Anda di halaman 1dari 7

JPK 3 (1) (2017): 105-111

Jurnal Profesi Keguruan


https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpk

EFEKTIFITAS PENANAMAN NILAI-NILAI KEBANGSAAN MELALUI


METODE KARYAWISATA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
Rudi Salam

Universitas Negeri Semarang

Abstrak
Tujuan yang ingin diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut 1) mendeskripsikan proses
pembelajaran sejarah melalui metode karyawisata sebagai penanaman nilai-nilai kebangsaan, 2)
mengetahui efektivitas pembelajaran sejarah melalui metode karyawisata dalam meningkatkan nilai-
nilai kebangsaan, 3) mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran sejarah melalui metode
karyawisata dalam meningkatkan nilai-nilai kebangsaan. Penelitian dengan subjek siswa kelas XII
IPS SMA N 14 Semarang sebanyak 30 siswa dilakukan treatment berupa pembelajaran sejarah
dengan metode Studi Karyawisata ke Museum Perjuangan Kodam IV/Diponegoro Mandala Bhakti
Semarang. Variabel yang diteliti adalah: 1) nilai kebangsaan yang terdiri dari 21 aspek, yang diukur
melalui kuesioner. 2) respon siswa terhadap pembelajaran diukur dengan kuesioner. Data yang
diperoleh dianalisis menggunakan paired sample t-test, uji gain dan uji mean dengan taraf signifikansi
5%. Penanaman nilai-nilai kebangsaan dalam proses pembelajaran melalui metode karyawisata
dilakukan dalam tiga tahap yaitu: 1) diskusi materi di kelas, 2) melakukan kunjungan ke museum, 3)
diskusi hasil kunjungan dan pembuatan laporan. Proses pembelajaran tersebut efektif meningkatkan
nilai-nilai kebangsaan (p = 0,000). Respon siswa terhadap pembelajaran tergolong sangat tinggi.

Kata-kata Kunci: Karyawisata; Nilai Kebangsaan

PENDAHULUAN Keberhasilan pembalajaran


Latar Belakang dalam arti tercapainya standar
Pendidikan nasional perlu di kompetensi, sangat tergantung pada
organisasikan dan dikelola sedemikian kemampuan guru mengolah
rupa agar supaya pendidikan nasional pembelajaran yang dapat menciptakan
sebagai suatu organisasi, merupakan situasi yang memungkinkan siswa
sarana untuk mewujudkan cita-cita belajar sehingga merupakan titik awal
nasional bangsa Indonesia (Tilaar, berhasilnya pembelajaran
2000: 107). Pendidikan sejarah adalah (Trianto,2008:12). Museum
salah satu sarana motivasi yang kuat merupakan sebuah lembaga yang
sebagai penggerak generasi muda turut aktif dalam rangka pelestarian
dalam membina dan mengembangkan warisan budaya bangsa. Sesuai
sikap nasionalisme. Sikap dengan rumusan Internasional Council
nasionalisme generasi muda, seperti of Museum (ICOM) bahwa salah satu
sikap kepahlawanan, kesetiaan, rela fungsi museum adalah pengumpulan
berkorban dan mencapai cita-cita, nilai dan pengamanan warisan alam dan
nasionalisme dapat dibentuk dan budaya (Pem.Prop.DKI Jakarta,
dibina melalui pendidikan sejarah 2001:5).
(Daliman, 1988:70).
106 Rudi Salam, Efektifitas Penanaman Nilai-Nilai Kebangsaan

