Anda di halaman 1dari 13

Pengembangan Media

Pembelajaran Sejarah Berbasis Visualisasi Museum Sasana Wiratama


untuk meningkatkan kesadaran sejarah siswa
MAN Yogyakarta III
Asyhar Basyari
SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta
asyhar.b@gmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini 1) Mendeskripsikan media kajian sejarah yang
selama ini dilaksanakan di MAN Yogyakarta III 2) Mendeskripsikan rencana
studi sejarah ke media Visualisasi Museum Sasana Wiratama yang akan
dikembangkan. 3) Mendeskripsikan prosedur pengembang media
pembelajaran berbasis Visualisasi Museum Sasana Wiratama untuk
meningkatkan Kesadaran akan sejarah siswa 4) Untuk menganalisis sejauh
mana efektivitasnya dengan menggunakan studi sejarah dengan
menggunakan media pembelajaran berbasis Visualisasi Museum Sasana
Wiratama untuk meningkatkan Kesadaran sejarah . Penelitian
pengembangan menggunakan metode yang mengadaptasi pengembangan
desain ADDIE. Hasil studi uji efektivitas media menunjukkan hasil yang baik.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media pembelajaran
sejarah berdasarkan visualisasi Museum terbukti efektif Sasana Wiratama
dalam meningkatkan prestasi dan kesadaran Sejarah pada siswa.

Kata kunci: Pengembangan, Media, Visualisasi, Sejarah

Abstract
Target of this research 1) Describe the media of study of history which
during the time executed in MAN Yogyakarta III 2) Describe the plan study of
history to media Visualizing Museum Sasana Wiratama to be developed. 3)
Describe procedure developer of study media base on Visualization of Museum
Sasana Wiratama to increase Awareness of student history 4) To analyze how
far the effectivity by using study of history by using study media base on
Visualization of Museum Sasana Wiratama to increase Awareness of history.
Research of development use method which adaptation of design development
of ADDIE. Result of media effectiveness test study show good result. So that can
be pulled by conclusion that usage of media study of history base on
visualization of Museum effective proven Sasana Wiratama in improving
achievement and awareness of History at student.

Keyword: Media, Development, Visualisation, History.

32
33

PENDAHULUAN
Keberhasilan dalam pembelajaran Pendidikan dalam era
dipengaruhi oleh faktor-faktor globalisasi merupakan fondasi
yang terlibat dalam semua utama untuk menjawab tantangan
kegiatan belajar mengajar. Di masa depan. Lembaga pendidikan
antara faktor-faktor tersebut harus mampu mempersiapkan
adalah siswa, guru, kebijakan sumber daya manusia yang unggul
pemerintah dalam membuat dan mampu bersaing dengan
kurikulum, serta dalam proses perkembangan global. Untuk
belajar seperti metode, sarana dan menjawab tantangan masa depan,
prasarana (media pembelajaran), sikap positif dan inovatif
model, dan pendekatan belajar diperlukan agar bangsa Indonesia
yang digunakan. Kondisi riil dalam bukan hanya sekedar menjadi
pelaksanaannya latihan yang konsumen IPTEK, budaya dan
diberikan tidak sepenuhnya dapat nilai-nilai asing secara pasif,
meningkatkan kemampuan siswa melainkan memiliki keunggulan
dalam menerapkan konsep. yang setara dalam hal IPTEK.
Rendahnya mutu pembelajaran Pembangunan dan pembinaan
dapat diartikan kurang efektifnya bangsa (nation and character
proses pembelajaran. building) yang progresif inilah
Penyebabnya dapat berasal dari yang harus terus ditempa secara
siswa, guru maupun sarana dan berkesinambungan di setiap
prasarana yang ada, minat dan lembaga pendidikan agar dapat
motivasi siswa yang rendah, menjawab tantangan era global.
kinerja guru yang rendah, serta Peningkatan kualitas
sarana dan prasarana yang kurang pendidikan merupakan suatu
memadai akan menyebabkan proses yang dilakukan secara
pembelajaran menjadi kurang dinamis dan bersinambungan
efektif. dalam rangka meningkatkan
kualitas pendidikan secara efektif

