Anda di halaman 1dari 21

PEMANFAATAN MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR

DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH


1)
Maulana Yusuf A, 2)Nurzengky Ibrahim, dan 3)Kurniawati
1,2,3)
Universitas Negeri Jakarta
Email: Arrasuly72@gmail,com

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemanfaatan museum sebagai sumber
belajar dalam pembelajaran sejarah di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Komponen-komponen yang menjadi fokus
penelitian ini, yaitu: 1) Koleksi apa saja yang ada di museum Perumusan Naskah Proklamasi
dan museum Kebangkitan Nasional yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar, 2)
Bagaimana guru memanfaatkan koleksi museum sebagai sumber belajar sejarah, dan 3) Apa
saja kendala pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan sumber sejarah museum Perumusan
Naskah Proklamasi dan museum Kebangkitan Nasional sebagai Sumber Belajar. Penelitian
ini dilakukan di SMAN 27 Jakarta, SMAN 4 Jakarta, SMAN 76 Jakarta dan SMAN 89
Jakarta. Sumber data terdiri atas informan (Kepala Museum, Pengelola Museum, Kepala
Sekolah, Guru Sejarah, Siswa [kelas XI IPS dan MIPA]), dokumen (silabus, RPP, dan
dokumen lain yang dapat mendukung penelitian ini), serta tempat dan peristiwa. Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan analisis data dokumen.
Validitas data menggunakan trianggulasi. Analisis data menggunakan analisis interaktif
dengan tiga tahapan analisis, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan yang
berinteraksi dengan pengumpulan data secara siklus.

Kata Kunci: Museum, Sumber Belajar, dan Pembelajaran Sejarah

Abstract
This aims of the research is for describes The Utilization of Museum as learning resources
for history learning in DKI Jakarta. This research uses qualitative method with descriptive
research type. The components of this research is: 1). What a collection of Museum
Perumusan Naskah Proklamasi and Museum Kebangkitan Nasional that can be used as
learning resources, 2). How teachers use museum collection as history learning resources,
3). What a problems in history learning by using history resources of Museum Perumusan
Naskah Proklamasi and Museum Kebangkitan Nasional as learning resources. The research
was conducted in SMAN 27 Jakarta, SMAN 4 Jakarta, SMAN 76 Jakarta, and SMAN 89
Jakarta. The data sources consist of informants ( Head of The Museum, Historical Resource
Management, Headmaster, Historical Teachers, Students [Class XI IPS and MIPA]),
documents (syllabus, RPP, and other documents that can support this research), as well as
places and events. Data collection techniques used interview techniques, observation, and
document analysis. Data validity using triangulation. Data analysis uses interactive analysis
with three stages of analysis, namely data reduction, data presentation, and conclusion
drawing that interact with data collection cycle.

Keywords: Museum, Learning Resources, Teaching and History

PENDAHULUAN Pasal 1, yang berbunyi: “Museum


Berdasarkan Peraturan Pemerintah didefinisikan sebagai lembaga yang
Republik Indonesia No. 66 Tahun 2015 berfungsi melindungi, mengembangkan,

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 |215


memanfaatkan koleksi, dan pembelajaran adalah proses yang dilakukan
mengkomunikasikannya kepada oleh guru dan siswa untuk menemukan
masyarakat”. Sesuai dengan Peraturan pengetahuan. (Anderson dan Krathwohl,
Pemerintah No. 66 Tahun 2015 Pasal 1, 2010: 94). Proses interaksi guru dan siswa
yang disebutkan, Museum merupakan didalam pembelajaran akan menghasilkan
sebuah institusi permanen yang perubahan melalui latihan dan pengalaman.
diperuntukkan bagi masyarakat umum dan Mengacu pada Permendiknas
berfungsi untuk mengumpulkan, merawat, Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi
dan menyajikan serta melestarikan warisan untuk satuan pendidikan dasar dan
budaya masyarakat pada masa lampau. menengah, sejarah adalah Ilmu
Dewasa ini masyarakat dan Pengetahuan yang mengkaji tentang asal-
kalangan pendidikan hanya memandang usul, peranan serta perkembangan manusia
museum sebagai tempat penyimpanan dan di masa lalu hal ini berdasarkan metode dan
pemeliharaan benda-benda bersejarah. metodologi analisis. Pengetahuan masa lalu
Banyak sekolah yang hanya memberikan tersebut memiliki nilai-nilai kearifan yang
pelajaran sejarah melalui buku atau berfungsi untuk mengembangkan
kegiatan di dalam kelas. Belajar merupakan kemampuan serta membentuk karakter,
bagian hidup manusia yang berlangsung kecerdasan dan kepribadian siswa.
seumur hidup dalam segala situasi dan Kemudian, dijelaskan bahwa mata
kondisi yang dilakukan di sekolah, pelajaran sejarah memiliki arti yang
lingkungan keluarga, dan lingkungan strategis dalam pembentukan watak, dan
masyarakat. Selain itu, Belajar adalah peradaban bangsa yang bermartabat dalam
perilaku responsive yang kuat terhadap membentuk manusia Indonesia yang
informasi baru sepanjang kehidupan memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah
manusia. (Basri Hasan, 2015: 13). air. Hal tersebut dalam diwujudkan dengan
Pemanfaatan museum sebagai melakukan kunjungan ke museum, karena
sumber belajar dapat memberikan respon museum merupakan tempat peninggalan
yang positif pada mata pelajaran sejarah, bersejarah yang dapat dijadikan sebagai
baik sejarah lokal, sejarah nasional dan sumber belajar atau Ilmu Pengetahuan.
sejarah dunia. Diantaranya yaitu Dalam pembelajaran guru dituntut
pemanfaatan museum sebagai sumber untuk memahami hakekat materi pelajaran
belajar dalam pembelajaran sejarah. Istilah yang akan diajarkan kepada siswa. Dalam
pembelajaran sangat berkaitan dengan pembelajaran sejarah guru sering
belajar. Menurut Anderson dan Krathwohl menggunakan pendekatan-pendekatan yang

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 |216


tepat dalam menjawab kebutuhan- termotivasi dan bergairah dalam belajar
kebutuhan siswa dalam mengikuti proses sejarah.
pembelajaran. Hal ini bertujuan agar siswa Melalui pembelajaran sejarah siswa
tidak merasa jenuh, malas, serta bergairah mampu mengembangkan kompetensi untuk
dalam mengikuti proses pembelajaran berpikir secara kronologis dan memiliki
sejarah. Ketertarikan siswa terhadap mata pengetahuan tentang masa lalu yang dapat
pelajaran sejarah, akan muncul karena aktif digunakan untuk memahami serta
dalam memaknai sejarah apalagi jika menjelaskan proses perkembangan dan
bersentuhan langsung dengan kenyataan perubahan pada tatanan keberagaman
terdekat, seperti penulisan sejarah lokal. budaya dan masyarakat dalam rangka
Melalui kajian sejarah siswa memperoleh menemukan dan menumbuhkan jati diri
gambaran latar belakang kehidupan bangsa di tengah-tengah kehidupan
sekarang, sehingga belajar tentang masa masyarakat dunia.
lalu memberikan pemahaman bahwa Dalam pembelajaran sejarah di
terdapat kontinuitas dengan kehidupan kelas, guru adalah sebagai faktor utama
sekarang. guna pembelajaran sejarah tidak terkesan
Pembelajaran di sekolah tidak bosan bagi siswa. Selain itu harus didukung
terlepas dari kedudukan guru sebagai juga dengan sumber-sumber sejarah agar
pengajar, karena guru merupakan peran proses pembelajaran sejarah berjalan
aktif dalam mencapai keberhasilan dengan baik. Pada awalnya, museum
pembelajaran dan kualitas pembelajaran. bermula sebagai tempat untuk menyimpan
Oleh karena itu, guru harus memiliki koleksi, seiring berkembangnya ilmu
kinerja, kompetensi serta kekreatifitasan pengetahuan dan manusia semakin
yang mendalam untuk meningkatkan membutuhkan bukti-bukti yang otentik
pembelajaran di sekolah agar mampu mengenai catatan sejarah kebudayaan.
menyampaikan pelajaran dengan baik dan Kenyataan pembelajaran sejarah di
bermakna, serta mampu memotivasi siswa. Sekolah Menengah Atas (SMA) yang
(Aman, 2011: 95). Guru sejarah dituntut berada di Jakarta, sudah berjalan dengan
untuk memiliki kemampuan dan kinerja baik dan efektif sesuai dengan tujuan
yang baik dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah yang ingin dicapai
pembelajaran sejarah. Selain itu, guru harus yaitu untuk mencerdaskan dan membentuk
memiliki kewajiban dalam memanfaatkan karakter bangsa serta memberikan nilai-
lingkungan sekitarnya, agar siswa lebih nilai moral terhadap generasi masa kini.
Kondisi ini juga didukung oleh