Rumusan Masalah pemanfaatan media pembelajaran


Berdasarkan uraian latar sejarah
belakang diatas, penelitian ini 2. Manfaat Praktis
diharapkan dapat menjawab pokok Sebagai saran untuk meningkatkan
permasalahan penelitian sebagai kualitas pembelajaran sejarah,
berikut : memberikan masukan kepada
1. Bagaimanakah penanaman nilai- guru untuk mengembangkan
nilai kebangsaan melalui metode pendidikan, sebagai pertimbangan
karyawisata dalam pembelajaran kepada guru untuk membina
sejarah? siswanya dengan hal yang positif
2. Apakah proses pembelajaran untuk menunjang kegiatan
sejarah melalui studi karyawisata pembelajaran, meningkatkan
efektif dalam meningkatkan nilai- pengetahuan, pemahaman dalam
nilai kebangsaan? ruang lingkup yang lebih luas untuk
3. Apakah proses pembelajaran dapat memberikan toleransi
sejarah melalui studi karyawisata kepada siswa apabila siswa
dapat membangkitkan respon mengikuti kegiatan dengan
siswa dalam meningkatkan nilai- membawa nama baik sekolah,
nilai kebangsaan? dapat memberikan saran pada
pihak sekolah, untuk lebih
memperhatikan kegiatan
kesiswaan terutama kegiatan
Tujuan Penelitian gemar berkunjung ke museum,
Berdasarkan pada permasalahan pengembangan jaringan dan
penelitian tersebut, maka tujuan yang kerjasama strategis antara sekolah
ingin diperoleh dari hasil penelitian ini dan pihak-pihak yang
adalah sebagai berikut : berkepentingan dalam
1. Mendeskripsikan proses pengembangan sekolah,
pembelajaran sejarah melalui meningkatkan pengetahuan siswa
metode karyawisata sebagai tentang nilai kebangsaan dalam
penanaman nilai-nilai kebangsaan. pembelajaran sejarah dan
2. Mengetahui efektivitas meningkatkan pembelajaran siswa
pembelajaran sejarah melalui dengan metode karyawisata ke
metode karyawisata dalam museum.
meningkatkan nilai-nilai
kebangsaan. Landasan Teori Dan Kajian Pustaka
3. Mengetahui respon siswa terhadap Nilai Kebangsaan
proses pembelajaran sejarah Pengertian Nilai
melalui metode karyawisata dalam Nilai adalah sesuatu yang
meningkatkan nilai-nilai berharga, bermutu, menunjukkan
kebangsaan kualitas, dan berguna bagi manusia.
Nilai Instrumental harus tetap
Manfaat Penelitian mengacu kepada nilai-nilai dasar yang
1. Manfaat Teoritis dijabarkannya penjabaran itu bisa
Memberikan sumbangan dilakukan secara kreatif dan dinamis
pengetahuan terhadap dalam bentuk-bentuk baru untuk
pembelajaran sejarah dengan mewujudkan semangat yang sama
menggunakan metode karyawisata dan dalam batas-batas yang
ke museum, menambah khasanah dimungkinkan oleh nilai dasar itu,
pengetahuan di bidang penjabaran itu jelas tidak boleh
JPK 3 (1) (2017): 105-111 107