Pengembangan Media Pembelajaran Sejarah Berbasis Visualisasi Museum Sasana Wiratama untuk
Meningkatkan Kesadaran Sejarah Siswa MAN Yogyakarta III
34

dan efisien. Tujuan itu diwujudkan kemampuan mental dan sosial


dalam kompetensi yang utuh untuk mengembangkan imajinasi,
dalam diri peserta didik, meliputi sikap kreatif, inovatif, serta
kompetensi akademik, kompetensi partisipasi.
sosial, dan kompetensi moral Permasalahan yang sama
(Zamroni dalam Aman, 2011:3). juga terjadi di MAN Yogyakarta III,
Sejarah merupakan salah salah satu sekolah di Kabupaten
satu dari semua mata pelajaran Sleman Yogyakarta. Berdasarkan
yang terdapat di tingkat Sekolah observasi lapangan yang dilakukan
Dasar sampai Sekolah Menengah oleh peneliti bahwa di sekolah ini
Atas memiliki adil dan peranan pada pembelajaran sejarah juga
penting dalam kehidupan dianggap hal yang membosankan
berbangsa. Sasaran hasil dan tidak bermanfaat bagi peserta
pembelajaran sejarah harus tertuju didik. Strategi belajar yang
pada kemampuan akademik digunakan cenderung TCL (teacher
(academic skill), memupuk centered learning). Guru dalam
kesadaran sejarah (historical proses belajar mengajar hanya
conciousness), dan menanamkan terpaku pada buku teks belaka dan
semangat nasionalisme kurang memanfaatkan sumber
(nationlism) (Aman, 2011:30-45). belajar yang ada. Sumber belajar
Tugas pokok pembelajaran sejarah yang terdapat di sekolah ini,
adalah terkait dengan kesadaran khususnya terkait dengan mata
sejarah, khususnya pembentukan pelajaran sejarah memang minim
karakter peserta didik (character sekali. Peserta didik hanya
building). Pembelajaran sejarah memiliki LKS belaka, bahkan
akan membangkitkan kesadaran masih banyak di antara mereka
empati (empahatic awareness) di yang belum memiliki LKS.
kalangan peserta didik yakni sikap Penggunaan media audio visual
simpati dan toleransi terhadap bahkan dapat dikatakan tidak
orang lain yang disertai dengan pernah dipergunakan sama sekali.

ISTORIA, Maret 2019, Vol. 15, No. 1


35

Permasalahan-permasalahan adalah untuk memudahkan guru


tersebut yang membuat proses dalam menyampaikan materi
belajar mengajar sejarah di pembelajaran dan memudahkan
sekolah ini hanya dijadikan siswa dalam belajar (memahami
rutinitas yang hampa, tanpa materi pembelajaran). Selain itu,
makna, dan semakin memberikan guru dapat memanfaatkan sumber
pandangan negatif kepada peserta belajar yang ada, bahkan lebih baik
didik bahwa sejarah adalah lagi jika dapat mengembangkan
pelajaran yang membosankan. sumber belajar yang ada di
Berdasarkan penjelasan di lingkungannya menjadi media
atas, sejarah, maka pembelajaran pembelajaran. Maka, guru harus
sejarah harus dikemas sedemikian mengembangkan kegiatan
menariknya agar peserta didik pembelajaran dengan mengaitkan
dapat memahami esensi dari lingkungan di sekitar peserta didik
pembelajaran sejarah yang hakiki. sesuai dengan SK dan KD yang ada.
Agar pembelajaran sejarah Diharapkan dengan begitu
menarik dan efektif alangkah pembelajaran sejarah yang
baiknya jika guru dapat dilaksanakan dapat menarik minat
mengembangkan materi belajar siswa.
pembelajaran serta Berdasarkan hal tersebut, fokus
mempersiapkan media penelitian ini adalah untuk
pembelajaran yang menarik menyempurnakan pembelajaran
sehingga siswa dapat menerima yang selama ini berlangsung yaitu
pengetahuan dengan mudah. dengan mengembangkan Video
Media pembelajaran adalah Pembelajaran Sejarah Berbasis
sesuatu yang dapat mengantarkan Visualisasi Museum Sasana
pesan pembelajaran antara Wiratama Untuk Meningkatkan
pemberi pesan kepada penerima Kesadaran Sejarah. Berdasarkan
pesan (Anitah, 2008:1). Tujuan hal tersebut, maka tujuan dari
penggunaan media pembelajaran

