Anda di halaman 1dari 8

HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, 1(2), 177-184. DOI: https://doi.org/10.17509/historia.v1i2.

10711

NILAI MORAL DALAM BUKU TEKS PELAJARAN SEJARAH


(ANALISIS TERHADAP BUKU TEKS SEJARAH INDONESIA KELAS X)
Yeni Ratmelia
SMK Pasundan 3 Bandung
yeniratmelia794@gmail.com
Abstract: This article analyzes the moral values contained in the textbooks of compulsory history in class X. Historiography
comes from the Latin history, historia, which means history, evidence, wisdom and graaf. While the literal sense
of historiography is the writing of history. However, as a science, historiography is part of the science of history
that studies the results of writing or historical work from generation to generation, from time to time. In foreign
literature, textbooks are termed textbooks. Textbooks are instructional media (instructional) that dominant role
in class; media delivery of curriculum materials; and the central part of an educational system. the formation of
character or character of the child can be done through three frameworks, namely the concept of moral (moral
knowing), moral attitude (moral feeling), and moral behavior (moral behavior). Thus, the result of the formation
of a child’s character attitude can be seen from three aspects, namely moral concepts, moral attitudes, and moral
behavior. In analyzing this discourse using qualitative methods is considered appropriate to be used as the basis
of research for a researcher.

Abstrak: Artikel ini menganalisi mengenai nilai moral yang terkandung dalam buku teks pelajaran sejarah wajib
pada kelas X. Historiografi berasal dari bahasa latin history, historia, yang berarti sejarah, bukti, bijaksana
dan graaf. Sedangkan pengertian harfiah dari historiografi adalah tulisan tentang sejarah. Namun, sebagai
sebuah ilmu, historiografi merupakan bagian dari ilmu sejarah yang mempelajari hasil-hasil dari tulisan
atau karya sejarah dari generasi ke generasi, dari jaman ke jaman. Dalam berbagai literatur asing, buku
pelajaran diistilahkan dengan textbook. Buku pelajaran adalah media pembelajaran (instruksional) yang
dominan peranannya di kelas; media penyampaian materi kurikulum; dan bagian sentral dalam suatu sistem
pendidikan. pembentukan karakter atau watak anak dapat dilakukan melalui tiga kerangka pikir, yaitu
konsep moral (moral knowing), sikap moral (moral feeling), dan perilaku moral (moral behavior). Dengan
demikian, hasil pembentukan sikap karakter anak pun dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu konsep moral,
sikap moral, dan perilaku moral. Dalam menganalisis wacana ini menggunakan metode kualitatif dipandang
tepat untuk dijadikan dasar penelitian bagi seorang peneliti.

Kata Kunci: Nilai, Moral, Historiografi, Buku Teks Pelajaran Sejarah

PENDAHULUAN memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan


Kemajuan sebuah negara memiliki korelasi yang batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak.
cukup erat dengan tingkat kemajuan pendidikannya. Pada era globalisasi ini, pendidikan sangat berperan
Indonesia sebagai sebuah negara belum secara dalam mengantarkan sumber daya manusia yang
serius menggarap sektor pendidikan sehingga tangguh, berkualitas, dan mempunyai daya saing
pendidikan di Indonesia belum mampu menjadi yang kreatif serta produktif dalam menghadapi
tulang punggung bagi perubahan pemikiran peserta pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
didik khususnya dan mayarakat pada umumnya. teknologi. Pendidikan tidak hanya ditujukan untuk
Aktivitas pembelajaran yang masih mengandalkan menghasilkan pribadi yang cerdas dan terampil
pendekatan tekstual merupakan faktor utama yang saja, tetapi juga pribadi yang berbudi pekerti luhur
menjadi pokok permasalahan pendidikan. (berkarakter).
Pendidikan memegang peranan yang penting Kurikulum 2013 memiliki karakteristik
dalam kehidupan bangsa. Semakin baik mutu kurikulum yang menggunakan berbagai filsafat
pendidikan di suatu negara, semakin berkualitas pendidikan serta mengikuti perkembangan zaman
pula sumber daya manusianya. Ki Hajar Dewantoro saat ini yang telah memasuki era globalisasi. Ciri
dalam Munib (2009: 1) menyatakan bahwa khas dari kurikulum ini adalah menggunakan
pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk pendekatan pembelajaran saintifik/ilmiah dengan
HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, p-issn:2620-4789 | e-issn:2615-7993
177
Yeni Ratmelia
Nilai Moral dalam Buku Teks Pelajaran Sejarah (Analisis Terhadap Buku Teks Sejarah Indonesia Kelas X)

