Pendidikan merupakan suatu sistem yang terbentuk dari komponen- komponen yang saling berinteraksi dan melaksankan fungsi tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Apabila salah satu komponen pembentuk tidak berfungsi, maka proses pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan akan sulit tercapai. Melihat dari latar belakang masalah di atas maka penyusuan makalah ini akan mencoba membahas kerangka umum kurikulum yang diharapkan secara garis besar sebagai dasar pengembangan kurikulum yang sifatnya dinamis dan up to date. Mengingat banyaknya pembahasan tentang wawasan kurikulum secara umum, maka penulis hanya membahas gambaran kurikulum berkisar tentang: (1) Definisi dan karakteristik kurikulum, (2) Peran, fungsi, dan tujuan kurikulum, (3) Teori dan konsep kurikulum, dan (4) Pondasi dan pendekatan kurikulum. B. Definisi dan Karakteristik Kurikulum Kata kurikulum berasal dari bahasa Latin Yunani curir artinya pelari dan currere artinya tempat berpacu, jarak yang harus ditempuh dalam kegiatan berlari mulai dari star sampai finish Secara terminologi definisi kurikulum menurut para ahli yang dapat penulis himpunkan, antara lain: 1. Oemar Hamalik, curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and experiences which pupils have under the direction of school, whatever in the classroom or not. 2. S. Nasution, kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar dibawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya. 3. E. Mulyasa, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai hasil kompetensi dasar dan tujuan pendidikan
C. Peran, Fungsi dan Tujuan Kurikulum
Kurikulum sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis mengembangkan peranan yang sangat penting bagi pendidikan peserta didik. Menurut Hamalik setidaknya ada tiga peranan kurikulum dalam pendidikan dimana ketiga peranan ini sama pentingnya dan diantara ketiganya perlu dilaksanakan secara berkeseimbangan, yaitu: 1. Peranan konservatif, yakni mentransmisikan dan mewariskan nilai budaya masa lalu yang dianggap masih relevan dengan masa kini. 2. Peranan kritis dan evaluatif, yakni menilai dan memilih nilai, budaya, pengetahuan yang relevan (kontrol atau filter sosial). 3. Peranan kreatif, yakni pengembangan hal baru yang dibutuhkan masyarakat pada masa sekarang dan masa datang. Tujuan kurikulum sendiri menurut S. Nasution dapat dilihat secara hirarki mulai dari tujuan yang sangat umum (global) sampai tujuan yang sangat khusus (spesifik). Oleh karenanya secara hirarki tujuan kurikulum dibagi menjadi empat, antara lain: 1. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN), adalah tujuan umum yang sarat dengan muatan filosofis negara. Hal ini secara jelas tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003, pasal 3 yang merumuskan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa 2. Tujuan Institusional (TI), adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan yaitu sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik setelah mereka menempuh atau menyelesaikan program di suatu lembaga pendidikan.
D. Teori dan Konsep Kurikulum
Teori merupakan suatu perangkat pernyataan yang bertalian satu sama lain dan disusun sedemikian rupa sehingga memberikan makna yang fungsional terhadap serangkaian kejadian. Menurut George A. Beauchamp, curriculum by pointing it relationships among its elements and by directing its development, its use, and its evaluation. Konsep kurikulum memiliki keterkaitan dengan teori kurikulum karena suatu konsep kurikulum mengacu atau berpedoman pada teori kurikulum yang digunakan. Menurut Zainal Arifin setidaknya ada empat macam teori kurikulum yang melahirkan konsep kurikulum, yaitu: 1. Teori kurikulum pendidikan klasik (perenialisme dan essensialisme) menghasilkan konsep kurikulum subjek akademis (rasionalisasi). 2. Teori kurikulum pendidikan pribadi (progesif dan romantik-naturalisme) menghasilkan konsep kurikulum humanistik (aktualisasi diri). 3. Teori kurikulum pendidikan teknologi (eksistensialisme) menghasilkan konsep kurikulum teknologis.
E. Pondasi dan Pendekatan Kurikulum
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang memiliki kedudukan cukup sentral dalam perkembangan pendidikan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pondasi, landasan, atau asas yang kuat dalam pengembangan kurikulum agar pendidikan dapat menghasilkan manusia-manusia yang berkualitas. Abdullah Idi dan S. Nasution mengemukakan bahwa kurikulum dibangun atas empat landasan utama, yaitu: 1. Landasan filosofis, yaitu berkenaan dengan tujuan pendidikan yang sesuai dengan falsafah negara. 2. Landasan psikologis, yaitu memperhitungkan faktor anak dalam kurikulum yakni psikologis anak, perkembangan anak, psikologi belajar dan bagaimana proses belajar anak. 3. Landasan sosiologis, yaitu keadaan masyarakat, perkembangan dan perubahannya, kebudayaan manusia, hasil kerja manusia berupa pengetahuan dan lainnya. 4. Landasan organisatoris, yaitu mempertimbangkan bentuk dan organisasi bahan pelajaran yang disajikan, landasan organisatoris biasa disebut dengan landasan hakikat pengetahuan (disiplin ilmu).
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Bandung, Remaja
Rosdakarya, 2011 Beauchamp, George A., Curriculum Theory, Illionis, The KAGG Press, 1975 Dewi, Rosmala, “Teori-Teori Kurikulum”, dalam http://rosmaladewi68.wordpress. com/2013/05/11/teori-teori- kurikulum.html., di akses Kamis, 24 Maret 2016, 10.00 WITA.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita