. Membuktikan secara ilmiah apakah Metode Discovery Learning
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi
materi genetika kelas XII MIPA 3 di SMA Negeri 1 Bluluk.
b. Guru mampu mengoptimalkan dan meningkatkan aktifitas belajar
siswa.

2. Manfaat hasil Penelitian


a. Manfaat bagi guru: Sebagai pedoman dalam pembelajaran yang
bermutu dalam meningkatkan aktifitas belajar siswa.
b. Manfaat bagi siswa: Memperoleh pengalaman yang nyata dalam
menemukan konsep pembelajaran.
5

F. Batasan Istilah
1. Meningkatkan
Menurut Adi D. (2001) Meningkatkan berasal dari kata tingkat yang
berarti berlapis-lapis dari sesuatu yang tersusun sedemikian rupa,
sehingga membentuk susunan yang ideal, sedangkan meningkatkan
adalah usaha kemajuan dari sesorang dari tidak tahu menjadi tahu dari
tidak bisa menjadi bisa.
2. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang
meliputi segala perencanaan kurikulum, mata pelajaran, bagian-bagian
dari pelajaran untuk merancang materi pelajaran. Dengan kata lain model
pembelajaran adalah alat-alat bantu yang mempermudah siswa dalam
belajar.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif,
afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik
setelah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar adalah perubahan
perilaku siswa akibat belajar. Perubahan ini di upayakan dalam proses
belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.
4. Materi Genetika
Membaca Genetika dalam penelitian ini adalah materi pembelajaran
Biologi pada kelas XII Mipa 3 semester ganjil yang terdiri Gen, DNA,
dan kromosom.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Model Pembelajaran
1. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran menurut Ellis (dalam Sundari, 2015:109)
adalah strategi-strategi yang berdasarkan pada teori-teori dan penelitian
yang terdari dari rasional, seperangkat langkah-langkah dan tindakan yang
dilakukan guru dan siswa, sistem pendukung pembelajaran dan metode
evaluasi atau sistem penilaian perkembangan belajar siswa. Model
pembelajaran hakikatnya menggambarkan keseluruhan yang terjadi dalam
pembelajaran dari mulai awal, pada saa pembelajaran, maupun pada akhir
pembelajaran. Model pembelajaran digunakan untuk membantu guru dalam
menerapkan bahan ajar yang perlu mereka sampaikan kepada siswa.
Dengan adanya model pembelajaran, guru mendapatkan beragam alternatif
cara untuk menyampaikan informasi kepada siswa. (Santoso, 2016:224)
Menurut Rusman (dalam Rosyidah, 2016:116) model pembelajaran
disusun berdasarkan berbagai prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teori
psikologis, sosiologis, analisis sistem atau teori-teori lain yang mendukung.
Menurut Amri (2013:34) model pembelajaran kurikulum 2013 memiliki
empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode, atau prosedur.
Ciri-ciri tersebut yaitu:
a. Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangannya.
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai)
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu
dapat tercapai.

6
7

Pembelajaran yang efektif dan bermakna peserta didik dilibatkan


secara aktif, karena peserta didik adalah pusat dari kegiatan pembelajaran
serta pembentukan kompentensi dan karakter. Model pembelajaran sangat
erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik dan gaya mengajar guru.
Usaha guru dalam membelajarkan peserta didik merupakan bagian yang
sangat penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang
sudah direncanakan.

B. Model Discovery Learning


1. Pengertian Model Discovery Learning
Model discovery learning dapat diartikan sebagai cara penyajian
pelajaran yang memberi pelajaran kepada peserta didik untuk menemukan
informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Model discovery learning lebih
dikenal dengan metode penemuan terbimbing, para siswa diberi bimbingan
singkat untuk menemukan jawabannya. Harus diusahakan agar jawaban
atau hasil akhir itu tetap ditemukan sendiri oleh siswa.
Penemuan (discovery) merupakan suatu model pembelajaran yang
dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme. Model ini
menekankan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap
suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa ssecara aktif dalam proses
pembelajaran. Metode pembelajaran berbasis penemuan atau discovery
learning adalah metode belajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa
sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum
diketahuinya tidak melalui pemberitahuan, namun ditemukan sendiri.
Dalam pembelajaran discovery (penemuan) kegiatan atau
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa, sehingga siswa dapat
menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya
sendiri. Dalam menemukan konsep, siswa melakukan pengamatan,
menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulam dan
sebagainya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip. Metode
8

Discovery diartikan sebagai prosedur mengajar yang mementingkan


pengajaran perseorangan, memanipulasi objek sebelum sampai pada
generalisasi. Makanya anak harus berperan aktif dalam belajar. Peran aktif
anak dalam belajar ini diterapkan melalui penemuan.
Sedangkan menurut Budiningsih (2005), metode discovery learning
adalah memahami konsep, arti dan hubungan, melalui proses intuitif untuk
pada akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Berdasarkan pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran discovery learning adalah
suatu model untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan
menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan
setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa.
Dengan belajar penemuan, anak juga bisa belajar berfikir analisis dan
mencoba memecahkan sendiri problem yang dihadapi. Kebiasaan ini akan
di transfer dalam kehidupan bermasyarakat.
Metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar
mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik akan
ditentukan oleh relevasian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan
tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan
penggunaaan metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang
terpatri dalam suatu tujuan. Penggunaan model discovery learning guru
berusaha untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar. Sehingga model discovery learning ini memiliki tujuan sebagai
berikut: (a) teknik ini mampu membantu siswa untuk menegmbangkan,
memperbanyak kesiapan serta, penguasaan keterampilan dalam proses
kognitif atau pengenalan siswa, (b) siswa memperoleh pengetahuan yang
bersifat sangat pribadi/individual sehingga dapat kokoh atau mendalam
tertinggal dalam jiwa siswa tersebut, (c) dapat meningkatkan kegairan
belajar para siswa.
9

2. Karakteristik Model Pembelajaran Discovery Learning


Menurut Bonwell, Pembelajaran Aktif memiliki karakteristik-
karakteristik sebagai berikut:
1. Pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa berperan lebih aktif dalam
mengembangkan cara-cara belajar mandiri. Siswa berperan serta pada
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses belajar. Pengalaman
siswa lebih diutamakan.
2. Guru membimbing dalam terjadinya pengalaman belajar. Guru bukan
satu-satunya sumber belajar. Guru merupakan salah satunya sumber
belajar, yang memberikan peluang bagi siswa agar dapat memperoleh
pengetahuan atau ketrampilan sendiri melalui usaha sendiri, dapat
mengembangkan motivasi dari dalam dirinya, dan dapat
mengembangkan pengalaman untuk membuat suatu karya.
3. Tujuan kegiatan pembelajaran tidak hanya untuk sekedar mengejar
standar akademis. Selain pencapaian standar akademis, kegiatan
ditekankan untuk mengembangkan siswa secara utuh dan seimbang.
4. Pengelolaan kegiatan pembelajaran ditekankan pada kreativitas siswa,
dan memperhatikan kemajuan siswa untuk menguasai konsep-konsep
dengan mantap.
5. Penilaian dilakukan untuk mengukur dan mengamati kegiatan dan
kemajuan siswa, serta mengukur ketrampilan dan hasil belajar siswa.

Dalam model Discovery Learning itu sendiri, siswa dibiarkan


menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri, guru hanya
membimbing dan memberikan intruksi. Dengan demikian potensi siswa
dapat diberdayakan, dan dapat belajar mandiri. Siswa tidak lagi sebagai
penerima pengetahuan, dan guru dapat berperan sebagai motivator,
pengarah, dan pemberi stimulus.
10

3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Discovery Learning


Dalam rangka mengaplikasikan model pembelajaran discovery
learning didalam kelas guru bidang studi harus melakukan beberapa
persiapan terlebih dahulu. Berikut ini tahapan perencanaan menurut
Brunner:
a. Tahap persiapan dalam aplikasi model Discovey Learning
1) Menentukan tujuan pembelajaran.
2) Menentukan identifikasikarakteristik siswa (kemampuan awal,
minat, gaya belajar, dan sebagainya).
3) Memilih materi pelajaran.
4) Menentukan topic-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif
(dari contoh-contoh generalisasi).
5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh- contoh,
ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa.
6) Mengatur topik-topik plajaran dari yang sederhana ke kompleks,
dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktik, ikonik sampai
ke simbolik.
7) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
b. Prosedur Aplikasi Discovery Learning
1) Menurut Syah (2004), dalam mengaplikasi Model discovery
learning di dalam kelas, tahapan atau prosedur yang harus
dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum adalah
sebagai berikut:
2) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan.
3) Problem Statemen (pernyataan/identifikasi masalah)
4) Data Collection (pengumpulan data).
5) Data Processing (pengolahan data).
6) Verification (petahkikan/pembuktian)
7) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi).
11

Sedangkan langkah-langkah pelaksanaan model discovery learning


menurut pendapat Gilstrap (1975):
a. Menilai kebutuhan dan minat siswa, dan menggunakannya sebagai
dasar untuk menentukan tujuan yang berguna dan realities untuk
mengajar dengan penemuan
b. Seleksi pendahuluan atas dasar kebutuhan dan minat siswa, prinsip-
prinsip, generalisasi, pengertian dan hubungannya dengan apa yang
dipelajari.
c. Mengatur susunan kelas sedemikian rupa sehingga memudahkan
terlibatnya arus bebas pikiran siswa dalam belajar dengan penemuan.
d. Berkomunikasi dengan siswa akan membantu menjelaskan peranan
penemuan.
e. Menyiapkan suatu situasi yang mengandung masalah yang minta
dipecahkan.
f. Mengecek pengertian siswa tentang masalah yang digunakan untuk
merangsang belajar dengan penemuan.
g. Menambah berbagai alat peraga untuk kepentingan pelaksanaan
penemuan.
h. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bergiat mengumpulkan dan
bekerja dengan data, misalnya setiap siswa mempunyai data harga dan
bahan-bahan pokok dan jumlah orang yang membutuhkan bahan-bahan
pokok tersebut.
i. Mempersilahkan siswa mengumpulkan dan mengatur data sesuai
dengan kecepatannya sendiri, sehingga memperoleh tilikan umum.
j. Memberi kesempatan kepada siswa melanjutkan pengalaman
belajarnya, walaupun sebagian atas tanggung jawabnya sendiri.
k. Memberi jawaban dengan cepat dan tepat sesuai dengan data dan
informasi bila ditanya dan diperlukan siswa dalam kelangsungan
kegiatannya.
12

l. Memimpin analisisnya sendiri melalui percakapan dan eksplorasinya


sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasikan
proses.
m. Mengajarkan keterampilan untunk belajar dengan penemuan yang
diidentifikasi oleh kebutuhan siswa, misalnya latihan penyelidikan.
n. Merangsang interaksi siswa dengan siswa, misalnya merundingkan
strategi penemuan, mendiskusikan hipotesis dan data yang terkumpul.
o. Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi maupun pertanyaan tingkat
sederhana.
p. Bersikap membantu jawaban siswa, ide siswa, pandangan dan tafsiran
yang berbeda. Bukan menilai secara kritis tetapi membantu menarik
kesimpulan yang benar.
q. Membesarkan siswa untuk memperkuat pernyataannya dengan alasan
dan fakta.
r. Memuji siswa yang sedang bergiat dalam proses penemuan, misalnya
seorang siswa yang bertanya kepada temannya atau guru tentang
berbagai tingkat kesukaran dan siswa yang mengidentifikasi hasil dari
penyelidikannya sendiri.
s. Membantu siswa menulis atau merumuskan prinsip, aturan ide,
generalisasi atau pengertian yang menjadi pusat dari masalah semula
dan yang telah ditentukan melalui strategi penemuan.
t. Mengecek apakah siswa mnggunaka apa yang telah ditemukannya,
misalnya teori atau teknik, dalam situasi berikutnya, yaitu situasi
dimana siswa bebas menentukan pendekatannya.
Kesepakatan guru mitra dengan peneliti, kelemahan-kelemahan
harus segera diatasi melalui pendekatan discovery learning denagn tindakan
pada masing-masing tahap pembelajaran berikut:
a. Kegiatan awal pembelajaran meliputi langkah – langkah sebagai
berikut:
13

1) Menyiapkan alat bantu yang sesuai dan menarik materi yang akan
disampaikan.
2) Memberikasn motivasi untuk meningkatkan minat belajar siswa.
3) Memberikan tinjauan yang jelas tentan materi yang akan
disampaikan sehingga siswa mempunyai arah yang jelas saat
belajar.
4) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok belajar
5) Membuka pelajaran sesuai dengan pendekatan untuk meningkatkan
rasa takut siswa.
b. Tindakan penyampaian dan pengembangan meliputi langkah- langkah
sebagi berikut:
1) Penyampaian konsep dasar materi
2) Penjelasan cara menggunakan alat peraga yang digunakan dalam
proses belajar.
3) Penyampaian disesuaikan dengan gaya bahasa siswa sehingga
siswa dapat menerima pelajaran dengan mudah.
4) Belajar kelompok dan pengembangan minat individu dengan
mempraktekkan alat peraga yang sudah disiapkan.
5) Pelatihan memecahkan suatu masalah yang berkaitan dengan
materi baik secara individu maupun kelompok.
c. Tindakan pada tahap penerapan
1) Mengusahakan umpan balik.
2) Pemberian soal latihan baik kelompok maupun individu
kepada siswa dan kesempatan untuk mengerjakannya.
3) Pembahasan soal latihan secara bersama-sama.
4) Refleksi individu tentang capaian materi yang telah didapat selama
proses belajar
5) Review materi pelajaran yang belum dipahami siswa.
d. Tindakan pada akhir prmbelajaran
1) Penarikan kesimpulan bersama
14

2) Penguatan materi yang tela didapat siswa dengan memberikan


waktu kepada siswa untuk bertanya.
3) Evaluasi kinerja siswa oleh guru dan memberikan motivasi kepada
seluruh siswa.
4) Eksplorasi kesulitan belajar siswa, hal-hal yang menarik yang telah
didapat siswa dan hal-hal yang tidak disukai siswa.
5) Pembagian tugas rumah yang menyenangkan sesuai materi yang
telah dipelajari.

C. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik
kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta
didik setelah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar adalah
perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan ini di upayakan dalam
proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Perubahan
perilaku individu akibat proses belajar tidaklah tunggal, setiap proses
belajar mempengaruhi perubahan perilaku pada domain tertentu pada diri
siswa, tergantung perubahan yang diinginkan terjadi sesuai dengan tujuan
pendidikan. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar berkaitan
dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan
khusus yang direncanakan.
Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh setelah
adanya proses belajar mengajar. Keberhasilan belajar siswa dapat dilihat
dari prestasi belajar, dimana prestasi belajar merupakan gambaran hasil
belajar siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar pada suatu jenjang
yang diikutinya.
15

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-
perubahan akan nyata dalam aspek tingkah laku. Ada dua faktor yang
dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
Faktor internal merupakan faktor yang ada dalam diri individu
yang sedang belajar, yaitu :
a. Faktor Jasmani
1) Faktor Kesehatan bahwa proses belajar seseorang akan terganggu
jika kesehatan seseorang terganggu, sehat itu juga ia akan cepat
lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya
lemah, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan/ kelainan-
kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya;
2) Cacat tubuh bahwa keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi
belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini
terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau
diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi
pengaruh kecacatannya itu;
b. Faktor Psikologis
1) Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam
situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang
tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat
intelegensi rendah;
2) Perhatian menurut Ghazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi,
jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal)
atau sekumpulan obyek. Untuk mendapat hasil belajar yang baik,
maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang
dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa,
maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar;
16

3) Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan


mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang,
diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang;
4) Bakat atau apitude menurut Hilgard adalah: “The capacity to
learn”. Dengan perkataan lain bakat adalah kemampuan untuk
belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan
yang nyata sesudah belajar atau berlatih.

Faktor eksternal merupakan faktor yang ada di luar individu yaitu


faktor :
a. Faktor Keluarga, Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari
keluarga berupa :
1) Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap
belajar anaknya. Hal ini jelas dan dan dipertegas Wirowidoo
dengan pertanyaan yang menyatakan bahwa: keluarga adalaha
lembaga pendidikan yang pertama dan utama;
2) Relasi antara anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang
tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau
anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak;
3) Suasana rumah maksudnya sebagai situasi atau kejadian-kejadian
yang sering terjadi didalam keluarga dimana anak berada dan
belajar;
4) Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar
anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhhi kebutuhan
pokoknya. Misalnya makanan, pakaian, perlindungan, kesehatan
dan lain-lainnya.
b. Faktor Sekolah diantaranya yaitu :
1) Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui
di dalam mengajar. Murid atau siswa dan mahasiswa, yang dalam
proses belajar agar dapat menerima, menguasai dan lebih-lebih
17

mengembangkan bahan pelajaran itu. Maka cara-cara mengajar


serta cara belajar haruslah setepat-tepatnya dan seefisien serta
seefektif mungkin;
2) Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan
kepada siswa. Kegiatan ini sebagian besar adalah menyajikan
bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan
mengembangkan bahan pelajaran itu;
3) Relasi Guru dengan Siswa Di dalam relasi (Guru dengan siswa)
yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai
mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha
mempelajari sebaik-baiknya.

c. Faktor Masyarakat diantaranya :


1) Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap
perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam
kegiatan masyarakat yang terlalu banyak. Misalnya berorganisasi,
kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lai, belajarnya
terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur
waktunya;
2) Taman Bergaul, Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa
lebih cepat masuk dalam jiwanya dari pada yang kita duga. Teman
bergaul yang baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya,
teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk
juga;
3) Bentuk Kehidupan Masyarakat, Kehidupan masyarakat di
sekitarnya siswa juga terpengaruh terhadap belajar siswa.
Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar,
penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik
akan berpengaruh jelek kepada anak (siswa) yang berbeda disitu.
18

D. Uraian Materi Genetika


Materi genetik atau faktor hereditas adalah informasi yang dimiliki
setiap sel makhluk hidup yang dapat diwariskan kepada keturunannya. Pada
suatu rangkaian DNA terdapat perintah yang memengaruhi sifat atau yang
menentukan karakteristik makhluk hidup (disebut gen).
Sementara itu, faktor genetik adalah suatu kondisi tubuh yang bisa
terjadi yang disebabkan karena adanya pengaruh dari leluhur kita terdahulu
yang termasuk dalam garis keturunan keluarga. Faktor genetik ini sebenarnya
bisa saja terjadi kepada diri kita, misalnya saja ada keluarga kita (orang tua,
kakek, nenek, dan sebagainya) yang mengalami penyakit diabetes, maka
kemungkinan besar kita akan terkena penyakit diabetes juga.
Secara umum, keseluruhan informasi genetik yang menentukan
karakteristik makhluk hidup disimpan dalam DNA yang terletak di dalam inti
sel. DNA menjadi untaian yang cukup panjang. Agar tersusun di dalam inti sel
yang kecil, untaian DNA melilit pada protein yang disebut protein histon.
Gen, DNA, dan kromosom adalah materi genetik karena
bertanggungjawab terhadap pewarisan sifat-sifat genetik dari induk kepada
keturunannya. Materi genetik tersebut terdapat di berbagai sel di seluruh tubuh,
misalnya pada sel-sel darah, sel tulang, sel gamet dan lain-lain, tepatnya materi
genetika tersebut berada di dalam nukleus. Peranan materi genetika tersebut
adalah untuk mengatur pewarisan sifat kepada keturunannya, misalnya
mengatur bentuk rambut, warna kulit, susunan darah, dan lain-lain.
Hereditas berarti penurunan sifat-ifat genetik dari orang tua ke anaknya.
Analisis secara kimiawi dari sel menunjukkan bahwa di dalam sel terdapat
senyawa-senyawa organic, seperti karbohidrat, lemak, protein dan asam
nukleat. Asam nukleat ini terdapat didalam nukleoplasma. Nukleoplasma
adalah substansi cair yang terdapat didalam nucleus (inti sel). Dari berbagai
macam asam nukleat yang ada hubungannya dengan dengan hereditas ada dua
yaitu DNA dan RNA. DNA dan RNA bertanggung jawab membentuk protein
serta mengontrol sifat-sifat keturunan. DNA merupakan komponen penyusun
19

gen. DNA banyak terdapat di dalam inti sel, sedikit terdapat di mitokondria dan
kloroplas. Gen yang di sebut sebagai faktor penentu dapat diketahui struktur
kimianya adalah DNA.
Gen-gen yang berderet pada kromosom masing-masing mempunyai
tugas khusus dengan waktu yang khusus pula. Ada gen yang aktif pada masa
embrio, ada yang aktif dimasa kanak-kanak, dan ada pula yang aktif setelah
dewasa.
1. Gen
Pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Hunt Morgan, ahli
Genetika dan Embriologi Amerika Serikat (1911), yang mengatakan
bahwa substansi hereditas yang dinamakan gen terdapat dalam lokus, di
dalam kromosom. Gen merupakan unit terkecil dari suatu makhluk hidup
yang mengandung substansi hereditas, terdapat di dalam lokus gen. Gen
terdiri dari protein dan asam nukleat (DNA dan RNA), berukuran antara 4
– 8 m (mikron).
a. Gen mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
b. Mengandung informasi genetik.
c. Tiap gen mempunyai tugas dan fungsi berbeda.
d. Pada waktu pembelahan mitosis dan meiosis dapat mengadakan
duplikasi.
e. Ditentukan oleh susunan kombinasi basa nitrogen.
f. Sebagai zarah yang terdapat dalam kromosom.
Gen merupakan unit terkecil materi genetik dan terdapat dalam
setiap lokus yang khas pada kromosom, yang terdiri atas sepenggal DNA
yang menentukan sifat individu melalui pembentukan polipeptida. Jadi,
gen berperan penting dalam mengontrol sifat-sifat individu yang
diturunkan. Sebagai materi hereditas, gen memiliki beberapa fungsi, antara
lain:
20

a. Sebagai zarah tersendiri yang ada pada kromosom.


b. Menyampaikan informasi genetik dari induk kepada keturunannya.
c. Mengatur proses metabolisme dan perkembangan
Kegiatan sel dikendalikan oleh gen di dalam inti. Pengendalian ini
dilakukan dengan menyusun materi tertentu yang sesuai dengan pola gen
untuk membentuk suatu rantai asam amino (polipeptida). Polipeptida
tersebut difungsikan menjadi enzim yang akan mengatur reaksi
metabolisme dalam sel. Walaupun demikian, gen-gen dapat diumpamakan
dalam satu deretan berurutan dan teratur pada benang kromosom.
Di dalam sel tubuh, kromosom biasanya berpasangan. Sepasang
kromosom merupakan homolog sesamanya, artinya keduanya mempunyai
bentuk yang sama dan lokus gen-gen yang bersesuaian. Gen-gen yang
terdapat pada lokus yang bersesuaian ini disebut alel. Alel dapat memiliki
tugas yang sama atau berlawanan untuk suatu pekerjaan tertentu. Alel
yang mempunyai tugas yang sama disebut alel homozigot. Sedangkan, alel
yang tugasnya berbeda disebut alel heterozigot. Karena genotipe
diekspresikan menjadi suatu fenotipe, alel dapat menyebab kan perbedaan
penampilan di antara individu dalam suatu populasi. Alel adalah gen-gen
yang menempati atau terletak pada lokus yang sama pada kromosom
homolognya yang mempunyai tugas berlawanan untuk suatu sifat tertentu.
Perhatikan gambar struktur gen berikut.

Gambar 1. Gen, DNA, dan Kromosom


21

2. DNA (Deoxyribonucleic acid)


DNA berperan sebagai pembawa informasi genetik dari satu
generasi ke generasi lain. DNA sendiri merupakan polimer besar yang
tersusun atas unit-unit nukleotida (polinukleotida) Sebuah nukleotida
tersusun atas:
a. Gugus gula deoksiribosa (gula dengan lima atom karbon atau pentosa)
b. Gugus asam fosfat (fosfat terikat pada C kelima dari gula)
c. Gugus basa nitrogen (gugus ini terikat pada C pertama dari gula)
Jadi dikatakan 1 nukleotida terdiri atas 1 fosfat, 1 Gula, 1 Basa
nitrogen yang tersusun secara berurutan.

Gambar 2. Nukleotida
Molekul gula ini terikat pada basa nitrogen yang tersusun atas basa
purin dan basa pirimidin. Basa purin tersusun atas guanine (G) dan adenin
(A), sedangkan basa pirimidin tersusun atas timin (T) dan sitosin atau
Cytosine (C). Perhatikan gambar berikut.
Molekul DNA mempunyai sifat-sifat, antara lain:
a. DNA berbagai organisme mempunyai kandungan adenine (A) yang
sama dengan Timin
b. (T). Perbedaan antara DNA dari spesies yang berlainan terletak antara
kandungan A + T atau G + C.
22

c. Setiap molekul DNA disusun oleh dua rantai polinukleotida. Antara


kedua basa yang berpasangan terbentuk ikatan hidrogen. Adanya
ikatan ini memberikan kelenturan pada DNA.
d. DNA merupakan struktur yang aktif melakukan fungsi biologi.
DNA memiliki kemampuan untuk bereplikasi yaitu membentuk
DNA baru yang sama persis dengan DNA asal. Terdapat 3 hipotesis
replikasi DNA yaitu: replikasi konservatif, semi konservatif, dan dispersif.
Faktor yang dibutuhkan untuk replikasi DNA:
a. Polimerase DNA : berfungsi mempolimerisasi nukleotida-nukleotida
b. Ligase DNA : berperan menyambung DNA
c. Primase DNA : untuk memulai polimerisasi DNA pada lagging strand
d. Helikase DNA : membuka jalinan DNA double heliks
3. RNA (Ribonucleic acid)
RNA (Ribonucleic acid) merupakan polinukleotida, namun
ukurannya jauh lebih pendek dari DNA, yang terdiri atas satu rantai
(single heliks). Gula pentosa yang menyusun RNA adalah gula ribosa,
sedangkan basa nitrogen yang menyusun RNA adalah basa purin yang
terdiri atas adenin dan guanin serta basa pirimidin yang terdiri dari sitosin
dan urasil. Perhatikan gambar berikut!

Gambar 3. Struktur RNA


23

Jenis-jenis RNA:
a. RNA duta (RNA-d) Merupakan penghubung DNA dengan protein dan
membawa pesan berupa informasi genetik dari DNA untuk
membentuk protein. Berperan membawa kode genetik dari DNA
berupa triplet basa yang ada pada RNA duta, atau yang disebut kodon.
b. RNA ribosom (RNA-r) Merupakan RNA terbanyak, sekitar 83% dari
RNA yang dikandung oleh suatu sel. Banyak terdapat di dalam
ribosom dan berperan sebagai tempat pembentukan protein.
c. RNA transfer (RNA-t) Berperan menterjemahkan kodon yang terdapat
pada RNA-d menjadi satu jenis asam amino serta mengangkut asam
amino ke permukaan ribosom pada saat translasi.
4. Kromosom
Segala aktivitas sel diatur oleh inti sel (nukleus). Pada saat sel aktif
melakukan metabolisme, di dalam nukleus terdapat benang-benang halus
seperti jala yang dapat menyerap warna. Benang-benang halus ini disebut
kromatin (chromo = warna, dan tin = badan). Ketika sel akan membelah,
benang kromatin menebal dan memendek, lebih mudah menyerap zat
warna sehingga dapat dilihat dengan mikroskop. Benang kromatin yang
menebal dan memendek ini, disebut kromosom. Setiap spesies memiliki
jumlah kromosom yang khas. Kromosom tersusun atas DNA yang
berkondensasi bersama. protein histon di dalam inti sel, membentuk
struktur bernama nukleosom. Sebelum sel membelah, molekul DNA dari
setiap kromosom berduplikasi sehingga terbentuk lengan kromosom ganda
yang disebut kromatid. Sel kelamin (sel sperma atau sel telur) hanya
memiliki satu kromosom kelamin (gonosom) sehingga sel kelamin dari
betina hanya memiliki gonosom X. Adapun sel kelamin jantan memiliki
gonosom X atau Y yang akan menentukan jenis kelamin individu setelah
terjadi fertilisasi.
24

E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan latar belakang dan kajian pustaka di atas dapat ditarik
hipotesis tindakan sebagai berikut : Setelah peneliti mengkaji teori yang telah
dipaparkan di atas, maka penerapan metode Discovery Learning mampu
meningkatkan Hasil belajar biologi materi genetika di kelas XII Mipa 3 di
SMA Negeri 1 Bluluk Semester Genap Tahun Pelajaran 2022/2023.

1.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
disebut classroom action research. “Penelitian tindakan kelas merupakan
upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok siswa dengan
memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan”
(Mulyasa, 2015). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu bentuk
penelitian yang berbentuk reflektif dengan melakukan tindakan tertentu untuk
memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih
berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh prestasi belajar yang lebih baik
(Asrori, 2015).
Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris classroom action
reseach, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk
mengetahui akibat tindakan kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang
diterapkan pada suatu subjek penelitian di kelas tersebut (Kardiawarman).
Menurut Kemmis penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk
penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi
sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka. Adapun menurut
Hasleys seperti dikutip Cohen penelitian tindakan adalah intervensi dalam
dunia nyata serta pemeriksaan terhadap pengaruh yang ditimbulkan dari
intervensi tersebut. Penelitian lain tentang penelitian tindakan dikemukakan
oleh Burns yang menyatakan bahwa penelitian tindakan adalah penerapan
berbagai fakta yang dikemukakan untuk memecahkan masalah dalam situasi
sosial untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan dengan
melibatkan kolaborasi dan kerja sama para peneliti dan praktisi.
Penelitian tindakan kelas digunakan untuk menemukan solusi suatu
permasalahan yang ada (nyata) dalam hal ini berkaitan dengan proses
pembelajaran di kelas. Proses penelitian ini mulai dari pengumpulan data,
analisis data, sampai menyimpulkan data yang diperoleh. Permasalahan yang

25
26

telah terpecahkan dengan sebuah solusi dapat dipublikasikan sebagai acuan


oleh peneliti, guru, dan orang lain.
Ebbutt (dalam Sukarna, 2013) mengemukakan bahwa penelitian
tindakan kelas adalah kajian sistematik upaya perbaikan pelaksanaan praktik
pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam
pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-
tindakan tersebut.
“PTK berpijak pada asas kontruksitivisme belajar dari pengalaman
belajar adalah pengalaman menemukan sesuatu yang baru. Ia mengharuskan
guru untuk merefleksikan pengalaman mengajarnya, menentukan apakah
praktik mengajarnya sesuai dengan kebutuhan siswa, lalu merencanakan dan
melaksanakan tindakan berdasarkan hasil perenungan itu tadi. Jika praktik
sudah dianggap baik , lalu bagaimana bisa meningkatkannya menjadi lebih
baik lagi. Jika dianggap kurang baik bagaimana anda memperbaikinya”.
Berdasarkan beberapa pengertian para ahli di atas, dapat dijelaskan
bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan di dalam
kelas terhadap masalah-masalah proses pembelajaran yang ada dengan tujuan
meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang nantinya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Rancangan Tindakan
Penelitian ini diawali dengan melakukan observasi keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran. Kemudian dilanjutkan dengan mencari strategi
pembelajaran yang tepat agar mampu mengatasi permasalahan tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode spiral dari Kemmis dan Taggart
yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robbin Mc Taggart. Tujuan
menggunakan desain penelitian metode ini adalah apabila dalam pelaksanaan
tindakan ditemukan adanya kekurangan, maka perencanaan dan pelaksanaan
tindakan perbaikan masih dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai
target yang diinginkan tercapai.
27

Berikut adalah gambar alat siklus PTK Stephen Kemmis dan Mc


Taggart (Pardjono dkk, 2007).

Gambar 4. Siklus Pada PTK


Dalam desain penelitian tindakan metode Kemmis dan Mc. Taggart
terdapat empat tahapan penelitian tindakan yaitu perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi. Pada metode Kemmis dan Mc. Taggart, tahapan
tindakan dan observasi menjadi satu tahapan karena kedua kegiatan itu
dilakukan secara simultan. Maksudnya kedua kegiatan ini harus dilakukan
dalam satu kesatuan waktu, begitu berlangsungnya suatu tindakan, begitu pula
pengamatan juga harus dilaksanakan (Pardjono dkk,2007: 23).
1. Rancangan Pelaksanaan Siklus 1
Dalam penelitian ini dilakukan 2 siklus yang masing-masing
terdapat perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan evaluasi. Tahapan dan
langkah-langkah pelaksanaannya sebagai berikut:
a. Perencanaan
Dalam perencanaan ini dilakukan berbagai macam kegiatan
yang merupakan langkah awal sebelum pelaksanaan siklus 1. Pada
tahapan yang dilakukan dengan persiapan seperti Menyusun RPP,
menyiapkan perangkat dan instrument untuk observasi seperti buku
paket elektronik sebagai sumber belajar, lembar pre test untuk
mengukur nilai siswa terhadap pemahaman pelajaran Materi Genetika.
28

b. Pelaksanaan
Tahap ini peneliti (guru) melaksanaan pembelajaran Materi
Genetika. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan mengacu pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun untuk siklus I.
adapun rincian rencana pelaksanaan pembelajarannya meliputi
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup (Terlampir).
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data aktivitas
pembelajaran dari siswa selama proses pembelajaran Materi Genetika.
Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh
pelaksanaan tindakan kelas yang sedang berlangsung dengan cara
siswa menanya dalam pembelajaran, memberi masukan serta saran,
berani berkomentar dalam menyelesaikan masalah.
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti akan memperbaiki dan mengkaji sejauh
mana kompetensi yang sudah dicapai serta mengevaluasi proses
pembelajaran yang masih kurang pada siklus I, kemudian dilakukan
evaluasi untuk penyempurnaan tindakan berikutnya yang akan
berlanjut pada siklus II dan siklus berikutnya.
2. Rancangan Pelaksanaan Siklus II
Kegiatan Perencanaan berdasarkan pada refleksi dari siklus 1,
sementara untuk langkah-langkah kegiatan tindakan dan pengamatan
sama dengan siklus 1 dengan memperhatikan prioritas permasalahan
yang disimpulkan pada siklus 1 dan dilanjutkan dengan kegiatan
refleksi. Apabila hasil refleksi pada siklus 2 sudah menunjukan adanya
Peningkatan Hasil belajar secara signifikan, maka kegiatan penelitian
dianggap berhasil, tetapi sebaliknya apabila belum menunjukan hasil yang
di harapkan, maka kegiatan penelitian akan dilanjutkan dengan siklus
berikutnya dengan langkah-langkah kegiatan yang sama dengan kegiatan
pada siklus 2 ini.
29

C. Setting Penelitian
1. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas XII Mipa 3 SMA Negeri 1
Bluluk. Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai Oktober
2022 disemester ganjil tahun pelajaran 2022/2023.
2. Objek Penelitian
Sebagai objek dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil
belajar mata pelajaran biologi materi genetika di kelas XII Mipa 3 SMA
Negeri 1 Bluluk.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas XII Mipa 3 SMA Negeri 1
Bluluk tahun pelajaran 2022/2023 yang berjumlah 36 siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data


Untuk mendapatkan data yang objektif perlu menggunakan teknik
pengumpulan dan yang tepat. Adapun teknik pengumpulan data yang tepat
yaitu :
1. Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Observasi
atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data
dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung.
2. Tes (Test)
Tes sebagai pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan atau
latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, intelegensi,
kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
30

3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah ditunjukkan untuk memperoleh data langsung
dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-
peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan
penelitian. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang.

E. Indikator kinerja
Indikator kerja merupakan suatu kinerja yang digunakan untuk melihat
tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas dalam
meningkatkan atau memperbaiki proses belajar mengajar di kelas, indikator
kinerja ini dapat dilihat dari meningkatkan proses belajar murid dengan
menggunakan model pembelajaran Discovery. Discovery suatu model
pembelajaran yang dirancang sedemikian sehingga dapat menemukan konsep-
konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mental sendirinya.

F. Instrumen Penelitian
1. Penugasan
Penugasan merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki
jawaban yang benar atau salah. Dalam penelitian ini terdapat dua test yaitu
pre test dan post test. Pre test diberikan untuk mengetahui kemampuan
peserta didik sebelum kegiatan pembelajaran diberikan dan post test
diberikan untuk mengetahui perkembangan peserta didik setelah
pembelajaran. Pre test dan post test diberikan. Hasil Penugasan dapat
digunakan untuk memantau perkembangan hasil belajar.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi dengan model pembelajaran Discovery Learning
yang digunakan untuk mencatat data dan mencatat segala kejadian selama
proses pembelajaran Materi Genetika berlangsung. Berdasarkan kegiatan
31

yang diobservasikan secara langsung meliputi observasi kegiatan siswa,


observasi kegiatan guru dalam pengelolaan kelas, dan proses belajar
mengajar melalui penggunaan model Discovery Learning.
Tabel 1. Kisi-kisi Penilaian Tugas Kelompok Materi Genetika
Skor
No Aspek yang diamati
1 2 3 4 5
1 Kesiapan siswa menyiapkan alat dan bahan ajar
2 siswa mengetahui tujuan pembelajaran
3 Siswa mendengar dan memperhatikan dengan
sungguh-sungguh penjelasan yang
diberikan oleh guru
4 Siswa terampilan dalam menggunakan alat
peraga
5 Sikap siswa dalam pembelajaran
6 Siswa aktif dalam memberikan pertanyaan
7 Keaktifan siswa dalam pelajaran
8 Siswa mengerjakan soal latihan dengan baik
9 Kerja sama siswa dalam kelompok
10 Kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas
kelompok
Jumlah skor
Hasil rata-rata
Kategori

Adapun pengamatan terhadap aktivitas guru selama kegiatan


mengajar berlangsung yang dipandang sebagai satu kesatuan yang
diperlihatkan dalam tabel.
Tabel 2. Lembar Observasi Guru
Skor
No. Aspek yang diamati
1 2 3 4 5
I Pra pembelajaran
1 Menyiapkan ruangan sebagai tempat
untuk melaksanakan kegiatan
belajar mengajar
2 Mengkondisikan kelas dan memeriksa
kesiapan siswa
3 Menyiapkan materi pembelajaran
4 Pengolaan kelas
II Membuka pelajaran
32

1 Membuka pelajaran dengan


mengucapkan salam
Mengecek kehadiran siswa dengan
menggunakan daftar hadir
3 Mengadakan pre test
4 Mengadakan kegiatan apersepsi yang
memberi motivasi
5 Menyampaikan kompetensi yang
akan dicapai
6 Memberi penjelasan dan arahan yang
berkaitan dengan pembelajaran cerita
II pendek anak
Kegiatan inti
1I Membagi siswa beberapa kelompok
2 Memberikan penjelasan yang berkaitan
3 dengan materi pembelajaran
Melaksanakan kegiatan pembelajarn
4 secara
Melaksanakan kegiatanklasikal
individul, dan
pembelajaran
5 dengan menggunakan
Menggunakan mediamodel Discovery
pembelajaran
I sesuai dengan
Kegiatan penutup tujuan dan materi
V1 Memberikan kesempatan kepada siswa
2 untuk bertanya materi
Menyimpulkan tentangpembelajaran
materi yang
3 Mengevaluasi tingkat penguasaan
4 materi setelah
Menutup menyanpaikan materi
pembelajaran
5 Mencatat tingkat keberhasilan siswa
Jumlahsebelum
skor dan sesudah menggunakan
Hasil rata-rata
Kategori

G. Teknik Analisis Data


Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif
kualitatif. Dimulai dengan menggunakan kategori data yaitu membuat bagian
serta mengelompokkan jenis data dan membuat kriterianya baik data yang
diperoleh dari hasil observasi yang menyangkut minat belajar seni budaya
siswa kelas XII Mipa 3 SMA Negeri 1 Bluluk pada pertemuan pertama dan
pertemuan kedua dikumpulkan dengan kategori sebagai berikut : Data yang
diperoleh dari hasil wawancara berupaminat belajar seni budaya pada siswa
kelas XII Mipa 3 SMA Negeri 1 Bluluk. Untuk selanjutnya data yang di
peroleh dari hasil penelitian yang telah diuraikan tersebut, dianalisis
hubungannya dengan kategori dan permasalahan yang ada dan dikaji lebih
lanjut dan diadakan penafsiran untuk selanjutnya disajikan secara deskriptif.
33

Untuk mengetahui skor atau nilai yang diperoleh kemudian dibentuk


kedalam tabel dan analisis menggunakan teknik analisis kuantitatif dalam
ragam persentasi.Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang
dapat dipenuhi secara jelas dan terarah yang berkaitan dengan minat belajar
seni budaya siswa kelas XII Mipa 3 SMA Negeri 1 Bluluk. Tangsi (2010:13),
berpendapat bahwa apabila ingin mendapatkan nilai rata-rata siswa, maka skor
dapat diolah menggunakan rumus:
1. Nilai rata-rata siswa dicari dengan rumus sebagai berikut:
∑ Xi
X=
n
Keterangan:
𝑋 = nilai rata-rata
∑ 𝑋𝑖 = Jumlah nilai seluruh siswa
𝑛 = Banyaknya siswa yang mengikuti tes
2. Data nilai hasil belajar siswa dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
∑ jawaban benar
Tingkat penguasaan =
∑ seluruh soal x 100%

3. Data aktivitas siswa dan kinerja guru dihitung dengan rumus:


∑ Skor perolehan
Nilai ¿
∑ Skor maksimum x 100%

4. Data ketuntasan hasil belajar siswa


Ketuntasan belajar siswa dihitung dengan menggunakan rumus deskriptif
prosentase sebagai berikut:
n x 100 %
%¿
N
Keterangan:
% = prosentase
n = jumlah skor yang diperoleh dari data
34

N = jumlah skor maksimal


H. Indikator Keberhasilan
1. Indikator Keberhasilan Individu
Indikator keberhasilan Individu jika Siswa dapat mencapai nilai ≥ KKM
(75) pada pelajaran Materi Genetika .
2. Indikator Keberhasilan Klasikal
Keberhasilan klasikal dalam pembelajaran biologi materi genetika
dikatakan berhasil apabila hasil nilai rata-rata kelas mencapai minimal
75% dari jumlah siswa kelas XII Mipa 3, maka siswa di kelas dapat
dikatakan sudah mencapai nilai KKM.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII Mipa 3 SMA Negeri 1
Bluluk yang berjumlah 36 siswa. Penelitian ini menggunakan 2 siklus, dengan
materi struktur tumbuhan dan fungsi bagian tumbuhan. Siklus pertama
menjelaskan tentang Gen dan DNA. Dan siklus kedua menjelaskan tentang
RNA dan kromosom. Proses belajar ini dilakukan 2 x 45 menit dalam dua kali
pertemuan, pada siklus satu pelaksanaan dilakukan pada tanggal 14-15
September 2022 dan siklus kedua dilaksanakan pada 28-29 September 2022.
Dalam penelitian ini setiap pembelajaran menggunakan lembar test. Untuk
mengukur hasil pembelajaran siswa dalam pelajaran Biologi dengan
menggunakan metode Discovery. Penilaian dalam penelitian ini meliputi
penilaian dari observasi terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran
dan wawancara terhadap guru tentang materi Biologi menggunakan
Discovery. Sebagai rinci hasil penelitian akan diuraikan sebagai berikut:
1. Pra Siklus (Pretest)
Pada tahap siklus ini meliputi:
a. Perencanaaa tindakan
Pada pra siklus materi yang disampaikan adalah Genetika.
Sebelum menggunakan metode Discovery, guru menyampaikan materi
menggunakan metode ceramah. Dengan menggunakan metode
ceramah siswa diharapkan mendapatkan nilai memenuhi KKM.
b. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan awal dimulai dengan guru mengucapkan salam
pembuka, berdoa, memberikan motivasi, dan dilajutkan dengan proses
pembelajaran menggunakan metode ceramah. Dari setiap pertemuan
mengakhiri dengan mengucapkan Alhamdulilah.

35
36

c. Mengamati tindakan
Pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa
dalam mengikuti proses kegitan belajar dengan menggunakan metode
ceramah. Sehingga dalam hal ini dapat mengetahui hasil belajar siswa
terhadap mata pelajaran biologi dengan menggunakan metode
ceramah. Berdasarkan hasil dari pengamatan penelitian dalam pra
siklus, dapat diketahui :
Tabel 3. Daftar Nilai Pra Siklus

No Nama Siswa Nilai


1 ADI NUGROHO 80
2 ADINDA PUTRI NUREVANI 80
3 AFIAN NUGI TRI HARTONO 80
4 AHMAD IRSYAD KHALIMI 50
5 AHMAD RISKY YUNIANTORO 60
6 CINTA MEILANI PUTRI 90
7 DHEA EKA APRILIA 80
8 DHIAH AYU ROHMAWATI 40
9 DINA AYU RISMAYANTI 70
10 DINIA RAHMAWATI 30
11 FA FRISA GELIS ANGGRAINI 50
12 HILDA USMAWANTI 60
13 I’IL DEA SA’IROH 80
14 JOURAS MIGEL ARNIFFO 80
15 LONG GIU WACAKA 70
16 MARPUJI PRASETYO PUTRO 80
17 MAYA AULIYA DWI JAYANTI 80
18 MEILANI WAHYU YULIANA 70
19 MILA SELVIA 80
20 MUHAMMAD DIKI NUR ROHIM 70
21 NEVALENTINO ARGA PRATAMA 80
22 NINA TAMARA NUR SEPTIANA 80
23 NOVIANA ARDIANA 60
24 NURVEDI RINNO PRANANDA 70
25 OLLA FEBRIANI 60
26 PIPIT RISDIAHWATI 70
27 PRIYO BUDOYO 70
28 RIFKY FIRMANSYAH 80
29 RISMA AYU QOIRU NISA 70
37

30 SILVIA AINUR HIDAYAH 80


31 SINDY SETYA NINGRUM 80
32 SUSI DWI ANGGRAENI 70
33 WHOVI SHOLEKAH 40
34 WISNU ARDI NUGROHO 70
35 YOGA ARDITYA PRATAMA 80
36 YUNISA SUTRISNO 70
Persentase klasikal 44.4%
Nilai Rata-rata 69.7
1. Nilai rata-rata = 69.7
2. Ketuntasan Belajar = 44.4%
Dari tabel di atas diketahui bahwa hasil belajar siswa masih
banyak rendah. Perlu ditingkatkan lagi dengan melihat secara
langsung. Guru menjelaskan materi secara langsung di kelas dengan
metode ceramah. Sehingga terlihat menoton yang mengakibatkan
siswa jadi bosan dan kurang aktif walaupun terus-menerus
memberikan materi peserta didik masih sibuk dengan kegiatannya
sendiri sehingga yang terjadi adalah pembelajaran satu arah tanpa
umpan balik.
2. Siklus I
Tindakan siklus I terdiri dari beberapa tahapan yaitu:
perencanaan, pelaksanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
1) Membuat dan menyusun perangkat pembelajaran berdasarkan
kurikulum yaitu: silabus pembelajaran dan RPP sub materi
mengidentifikasi struktur tumbuhan dan fungsinya.
2) Mempersiapkan media pembelajaran.
3) Menyusun lembar observasi guru dan siswa.
4) Mempersiapkan lembar evaluasi yaitu membuat soal yang terdiri
dari 10 soal.
38