Pengembangan Media Pembelajaran Sejarah Berbasis Visualisasi Museum Sasana Wiratama untuk
Meningkatkan Kesadaran Sejarah Siswa MAN Yogyakarta III
36

penelitian dan pengembangan kesadaran sejarah siswa MAN


media ini yaitu: Yogyakarta III.
1. Untuk memperoleh gambaran METODE PENELITIAN
tentang penggunaan media Jenis penelitian ini adalah
pembelajaran pada mata penelitian pengembangan atau
pelajaran sejarah di MAN dalam bahasa Inggrisnya adalah
Yogyakarta III. Research and Development.
2. Untuk memperoleh Menurut Sugiyono (2014:407),
mendeskripsi prosedur penelitian pengembangan adalah
pengembangan media pada penelitian yang digunakan untuk
pembelajaran sejarah berbasis menghasilkan produk tertentu,
Visualisasi Museum Sasana dan menguji keefektifan produk
Wiratama dapat meningkatkan tersebut. Menurut Putra (dalam
kesadaran sejarah siswa MAN Gandung, 2014:47), menyatakan
Yogyakarta III. bahwa R&D tepat digunakan untuk
3. Untuk Menganalisis penelitian yang melakukan inovasi
implementasi video dan mencari temukan model,
pembelajaran sejarah lokal produk, prosedur baru, dan
berbasis Visualisasi Museum hendak mengukur efektivitas,
Sasana Wiratama dapat produktivitas, dan kualitasnya.
meningkatkan kesadaran Penelitian dan
sejarah siswa MAN Yogyakarta pengembangan pendidikan adalah
III. proses yang digunakan untuk
4. Untuk menganalisis sejauh mengembangkan dan memvalidasi
mana Keefektifan pembelajaran produk penelitian. Produk tidak
sejarah dengan menggunakan hanya mencakup obyek material,
video pembelajaran berbasis seperti buku pelajaran, film
Visualisasi Museum Sasana pendidikan, dan sebagainya (Borg
Wiratama dapat meningkatkan & Gall, 1983:772). Menurut Richey
& Nelson (dalam Sumargono,

ISTORIA, Maret 2019, Vol. 15, No. 1


37

2014:82), bahwa jenis penelitian yang akan digunakan dalam


pengembangan adalah penelitian pengembangan media berbasis
yang berorientasi pada Visualisasi Museum Sasana
pengembangan suatu produk yang Wiratama.
proses pengembangannya Lokasi penelitian berada di
dideskripsikan secara teliti dan MAN Yogyakarta III dengan subjek
produk yang diperoleh dievaluasi. kelas XI Gabungan sebagai kelas
Adapun tahapan dalam eksperimen dan XI IPA 3 sebagai
penelitian dan pengembangan ini kelas kontrol. Dalam hal ini
adalah; 1) penelitian pendahuluan, peneliti berkolaborasi dengan guru
2) pengembangan media dan siswa dengan tujuan supaya
pembelajaran, 3) uji efektivitas tercipta media pembelajaran yang
media pembelajaran. Sedangkan berkualitas. Sehingga produk yang
untuk analisis data kelayakan dikembangkan berupa media
media pembelajaran menggunakan pembelajaran sejarah berbasis
skala Likert dengan rentang 5 dan Visualisasi Museum Sasana
uji efektivitas media menggunakan Wiratama layak untuk dijadikan
uji T Independent Sample Test. sebagai media dalam pembelajaran
Pada penelitian pendahuluan, sejarah.
peneliti menggunakan pendekatan Untuk mengetahui efektivitas
deskriptif dengan mengkaji media yang dikembangkan,
berbagai teori, informasi, dan dilakukan pengukuran berdasar
materi khususnya pada instrumen penelitian yang berupa
Kompetensi Dasar “Menganalisis tes prestasi dan tes sikap. Namun
strategi perlawanan bangsa sebelum instrumen tersebut
Indonesia terhadap penjajahan diberikan pada kelas penelitian
bangsa Barat di Indonesia sebelum (kelas eksperimen dan kontrol),
dan sesudah abad ke-20”. instrumen tersebut terlebih dahulu
Berdasarkan hasil studi di uji validitas dan reliabilitasnya
pendahuluan ini ditentukan materi pada kelas uji coba yang tidak