lima komponennya yaitu, mengamati, menanya, historiografi yang diperuntukkan bagi pendidikan
mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, adalah penulisan buku teks.
dan mencipta. Hal ini berdasarkan Permendikbud
No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Buku Teks
Dasar dan Menengah telah mengisyaratkan tentang Buku teks atau sering disebut juga buku
perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan cetak, buku ajar, buku materi, buku paket atau
kaidah-kaidah pendekatan scientific/ilmiah. buku panduan belajar adalah salah satu sumber
Hal ini sesuai dengan yang dirumuskan dalam pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru
kurikulum 2013 yang bertujuan untuk menyiapkan maupun peserta didik. Buku teks adalah semua
manusia Indonesia agar memiliki kemampuan buku yang digunakan sebagai dasar atau bagian
sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, dari fokus pembelajaran, ditulis secara khusus dan
produktif, kreatif, inovatif, dan efektif serta mampu berisi pengetahuan – pengetahuan yang terpilih dan
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, sistematis. Setiap topiknya dipilih dengan tujuan
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Dalam keutuhan dan ketertarikan topik yang satu dengan
rangka mewujudkan tersebut, maka kurikulum topik lainnya. Buku ini dibuat sederhana sesuai
2013 difokuskan pada pembentukan kompetensi dengan tingkat peserta didik, dan penuh dengan
dan karakter peserta didik berupa paduan sikap, aneka ragam perlengkapan belajar – mengajar
pengetahuan dan ketrampilan untuk memenuhi fungsi belajar yang diinginkan.
Topiknya mengandung unsur pedagogi beserta
Historiografi semua implikasinya dalam jumlah yang besar,
Sejarah bukan semata-mata rangkaian fakta seperti perlengkapan untuk praktik, aplikasinya,
belaka, tetapi sejarah adalah sebuah cerita. Cerita motivasi, dan kecintaan akan belajar, sehingga
yang dimaksud adalah penghubungan antara buku teks sering disebut “guru dalam bentuk buku”
kenyataan yang sudah menjadi kenyataan peristiwa (Kochhar, 2008: 161).
dengan suatu pengertian bulat dalam jiwa manusia Buku cetak pada dasarnya menjadi bagian
atau pemberian tafsiran /interpretasi kepada yang tidak bisa dipisahkan dari sistem pendidikan
kejadian tersebut (R. Moh. Ali, 2005: 37). Dengan manapun saat ini. Bahkan di negara – negara yang
kata lain penulisan sejarah merupakan representasi paling maju, dimana sarana dan teknik belajar –
kesadaran penulis sejarah dalam masanya ( Sartono mengajar yang beraneka ragam tersedia di kelas
Kartodirdjo, 1982: XIV ). Secara umum dalam – kelas, buku teks masih menduduki tempat yang
metode sejarah, penulisan sejarah (historiografi) terhormat. Khusus untuk pelajaran sejarah, buku
merupakan fase atau langkah akhir dari beberapa teks menjadi alat bantu yang dianggap sangat
fase yang biasanya harus dilakukan oleh peneliti diperlukan oleh semua metode pembelajaran
sejarah. Penulisan sejarah (historiografi) merupakan sejarah. Hunt menyatakan “ Dalam setiap tugas
cara penulisan, pemaparan, atau pelaporan hasil sekolah, buku teks selalu berada di tempat kedua
penelitian sejarah yang telah dilakukan (Dudung setelah guru, alat bantu serta pendukung utama para
Abdurrahman,1999:67). peserta didik….Buku cetak yang dipilih dengan baik
Dengan terciptanya beberapa formula selalu bisa menjadi pelengkap yang berguna bagi
metodologis, sejarah akhirnya menjadi lebih para guru dan jaminan bagi para murid” (Kochhar,
dari sekedar cerita masa lalu, namun suatu 2008: 163)
pengungkapan kebenaran pengetahuan tentang Dalam perkembangannya buku teks tidak lagi
masa lalu yang dapat dipertanggungjawabkan secara diterbitkan oleh pemerintah, melainkan oleh pihak
ilmiah. Dengan demikian, sejarah dapat memasuki swasta. Dalam kaitan ini, pemerintah hanya diberi
wilayah epistemologi sebagai suatu disiplin ilmu, wewenang untuk pengadaan buku teks, bukan
sekaligus merupakan awal bagi historiografi untuk penggandaannya. Selanjutnnya pemerintah
memasuki periode modern. Salah satu contoh dari menetapkan standar tertentu yang harus dipenuhi

HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, p-issn:2620-4789 | e-issn:2615-7993


178
HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, 1(2), 177-184. DOI: https://doi.org/10.17509/historia.v1i2.10711

oleh setiap penerbitan buku yang akan digunakan pelajaran tertentu, diterbitkan secara resmi dan
oleh satuan pendidikan. Dalam hal ini standar disebarluaskan, artinya buku tersebut haruslah ber-
tersebut ditetapkan dan dikeluarkan oleh Badan ISBN.
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) berdasarkan Buku teks merupakan salah satu alat pendukung
PP Nomor 19 tahun 2005 pasal 43 yang kemudian yang dapat digunakan guru untuk menyampaikan
diperbaharui menjadi Peraturan Pemerintah materi. Kedudukan buku teks ini tentulah sangat
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional penting di dalam proses KBM. Dapat dikatakan
Pendidikan, Pasal 1 Ayat 23 yaitu Buku Teks bahwa buku teks merupakan turunan terkecil
Pelajaran adalah sumber Pembelajaran utama untuk dari kurikulum karena isi dalam buku teks telah
mencapai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti. ditentukan di dalam kurikulum namun sifatnya
Buku teks pelajaran merupakan buku acuan wajib tidak kaku. Namun faktanya di lapangan ternyata
untuk digunakan di sekolah yang memuat materi terdapat berbagai permasalahan yang terjadi di
pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan lapangan. Problematika buku teks ini merupakan
dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, salah satu dari permasalahan dalam pembelajaran
kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan sejarah.
teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, Said Hamid Hasan di dalam Jurnal Historia
potensi fisik dan kesehatan yang disusun yang terbit pada tahun 2000 dengan judul
berdasarkan Standar Nasional Pendidikan. Buku Kurikulum dan Buku Teks Sejarah, beliau meninjau
teks disusun dengan alur dan logika sesuai dengan permasalahan buku teks dari tujuan pendidikan
rencana pembelajaran. Buku teks disusun sesuai sejarah yang belum terealisasikan. Pertama, dapat
kebutuhan belajar siswa atau mahasiswa. Buku teks membawa peserta didik untuk berpikir kritis,
disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran atau logis, dan rasional. Kedua, dapat memahami jati
kompetensi tertentu diri dan mencintai bangsanya. Ketiga, mampu
Penulisan buku ajar harus mengacu kepada menggali dan menarik pengalaman di masa lalu
kurikulum dan harus tercermin adanya bahan yang untuk kepentingan kekinian dan yang akan datang.
tingkat kedalaman dan keluasannya berbeda antara Selain itu menurutnya permasalahan mendasar dari
kelas X dengan kelas XI. Bahan di kelas XI relatif buku teks pelajaran sejarah di sekolah adalah buku
lebih luas, lebih dalam dari bahan yang diberikan tersebut berisikan peristiwa sejarah sama seperti
di kelas X, bukan sebaliknya (Sudjana, 1995: 6). yang ada di kurikulum, maksudnya buku teks sejarah
Buku teks disusun sesuai dengan kebutuhan pelajar. hanya berisi muatan fakta seperti angka tahun,
Pertama kebutuhan akan pengetahuan, misalnya nama pelaku, tempat kejadian, jalannya peristiwa
tentang ilmu alam, kepada siswa SD kebutuhannya yang digambarkan secara kering. Menurutnya,
hanya sampai tingkatan mengetahui. Tetapi pada buku teks yang memiliki keunggulan akan mampu
tingkat SMA/SMK sudah harus mampu memahami, menerjemahkan visi, pesan dan pemikiran dasar
bahkan mungkin sampai aplikasi. Di tingkat ini kurikulum.
dibutuhkan latihan dan pendampingan. Ketiga Tulisan kedua yang cukup menarik mengenai
adalah kebutuhan umpan balik terhadap apa yang analisis buku teks sejarah yang dikaji oleh Prof. Dr.
disampaikan kepada siswa. Helius Sjamsuddin, MA yang berjudul Penulisan
Untuk menyempurnakan pengertian tentang Buku teks Sejarah: Kriteria dan Permasalahannya,
buku teks yang dimaksudkan dengan Kepmen yang juga dimuat oleh jurnal yang sama dan tahun yang
No: 36/D/O/2001, Pasal 5, ayat 9 (a); “Buku ajar sama. Menurutnya buku teks sejarah akan menarik
adalah buku pegangan untuk suatu mata kuliah jika enam faktor diperhatikan dalam penulisan buku
yang ditulis dan disusun oleh pakar bidang terkait teks sejarah yaitu, substansi faktualnya harus benar-
dan memenuhi kaidah buku teks serta diterbitkan benar dipertanggungjawabkan secara akademik,
secara resmi dan disebarluaskan”. Kata kuncinya penafsiran selain harus sistematis juga harus logis
adalah buku teks disusun sesuai dengan mata dan sistematis memperhatikan visi kebijakan

HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, p-issn:2620-4789 | e-issn:2615-7993


179
Yeni Ratmelia
Nilai Moral dalam Buku Teks Pelajaran Sejarah (Analisis Terhadap Buku Teks Sejarah Indonesia Kelas X)

pendidikan, penyajian dan retorika harus sesuai the standards by which particular action are judged
dengan jenjang usia peserta didik, pengenalan good or desireable”. Yang artinya “… prinsip-prinsip
konsep-konsep sejarah perlu meggunakan dan keyakinan dasar yang menjadi bimbingan atau
pendekatan spiral, secara teknis-konseptual arahan untuk perilaku; standard atau ukuran yang
penulisan buku teks mengikuti kurikulum yang dijadikan ukuran baik atau diharapkan dilakukan
berlaku, kelengkapan ilustrasi, gambar, foto, untuk tindakan tertentu.
peta-peta sejarah dalam setting dan layout yang Selain itu Rokeach (1973) pada tulisan Prof.
informatif dan atraktif. Dr. Rochiati Wiriaatmadja, MA., mendefinisikan
Dari kedua tulisan tersebut jelaslah bahwa nilai atau value sebagai “… an enduring belief that
penulisan buku teks pelajaran Sejarah sangat a particular mode of conduct (such as being honest,
berhubungan dengan kurikulum. Seperti yang courageous, loving, obedient, etc.), or a state of
dipaparkan oleh Hasan (2000: 13) sebagai wahana existence (peace, equality, pleasure, happines) is
pendidikan, kurikulum sejarah memang sudah personally and socially desireable. Value judgements
seharusnya memperhitungkan perkembangan are statements that rate things in terms of their worth,
kehidupan masyarakat dan bangsa di masa sekarang implying or derived from more general values. Yang
dan masa mendatang mengingat apa yang diperoleh artinya, penilaian tentang nilai adalah pernyataan
peserta didik di sekolah dalam pendidikan sejarah yang menilai isinya yang bermakna, yang ditarik
masa kini akan digunakan dan dijadikan bagian dari nilai-nilai yang umum.
dari kehidupan mereka di masa mendatang. Selain
itu, tujuan pembelajaran sejarah yang termaktub di 2. Moral
dalam kurikulum menjadi landasan penting. Secara etimologis istilah moral berasal dari
bahasa latin “mos” (Moris), yang berarti adat,
Nilai Dan Moral kebiasaan, peraturan, nilai-nilai atau tata cara
1. Nilai kehidupan. Dewasa ini orang cenderung untuk
Nilai adalah sesuatu yang berharga baik menurut memakai moralitas atau moral untuk menunjukkan
standar logika (benar atau salah), estetika (baik atau tingkah laku itu sendiri. Dapat dikatakan
buruk), etika ( adil atau tidak adil), agama (dosa atau moraladalah ukuran baik buruk seseorang, baik
tidak) serta menjadi acuan sistem atas keyakinan sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat,
diri dalam kehidupan. Maka nilai disini merupakan dan warga negara. Selain itu moral juga memiliki
sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan dua pengertian yaitu :
kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu 1. Serangkaian tentang nilai tentang baik buruk
bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna yang diterima umum mengenai perbuatan,
bagi kehidupan manusia. Artinya bahwa dalam sikap, kewajiban, akhlak, budi pekerti dan
kehidupan sebagai acuan atau pedoman dalam susila.
bertindak. Dapat dikatakan bahwa nilai adalah 2. Kondisi mental yang membuat orang tetap
prinsip yang menjadi acuan dalam bertingkah laku berani, bersemangat, bergairah dan berdisiplin
atau bahkan berfikir. sebagaimana terungkap dalam perbuatan (Nata,
Merujuk pula pendapat dari Said Hamid 2003: 90).
Hasan (2012: iv) bahwa hal yang berkenaan sejarah Kemudian menurut C Asri Budiningsih (2004:
dalam kaitan dengan pendidikan adalah nilai. Nilai 24) mengartikan moral yang dikutip dari pendapat
merupakan ukuran untuk menilai baik dan buruk Franz Magnis Soeseno, moral selalu mengacu pada
atau positif dan negatif, menyangkut tindakan, baik buruknya manusia sebagai manusia sehingga
pendapat atau hasil kerja. Menurut Halstead & bidang moral adalah bidang kehidupan manusia
Taylor (2000:169) dalam Gibert, Ed., (2004:95) pada dilihat dari segi kebaikan manusia. Definisi lain
tulisan Prof. Dr. Rochiati Wiriaatmadja, MA., nilai dikemukakan oleh Piaget, L Kohlberg, B Graham
atau value adalah “… principles and fundamental dan Barbara Leers dalam Ahmad Kosasih Djahiri
convictions which act as general guides to behavior, (1986: 76) yang menyatakan bahwa moral adalah

HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, p-issn:2620-4789 | e-issn:2615-7993


180
HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, 1(2), 177-184. DOI: https://doi.org/10.17509/historia.v1i2.10711