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I


Kegiatan pembelajaran pada tahap pelaksanaan yaitu:
1) Tahap Pendahuluan
a) Guru membuka dengan salam, menanyakan kabar, dan
mengecek kehadiran siswa.
b) Siswa diminta memeriksa kerapian diri dan kebersihan kelas.
c) Guru memberikan apersepsi
d) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari
2) Tahap Inti
a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b) Guru menyajikan materi sebagai pengantar, mengenai topik
pembahasan untuk mencari permasalahan
c) Guru menjelaskan materi genetika.
d) Guru mejelaskan media yang ada di depan papan tulis
e) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
seputar materi yang belum dipahami
f) Guru mengkondusifkan kelas, agar proses pembeljaran
menyenangkan sehingga termotivasi untuk mengikuti materi
pembelajaran.
g) Guru memberi tugas kepada siswa untuk mengingat kembali
materi yang telah yang telah di sampaikan tadi tanpa melihat
buku catatan.
h) Siswa menjelaskan ke depan papan tulis guna memperoleh
informasi yang sudah mereka temukan.
3) Tahap Penutup
a) Bersama-sama siswa membuat kesimpulan hasil belajar
selama sehari
b) Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk
mengetahui hasil ketercapaian materi)
39

c) Guru memberi kesempatan siswa untuk menyampaikan


pendapat tentang pembelajaran yang telah diikuti.
d) Melakukan penilaian hasil belajar.
e) Mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan keyakinan
masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan).
4) Tahap Evaluasi
Guru memberikan soal tes siklus I untuk dikerjakan oleh
siswa. Soal yang diberikan sebanyak 10 buah. Adapun hasil
belajar tindakan (siklus 1) pada tabel berikut:
Tabel 4. Hasil Belajar Setelah Tindakan Siklus I
Keterangan
No Nama Siswa KKM Nilai
Tuntas Tidak Tuntas
1 ADI NUGROHO 75 80 
2 ADINDA PUTRI 75 60 
3 AFIAN NUGI TRI 75 80 
4 AHMAD IRSYAD KHALIMI 75 80 
5 AHMAD RISKY 75 80 
6 CINTA MEILANI PUTRI 75 60 
7 DHEA EKA APRILIA 75 60 
8 DHIAH AYU ROHMAWATI 75 80 
9 DINA AYU RISMAYANTI 75 100 
10 DINIA RAHMAWATI 75 80 
11 FA FRISA GELIS 75 60 
12 HILDA USMAWANTI 75 80 
13 I’IL DEA SA’IROH 75 30 
14 JOURAS MIGEL ARNIFFO 75 80 
15 LONG GIU WACAKA 75 80 
16 MARPUJI PRASETYO 75 60 
17 MAYA AULIYA DWI 75 80 
18 MEILANI WAHYU 75 60 
19 MILA SELVIA 75 80 
20 MUHAMMAD DIKI NUR 75 80 
21 NEVALENTINO ARGA 75 60 
22 NINA TAMARA NUR 75 60 
23 SEPTIANA ARDIANA
NOVIANA 75 80 
24 NURVEDI RINNO 75 80 
25 OLLA FEBRIANI 75 60 
26 PIPIT RISDIAHWATI 75 80 
27 PRIYO BUDOYO 75 80 
40

28 RIFKY FIRMANSYAH 75 60 
29 RISMA AYU QOIRU NISA 75 50 
30 SILVIA AINUR HIDAYAH 75 80 
31 SINDY SETYA NINGRUM 75 80 
32 SUSI DWI ANGGRAENI 75 60 
33 WHOVI SHOLEKAH 75 80 
34 WISNU ARDI NUGROHO 75 60 
35 YOGA ARDITYA 75 80 
36 YUNISA SUTRISNO 75 80 
Jumlah N= 36 ∑X=2.580
Nilai rata-rata= 71.6
Ketuntasan Belajar = 61.1%

Berdasarkan tabel di atas, maka selanjutnya untuk


mencapai nilai ratarata, menghitung ketuntasan belajar. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui apakah proses pembelajaran pada
siklus I sudah mengalami ketuntasan belajar. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat sebagai berikut:
Nilai rata-rata:

X=
∑ Xi
=
∑ 2.580 = 71.6
n 36

Persentase Ketuntasan Belajar :


∑ siswa tuntas ∑ 22
Hasil = x 100% =
∑ jumlah siswa ∑ 36 x 100% = 61.1%

Tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan


belum tercapai, karena masih mencapai 61.1% siswa mendapatkan
nilai di atas rata-rata.
c. Observasi
Observasi dilakukan terhadap aktivitas guru dan siswa di
dalam kelas. Pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa pada
kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model Discovery
Learning ini dilakukan pada kegiatan belajar mengajar. Pengamatan
yang dilakukan secara perorangan dan secara langsung, Sebelum
41

pengamatan lembar observasi siswa dan kriteria lembar observasi


siswa. Adapun cara mengisi lembar observasi yaitu pengamat
memberikan penjelasan materi dengan menggunakan media
pembelajaran dan pengamat melakukan tanya jawab langsung pada
saat pemaparan dengan menggunakan media pembelajaran biologi.
Setelah selesai menampilkan media pembelajaran maka
pengamat memberikan lembar observasi kepada seluruh siswa dengan
menggunakan lembar soal. Nilai-nilai yang diperoleh siswa dicatat
pada lembar observasi siswa dengan memberi tanda (centang) pada
kolom yang tersedia sesuai dengan nilai yang didapat masing-masing
siswa. Fungsi lembar petunjuk pengamatan adalah memberi panduan
kepada pengamat, seberapa besar pengaruh model pembelajaran
Discovery bagi siswa dalam proses belajar mengajar.
Tabel 5. Lembar Observasi Siswa Siklus 1
Skor
No Aspek yang diamati
1 2 3 4 5
1 Kesiapan siswa menyiapkan alat dan bahan ajar 
2 siswa mengetahui tujuan pembelajaran 
3 Siswa mendengar dan memperhatikan dengan
sungguh-sungguh penjelasan yang 
diberikan oleh guru
4 Siswa terampilan dalam menggunakan alat
peraga 
5 Sikap siswa dalam pembelajaran 
6 Siswa aktif dalam memberikan pertanyaan 
7 Keaktifan siswa dalam pelajaran 
8 Siswa mengerjakan soal latihan dengan baik 
9 Kerja sama siswa dalam kelompok 
10 Kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas
kelompok 
Jumlah skor 30
Hasil rata-rata 3.0
Kategori Memuaskan
Keterangan :
1 : Buruk
2 : Kurang
3 : Cukup
4 : Baik
42

5 : Memuasakan
Pada siklus 1 dilakukan observasi terhadap proses
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, dari data observasi yang
dilakukan oleh pengamat diperoleh rata-rata 3.0. Adapun hasil
pengamatan terhadap aktivitas guru selama kegiatan mengajar
berlangsung yang dipandang sebagai satu kesatuan yang diperlihatkan
dalam tabel.
Tabel 6. Lembar Observasi Guru Siklus 1
Skor
No. Aspek yang diamati
1 2 3 4 5
1 Pra pembelajaran
1 Menyiapkan ruangan sebagai tempat 
untuk melaksanakan kegiatan
belajar mengajar
2 Mengkondisikan kelas dan memeriksa 
kesiapan siswa
3 Menyiapkan materi pembelajaran 
4 Pengolaan kelas 
II Membuka pelajaran
1 Membuka pelajaran dengan 
mengucapkan salam
Mengecek kehadiran siswa dengan 
menggunakan daftar hadir
3 Mengadakan pre test 
4 Mengadakan kegiatan apersepsi yang 
memberi motivasi
5 Menyampaikan kompetensi yang 
akan dicapai
6 Memberi penjelasan dan arahan yang 
berkaitan dengan pembelajaran
cerita pendek anak
III Kegiatan inti
1 Membagi siswa beberapa kelompok 
2 Memberikan penjelasan yang berkaitan
dengan materi pembelajaran 
3 Melaksanakan kegiatan pembelajarn
secara individul, klasikal dan 
kelompok
4 Melaksanakan kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan model Discovery
43

5 Menggunakan media pembelajaran


sesuai dengan tujuan dan materi 
pembelajaran
IV Kegiatan penutup
1 Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang materi
yang 
dipahami dan memberikan
2 respon terhadapmateri
Menyimpulkan pertanyaan siswa
pembelajaran 
3 Mengevaluasi tingkat
penguasaan
materi setelah menyanpaikan materi 
pembelajaran dengan menggunakan
4 model Discovery
Menutup pembelajaran

5 Mencatat tingkat keberhasilan siswa
sebelum dan sesudah menggunakan 
model Discovery
Jumlah skor 72
Hasil rata-rata 4.5
Kategori Memuaskan
Keterangan :
1 : Buruk
2 : kurang
3 : Cukup
4: Baik
5: Memuaskan

Pada siklus I dilakukan observasi terhadap proses


pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, dari data observasi yang
dilakukan oleh pengamat diperoleh rata-rata skor 4.5 yang dikriteria
memuaskan. Adapun hasil pengamatan guru terhadap observasi guru
selama dalam kegiatan belajar berlangsung dengan 10 aspek
pengaman yang sudah dipandang sebagai satu kesatuan yang
diperlihatkan dalam tabel berikut :
Pada siklus I dilakukan observasi terhadap proses
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, dari data observasi yang
dilakukan oleh pengamat diperoleh rata-rata skor 4.5 yang dikriteria
memuaskan. Adapun hasil pengamatan guru terhadap observasi guru
44

selama dalam kegiatan belajar berlangsung dengan 10 aspek


pengaman yang sudah dipandang sebagai satu kesatuan yang
diperlihatkan dalam tabel berikut :

Tabel 7. Data Hasil Observasi Guru dan siswa Pada Siklus 1


Objek Pengamatan Skor Rata-Rata Skor Keterangan
Observasi Guru 72 4.5 Memuaskan
Observasi Siswa 30 3.0 Memuaskan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor observasi guru


sebesar 72 dengan rata-rata skor 4.5 sedangkan observasi siswa
dengan skor 30 dan dengan rata-rata skor 3.0. Dari keterangan di atas
guru sudah menjalankan aktivitas dalam proses pembelajaran.
Sedangkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran juga belum
maksimal.
d. Refleksi
Selama pelaksanaan proses belajar mengajar dengan
menerapkan model pembelajaran Discovery masih ada kekurangan
yang harus diperbaiki. Hal-hal yang perlu diperbaiki:
1) Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran
2) Ketertiban dalam mengikuti pembelajaran
3) Siswa masih ada yang belum siap dalam prose pembelajaran
4) Guru harus mengaktifkan siswa untuk mengajukan dan menjawab
pertanyaan yang diberikan
5) Untuk meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran maka
guru memberi pujian kepada siswa bagi yang aktif
3. Siklus II
Tindakan siklus II terdiri dari beberapa tahap, perencanaan,
pelaksanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
45

a. Perencanaan
Menyusun perangkat pembelajaran pada sub materi tentang
Struktur tumbuhan dan fungsinya. Yang terdiri dari pendahuluan, inti,
dan penutup.
1) Membuat media pembelajan
2) Mempersiapkan model pembelajaran
3) Menyusun lembar observasi siswa dan guru
4) Mempersiapkan alat evaluasi yaitu membuat soal tes yang terdiri
dari 10 butir pilihan ganda
b. Pelaksanaan
Tindakan Kegiatan pembelajaran pada pelaksanaan yaitu,
1) Tahap Pendahuluan
a) Guru membuka dengan salam, menanyakan kabar, dan
mengecek kehadiran siswa.
b) Siswa diminta memeriksa kerapian diri dan kebersihan kelas.
c) Guru memberikan apersepsi
d) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari
2) Tahap inti
a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b) Guru menyajikan materi sebagai pengantar, mengenai topik
pembahasan untuk mencari permasalahan
c) Guru menjelaskan materi genetika.
d) Guru mejelaskan media yang ada di depan papan tulis
e) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
seputar materi yang belum dipahami
f) Guru mengkondusifkan kelas dan membagi kelompok setiap
kelompok 5 anggota perorang agar proses pembelajaran
menyenangkan sehingga termotivasi untuk mengikuti materi
pembelajaran.
46

g) Guru membawa siswa ketaman bunga yang ada di sekitar


sekolah.
h) Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan kelompok
i) Guru membimbing kegiatan kelompok Siswa menjelaskan ke
depan papan tulis guna memperoleh informasi yang sudah
mereka temukan
3) Tahap Penutup
a) Bersama-sama siswa membuat kesimpulan hasil belajar
selama sehari
b) Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk
mengetahui hasil ketercapaian materi)
c) Guru memberi kesempatan siswa untuk menyampaikan
pendapat tentang pembelajaran yang telah diikuti.
d) Melakukan penilaian hasil belajar. Mengajak semua siswa
berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk
mengakhiri kegiatan).
4) Tahap Evaluasi
Guru memberikan soal tes siklus II yang akan dikerjakan oleh
siswa. Yang diberikan sebanyak 10 soal pilihan ganda. Setelah
selesai mengerjakan soal guru menyuruh siswa mengumpulkan
kemudian menutup pelajaran.
Tabel 8. Hasil Belajar Setelah Tindakan Siklus 1I
Keterangan
No Nama Siswa KKM Nilai
Tuntas Tidak Tuntas
1 ADI NUGROHO 75 80 
2 ADINDA PUTRI 75 70 
3 AFIAN NUGI TRI 75 70 
4 AHMAD IRSYAD 75 80 
5 AHMAD RISKY 75 80 
6 CINTA MEILANI PUTRI 75 80 
7 DHEA EKA APRILIA 75 80 
8 DHIAH AYU 75 80 
9 ROHMAWATI
DINA AYU RISMAYANTI 75 100 
10 DINIA RAHMAWATI 75 80 
47

11 FA FRISA GELIS 75 80 
12 HILDA USMAWANTI 75 80 
13 I’IL DEA SA’IROH 75 90 
14 JOURAS MIGEL ARNIFFO 75 80 
15 LONG GIU WACAKA 75 90 
16 MARPUJI PRASETYO 75 100 
17 MAYA AULIYA DWI 75 80 
18 MEILANI WAHYU 75 80 
19 MILA SELVIA 75 90 
20 MUHAMMAD DIKI NUR 75 90 
21 NEVALENTINO ARGA 75 50 
22 NINA TAMARA NUR 75 80 
23 NOVIANA ARDIANA 75 80 
24 NURVEDI RINNO 75 90 
25 OLLA FEBRIANI 75 50 
26 PIPIT RISDIAHWATI 75 80 
27 PRIYO BUDOYO 75 100 
28 RIFKY FIRMANSYAH 75 50 
29 RISMA AYU QOIRU NISA 75 80 
30 SILVIA AINUR HIDAYAH 75 80 
31 SINDY SETYA NINGRUM 75 90 
32 SUSI DWI ANGGRAENI 75 100 
33 WHOVI SHOLEKAH 75 80 
34 WISNU ARDI NUGROHO 75 80 
35 YOGA ARDITYA 75 90 
36 YUNISA SUTRISNO 75 80 
Jumlah N= 36 ∑X=2.920
Nilai rata-rata= 81.1
Ketuntasan Belajar = 86.1%

Berdasarkan tabel di atas, maka selanjutnya untuk


mencapai nilai ratarata, menghitung ketuntasan belajar. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui apakah proses pembelajaran pada
siklus I sudah mengalami ketuntasan belajar. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat sebagai berikut:
Nilai rata-rata:

X=
∑ Xi
=
∑ 2.920 = 81.1
n 36
48
49

Persentase Ketuntasan Belajar :


∑ siswa tuntas ∑ 31
Hasil = x 100% =
∑ jumlah siswa ∑ 36 x 100% = 86.1%

Berdasarkan hasil data di atas, diketahui bahwa proses


pembelajaran pada siklus kedua ini sudah mengalami peningkatan
dalam prestasi balajar siswa yaitu mencapai 86.1%. Hal ini sesuai
dengan dengan tingkat ketentuan bahwasannya proses
pembelajaran sudah mencapai 86.1% sehingga dapat dikatakan
prestasi siswa kelas XII Mipa 3 SMA Negeri 1 Bluluk sudah
meningkat.
c. Observasi
Hasil penilaian pengamatan terhadap observasi siswa
diperlihatkan dalam pembelajaran penggunaan menggunakan model
Discovery Learning ini hanya beberapa siswa yang kurang aktif.
Adapun pengamatan terhadap observasi guru dan observasi siswa
selama dalam proses pembelajaran berlangsung. Aspek pengamatan
ada sepuluh yang dipandang sebagai satu kesatuan diperlihatkan pada
tabel berikut:
Tabel 9. Lembar Observasi Siswa Siklus II
Skor
No. Aspek yang diamati
1 2 3 4 5
1 Kesiapan siswa menyiapkan alat dan 
bahan ajar
2 siswa mengetahui tujuan 
pemebelajaran
3 Siswa mendengar dan memperhatikan 
dengan sungguh-sungguh penjelasan
yang diberikan oleh guru
4 Siswa terampilan dalam 
menggunakan alat peraga
5 Sikap siswa dalam pembelajaran 
6 Siswa aktif dalam memberikan 
pertanyaan
7 Keaktifan siswa dalam pelajaran 
50

8 Siswa mengerjakan soal latihan 


dengan baik
9 Kerja sama siswa dalam kelompok 
10 Kemampuan siswa dalam 
mengerjakan tugas kelompok
Jumlah skor 40
Hasil rata-rata 4.0
Kategori Memuaskan

Pada siklus II dilakukan observasi terhadap observasi terhadap


proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, dari data observasi
yang dilakukan oleh pengamat diperoleh rata-rata skor 4.0 dengan
kriteria yang memuaskan. Adapun hasil pengamat terhadap observasi
guru selama dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan 16
aspek pengamatan yang sudah dipandang sebagai salah satu kesatuan
diperlihatkan pada tabel berikut ini :
Tabel 10. Lembar Observasi Guru Siklus II
Skor
No. Aspek yang diamati
1 2 3 4 5
1 Pra pembelajaran
1 Menyiapkan ruangan sebagai tempat 
untuk melaksanakan kegiatan
belajar
2 mengajar
Mengkondisikan kelas dan memeriksa 
kesiapan siswa
3 Menyiapkan materi pembelajaran 
4 Pengolaan kelas 
II Membuka pelajaran
1 Membuka pelajaran dengan 
mengucapkan salam
2 Mengecek kehadiran siswa dengan 
menggunakan daftar hadir
3 Mengadakan pre test 
4 Mengadakan kegiatan apersepsi yang 
memberi motivasi
5 Menyampaikan kompetensi yang akan 
dicapai
6 Memberi penjelasan dan arahan yang 
berkaitan dengan pembelajaran
cerita pendek anak
51