Pengembangan Media Pembelajaran Sejarah Berbasis Visualisasi Museum Sasana Wiratama untuk
Meningkatkan Kesadaran Sejarah Siswa MAN Yogyakarta III
38

memiliki hubungan dengan kelas informasi yang masuk. Dari sinilah


eksperimen maupun kelas kontrol. terlihat pentingnya membentuk
HASIL PENELITIAN DAN karakter kesadaran sejarah pada
PEMBAHASAN diri siswa.
Berdasarkan hasil observasi Sedangkan bentuk
pembelajaran sejarah di MAN kebutuhan media pembelajaran
Yogyakarta III, penggunaan media berdasarkan hasil observasi,
pembelajaran sejarah sudah cukup diketahui bahwa guru sejarah di
baik. Guru telah menggunakan MAN Yogyakarta III menginginkan
media PowerPoint dalam kegiatan media pembelajaran yang inovatif,
pembelajaran di kelas. Selain itu, efektif, dan efisien. meskipun
guru juga mencoba menerapkan beliau telah mencoba
pembelajaran aktif yang berpusat menggunakan media berupa
pada siswa dengan melakukan PowerPoint, namun masih perlu
pembelajaran menggunakan menambah variasi media yang
metode diskusi kelompok. dapat menunjang pembelajaran di
Berdasarkan pengamatan kelas. Dari penuturan siswa juga
yang dilakukan di MAN Yogyakarta diperoleh informasi bahwa siswa
III, ditemukan bahwa kesadaran ingin guru menggunakan media
sejarah siswa mengalami pembelajaran lain di kelas. Apalagi
penurunan. Sedangkan untuk dalam pembelajaran sejarah
faktor eksternal berupa pengaruh banyak peristiwa heroik dari
dari globalisasi, yaitu masuknya tokoh-tokoh pahlawan. Sehingga
budaya asing, dan penyalahgunaan akan lebih menarik apabila media
akan teknologi dan informasi. pembelajaran yang digunakan
Dengan memanfaatkan teknologi dapat memperlihatkan secara
semua informasi dapat diakses visual peristiwa tersebut.
dengan sangat mudah. Maka, Berdasar analisis kebutuhan
diperlukan filter dari dalam diri media yang telah dilakukan,
untuk dapat menyaring berbagai peneliti menawarkan media