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 |217


kreatiftasnya guru untuk memanfaatkan di daerah Banyumas dan Purwokerto yang
museum perumusan naskah proklamasi dan tidak dapat ditangani oleh tenaga medis
museum kebangkitan nasional yang dapat pemerintahan Hindia Belanda dan
digunakan dan dipelajari sebagai sumber pengobatan-pengobatan tradisional.
sejarah. Akhirnya didirikanlah Sekolah Dasar Jawa
Museum Perumusan Naskah di Rumah Sakit Militer Weltevreden untuk
Proklamasidahulunya merupakan kediaman mendidik beberapa anak Bumiputra
Laksamana Muda Maeda yang digunakan menjadi pembantu dokter Belanda.
sebagai tempat perumusan naskah Karena dinilai mengganggu
proklamasi. Peristiwa tersebut merupakan kenyamanan rumah sakit, sehingga
salah satu rangkaian sejarah yang sangat dibangunlah sebuah gedung baru di
penting bagi Bangsa Indonesia karena samping rumah sakit militer. Gedung baru
disinilah awal berdirinya Negara Kesatuan tersebut mulai resmi digunakan dengan
Republik Indonesia. Indonesia nama STOVIA (School Tot Opleiding Van
memanfaatkan jatuhnya bom atom di kota Inlandshce Artsen) atau Sekolah
Hiroshima dan Nagasaki di Jepang untuk Kedokteran Bumiputra. Selain sebagai
memproklamasikan kemerdekaannya. tempat belajar, di gedung ini juga pernah
Selain terjadi Peristiwa Perumusan Naskah terjadi peristiwa-peristiwa bersejarah
Proklamasi, kediaman Laksamana Muda lainnya diantaranya adalah terbentuknya
Maeda ini pada tanggal 17 November 1945, organisasi-organisasi dan juga tempat
awal perjuangan mempertahankan tokoh-tokoh pergerakan menimba ilmu.
kemerdekaan Indonesia disepakati sebagai (Hadisutjipto, 2009: 15)
tempat perundingan antara pihak Indonesia Berdasarkan penjelasan di atas
dengan Belanda. Di dalam gedung tersebut maka Museum Perumusan Naskah
terdapat ruangan, mebel kuno, dan Proklamasi dan Museum Kebangkitan
aksesoris yang menggambarkan suasana Nasional sebagai sumber sejarah memiliki
serupa peristiwa perumusan naskah arti sangat penting dalam pembelajaran
proklamasi. Gedung ini telah dihuni oleh sejarah, diantaranya Pertama,
beberapa penghuni yang berbeda. meningkatkan efektifitas pembelajaran
(http://www.munasprok.or.id/#sejarah) sejarah di Sekolah Menengah Atas (SMA)
Museum Kebangkitan Nasional yang berada di Jakarta. Kedua,
merupakan cikal bakal berdirinya sekolah memudahkan guru sejarah dalam
kedokteran di Indonesia. Bermula dari menyampaikan materi pelajaran sejarah
pemberantasan berbagai penyakit menular secara bervariasi. Ketiga, dengan

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 |218


mengetahui sumber sejarah lokal, siswa Wawancara dilakukan terhadap 28
akan lebih terbentuk kesadaran dan (dua puluh delapan) informan, terdiri dari
wawasannya untuk belajar sejarah. Dan kepala museum, pengelola museum, kepala
Keempat, identitas Museum Perumusan sekolah, guru mata pelajaran sejarah, dan
Naskah Proklamasi dan Museum siswa Sekolah Menengah Atas (SMA).
Kebangkitan Nasional lebih dikenal dan Data yang digali berfokus pada kebijakan
terekspos dengan baik dalam dan implementasi program pemanfaatan
pembelajaaran sejarah. museum seperti perencanaan tujuan, materi,
metode atau strategi dan kelompok
METODE pelaksanaan, serta sarana dan prasarana
Penelitian ini Menggunakan metode dalam pelaksanaan program pemanfaatan
kualitatif dengan pendekatan deskriptif museum.
analisis. Menurut Sumanto, metode Teknik dokumentasi dilakukan
deskriptif digunakan untuk untuk menjaring, mengkaji dan menelaah
mendeskripsikan dan menginterpretasikan data-data yang berhubungan dengan
permasalahan yang ada, seperti kondisi dan dokumen tertulis berupa perencanaan dan
hubungan yang ada, pendapat yang sedang pelaksanaan pembelajaran sejarah, data
tumbuh, proses yang sedang berlangsung, keadaan peserta didik, guru, dan data
akibat atau efek yang terjadi atau skunder lainnya.
kecenderungan yang tengah berkembang Teknik analisis data yang digunakan
(Sumanto, 2014: 179) adalah model interaktif, seperti yang
Teknik pengumpulan data digagas oleh Miles dan Huberman (1992:
dilakukan dengan cara observasi atau 15-21), dengan langkah sebagai berikut:
pengamatan langsung di Museum reduksi data, penyajian data dan penarikan
Perumusan Naskah Proklamasi dan kesimpulan. Untuk memperoleh keabsahan
Museum Kebangkitan Nasional. Kemudian data dalam penelitian ini dilakukan empat
peneliti mencari informasi-informasi lisan langkah pengujian yaitu kredibilitas,
dari pihak pengelola dan masyarakat sekitar transferabilitas, dependabilitas dan
Museum Perumusan Naskah Proklamasi konfirmabilitas. Kriteria pengujian
dan Museum Kebangkitan Nasional dengan kredebilitas dilakukan dengan cara
menggunakan teknik wawancara, serta triangulasi (sumber dan teknik),
sumber tertulis seperti dokumen, arsip, pengecekan sejawat melalui diskusi, dan
majalah dan lain-lain yang berhubungan pengecekan anggota.
dengan fokus penelitian.