segala hal yang menyangkut, membatasi, dan dan Taylor dalam Mulyana, 2015: 3). Salah satu
menentukan serta harus dianut, dijalankan, karena ciri dari pendekatan kualitatif adalah bersifat
hal tersebut dianut, diyakini, dilaksanakan, atau naturalistik (Lincoln dan Guba dalam Mulyana,
diharapkan dalam kehidupan dimana kita berada. 2015: 3). Sehingga dalam penelitian ini peneliti
Moral ada di dalam kehidupan serta menuntut hanya memberikan deskripsi atau gambaran tentang
dianut, diyakini, akan menjadi moralitas sendiri. narasi yang ada dalam buku teks sejarah.
Manusia menurut kodratnya selain dikaruniai Metodologi penelitian yang digunakan
akal juga dikaruniai hawa nafsu. Selain itu apda dalam penelitian ini adalah metode analisis isi
dasarnya manusia itu “kosong” menerima segala (content analysis). Menurut Mulyana (2013: 3)
bentuk tingkah laku, oleh karena itu pendidikan metode analisis isi adalah suatu metode untuk
moral sangat penting. Pendidikan moral adalah mengumpulkan dan menganalisis muatan dari suatu
pendidikan untuk menjadikan anak manusia teks. Dalam penelitian ini yang dimaksud analisis
bermoral baik dan manusiawi. Tanpa pendidikan teks adalah narasi sejarah yang terdapat dalam
moral, akhlak terpuji dan mulia tidak akan menjadi buku teks pelajaran Sejarah Indonesia wajib kelas
bagian yang menyatu dengan kepribadaian seseorang Xyang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan
dan manusia akan terbiasa dengan moral yang tercela dan Kebudayaan yang berdasarkan pada Kurikulum
karena hanya dilandasi nafsu. Ada beberapa pakar 2013. Alasan penggunaan buku ini karena buku ini
yang mengembangkan pembelajaran nilai moral, merupakan tafsir resmi sejarah yang diterbitkan
dengan tujuan membentuk watak atau karakterstik oleh pemerintah. Sehingga penulis dapat melihat
anak. Pakar-pakar tersebut di antaranya Newman, apakah buku tersebut memiliki relevansi dengan
Simon, Howe, dan Lickona. Dari beberapa pakar misi dan tujuan pendidikan yang tercantum dalam
tersebut, pendapat Lickona-lah yang lebih cocok Kurikulum 2013.
diterapkan untuk membentuk watak/karakter anak.
Pandangan Lickona (1992) tersebut dikenal PEMBAHASAN
dengan educating for character atau pendidikan Analisis penulisan buku teks sejarah, selain
karakter/watak untuk membangun karakter atau berdasarkan keilmuan dan berbahasa, harus pula
watak anak. Dalam hal ini, Lickona mengacu pada didasarkan atas kesesuaiannya dengan materi yang
pemikiran filosof Michael Novak yang berpendapat dikembangkan serta manfaanya bagi kehidupan
bahwa watak atau karakter seseorang dibentuk siswa. Cara pandang ini dapat membantu penulis
melalui tiga aspek yaitu, moral knowing, moral dalam tahapan menentukan kompetensi dasar yang
feeling, dan moral behavior, yang mana satu sama tepat untuk siswa Berikut contoh yang penulis akan
lain saling berhubungan dan terkait. Lickona kaji adalah buku pembelajaran Sejarah pada jenjang
menggarisbawahi pemikiran Novak. Ia berpendapat SMA kelas X Adapun identitas buku tersebut adalah
bahwa pembentukan karakter atau watak anak dapat sebagai berikut:
dilakukan melalui tiga kerangka pikir, yaitu konsep Judul : Sejarah Indonesia
moral (moral knowing), sikap moral (moral feeling), Penerbit : Kementrian Pendidikan dan
dan perilaku moral (moral behavior). Dengan Kebudayaan
demikian, hasil pembentukan sikap karakter anak Tahun terbit : 2013
pun dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu konsep Jumlah halaman : 216 hlm
moral, sikap moral, dan perilaku moral. Kurikulum : Kurikulum 2013
Kelas : 10 SMA/SMK
Metode
Penelitian ini dikategorikan ke dalam penelitian Pada bab II buku ini yakni pedagang, penguasa
dengan menggunakan pendekatan kualitatif. dan pujangga pada Masa Klasik (Hindu dan Budha),
Penelitian kualitatif adalah suatu prosedur penelitian membahas mengenai karakteristik kehidupan
yang menghasilkan data deskriptif berupa tulisan masyarakat, pemerintahan, dan kebudayaan pada
dan perilaku orang-orang yang diamati (Bogdan masa kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Indonesia

HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, p-issn:2620-4789 | e-issn:2615-7993


181
Yeni Ratmelia
Nilai Moral dalam Buku Teks Pelajaran Sejarah (Analisis Terhadap Buku Teks Sejarah Indonesia Kelas X)

serta menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih pundi-pundi di tengah jalan. Ternyata sampai
berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia waktu yang lama tidak ada yang mengusik
masa kini. pundi-pundi itu. Akan tetapi, pada suatu
Terkait dengan pembangunan karakter siswa, hari ada anggota keluarga istana yang sedang
pada awal bab ini penulis menggambarkan bahwa jalanjalan, menyentuh kantong pundi-pundi
sejak dahulu masyarakat Indonesia memiliki dengan kakinya Hal ini diketahui Ratu Sima.
karakter yang patut di jadikan pedoman bagi siswa, Anggota keluarga istana itu dinilai salah dan
seperti religius, cinta damai dan toleransi. Hal ini harus diberi hukuman mati. Akan tetapi atas
tergambar dari tulisan Tulisan Taufik Abdullah yang usul persidangan para menteri, hukuman itu
dikutip oleh penulis, yaitu: diperingan dengan hukuman potong kaki. Kisah
“Masa Hindu-Buddha berlangsung selama ini menunjukkan, begitu tegas dan adilnya Ratu
kurang lebih 12 abad. Pembabakan masa Sima. Ia tidak membedakan antara rakyat dan
Hindu-Buddha terbagi menjadi tiga, yaitu anggota kerabatnya sendiri… Kepemimpinan
periode pertumbuhan, perkembangan, dan raja yang adil, menjadikan rakyat hidup teratur,
keruntuhan. Pada abad ke-16 agama Islam aman,dan tenteram.” (Sejarah Indonesia kelas
mulai mendominasi Nusantara. Namun, X, 2013: 74-75).
tidak berarti pengaruh kebudayaan Hindu-
Buddha hilang tergantikan kebudayaan Islam. Selanjutnya pada masa Kerajaan Sriwijaya,
Agama Islam mengakomodasi peninggalan sikap tanggung jawab dari seorang raja terlihat
Hindu-Buddha, tentunya dengan melakukan dari kesejahteraan rakyatnya. Sehingga dapat
modifikasi agar tetap berselang beberapa abad, membangun rakyat yang merasa dirinya merupakan
wujud peradaban Hindu-Buddha masih dapat bagian dari kerajaan tersebut. Yang pada akhirnya
kita saksikan hingga sekarang, misalnya dalam membuat masyarakat memiliki rasa tanggung
perwujudan sastra dan arsitektur”. (Sejarah jawab untuk menciptakan suasana cinta damai,
Indonesia kelas X, 2013: 55) dengan melaksanakan kehidupan bertoleransi,