III Kegiatan inti


1 Membagi siswa beberapa kelompok 
2 Memberikan penjelasan yang berkaitan 
dengan materi pembelajaran
3 Melaksanakan kegiatan pembelajarn 
secara individul, klasikal dan
kelompok
4 Melaksanakan kegiatan pembelajaran 
dengan menggunakan model Discovery
5 Menggunakan media pembelajaran 
sesuai dengan tujuan dan materi
pembelajaran
IV Kegiatan penutup
1 Memberikan kesempatan kepada siswa 
untuk bertanya tentang materi
yang
dipahami dan memberikan
2 respon terhadapmateri
Menyimpulkan pertanyaan siswa
pembelajaran 
3 Mengevaluasi tingkat penguasaan 
materi setelah menyampaikan materi
pembelajaran dengan menggunakan
model Discovery
4 Menutup pembelajaran 
5 Mencatat tingkat keberhasilan siswa 
sebelum dan sesudah menggunakan
model Discovery
Jumlah skor 76
Hasil rata-rata 4.75
Kategori Memuaskan

Pada siklus II dilakukan observasi proses pembelajaran yang


dilakukan oleh guru yang dilakukan oleh pengamat diperoleh rata-rata
skor 4.75 dengan kriteria baik. Adapun hasil pengamatan terhadap
observasi guru selama dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung
dengan 16 aspek pengamatan yang sudah dipandang sebagai satu
kesatuan diperlihatkan pada tabel :
52

Tabel 11. Data hasil Observasi aktivitas Guru dan Siswa pada siklus II
Objek Pengamatan Skor Rata-Rata Skor Keterangan
Observasi Guru 76 4.75 Memuaskan
Observasi Siswa 40 4.0 Memuaskan

Dari data tabel di atas maka hasil observasi menggambarkan


hasil observasi guru dan siswa sangat baik yang dapat dilakukan pada
perhitungan di lampirkan observasi siswa dan guru.
Tabel di atas menujukkan bahwa observasi guru sebesar 76
yang rata-ratanya 4.75 termasuk kriteria memuaskan. Sedangkan
aktivitas siswa sebesar 40 dengan skor rata-rata 4.0 termasuk kriteria
memuaskan. Dengan itu sudah menjalankan proses pembelajaran
dengan menggunakan model Discovery Learning sudah berhasil
dengan baik. Karena siswa mampu memecahkan masalah materi
pelajaran, siswa mampu berkerja sama dengan teman kelompok dan
siswa mampu menguasai materi pelajaran yang diberikan oleh guru.
Maka, dengan data hasil observasi terhadap guru dan siswa
pada tahap siklus II ini mengalami peningkatan dari siklus I. Hal ini
guru sudah melaksanakan tugasnya dan menjelaskan materi dengan
menggunakan model Discovery Learning dengan baik, sedangkan
siswa sudah aktif dan antusias dalam proses pembelajaran. Pada
pelaksanaan siklus II ini lebih berhasil penilaiannya lebih meningkat
dari pada siklus I.

Tabel 12. Perbadandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II


Deskripsi Penilaian Siklus I Siklus II
Nilai Rata-rata 71.6 81.1
Nilai Tertinggi 100 100
Nilai Terendah 30 50
Ketuntasan Belajar 61.1% 86.1%
53

Tabel di atas menjelaskan bahwa nilai rata-rata siswa siklus II


lebih meningkat dari pada siklus I.
d. Refleksi
Kegiatan belajar mengajar pada siklus II ini menujukkan bahwa
adanya peningkatan baik kreatifitas siswa maupun aktivitas guru untuk
mencapai tujuan akhir. Mampunya siswa dala memecahkan masalah
dalam pembelajaran, mampunya siswa dalam kerja kelompok dan
mampunya siswa dalam menguasi materi pembelajaran. Dengan
demikian peneliti tidak akan melanjutkan ketahap selajutnya.

B. Pembahasan Hasil
Penelitian Dari penelitian yang telah dilaksanakan yang terdiri dari dua
siklus, terdapat peningkatan setiap proses pembelajaran berturut-turut dari
siklus pertama dan siklus kedua seperti terlihat pada presntasi pencapaian hasil
belajar siswa. Nilai rata-rata siswa serta skor observasi guru dan siswa antara
siklus pertama dan siklus kedua, seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 13. Persentase Ketuntasan Belajar Nilai Rata-Rata siswa Serta
Rata-Rata Observasi Guru dan Siswa Antara Siklus I dan Siklus II
Rata-Rata Persentase Skor Observasi
Siklus
Nilai Siswa Prestasi Guru Kategori Siswa Kategori
I 71.6 61.1% 72 Memuaskan 30 Memuaskan
II 81.1 86.1% 76 Memuaskan 40 Memuaskan

Tabel di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan persentase


prestasi siswa dalam pembelajaran rata-rata nilai siswa berturut-turut dari
siswa dari siklus I dan siklus II yaitu persentse dalam prestasi belajar siswa
pada siklus I sebesar 61.1% dengan nilai rata-rata 71.6. Meningkat pada siklus
II 86.1% dengan nilai rata-rata 81.1.
Peningkatan persentase prestasi belajar siswa dengan rata-rata siswa
tersebut sejalan dengan peningkatan proses pembelajaran. Baik guru maupun
siswa. Dari siklus pertama aktivitas guru memperoleh nilai skor 30 dengan
54

kategori memuaskan. Sedangkan aktivitas siswa memperoleh skor 40 dengan


kategori memuaskan.
Berdasarkan perbandingan data hasil belajar siswa pada pra siklus,
siklus I dan siklus II, dapat disimpulkan penggunaan model Discovery
Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Biologi pada
siswa kelas XII Mipa 3 SMA Negeri 1 Bluluk. Seperti dapat dilihat pada
grafik berikut ini.
Dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran,
maka penerapan Model Discovery Learning mampu meningkatkan hasil
belajar siswa khususnya mata pelajaran Biologi SMA Negeri 1 Bluluk dengan
materi genetika. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari tes akhir yang diberikan
kepada siswa setelah pembelajaran. Peningkatan hasil belajar siswa terlihat
pada setiap siklus yaitu Siklus I dan Siklus II. Sehingga prestasi siswa untuk
belajar Biologi khususnya terlihat pada kreativitas siswa atau aktivitas siswa
dalam proses belajar mengajar dan hasil yang diperoleh oleh siswa yang
meningkat.
55

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian yang didapat, maka akan
disimpulkan bahwa penggunaan model Discovery Learning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran Biologi. Hal ini
terbukti pada pra siklus dengan nilai rata-rata 69.7 kemudian meningkat pada
siklus I dengan nilai rata-rata 71.6 kemudian meningkat lagi pada siklus II
dengan nilai rata-rata 81.1. Sedangkan ketuntasan hasil belajar siswa pada pra
siklus 44.4% sedangkan pada siklus I adalah 61.1% kemudian meningkat lagi
pada siklus II yaitu 86.1%. Selain model pembelajaran Discovery Learning
dapat meningkatkan aktivitas guru dalam membimbing dan mengambil
kesimpulan dari materi pelajaran. Sedangkan aktivitas siswa, siswa dapat
memperhatikan penjelasan guru selama proses pembelajaran berlangsung,
siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan guru.

B. Saran
Dari hasil penelitian khususnya pembelajaran biologi, guru diharapkan
benar-benar memperhatikan baik itu model pembelajaran ataupun media
pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar, serta guru
menciptakan penguasaan pada siswa tentang materi yang diajarkan untuk
meningkatkan tingkat penguasaan siswa dalam pembelajaran Biologi. Bagi
yang berminat untuk melanjutkan penelitian dengan menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning yang paling penting diperhatikan adalah
guru harus memahami materi pembelajaran terlebih dahulu dan setelah itu
guru harus memahami materi penggunaan model Discovery Learning dengan
cara penjelasan yang kreatif sehingga penjelasan yang dilakukan dengan
menggunakan model Discovery Learning lebih menarik.
Siswa berharap agar guru menggunakan model dan media
pembelajaran dalam proses pembelajaran karena model ini dapat melibatkan
56

siswa secara langsung serta mudah dipahami, serta partisipasi sekolah untuk
menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Rulam. 2016. Pengantar Pendidikan Asas Dan Filsafat Pendidikan.


Yogyakarta: Ar-Ruzz

Ali, Mohammad. 2014. Metodologi Dan Aplikasi Riset Pendidikan. Jakarta:


PT. Bumi Arkasa

Cahyo, Agus N .2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar.


Yogjakarta: Diva Press

Ilahi, Mohammad Takdir. 2012. Pembelajaran Discovery Strategi dan Mental


Vocational Skill. Yogjakarta: Diva Press

Jihad, asep. 2013. Evaluasi Dan Pembelajaran. Yogyakarta: multi pressindo

M. thobroni. 2012. Belajar Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruzz

Sanjaya, wina. 2016. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendididkan. Jakarta: kencana

Sardiman. 2012. Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada

Sitiatava. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta:


Diva Press

Sudjana, nana. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT


Rosdakarya

Sudjono, Anas. 2012. Pengantar Statistik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

57

Anda mungkin juga menyukai