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 |219


HASIL PENELITIAN DAN media yang tersedia sebagai penjelasan
PEMBAHASAN suatu peristiwa. Hal ini memberikan
Pembahasan terhadap hasil kemudahan siswa dalam memahami koleksi
penelitian ini mengacu pada subfokus yang pamerkan.(Umi Hartati: 2016).
penelitian yaitu peranan guru sejarah dan Menanggapi mengenai pemanfaatan
siswa dalam memanfaatkan koleksi-koleksi koleksi museum yang berada di Museum
museum dan mengintegritaskan materi Perumusan Naskah Proklamasi Bapak Jaka
sejarah di DKI Jakarta. Perbawa menyebutkan dan menjelaskan
satu demi satu koleksi yang dipamerkan di
Koleksi Museum yang dapat Museum ini:
dimanfaatkanSebagai Sumber Belajar Pertama, Pakaian, yang memiliki
Museum merupakan tempat bentuk seperti baju mantel. Baju mantel
penyimpanan, perawatan dan pemanfaatan tersebut bermerek tuxedo, koleksi ini
koleksi-koleksi yang merupakan dipamerkan dengan tujuan untuk
peninggalan sejarah agar sejarah dan memberikan informasi kepada pengujung
budaya tetep terlindungi. Selain menjadi khususnya siswa, bahwa baju mantel ini
warisan budaya dan sejarah, koleksi-koleksi digunakan oleh Suwiryo pada saat
tersebut juga dapat dimafaatkan sebagai mendampingi Ir. Soekarno keluar negeri
sumber belajar sejarah, seperi yang pada tahun 1955-1956.
dikatakan oleh Bapak JP:(Wawancara Kedua, Buku, Salah satu Buku yang
dengan Bapak Jaka Perbawa selaku quarto di pamerkan di Museum ini mengenai
di Museum Perumusan Naskah Proklamasi tentang proses perumusan Proklamasi
pada7 Maret 2018 pukul14.10 WIB) sampai Geswi yang berisikan tentang
“…setiap museum pasti memiliki pidato proklamasi yang diucapkan oleh
koleksi benda-benda bersejarah, dan
P.J.M Presiden RI setiap tanggal 17
koleksi-koleksi yang berada di
museum dapat digunakan oleh Agustus sejak tahun 1945-1963. Buku ini
anak-anak sebagai pengetahuan
memiliki sampul yang berwarna biru tua
baru dan pelajaran baru bagi
mereka.” dan diterbitkan oleh Yayasan Prapantja
pada tahun 1963. Selain itu, ada juga buku
Selain itu, museum juga dapat
yang membahas tentang sejarah bangsa
dijadikan sebagai sumber belajar dengan
Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan
menyesuaikan materi pelajaran.
sampai penyerahan kedaulatan bulan
Penggunaan museum sebagai sumber
Desember 1949, buku tersebut merupakan
belajar disebabkan oleh kompleksitas
dokumentasi historica, sejarah dokumenter,

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 |220


pertumbuhan dan perjuangan Negara Jakarta, yang bertempat di Jalan
Republik Indonesia. Buku ini dikarang oleh Pegangsaan Timur nomor 56.
Oesman Roliby dan diterbitkan oleh Bulan Kelima, Perabotan yang dipamerkan
Bintang Djakarta pada tahun 1953. Buku di Museum ini awalnya adalah perabotan
ini memiliki sampul berwarna hijau tua. milik Laksamana Muda Maeda pada saat
Ketiga, Rekaman yang dipamerkan proses perumusan naskah proklamasi
pada Museum ini beragam jenisnya, berlangsung kemudian perabotan tersebut
diantaranya mulai dari kaset rekaman dihibahkan kepada pihak museum serta
tentang pembacaan Proklamasi yang dijadikan sebagai koleksi museum, mulai
dibacakan oleh Ir. Soekarno dan diiringi dari kursi, lemari serta meja. Contohnya
dengan instrumentali lagu wajib, piringan adalah Dresoir, dresoir ini terbuat dari kayu
hitam yang berisikan lagu Indonesia Raya dengan permukaannya seperti kayu
yang dibuat pertama kalinya oleh W.R berlapis. Bagian belakang dresoir ini
Supratman, kemudian film yang di rekam mempunyai dua kaki di bagian sudut
dalam bentuk kaset CD atau VCD, film berbentuk lurus, sedangkan bagian depan
tersebut berjudul Disini Poen Medan terdapat tiga kaki yang bagian bawahnya
Perang, film ini mengisahkan tentang berbentuk ukiran kaki burung yang sedang
perjuangan bangsa Indonesa pada masa mencengkram lima buah. Dresoir ini
penjajahan Jepang tahun 1942-1945. Serta mempunyai empat buah laci dan
bagaimana Bangsa Indonesia mengikutin dibawahnya terdapat empat pintu.
pendidikan, HEHO, PETA, ROMUSA, Kemudian ada juga kursi pengesahan yang
Belajar Menanam Kapas, Menenun, dan terbuat dari kayu jati dengan busa dan
lain-lain. dilapisi kulit berwarna coklat tua. Kursi ini
Keempat, Foto-foto yang merupakan salah satu kursi yang terletak
dipamerkan di Museum ini cukup banyak pada ruangan, waktu pengesahan naskah
salah satunya adalah foto pertemuan dan proklamasi.
perundingan pertama antara pemerintah Keenam, Koran yang dipamerkan
Indonesia dan Belanda di bawah oleh Museum Perumusan Naskah
pengawasan sekutu. Perundingan tersebut Proklamasi yaitu koran yang sudah
bertempat di markas besar inggris pada memiliki usia cukup lama. Adapun koran-
tanggal 17 November 1945. Selain itu, koran tersebut diterbitkan dari penerbit
terdapat juga foto gedung proklamasi di yang berbeda, diantaranya adalah Koran
Jalan Pegangsaan Timur. Gedung Algemeen Indisch Dagblad, Koran Asia
proklamasi ini menjadi pusat kegiatan RI di Raya, Koran Decaourant, Koran Harian

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 |221


Indonesia, Koran Hong Po, Koran terdapat juga patung asayuti melik yang
Indonesia, Koran Kung Yung Pau, Koran sedang mengetik naskah proklamasi
Sinar Pasoendan, Koran Sinpo, serta Koran bersama dengan B. M Diah yang sedang
Tjahaya. mendampinginya.
Ketujuh, Poster merupakan salah Kesepuluh,Mata Uang yang berada
satu koleksi Museum yang dipamerkan, di Museum Perumusan Naskah Proklamasi
adapun poster yang dipamerkan yaitu merupakan koleksi Museum yang
master poster Ir. Soekarno, Moh. Hatta dan dipamerkan, Museum ini memamerkan
Pangsar Jendral Soedirman. Ketiga poster Uang kertas berbentuk empat persegi
ini berbentuk seperti vinyet, dari sisi panjang dengan warna dasar putih dan
belakang terlihat mereka menggunakan motif hias berwarna merah. Pada bagian
peci, sementara dari sisi depan tidak depan terdapat tulisan “Pemerintah
menggunakan peci. Poster ini berwarna Revolusioner Republik Indonesia”
hitam putih. membayar kepada pemegang surat ini.
Kedelapan, Replika naskah tulisan Dengan nominal uang kertas tersebut 25
tangan yang terbuat dari batu marmer dan rupiah, Dan pada bagian belakang uang
berbentuk empat persegi panjang dengan kertas tersebut terdapat tulisan “PRRI”
warna putih menyerupai abu-abu. Begitu September 1959. Serta ditanda tangani oleh
juga dengan replika Naskah Proklamasi menteri keuangan dan terdapat juga nomor
hasil ketikan, yang diketik oleh Sayuti kode IR. 383366, disetiap sudut terdapat
Melik dengan mengadakan perubahan tiga angka 25, dan bertulisan Arab serta cap.
kata. Replika tersebut merupakan salah satu Kemudian ada mata uang yang berbentuk
koleksi museum yang dipamerkan untuk persegi pnjang, berbahan dasar putih
sumber belajar. dengan motif hias coklat dan hijau, bagian
Kesembilan, Patung-patung yang depan kiri terdapat tulisan “Dai Nippon
berada dipamerkan di Museum Perumusan Teikoku Seihu”Seratoes Roepiah”. Di
Naskah Proklamasi merupakan sebuah samping kanan terdapat gambar bentuk
penggambaran suasana pada proses burung garuda dan diatasnya Batara Guru,
perumusan naskah proklamasi berlangsung, sebelah kiri patung singa berdiri. Kiri dan
dari patung-patung yang dipamerkan kanan bawah terdapat angka 100 dan kode
sebagai koleksi museum diantaranya SK. Bagian belakang terdapat gambar
patung Ir. Soekarno, Bung Hatta, dan wayang (Janaka/Permadi) kiri dan kanan
Achmad Soebardjo yang sedang duduk dan terdapat angka 100. Mata uang tersebut
merumuskan naskah proklamasi, serta