adil dan tentram. Seperti yang dilakukan oleh
Kutipan di atas menunjukkan bahwa Raja Balaputradewa. Pada masa pemerintahannya
masyarakat Indonesia pada masa lalu sangat religius sekitar abad ke-9 M, Kerajaan Sriwijaya sebagai
dan sudah menerapkan sikap toleransi antara umat kerajaan maritim berkembang pesat dan mencapai
beragama. Hal ini dapat di jadikan panutan bagi zaman keemasannya. Hal ini terjadi karena sikap
siswa bahwa sebagai masyarakat yang beragama tanggung jawab raja untuk menjalankan tugas dan
kita harus memiliki sikap tanggung jawab dalam kewajibannya
melaksanakan tugas dan kewajiban masing-masing, Sebagai sebuah kerajaan maritim yang
dan sikap toleransi di antara umat beragama agar berkembang pesat pada waktu itu, Kerajaan Sriwijaya
terciptanya suasana yang cinta damai. memperlihatkan bahwa masyarakatnya hidup
Materi yang terkait dengan pembangunan dengan damai dan mempunyai sikap toleransi yang
karakter siswa, tergambar pula pada materi Kerajaan tinggi. Karena sebagai pusat perdagangan, pastinya
Kalingga. Di kisahkan kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Sriwijaya banyak mengalami kontak
Kerajaan Kalingga hidup teratur, aman dan tentram. dengan penduduk luar atau asing. Hal tersebut telah
Hal ini karena Kerajaan Kalingga dipimpin oleh memperkuat kedudukan Sriwijaya sebagai kerajaan
Ratu yang bertanggung jawab terhadap rakyatnya, maritim. Untuk memperkuat kedudukannya,
yaitu Ratu Sima. Ia adalah pemimpin yang tegas, Sriwijaya membentuk armada angkatan laut yang
jujur,sangat bijaksana dan taat terhadap peraturan kuat. Melalui armada angkatan laut yang kuat
yang berlaku dalam kerajaan itu, hal ini tergambar Sriwijaya mampu mengawasi perairan di Nusantara.
dari narasi berikut: Hal ini sekaligus merupakan jaminan keamanan bagi
“Untuk mencoba kejujuran rakyatnya, Ratu para pedagang yang ingin berdagang dan berlayar
Sima pernah mencobanya, dengan meletakkan di wilayah perairan Sriwijaya dan memperlihatkan
tanggung jawab Sriwijaya terhadap para pedagang.
HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, p-issn:2620-4789 | e-issn:2615-7993
182
HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, 1(2), 177-184. DOI: https://doi.org/10.17509/historia.v1i2.10711