ISTORIA, Maret 2019, Vol. 15, No. 1


39

pembelajaran berupa visualisasi Sebelum ke tahap produksi,


museum Sasana Wiaratama untuk peneliti menyiapkan konsep media
meningkatkan kesadaran sejarah yang akan dikembangkan dan
siswa. Media berupa video ini menyesuaikan materi dengan pada
dapat dikatakan inovatif dan juga Kompetensi Dasar “Menganalisis
efektif. Dalam penggunaan media l strategi perlawanan bangsa
ini memerlukan alat bantu berupa Indonesia terhadap penjajahan
proyektor dan komputer. Di dalam bangsa Barat di Indonesia sebelum
media komik digital ini terdapat dan sesudah abad ke-20”. Setelah
gambar dan teks serta suara latar itu dibuat narasi yang akan di
yang menggambarkan peninggalan gunakan dalam media berbasis
Pangeran Diponegoro. Media visualisasi museum Sasana
berbasis visualisasi museum Wiaratama. Pada saat proses
Sasana Wiaratama akan pengembangan draft media,
mempermudah siswa memahami peneliti bekerja sendiri dalam
materi serta dapat meningkatkan menyunting video supaya dapat
kesadaran sejarah siswa. menghasilkan media pembelajaran
yang baik dan layak diterapkan
dalam pembelajaran sejarah.
Setelah draf media selesai, maka
tahap selanjutnya yaitu konsultasi
pada tim ahli.
Tim ahli terdiri dari ahli
materi dan ahli media. Konsultasi
kepada tim ahli tersebut bertujuan
untuk memperoleh validasi berupa
penilaian dan saran untuk
Gambar 1. Cuplikan visualisasi perbaikan media pembelajaran
Museum Sasana yang dikembangkan. Media yang
Wiratama telah divalidasi oleh tim ahli

Pengembangan Media Pembelajaran Sejarah Berbasis Visualisasi Museum Sasana Wiratama untuk
Meningkatkan Kesadaran Sejarah Siswa MAN Yogyakarta III
40

selanjutnya diuji coba pada siswa Berikut hasil uji t tes prestasi
dalam bentuk uji satu-satu, uji dan tes sikap:
kelompok kecil, dan uji coba Tabel 1. Hasil Uji t
lapangan. Tujuannya uji coba ini Hasil Uji t Signifikansi
adalah untuk mendapat tanggapan
Tes Prestasi 0,000
dan juga saran dari siswa.
Tes Sikap 0,000
Selanjutnya, saran dari tim ahli
dan siswa kemudian digunakan Berdasarkan hasil penelitian pada
sebagai dasar perbaikan media uji T tes prestasi diperoleh nilai
pembelajaran yang dikembangkan. 4,980 dengan signifikansi
Sehingga diperoleh bentuk final 0,000<0,05. Melalui hasil tersebut
media pembelajaran berupa komik dapat disimpulkan bahwa dengan
digital yang siap digunakan dalam penggunaan media pembelajaran
pembelajaran sejarah. berbasis komik digital dapat
Implementasi atau memberikan pengaruh terhadap
penerapan media pembelajaran prestasi. Sehingga dapat ditarik
sejarah berbasis komik digital kesimpulan bahwa terjadi
Perang Gerilya Jenderal keefektifan dalam penggunaan
Soedirman, peneliti berkolaborasi media pembelajaran sejarah
dengan guru Sejarah MAN berbasis visualisasi museum
Yogyakarta III. Pengembangan Sasana Wiaratama. Sedangkan uji
dilakukan pada kelas eksperimen T pada tes sikap diperoleh nilai
yakni kelas XI Gabungan dengan 3,988 dengan taraf signifikansi
menggunakan media berbasis 0,000<0,05, yang berarti Ho
visualisasi museum Sasana ditolak. Melalui hasil tersebut
Wiaratama. Sedangkan untuk kelas maka dapat disimpulkan bahwa
kontrol, yaitu XI IPA 2, dengan penggunaan media
menggunakan media pembelajaran pembelajaran berbasis visualisasi
PowerPoint. museum Sasana Wiaratama
memberikan pengaruh terhadap