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 |222


digunakan dan berlaku pada masa dijajah Sementara itu pendapat Bapak Iwan
oleh bangsa penjajah. Purwanto mengenai koleksi Museum
Ibu Elly Kusuma mengatakan Perumusan Naskah Proklamasi:
bahwa koleksinya banyak yang dapat “mengenai koleksi museum,
sebenarnya seluruh koleksi yang
digunakan oleh siswa dari benda-benda
ada di Museum Perumusan Naskah
peninggalan yang ada di Museum sampai Proklamasi dapat dimanfaatkan
sebagai sumber belajar, karena itu
informasi yang tertempel pada dinding
saya menugaskan anak-anak untuk
Museum Perumusan Naskah Proklamasi. mengunjungi Museum dengan
membuat laporan yang berbentuk
Semuanya dapat digunakan sebagai sumber
film pendek berdurasi 15 sampai 20
belajar sejarah. Ibu Elly Kusuma menit. Pada laporan tersebut saya
meminta anak-anak seperti guide
memberikan contoh koleksi museum yang
yang menjelaskan koleksi secara
dapat dimanfaatkan seperti diorama dan satu-persatu, kemudian direkam
menjadi bentuk video atau film.”
patung, koleksi tersebut bisa disaksikan
oleh peserta didik secara langsung sebagai
Seluruh siswa yang dimintai
ilustrasi atau gambaran proses
konfirmasi mengenai pernyataan tentang
dilaksanakannya perumusan naskah
koleksi Museum apa saja yang digunakan
proklamasi. Kemudian film perjuangan
sebagai sumber belajar, dari tujuh orang
bangsa Indonesia dalam memperjuangkan
siswa Kelas XI SMA Negeri 27 Jakarta
kemerdekaan, dari film tersebut setiap
yaitu AA, VR, NIR, dan MAA.
peserta didik dapat melihat perjuangan para
(Wawancara dengan siswa kelas XI SMA
pahlawan dalam merebut hak kemerdekaan
Negeri 27 Jakarta pada 2 Mei 2018 pukul
dari tangan penjajah dengan tujuan agar
10.20 WIB) Serta A, ZS, dan MS, dari
peserta didik dapat menghormati serta
SMA Negeri 4 Jakarta menyatakan bahwa
menjunjung tinggi perjuangan para
Mesin Ketik, Panel, Film, Foto dan Uang
pahlawan. Foto dan poster merupakan salah
digunakan sebagai sumber belajar. Siswa
satu dokumentasi yang dipajang pada setiap
AA, VR, NIR, MAA, ZS, MS, dan A
Museum, sudah menjadi barang pasti
mengatakan koleksi tersebut memang
bahwa foto atau poster menjadi
memiliki arti penting dalam sejarah, dan
penggambaran sebuah peristiwa pada masa
koleksi-koleksi yang dipajang memberikan
lalu. (Wawancara dengan Ibu Elly Kusuma
wawasan baru dan pelajaran yang
di SMAN 4 Jakarta pada 10 April 2018
mengesankan, karena tulisan itu ternyata
pukul 09.40 WIB)
tidak semuanya masuk dalam buku paket,
bahkan di internetpun saya cari tidak

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 |223


semuanya ada. Dari ketujuhnya pergerakan Budi Utomo. (Wawancara
membenarkan bahwa penugasan pada mata dengan Ibu Titis Kuncoro selaku educator
pelajaran sejarah yang diberikan oleh guru di Museum Kebangkitan Nasional pada 18
yaitu membuat film pendek, dan setiap April 2018 pukul09.05 WIB)
siswa harus menjelaskan seluruh koleksi Pendapat Ibu Siti Aisyah terhadap
yang berada di Museum Perumusan koleksi Museum Kebangkitan Nasional:
Proklamasi seperti guide. (Wawancara “sebenarnya koleksi di Museum ini
sangat banyak sekali, namun untuk
dengan siswa SMAN 4 Jakarta pada 16
koleksi yang baru ter-regist yaitu
April 2018 pukul 09.16 WIB) 1000 koleksi, masih ada beberapa
lagi koleksi yang belum ter-regist
Selain Museum Perumusan Naskah
karena kita bingung mau
Proklamasi yang dapat dijadikan sebagai dipamerkan dimana sedangkan
tempatnya sudah tidak cukup.
sumber belajar, Museum Kebangkitan
Selain itu, koleksinya juga banyak
Nasional juga dapat digunakan sebagai yang mirip-mirip.”
sumber belajar sejarah serta museum ini
Menanggapi mengenai pemanfaatan
memiliki banyak koleksi yang jumlahnya
koleksi museum yang berada di
tidak kalah banyak dengan Museum
Kebangkitan Nasional Ibu Titis Kuncoro
Perumusan Naskah Proklamasi. Ibu Titis
menyebutkan dan menjelaskan satu demi
Kuncoro mengatakan bahwa Museum
satu koleksi yang dipamerkan di Museum
Kebangkitan Nasional merupakan Musem
ini:
yang terbesar letak bangunannya dibanding
Pertama, uang Logam yang
Museum lainnya (Museum yang dibawah
dipamerkan ini merupakan peninggalan
pengelolaan Kementerian Pendidikan dan
bangsa Belanda / VOC yang mencetak
Kebudayaan), dan begitu juga dengan
uang logam sendiri di Dordrecht, Belanda
jumlah koleksinya. Karena koleksi
dan uang logam ini berbahan perak. Pada 1
Museum Kebangkitan Nasional sebenarnya
sisi terdapat lambing VOC dan pada sisi
terbagi menjadi 2 jenis. Pertama, koleksi
lain terdapat lambing provinsi Holland.
mengenai peralatan kedokteran atau
Uang ini hanya berlaku untuk daerah
kesehatan yang lebih dikenal dengan
dimana VOC berada. Selain itu, Pemerintah
STOVIA koleksi tersebut sebagian
Hindia Belanda juga membuat uang sendiri
dihibahkan dari Rumah Sakit Gatot Subroto
yang disebut token perkebunan dengan
dan sebagian lagi dihibahkan dari masa
satuan gulden dan cent, dengan nilai-
Museum dijadikan tempat pendidikannya
nilainya yang dikenal dengan istilah ringgit
kedokteran pada tahun 1922. Kedua,
(21/2 Gulden/Rupiah), suku (50 Sen), tali
koleksi mengenai didirikannya orangisasi