bertentangan dengan nilai-nilai peristiwa sejarah. Sebenarnya banyak


dasarnya. metode yang bisa digunakan oleh guru
untuk meningkatkan semangat siswa
Pembelajaran Sejarah diantaranya metode ceramah,
Pembelajaran dapat diartikan demontrasi, diskusi, sosiodrama,
sebagai perubahan dalam eksperimen dan karya wisata
kemampuan sikap atau perilaku siswa (Hasan.2007:32).
yang relatif permanen sebagai akibat
dari pengalaman atau pelatihan Kerangka Berpikir
(Hamalik, 2003:57). Menurut Undang- Berdasarkan deskripsi teoretik,
Undang (UU) No. 20 Tahun 2003 dapat disusun suatu kerangka berpikir
tentang Sistem Pendidikan Nasional, penelitian tentang penanaman nilai-
pembelajaran diartikan sebagai proses nilai kebangsaan melalui metode
interaksi peserta didik dengan pendidik karyawisata dalam pembelajaran
dan sumber belajar pada suatu sejarah. Pembelajaran dengan metode
lingkungan belajar. Sedangkan karyawisata dilaksanakan untuk
menurut Nasution, pembelajaran memberikan gambaran yang nyata
adalah usaha sadar untuk membantu dan jelas melalui melihat langsung
siswa atau anak didik, agar mereka obyek yang dipelajari. Metode
dapat belajar sesuai dengan karyawisata memiliki keunggulan
kebutuhan dan minatnya (Nasution, dibanding dengan metode lain,
1993:45). diantaranya adalah guru memberikan
Sedangkan sejarah merupakan contoh yang nyata mengenai materi
suatu bagian dari kelompok ilmu yang dengan melihat obyek yang dipelajari
berdiri sendiri. Tujuan yang luhur dari sehingga materi yang disampaikan
sejarah untuk dianjurkan pada semua tidak abstrak. Dengan konsep ini
jenjang sekolah adalah menanamkan diharapkan pembelajaran akan lebih
semangat kebangsaan, rasa cinta bermakna bagi anak untuk
tanah air, bangsa dan negara, memecahkan persoalan, berpikir kritis
pelajaran sejarah merupakan salah dan melaksanakan observasi serta
satu unsur utama dalam pendidikan menarik kesimpulan dalam jangka
politik bangsa, lebih jauh lagi sejarah panjang. Pembelajaran dengan
merupakan sumber inspirasi terhadap metode karyawisata merupakan
hubungan antar bangsa dan negara pembelajaran yang menganut prinsip-
(Kasmadi, 1996:13). prinsip pembelajaran konstruktivisme.
Menurut Suparno (1997: 73), prinsip-
Metode Studi Karyawisata dalam prinsip pembelajaran konstruktivisme
Pembelajaran Sejarah dalam pembelajaran antara lain: 1)
Pembelajaran sejarah pada Pengetahuan dibangun oleh peserta
saat ini masih jauh dari harapan untuk didik secara aktif, 2) Tekanan dalam
memungkinkan anak melihat proses belajar pada peserta didik, 3)
relevansinya dengan kehidupan masa Mengajar adalah membantu peserta
kini dan masa depan, pembelajaran didik belajar, 4) Tekanan dalam proses
sejarah cenderung hanya belajar lebih pada proses bukan pada
memanfaatkan fakta sejarah sebagai hasil akhir, 5) Kurikulum menekankan
materi utama, tidak aneh bila partisipasi peserta didik, 6) Guru
pendidikan sejarah terasa kering, tidak sebagai fasilitator.
menarik, dan tidak memberi Melalui kunjungan ke museum,
kesempatan kepada anak didik untuk pengetahuan sejarah dibangun oleh
belajar menggali makna dari sebuah peserta didik secara aktif, sehingga
108 Rudi Salam, Efektifitas Penanaman Nilai-Nilai Kebangsaan

nilai-nilai kebangsaan dapat siswa diantara kelompok kontrol dan


ditanamkan. Melalui kunjungan ke kelompok eksperimen.
museum, penekanan utama adalah
proses pembelajaran secara aktif, Populasi
sedangkan guru sebagai fasilitator. Populasi adalah seluruh obyek
penelitian. Apabila seorang ingin
Hipotesis Penelitian meneliti semua elemen yang ada di
Hipotesis merupakan dalam wilayah penelitian, maka
kesimpulan atau perkiraan yang penelitiannya merupakan penelitian
cermat dan tajam yang dirumuskan populasi (Arikunto,1998:115). Populasi
dan untuk sementara diterima sebagai penelitian adalah keseluruhan obyek
kebenaran untuk menjelaskan penelitian yang terdiri dari manusia,
kenyataan, peristiwa kondisi yang benda-benda, hewan, tumbuh-
diamati dan untuk membimbing tumbuhan, gejala-gejala, nilai-nilai tes
penelitian lebih jauh (Komarudin, atau peristiwa sebagai sumber data
2000:81). Hipotesis yang diuji dalam yang memiliki karakteristik sendiri
penelitian ini adalah. suatu penelitian (Nawawi,1987:40).
1. Proses pembelajaran sejarah Mengenai jumlah populasi dalam
melalui penanaman nilai-nilai penelitian ini perinciannya dapat dilihat
kebangsaan melalui metode pada tabel sebagai berikut :
karyawisata efektif dalam
meningkatkan nilai-nilai
kebangsaan. Tabel 3.1. Jumlah Populasi Penelitian
2. Respon siswa terhadap proses
pembelajaran sejarah penanaman Nomor Kelas Jumlah
nilai-nilai kebangsaan melalui 1 XII IPS A 30
metode karyawisata dalam 2 XII IPS B 30
meningkatkan nilai-nilai Jumlah 60
kebangsaan tergolong tinggi. Keseluruhan
Sumber : Catatan Administrasi SMA
Metode Penelitian Negeri 14 Semarang Tahun Pelajaran
Penelitian merupakan suatu 2012/2013.
proses panjang, yang berawal dari
minat untuk mengetahui fenomena Sampel Penelitian
tertentu dan selanjutnya berkembang Penarikan sampel atau
menjadi gagasan, teori, sampling adalah bahwa kita dapat
konseptualisasi, pemilihan metode memperoleh informasi yang
penelitian yang sesuai, dan seterusnya mendalam, terperinci dan efisien dari
(Singarimbun, 1989: 12). suatu agregat atau kumpulan orang,
rumah tangga atau lembaga-lembaga,
Pendekatan Penelitian atau satuan-satuan lainnya yang
Pendekatan dalam penelitian sangat besar jumlahnya dari hanya
ini menggunakan pendekatan sebagian kecil contoh atau sampel
penelitian kuantitatif dengan metode yang dikumpulkan secara hati-hati dan
eksperimen. Pendekatan penelitian teliti (Soewarno, 1987:1).
tersebut dimaksudkan agar perolehan Pengambilan sampel ditentukan
informasi yang dilakukan dengan berdasarkan beberapa pertimbangan
eksperimen dapat dijadikan data untuk seperti masalah penelitian, metode,
menetapkan perbedaan hasil belajar disamping pertimbangan waktu dan
biaya (Sudjana, 1989:72).
JPK 3 (1) (2017): 105-111 109