SIMPULAN
REFERENSI
Salah satu contoh dari historiografi yang
digunakan bagi pendidikan adalah penulisan buku Abdurrahman, D. (1999). Metode Penelitian Sejarah.
teks.Pengertian buku teks telah banyak disampaikan Jakarta: Logos wacana Ilmu.
oleh para pakar yang diantaranya, bahwa buku Eriyanto. (2006). Analisis Wacana Pengantar
teks pelajaran adalah buku yang dirancang untuk Analisis Teks Media. Yogyakarta: Lkis.
penggunaan di kelas, dengan cermat yang disusun Hasan, S. H. (2000). Kurikulum dan Buku Teks
dan disiapkan oleh para pakar atau para ahli dalam Sejarah. Historia Jurnal Pendidikan Sejarah
bidang itu dan diperlengkapi dengan sarana-sarana FPIPS UPI Vol 1. No 1,
pengajaran yang sesuai dan serasi. Berdasarkan Kochhar S. K. (2008). Teaching of History,
pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Sejarah. Bandung : Grasindo.
buku teks pelajaran adalah buku yang memiliki Loveridge, A. J.dkk. (ed.).(1972). Persiapan Naskah
keterkaitan dengan proses pembelajaran. buku Buku Pelajaran: Pembimbing bagi Pengarang di
mengandung informasi yang dapat dimanfaatkan Negara-negara Berkembang. Terjemahan Hasan
untuk mengetahui apa yang terjadi pada masa lalu, Amin. Jakarta: Balai Pustaka.
masa sekarang dan kemungkinan masa yang akan Mulyana, A. dan Darmiasti. (2009). Hitoriografi
datang Kehadiran buku teks di lembaga pendidikan Di Indonesia: Dari Magis-Religius Hingga
yang memang kondisinya sangat kompleks sudah Strukturalis. Bandung: Refika Aditama.
tentu mempunyai nilai tertentu. Nilai buku teks Moch, Ali. R. (2005). Pengantar Ilmu Sejarah di
bergantung pada bobotnya, juga pada misi, dan juga Indonesia. Jakarta: PT LKiS Pelangi Aksara
fungsinya Sitepu, B.P. (2012). Penulisan Buku Teks Pelajaran.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sjamsuddin, H. (2000). Penulisan Buku Teks Sejarah:
Kriteria dan Permasalahannya. Historia Jurnal
Pendidikan Sejarah FPIPS UPI, 1(1).
Patrick, J.J. (1998). High School Government
Textbooks. Eric Digest, Ed 301532, December

HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, p-issn:2620-4789 | e-issn:2615-7993


183
Yeni Ratmelia
Nilai Moral dalam Buku Teks Pelajaran Sejarah (Analisis Terhadap Buku Teks Sejarah Indonesia Kelas X)

HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, p-issn:2620-4789 | e-issn:2615-7993


184

Anda mungkin juga menyukai