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 |224


(25 Sen), ketip atau picis (10 Sen). Kelip (5 kebangkitan nasional, ada juga patung-
Sen), dan benggol atau gobang (21/2 Sen). patung yang tidak diketahui namanya.
Kedua, lukisan yang dipamerkan ini Kelima, senjata yang dipamerkan di
mengambarkan suasana saat masuknya Museum ini merupakan peninggalan
pendidikan barat. Pada lukisan ini terlihat sejarah, senjata tersebut pernah digunakan
suasana saat murid-murid datang ke saat perang. Salah satu senjata yang
sekolah dan menimba ilmu disana. Serta dipamerkan di museum ini salah satunya
ada pula lukisan seorang dokter pelopor adalah busur panah, senjata ini digunakan
yang sedang memeriksa para pasiennya. untuk menembakkan anak panah pada saat
Ketiga, pakaian merupakan salah satu berburu atau perang. Busur panah ini
koleksi yang dipamerkan di Museum ini. berjenis long bow karena memiliki dimensi
Beberapa pakaian yang dipamerkan di yang cukup panjang hampir sama dengan
Museum ini diantaranya adalah kain jubah tinggi penggunanya. Selain busur panah,
milik Sultan Thaha S. Jubah ini memiliki ada juga senjata lainnya yaitu meriam
motif bergaris tebal yang berwarna coklat V.O.C. meriam ini pernah digunakan saat
muda dan putih tulang. Selain itu ada juga peperangan dalam menjajah Indonesia dan
Celana Laskar Wanita yang berwarna biru meriam ini merupakan senjata artileri
tua. Celana ini digunakan oleh Laskar berbentuk tabung yang dalam
Wanita Indonesia (LASWI) pada era penggunaannya memerlukan bubuk mesiu
penegakan Republik Indonesia. untuk menembakkan proyektil. Masyarakat
Keempat, patung yang di pamerkan Indonesia mengenal meriam mulai saat
di Museum ini menggambarkan tentang Portugis membawanya ke nusantara,
wajah para tokoh atau pendiri pergerakan tepatnya sejak abad ke-16.
Budi Utomo hingga para pelajar sekolah Keenam, miniatur yang dipamerkan
kedokteran. Adapun patung yang di museum ini adalah miniatur tentang
dipamerkan pada Museum ini yaitu patung kapal portugis. Pada masa kepemimpinan
dada Ir. Soekarno, Soewarno, M. Vasco da Gama, kapal ini digunakan oleh
Soelaiman, M. Soleh, Gunawan, R.Angka, bangsa Portugis dalam mencari rempah-
R Soetomo, Agus Salim, HOS Cokro rempah. Selain itu, ada juga miniatur kapal
Aminoto, Ki Hajar Dewantara, RA Kartini, pinisi. Kapal ini merupakan kapal layar
Dr. Wahidin Sudirohusodo, Satiman tradisional di Indonesia yang berasal dari
Wirjosandjojo dan Dr. Soetomo. Namun Bugis dan Makassar. Kapal ini terbuat dari
dari semua patung yang ada di museum kayu yang dirangkai tanpa menggunakan

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 |225


paku. Hingga saat ini kapal ini masih ada di dukun bayi. Peralatan tersebut digunakan
wilayah bagian Timur. pada masa penjajahan dan dihibahkan pada
Ketujuh, perabotan yang terdapat di saat museum ini dijadikan sebagai sekolah
Museum inil dahulunya merupakan kedokteran.
peninggalan dari asrama dan sekolah Kesepuluh, vandel merupakan
STOVIA, jadi tidaklah heran bila terdapat bendera organisasi yang biasa diberikan
beberapa peninggalan sejarah berupa sebagai kenang-kenangan atau peristiwa
perabotan-perabotan di museum ini. Seperti yang dianggap penting. Karena dahulunya
tempat tidur pelajar STOVIA yang Museum ini sering digunakan untuk
dahulunya dipakai pelajar STOVIA untuk perkumpulan atau pertemuan organisasi
tidur di asrama mereka. Selain itu, ada dan banyak organisasi yang berdiri
bothekan, bothekan merupakan lemari kecil digedung ini, sehingga Museum ini
berlaci yang biasa digunakan untuk memiliki beberapa vandel diantaranya
menyimpan perhiasan serta pernak pernik. vandel boedi oetomo, vandel Sarekat Islam,
Kedelapan, diorama merupakan vandel kongres wanita Indonesia, vandel
koleksi yang menggambarkan sebuah wanita taman siswa, vandel
peristiwa atau kondisi pada saat itu, muhammadiyah, vandel muslimat NU,
Diorama di Museum ini yaitu Lahirnya Vandel Jong Sumatranen Bond, dan masih
Boedi Oetomo 1908 yang terdapat di ruang banyak lagi.
memorial boedi oetomo. Diorama tersebut Kesepuluh, foto yang dipamerkan
menggambarkan keadaan saat deklarasi di Museum ini sangat banyak koleksi
perkumpulan Boedi Oetomo pada 20 mei fotonya, diantaranya sebuah foto yang
1908. Kemudian juga ada diorama RA memperlihatkan puteri-puteri jawa yang
Kartini yang sedang mengajarkan pelajaran sedang melakukan praktek memasak.
berbahasa pada para remaja. Kondisi perempuan yang terbelakang
Kesembilan, alat Kedokteran menggerakkan beberapa kalangan
(STOVIA) banyak peninggalan sejarah masyarakat untuk mendirikan sekolah
berupa alat kedokteran di Museum ini. perempuan untuk meningkatkan harkat dan
Diantaranya adalah alat pompa pernapasan, martabat mereka. Di sekolah ini perempuan
alat pencatat detak jantung, alat pembuat diajarkan keterampilan tangan dan
tablet dan meja yang digunakan untuk memasak. Kegiatan belajar di sekolah
melakukan operasi. Selain itu, ada alat perempuan ini juga lebih banyak praktek
kedokteran yang masih berhubungan dibanding teori, sehingga perempuan dapat
dengan perdukunan seperti jimat dan alat langsung menguasai pengetahuan yang

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 |226


didapat dari sekolah dan dapat langsung “Mengenai koleksi banyak yang
anak-anak dapatkan dan itu
mempraktekannya dalam kehidupan sehari-
merupakan pengetahuan yang baru
hari. Kemudian Ada lukisan wajah dari bagi mereka, diantaranya yakni
panel yang berada di dinding
tokoh-tokoh kebangkitan, seperti Dr. R.
museum, dan diorama yang terdapat
Soetomo, Kapitan Pattimura, Untung dimuseum.”
Siropati, Teuku Umar, Sisingamangaraja,
Seluruh siswa yang dimintai
Pangeran Diponegoro, Teungku Cuk Ditiro,
konfirmasi mengenai pernyataan tentang
Pangeran Antasari, Kartini, dan masih
koleksi Museum apa saja yang digunakan
banyak lagi.
sebagai sumber belajar, dari delapan orang
Ibu Sari Natallia mengatakan bahwa
siswa Kelas XI SMA Negeri 76 Jakarta
seluruh koleksi yang berada di museum
yaitu KA, AS, AW, dan SC. (Wawancara
(dipajang) semuanya dapat digunakan
dengan siswa kelas XI SMA Negeri 76
sebagai sumber belajar sejarah, karena
Jakarta pada 18 April 2018 pukul 12.35
setiap benda-benda tersebut memiliki nilai
WIB) Serta T, R, W, dan R, dari SMA
masing-masing. Seperti diorama, dengan
Negeri 89 Jakarta menyatakan bahwa
adanya koleksi tersebut siswa bisa
Diorama, Alat Kedokteran seperti alat
membanyangkan kondisi saat itu dan
pemecah kepala, Ruang Kelas dan Ruang
mengetahui tentang tokoh yang terlibat.
Asrama dapat digunakan sebagai sumber
Foto, dipamerkannya berbagai foto sebagai
belajar. Siswa KA, AS, AW, SC, T, R, W,
koleksi di Museum siswa dapat mengenal
dan R mengatakan bahwa koleksi tersebut
para tokoh yang memiliki jasa dan
memang merupakan peninggalan sejarah,
mengetahui peristiwa pada masa lalu.
dan koleksi-koleksi yang dipamerkan
Peralatan kedokteran, dengan berbagai jenis
memberikan pengetahuan dan wawasan
alat kedokteran siswa dapat melihat dan
yang baru, karena koleksi tersebut tidak ada
membandingkan antara alat tradisional
dibuku paket atau LKS. Dari delapan siswa
dengan alat yang lebih canggih yang
tersebut membenarkan bahwa penugasan
sekarang digunakan dalam dunia
pada mata pelajaran sejarah yang diberikan
kedokteran. (Wawancara dengan Ibu Sari
oleh guru yaitu membuat film pendek, dan
Natallia di SMAN 76 Jakarta pada 18 April
setiap siswa harus menjelaskan seluruh
2018 Pukul 14.05 WIB)
koleksi yang berada di Museum Perumusan
Sementara itu pendapat Ibu Eko
Proklamasi seperti guide.
Andayani mengenai koleksi Museum yang
Secara umum pemanfaatan Museum
dapat digunakan sebagai sumber belajat:
Perumusan Naskah Proklamasi dan

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 |227


Museum Kebangkitan Nasional sebagai secara material, artinya sumber belajar
sumber belajar sejarah dengan cara yang dipadukan dengan perkembangan
menugaskan siswa SMA untuk melakukan pengetahuan, sedangankan secara
pengamatan sesuai dengan tugas yang metodologi dan esensinya berhubungan
diberikan oleh guru, namun belum semua dengan pengembangan strategi
SMA Negeri yang berada di DKI Jakarta pembelajaran, baik secara teoritis maupun
memanfaatkan museum sebagai sumber praktis.
belajar sejarah karena dengan berbagai
alasan seperti regulasi sekolah yang tidak Proses Guru Memanfaatakn Koleksi
mengizinkan untuk berkunjung ke museum, Museum sebagai Sumber Belajar
lokasi museum yang tidak mudah di Sejarah
jangkau, dan kurangnya tenaga petugas Dalam menentukan materi pokok
museum ketika kedatangan tamu dengan dibutuhkan standar kompetensi (SK) dan
jumlah yang banyak. kompetensi dasar (KD) sehingga dapat
Upaya guru dalam menugaskan memanfaatkan museum beserta koleksi-
siswa berkunjung ke museum penting koleksinya sebagai sumber belajar sejarah.
untuk dilakukan, karena salah satu Pemanfaaan museum sebagai sumber
kompenen yang dilakukan merupakan belajar sejarah dapat diaplikasikan dengan
proses pembelajaran sebagai sumber melakukan kunjungan ke museum.
belajar. Pembelajaran yang telah didesain Para guru sejarah memanfaatkan
oleh guru sejarah, kemudian secara ilmiah museum sebagai sumber belajar untuk
harus diperkuat dengan mengevaluasi dan menyesuaikan standar kompetensi dengan
meninjau hasil kunjungan siswa ke melakukan kunjungan ke museum. Seperti
museum secara langsung dalam proses yang dilakukan oleh beberapa guru SMA
pembelajaran yang dilakukan oleh guru Negeri di Jakarta, salah satunya adalah Ibu
pada setiap proses pembelajaran dikelas. Eko Andayani selaku guru sejarah di SMA
Dengan demikian, makna dari Negeri 89 Jakarta. Awal pembelajaran
pengembangan proses pembelajaran lebih dimulai ibu Eko Andayani menjelaskan
realistis, tidak hanya sekedar idealisme terlebih dahulu mengenai materi seputar
pendididkan yang sulit diterapkan dalam proklamasi secara ringkas, kemudian Ibu
kehidupan. Pengembangan pembelajaran Eko Andayani menyebutkan dan
adalah bagian dari upaya meningkatkan menuliskan di whiteboard nama-nama
kualitas proses pembelajaran, baik secara tokoh yang terlibat dalam perumusan
material maupun metode dan substansinya, naskah proklamasi diantaranya Ir.

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 |228


Soekarno, Moh. Hatta, Achmad Subarjo, dan ada juga yang menjawab karena orang
selain itu ada juga golongan muda seperti tua tidak mengizinkan”. (Observasi Kelas
BM. Diah, Sayuti Malik dan adapula tokoh MIPA Kelas XI.2 di SMA Negeri 89
lain yang hadir dalam perumusan naskah Jakarta Rabu 11 April 2018 Pukul 13.10-
proklamasi berlangsung. 14.15 WIB)
Seusai penjelasan materi, kemudian Setelah Ibu Eko Andayani
Ibu Eko Andayani menyuruh siswa agar menanyakan mengenai kunjungan siswa ke
membuat kelompok terlebih dahulu dan museum dalam rangka memanfaatkan
kemudian meminta masing-masing museum sebagai sumber sejarah, Ibu Eko
kelompok untuk berkunjung ke museum, juga meminta kepada kelompok yang sudah
selain itu, Ibu Eko Andayani menugaskan mengunjungi untuk menyerahkan dan
untuk membuat catatan yang dimulai dari mempresentasikan hasil catatan kunjungan
pemberangkatan masing-masing siswa ke museum di depan kelas. Bagi kelompok
dengan menggunakan apa, sampai yang tidak mempresentasikan hasil
kunjungan di museum dengan seisi- kunjungannya, mereka diberi kesempatan
isinya.(Wawancara dengan Ibu Eko untuk bertanya serputar museum yang
Andiyani di SMA Negeri 89 Jakarta pada 5 dikunjunginya.
April 2018 Pukul 08.30 WIB). Sementara itu Ibu Elly Kusuma juga
Pada pertemuan berikutnya sebelum memberikan tugas kepada siswa kelas XI
Ibu Eko Andayani melanjutkan materi, untuk membagi siswa dalam tujuh
terlebih dahulu Ibu Eko Andayani kelompok, kelompok tersebut di bentuk
menanyakan kepada siswa “bagaimana sesuai urutan absen. Setelah pembentukan
kunjungannya anak-anak?” sebagian siswa kelompok Ibu Elly Kusuma membagi lagi
ada yang menjawab “seru bu, ternyata di kelompok tersebut dalam tema museum
museum koleksinya banyak ya bu, dan yang akan dikunjungi berbeda-beda,
museumnya nyaman” dan sebagain siswa adapun museum yang dipilih oleh Ibu Elly
ada pula yang menjawab “belum ke Kusuma adalah Museum Juang 45,
museum ibu”. Kemudian Ibu Eko Andayani Museum Kebangkitan Nasional, Museum
berjalan serta mendekati pada siswa yang Perumusan Naskah Proklamasi, dan
menjawab belum ke museum, Ibu Eko Museum Basuki Abdullah. Setiap
Andayani bertanya kepada siswa tersebut kelompok boleh memilih museum yang
“mengapa kamu belum mengunjungi diinginkan, dari hasil pemilihan tema
museum nak?” siswa pun menjawabnya museum masing-masing museum maksimal
sabtu kemarin saya ada acara keluarga bu, dikunjungi oleh dua kelompok, ada juga