ISTORIA, Maret 2019, Vol. 15, No. 1


41

kesadaran Sejarah siswa. materi pelajarannya dengan


Berdasarkan pemaparan di atas cukup baik. Guru telah
diperoleh kesimpulan bahwa menggunakan media
penggunaan media pembelajaran pembelajaran yang bervariasi
sejarah berbasis visualisasi sehingga cukup untuk menarik
museum Sasana Wiaratama untuk siswa supaya dapat
Meningkatkan kesadaran sejarah memperhatikan dalam proses
siswa MAN Yogyakarta III terbukti pembelajaran. Setiap kelas di
efektif. MAN Yogyakarta III telah
KESIMPULAN difasilitasi dengan adanya
Berdasarkan hasil penelitian maka seperangkat LCD dan laptop
dapat ditarik kesimpulan terkait sehingga guru sudah dapat
dengan penelitian dan menerapkan pembelajaran yang
pengembangan media menarik berupa penayangan
pembelajaran sejarah berbasis slide power point. Selain itu guru
Visualisasi Museum Sasana juga dapat mempertontonkan
Wiratama untuk meningkatkan siswanya film sejarah. Media
kesadaran sejarah kelas XI IPS di yang dapat digunakan dalam
MAN Yogyakarta III. Adapun pembelajaran sejarah tidak
kesimpulannya akan dipaparkan hanya sebatas itu saja, namun
seperti di bawah ini: guru sejarah MAN Yogyakarta
1. Proses kegiatan belajar III juga menggunakan miniatur-
mengajar di MAN Yogyakarta miniatur benda-benda
III, sudah berjalan dengan bersejarah dan juga terdapat
cukup baik. Sekolah telah media untuk mengetahui
memberikan fasilitas yang silsilah-silsilah raja-raja atau
cukup menunjang bagi kegiatan orang-orang penting yang
belajar mengajar siswa dan berpengaruh dalam sejarah
guru. Dengan fasilitas tersebut Indonesia dan Dunia. Dalam
guru dapat menyampaikan membuat media pembelajaran

Pengembangan Media Pembelajaran Sejarah Berbasis Visualisasi Museum Sasana Wiratama untuk
Meningkatkan Kesadaran Sejarah Siswa MAN Yogyakarta III
42

tersebut, guru dapat isi video dan materi yang telah


membuatnya sendiri atau disusun, 6) pengetesan produk
menjadikan salah satu tugas secara internal.
kepada siswanya untuk 3. Pengembangan media
membuat media pembelajaran pembelajaran sejarah berbasis
sejarah sendiri. Visualisasi Museum Sasana
2. Media pembelajaran berbasis Wiratama untuk meningkatkan
audio-visual yang kesadaran sejarah siswa kelas
dikembangkan peneliti di XI IPS di MAN Yogyakarta III
dalamnya terdapat beberapa melalui beberapa penilaian
video tentang Candi Sari, Ratu untuk mendapatkan kelayakan.
Boko dan Sambisari yang Kelayakan pertama dapat
diambil dari link Youtube dan dilihat dari hasil validasi ahli
diberi narasi penjelasan sesuai materi dan ahli media. Ahli
dengan isi video serta materi memberikan penilaian
diselaraskan dengan KI dengan total skor rata-rata
(Kompetensi Inti) dan KD validasi yaitu 4,375. Sedangkan
(Kompetensi Dasar) pada ahli media memberikan
materi Perlawanan Pangeran penilaian dengan total skor
Diponegoro. Pembuatan media rata-rata validasi 4,31.
pembelajaran berbasis audio- Kelayakan kedua berdasarkan
visual ini melalui beberapa pada penilaian siswa dalam uji
langkah yaitu: 1) menyusun coba satu-satu, uji coba
media pembelajaran, 2) kelompok kecil dan uji coba
mengumpulkan video lewat link lapangan. Pada uji coba satu-
Youtube di internet, 3) satu memiliki total skor rata-
menyusun materi sesuai dengan rata 4,267. Pada uji coba
KI dan KD, 4) menyusun video kelompok kecil memiliki total
yang telah direkam, 5) membuat skor rata-rata 3,41. Dan pada uji
story board yang sesuai dengan coba lapangan memiliki total