Pengambilan sampel adalah bagian MD


populasi, dalam penelitian ini adalah t
 d2
siswa kelas XII IPS A sebagai sampel
penelitian. NN - 1
Apabila thitung > ttabel dapat disimpulkan
Variabel Penelitian bahwa Ha diterima yang berarti ada
Variabel adalah karakateristik peningkatan nilai kebangsaan yang
yang dapat diamati dari sesuatu signifikan.
(obyek) dan mampu memberikan Peningkatan skor rata-rata
bermacam-macam nilai atau beberapa pretes dan postes secara kualifikasi
kategori (Soewarno, 1987:51-52). dihitung menggunakan rumus gain
Variabel dalam penelitian ini adalah: 1) rata-rata ternomalisasi, yaitu
nilai-nilai kebangsaan dan 2) respon perbandingan gain rata-rata aktual
siswa terhadap pembelajaran dengan dengan gain rata-rata maksimum.
metode karyawisata di Museum Gain rata-rata aktual adalah selisih
Mandala Bakti Kodam IV Diponegoro. skor rata-rata postes terhadap skor
rata-rata pretes. Menurut Savinainen &
Teknik dan Alat Pengumpulan Data Scott (dalam Widiyanto, 2008) rumus
Dalam penelitian ini data gain ternomalisasi tersebut sering
diperoleh dengan teknik dan alat Juga disebut faktor g atau faktor Hake,
pengumpulan data yaitu dengan adalah sebagai berikut :
kuesioner. Metode ini digunakan untuk
mengumpulkan data tentang nilai
kebangsaan dan respon siswa Simbol (Spre) dan (Spost) masing-
terhadap pembelajaran. nilai-nilai masing menyatakan skor rata-rata
kebangsaan diukur menggunakan pretes dan postes setiap individu yang
kuesioner sebanyak 26 item yang dinyatakan dalam persen. Besarnya
terbagi menjadi 21 aspek. faktor-g dikategorikan sebagai berikut :
Tinggi apabila g > 0,7
Teknik Analisis Data Sedang apabila 0,3 < g < 0,7
Data hasil penelitian dianalisis Rendah apabila g < 0,3
menggunakan statistik deskriptif dan Pengujian hipotesis respon
statistik inferensial dengan uji siswa terhadap proses pembelajaran
prasyarat yaitu normalitas data. sejarah melalui studi karyawisata ke
Pengujian hipotesis yang menyatakan Musem dalam meningkatkan nilai-nilai
proses pembelajaran sejarah melalui kebangsaan tergolong tinggi
studi karyawisata ke Musem efektif digunakan uji mean atau one sample t-
dalam meningkatkan nilai-nilai test. One sample t-test digunakan
kebangsaan menggunakan paired untuk menguji apakah respon sswa
sample t-test. Adapun hipotesis yang mencapai kategori tinggi dengan batas
diuji. minimal tinggi adalah 62.50. Adapun
Ho : µ1 ≥ µ2 (rata-rata nilai hipotesis yang diuji:
kebangsaan belum mengalami Ho : µ < µo (respon siswa
peningkatan) tergolong kurang tinggi)
Ha : µ1 < µ2 (rata-rata nilai Ha : µ > µo (respon siswa
kebangsaan mengalami tergolong tinggi)
peningkatan) Rumus uji t yang digunakan adalah:
Statistik yang digunakan adalah
110 Rudi Salam, Efektifitas Penanaman Nilai-Nilai Kebangsaan