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 |229


museum yang dikunjungi oleh satu yang terdapat pada silabus di KD 3.7, 3.8,
kelompok. (Wawancara dengan Ibu Elly dan 3.9 dengan menggunakan materi yang
Kusuma di SMA Negeri 4 Jakarta pada 16 ada pada buku paket dengan menggunakan
April 2018 Pukul 09.40 WIB). media Power Point. Setelah penjelasan
Seusai pembagian kelompok serta Bapak Iwan Purwanto membagikan tugas
tugas Ibu Elly Kusuma mengatakan bahwa kepada siswa, namun terlebih dahulu Bapak
guru tidak diperbolehkan oleh pidak Iwan meminta untuk masing-masing siswa
sekolah untuk mendampingi peserta didik, harap membuat kelompok yang ditentukan
kemudian siswa diperkenan untuk oleh Bapak Iwan Purwanto. Kemudian
mengunjungi museum diluar jam sekolah. Bapak Iwan Purwanto memaparkan tentang
Setibanya siswa di museum, siswa terlebih tatacara tugas yang diberikan yaitu
dahulu mengamati dan mengkhayati nilai- memanfaatkan museum sebagai sumber
nilai yang terdapat pada koleksi museum, belajar sejarah adapun caranya yaitu setiap
kemudian para siswa memulai untuk siswa atau kelompok harus mengunjungi
membuat laporan dengan cara perekaman Museum Perumusan Naskah Proklamasi,
video dan pengambilan foto koleksi- dan Bapak IP berkata bahwa guru tidak
koleksi, setelah itu siswa berusaha untuk diperbolehkan untuk mendampingi siswa
mempresentasikan atau menjelaskan dalam kunjungan ke museum, dan siswa
dihadapan kamera mengenai koleksi- diperbolehkan untuk berkunjung ke
koleksi apa saja sesuai dengan tugas museum di luar jam pelajaran berlangsung,
masing-masing anggota kelompok. serta tugas tersebut diberi waktu dalam 2
(Observasi Kelas IPS Kelas XI.2 SMA minggu. Selanjutnya setiap kelompok harap
Negeri 4 Jakarta selasa 27 Maret 2018 membuat video di museum adapun tugas
pukul09.00 WIB). ini, siswa diwajibkan membuat rekaman
Guru menggunakan museum sebagai video dengan penjelasan siswa terhadap
sumber belajar sejarah agar anak-anak lebih koleksi-koleksi museum yang dipajang
terarah mengenai materinya dan bisa seperti guide dan kemudian hasilnya
melihat langsung bagaimana kondisi di dikemas dalam bentuk film pendek dengan
museum dan diharapkan siswa bisa durasi 15-20 menit sebagai laporan tugas
mengkhayati nilai-nilai yang terkandung kelompok yang sesuai dalam kompetensi
pada museum serta dapat menggali dasar yaitu siswa menjelaskan pengertian
kekreatifitas siswa. Awal pembelajaran dan ruang lingkup sejarah. (Observasi
Bapak Iwa Purwanto menerangkan terlebih Kelas MIPA Kelas XI.2 di SMA Negeri 27
dahulu materi tentang seputar proklamasi

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 |230


Jakarta pada 22 February 2018 Pukul Jakarta pada 18 April 2018 Pukul 14.05
10.30-11.50 Wib). Wib).
Para siswa memanfaatkan waktu Tujuan museum sebagai sumber
hari berkunjung pada hari libur yaitu sabtu belajar sejarah yakni untuk menyaksikan
dan minggu, setelah seluruh kelompok usai keadaan pada saat itu yang dapat dilakukan
berkunjung masing-masing siswa dengan melakukan kunjungan ke museum.
mempersiapkan hasil rekaman tersebut Menurut Ibu Sari Natallia sebagai guru
untuk di presentasikan di depan kelas, sejarah di SMA Negeri 76 Jakarta,
masing-masing kelompok menampilkan “sebelum siswa berkunjung ke museum
hasil liputannya tentang koleksi-koleksi sebagai sumber belajar maka guru wajib
museum Perumusan Naskah Proklamasi. menerangkan materi pokok dari
Dari hasil penampilan liputan tersebut ada pembelajaran sejarah terlebih dahulu. Salah
kelompok yang menerangkannya secara satu contoh seorang guru menerangkan
terperinci dan ada juga kelompok yang proses terjadinya kemerdekaan bangsa
penjelasannya singkat, hal ini menjadi Indonesia dengan SK memahami prinsip
penilaian bagi Bapak Iwan Purwanto dasar ilmu sejarah dan KD yang
terhadap kelompok yang sangat baik hasil mendeskripsikan tentang perjalanan
laporan tugasnya. (Wawancara dengan kemerdekaan rakyat Indonesia. Setelah itu,
Bapak Iwan Purwanto di SMA Negeri 27 guru memberikan contoh tentang tokoh-
Jakarta pada 22 February 2018 Pukul 12.00 tokoh siapa saja yang terlibat dalam proses
Wib). memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Selain itu, ada juga guru yang meminta Selanjutnya, guru menunjukkan obyek
siswa untuk berkunjung ke museum. yang berupa benda dan tokoh yang
Kemudian mengemas apa yang telah dicontohkan pada waktu kegiatan belajar
mereka pahami tentang koleksi-koleksi mengajar (KBM) serta mengajak siswa
yang ada di museum dalam bentuk film untuk datang langsung ke museum untuk
pendek. Bahkan guru membuat kolaborasi melihat obyeknya dengan tujuan
antara mata pelajaran sejarah dengan berkunjung ke museum agar siswa
Bahasa Indonesia yakni membuat Drama. memahami dan mengkhayati keadaan
Drama tersebut ditandingkan antar kelas, museum yang secara tidak langsung
sebagai kelas yang memenangkannya akan menggambarkan pada peristiwa terserbut
mendapatkan nilai tambahan. (Wawancara berlangsung.”(Observasi Kelas MIPA
dengan Ibu Sari Natallia di SMA Negeri 76 Kelas XI.2 di SMA Negeri 76 Jakarta pada
18 April 2018 pukul 11.30-14.00 WIB).

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 |231


Ada beberapa hal yang perlu kualitas proses pembelajaran, baik secara
disiapkan siswa sebelum melakukan material maupun metode dan substansinya,
kunjungan ke museum, diantaranya yaitu secara material, artinya sumber belajar
observasi, investigasi, pengumpulan data, yang dipadukan dengan perkembangan
menginterpretasikan dan mengidentifikasi pengetahuan, sedangankan secara
serta mendokumentasikan dalam bentuk metodologi dan esensinya berhubungan
foto atau video. Langkah tersebut membuat dengan pengembangan strategi
siswa lebih terarah dalam melakukan pembelajaran, baik secara teoritis maupun
pengamatan. Siswa akan membuat praktis.
pemikiran-pemikiran yang akan
dikembangkan menjadi sesuatu yang baru SIMPULAN
yaitu kesimpulan. Kesimpulan tersebut Ibu kota Jakarta memiliki peran
merupakan tahap akhir yang akan disusun penting untuk bangsa Indonesia dalam
kembali oleh siswa kemudiandisajikan berbagai aspek, dimulai dari Pendidikan,
dalam bentuk film pendek yang akan Keagaaman, perekonomian, keagamaan dan
ditampilkandi depan kelas. Sejarah Indonesia itu sendiri. Karena
Upaya guru dalam menugaskan dimulai dari Jakarta bangsa Indonesia ini
siswa berkunjung ke museum penting tumbuh dan lahir menjadi Negara Kesatuan
untuk dilakukan, karena salah satu Republik Indonesia sehingga Jakarta
kompenen yang dilakukan merupakan menjadi kota yang berpotensi dalam
proses pembelajaran sebagai sumber berbagai aspek kehidupan masyarakat.
belajar. Pembelajaran yang telah didesain Peninggalan masa penjajahan bangsa
oleh guru sejarah, kemudian secara ilmiah Belanda yang menjadi bukti bahwa
harus diperkuat dengan mengevaluasi dan Indonesia lahir dari Jakarta dapat ditelusuri
meninjau hasil kunjungan siswa ke melalui keberadaan museum serta benda-
museum secara langsung dalam proses benda peninggalan yang tersebar di Jakarta,
pembelajaran yang dilakukan oleh guru seperti Museum Sunda Kelapa dibangun
pada setiap proses pembelajaran dikelas. oleh VOC yang menjadi pusat tempat
Dengan demikian, makna dari beraktifitasnya perekonomian bangsa
pengembangan proses pembelajaran lebih Indonesia, Museum Fatahillah dan Museum
realistis, tidak hanya sekedar idealisme Bank Indonesia.
pendididkan yang sulit diterapkan dalam Selain itu, adapula peninggalan
kehidupan. Pengembangan pembelajaran lahirnya sejarah bangsa Indonesia seperti,
adalah bagian dari upaya meningkatkan Museum Kebangkitan Nasional, Museum