ISTORIA, Maret 2019, Vol. 15, No. 1


43

skor rata-rata 3,90. PowerPoint. Hal ini ditunjukkan


Berdasarkan seluruh penilaian dengan hasil perhitungan uji t
yang diberikan oleh ahli materi, Hal ini diketahui dari nilai sig
ahli media dan siswa dalam uji 0,000 sehingga kurang dari
coba satu-satu, uji coba 0,05. Maka dapat disimpulkan
kelompok kecil dan uji coba terdapat perbedaan pengaruh
lapangan, media pembelajaran terhadap nilai prestasi siswa
sejarah berbasis Visualisasi antara kelas eksperimen dan
Museum Sasana Wiratama kelas kontrol. Selain itu hasil uji
untuk meningkatkan kesadaran efektivitas menunjukkan bahwa
sejarah siswa kelas XI di MAN kesadaran sejarah siswa dengan
Yogyakarta III dinyatakan layak menggunakan media
untuk digunakan sebagai media pembelajaran sejarah berbasis
pembelajaran sejarah. Hal ini Visualisasi Museum Sasana
dilihat dari kriteria penilaian Wiratama lebih tinggi
kelayakan, yang dinyatakan dibandingkan dengan
bahwa media hasil menggunakan media
pengembangan dinyatakan PowerPoint. Hal ini ditunjukkan
layak apabila hasil penilaian dengan hasil perhitungan uji
memberikan nilai minimal dengan menggunakan kriteria
“baik”. penelitian Dari hasil uji t
4. Hasil uji efektivitas tersebut dapat disimpulkan
menunjukkan bahwa prestasi bahwa H0 ditolak. Hal ini
belajar siswa dengan diketahui dari nilai sig 0,000
menggunakan media sehingga kurang dari 0,05. Maka
pembelajaran sejarah berbasis dapat disimpulkan terdapat
Visualisasi Museum Sasana perbedaan pengaruh terhadap
Wiratama lebih tinggi sikap kesadaran sejarah siswa
dibandingkan dengan antara kelas eksperimen dan
menggunakan media kelas kontrol. Melalui hasil

Pengembangan Media Pembelajaran Sejarah Berbasis Visualisasi Museum Sasana Wiratama untuk
Meningkatkan Kesadaran Sejarah Siswa MAN Yogyakarta III
44

tersebut maka dapat Anitah, S. 2008. Media


Pembelajaran. Surakarta:
disimpulkan bahwa dengan
UNS Press.
penggunaan media
Borg, WR. &M.D. Gall. 1983.
pembelajaran berbasis Educational Reseach: An
visualisasi museum Sasana Introduction, Fourth Edition.
New York: Longman.
Wiratama dapat memberikan
pengaruh terhadap kesadaran Hamalik, Oemar. 2007. Metode
Belajar dan Kesalahan
sejarah siswa. Maka dengan Belajar. Bandung: Tarsito
demikian diperoleh kesimpulan
Hamid, Abd. Rahman. 2014.
bahwa terjadi keefektifan dalam Pembelajaran Sejarah.
Yogyakarta: Ombak.
penggunaan media
pembelajaran video visualisasi Mahmud dan Ija Sunata. 2014.
Antropologi Pendidikan.
Museum Sasana Wiratama Bandung: Pustaka Setia.
dalam pembelajaran sejarah di
Sumargono. 2014. Pengembangan
MAN Yogyakarta III. Dengan Media
ditolaknya H0 berarti kedua PembelajaranSejarahNasion
alBerbasis Macro Media
kelompok memiliki prestasi Flash
belajar yang tidak sama. UntukMeningkatkanNasiona
lismepadasiswaKelas XII IPS
Kelompok yang menggunakan SMA Surakarta. UNS: Tesis.
media pembelajaran sejarah
Suryomukti, Nuroni. 2013. Teori-
berbasis Visualisasi Museum Teori Pendidikan:
Sasana Wiratama memiliki Tradisional, (Neo)Liberal,
Marxis-Sosialis,
prestasi belajar dan kesadaran Postmodern. Yogyakarta:
sejarah yang lebih baik. Ar-Ruzzmedia.

E. Daftar Pustaka Victor. M, Rosello. 2009. Culture


Aman. 2011. Model Evaluasi Awarenes or Culture
Pembelajaran Sejarah. Aperception is They a
Yogyakarta: Ombak. Difference. Small wars
Journal.

ISTORIA, Maret 2019, Vol. 15, No. 1

Anda mungkin juga menyukai