x  0 1. Perlu penyiapan awal dengan


t pembekalan bagi siswa tentang
s
kegiatan apa yang perlu dilakukan
n siswa, bentuk-bentuk penugasan
Ha diterima apabila nilai thitung > ttabel saat kunjungan ke museum.
dengan dk = n-1 dengan taraf 2. Saat kegiatan kunjungan, perlu
kesalahan 5% atau nilai signifikansi < direncanakan secara jelas tentang
0,05. tempat-tempat yang wajib
dikunjungi siswa, pertanyaan-
Simpulan pertanyaan yang perlu diajukan
Hasil penelitian dan serta laporan kegiatan yang perlu
pembahasan dapat diambil simpulan ditulis siswa.
sebagai berikut
1. Penanaman nilai-nilai Daftar Pustaka
kebanggsaan dalam proses Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur
pembelajaran melalui studi Penelitian Suatu Pendekatan
karyawisata ke Museum dilakukan Praktek. Jakarta: Rineka
dengan langkah-langkah Cipta.
pembelajaran yang terbagi dalam Daliman.1988. Peranan Pendidikan
tiga tahap. Tahap pertama Sejarah dalam Proses
pembelajaran di dalam kelas yang Sosialisasi Sikap
mendiskusikan materi terlebih Nasionalisme dalam Jurnal
dahulu dan berisi penugasan- Pendidikan no.2 tahun ke-8.
penugasan tentang kegiatan apa Yogyakarta : Puslit IKIP
yang harus dilaksanakan ketika Yogyakarta.
pembelajaran di luar kelas. Tahap Hasan, Hamid S. 2007. ‘Kurikulum
kedua adalah pembelajaran di luar Pendidikan Sejarah Berbasis
kelas yaitu berkunjung ke Museum Kompetensi’. Makalah.
Perjuangan Mandala Bhakti. Disampaikan dalam Seminar
2. Proses pembelajaran sejarah Nasional Ikatan Himpunan
melalui studi karyawisata ke Mahasiswa Sejarah Se-
Museum efektif meningkatkan nilai- Indonesia (IKAHIMSI).
nilai kebangsaan. Data empiris Universitas Negeri Semarang,
menunjukkan bahwa peningkatan Semarang, 16 April 2007.
nilai kebangsaan tergolong cukup Hamalik, Oemar.2003. Kurikulum dan
dan diuji kebermaknaannya Pembelajaran. Jakarta: Bhumi
menggunakan paired sample t-test Aksara.
diperoleh nilai p value = 0,000 < Kasmadi, Hartono. 1996. Model-Model
0,05. Dalam Pengajaran Sejarah.
3. Respon siswa terhadap Semarang: IKIP Semarang
pembelajaran sejarah melalui studi Press.
karyawisata ke Museum tergolong Nasution, Nochi. 1993. Psikologi
sangat tinggi. Pendidikan. Jakarta.
Universitas Terbuka.
Saran Nawawi, Hadari. 1987. Metodologi
Pembelajaran dengan metode Penelitian Bidang Sosial.
karyawisata berjalan sesuai dengan Yogyakarta: Gajah Mada
tujuan pembelajaran, maka disarankan University Press.
sebagai berikut.
51
JPK 3 (1) (2017): 105-111 111

Pemprov DKI Jakarta Dinas Museum


dan Pemugaran. 2001.
Petunjuk Museum.Jakarta.
Singarimbun, Masri dan Sofian
Effendi. 1989. Metode
Penelitian Survei. Jakarta:
LP3ES.
Soewarno, Bambang. 1987. Metode
Kuantitatif dalam Penelitian
Ilmu-Ilmu Sosial dan
Pendidikan. Jakarta:
Depdikbud.
Sudjana, Nana. 1989. Penelitian dan
Penilaian Pendidikan.
Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Tilaar, H.A.R. 2000. Pendidikan,
Kebudayaan, dan Masyarakat
Madani Indonesia: Strategi
Reformasi Pendidikan
Nasional. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Trianto. 2008. Model-Model
Pembelajaran Inovatif.
Jakarta: Pustaka Publiser.

Anda mungkin juga menyukai