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 |232


Sumpah Pemuda dan Museum Perumusan yang memiliki keterkaitan dengan objek
Naskah Proklamasi. Objek peninggalan peninggalan sejarah.
sejarah yang terdapat di Kota Jakarta pada Kegiatan pembelajaran sejarah yang
umumnya masih berdiri kokoh dan bentuk dilakukan oleh guru dalam memanfaatkan
bangunannya yang masih asli. Hampir peninggalan sejarah, dilaksanakan secara
seluruh peninggalan sejarah yang berada di langsung dengan mengunjungi objek
kota Jakarta masih terawat serta dikelola peninggalan sejarah. Pertama, siswa
oleh pemerintah daerah dan Kementerian dibentuk dalam beberapa kelompok dan
Pendidikan dan Kebudayaan. kemudian digerahkan untuk mengunjungi
Pada konten pembelajaran sejarah museum dalam memanfaatkan peninggalan
yang telah dilaksanakan oleh guru dengan sejarah secara langsung, setiap siswa yang
memanfaatkan peninggalan sejarah sebagai berkunjung ke Museum diwajibkan untuk
sumber belajar, sudah dilakukan secara memberikan penjelasan mengenai benda-
maksimal. Karena guru telah memahami benda yang terdapat pada museum tersebut
tentang kurikulum yang digunakan serta dihadapan kamera yang kemudian dibuat
menjadi acuan dalam merancang dan sebagai film pendek. Kedua, setelah seluruh
mendesain perangkat pembelajaran seperti, kelompok usai dalam membuat film
Silabus dan RPP. Dalam perancangan pendek, setiap kelompok diwajibkan untuk
sebuah perangkat pembelajaran setidaknya menampilkan dan mempresentasikan di
guru dituntut memahami apa yang dalam kelas mengenai film pendek tersebut.
direncanakannya misalnya memilih metode Pada aspek lain, upaya pengelolaan
pembelajaran dan strategi pembelajaran dalam pelestarian peninggalan sejarah yang
yang sesuai dengan materi yang ditentukan. berada di Kota Jakarta sudah dilakukan
Oleh sebab itu proses pembelajaran secara professional. Misalnya pada
dengan memanfaatkan peninggalan sejarah pelaksanaan teknis
dilakukan oleh guru dalam menjelaskan administrasi/perkantoran dan lapangan di
materi-materi yang memiliki korelasi Museum Kebangkitan Nasional dan
dengan peninggalan sejarah yang berada di Museum Perumusan Naskah Proklamasi,
Jakarta. Seperti, Museum Kebangkitan petugas yang di tempatkan sudah sesuai
Nasional dan Museum Perumusan Naskah SOP (Standard Operating Procedures)
Proklamasi. Pada prosesnya guru hanya masing-masing. Sehingga setiap
mengandalkan metode ceramah dan peninggalan sejarah yang berada di Kota
kemudian menjelaskan materi kepada Jakarta memiliki fasilitas yang modern baik
siswa-siswi tentang peristiwa-peristiwa

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 |233


dari sisi perawatannya maupun sosial atau internet. Selain itu, museum
pengamanan. memanfaatkan momentum acara tahunan
Selain itu, masih ada beberapa yang diselenggarakan setiap bulan Mei
kelemahan pada peran pengelola yaitu yakni memperingati Kebangkitan Nasional,
penempatan ruangan yang digunakan dan setiap bulan Agustus dengan
sebagai kantor dalam Museum Kebangkitan memperingati 17 Agustus sebagai
Nasional, setidaknya ada pertimbangan kemerdekaannya bangsa Indonesia.
yang harus dilakukan kerena melihat Event tahunan inilah yang
ruangan perkantoran pegawai museum dimanfaatkan oleh berbagai kalangan
yang terletak bersebelahan dengan ruang terutama pihak pengelola museum dengan
koleksi, dimana para pengunjung yang mengadakan acara seminar nasional dan
datang baik pelajar maupun umum festival untuk menampilkan foto-foto
merasakan tidak nyaman dalam (dokumentasi) tentang tokoh-tokoh yang
kunjungannya jika ada ruangan perkantoran berperan penting dalam menyongsong
berada disamping ruang koleksi akibatnya bangsa Indonesia. Upaya yang dilakukan
museum menjadi terkesan berantakan dan oleh pengelola dalam mensosialisasikan
pihak pengelola belum mampu menata Museum kepada masyarakat setempat
museum sebagaimana mestinya. sudah secara maksimal. Hal ini terbukti
Pertimbangan tersebut, sekiranya bisa dengan suksesnya berbagai acara yang
menjadi catatan bagi pengelola untuk diselenggaarakan oleh pihak pengelola
menata museum agar masyarakat yang museum. Misalnya dalam pelaksanaan
berkunjung nyaman dan tidak merasa napak tilas yang dihadiri oleh seluruh
berantakan. peserta baik dari kalangan pelajar hingga
Sosialisasi yang telah dilakukan kalangan pemerhati budaya, Acara ini
oleh pengelola museum, sebagian besar dilaksanakan di Museum Perumusan
museum memanfaatkan sekolah-sekolah Naskah Proklamasi dan berjalan kaki
yang berada di JABODETABEK dan di menuju jalan Penggangsaan Timur no.57
luar wilayah Jakarta, dengan mendatangi yang dahulunya tempat ini merupakan
sekolah dan menjemput para siswa dan rumah Ir. Soekarno Hatta sekaligus tempat
siswi agar mengunjungi museum. bersejarah bagi bangsa Indonesia.
Kemudian museum juga mengadakan
perlombaan-perlombaan untuk kalangan
pelajar seperti karya tulis ilmiah, puisi dan
seminar yang disebarkan melalui media

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 |234


DAFTAR PUSTAKA

Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Anderson, Lorin W. Dan David R. Krathwohl. 2010. Kerangka Landasan Untuk


Pembelajaran. Pengajaran, dan Assesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Basri, Hasan. 2015. Paradigma Baru Sistem Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia.

Hadisutjipto. 2009. Gedung Stovia Sebagai Cagar Sejarah. Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata: Direktorat Jendral Sejarah dan Purbakala Museum Kebangkitan Nasional.

Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. 2014. Analisis Data Kualitatif “Buku Sumber
Tentang Metode-Metode Baru”. Jakarta: UI Press.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 66 Tahun 2015 Tentang Museum

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi yang
tercantum dalam lampiran-lampiran

Sumanto. 2014. Teori dan Aplikasi Metode Penelitian. Jakarta: Center of Academic
Publishing Service.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 2, Desember 2018 |235

Anda mungkin juga menyukai