Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL PENELITIAN

Judul Penelitian : Pendidikan Karakter Dalam Hikayat Nakhoda Asyik


Karya Sapirin Bin Usman
Identitas Peneliti
Nama : Siska Permatasari Siregar
NIM : 2120732005

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha secara sadar untuk mewujudkan sesuatu pewarisan budaya
dari satu generasi ke generasi yang lain. Pendidikan menjadikan generasi ini sebagai sosok
panutan dari pengajaran generasi yang terdahulu. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia terbitan Balai Pustaka menjelaskan, bahwa kata Pendidikan berasal dari kata dasar
didik, yang artinya memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai
akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan arti dari Pendidikan adalah Proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, dan perbuatan mendidik.
Menurut Melmambessy Moses (2012) pendidikan adalah proses pengalihan pengetahuan
secara sistematis dari seseorang kepada orang lain sesuai standar yang telah ditetapkan oleh para
ahli. Dengan adanya transfer pengetahuan tersebut diharapkan dapat merubah sikap tingkah laku,
kedewasaan berpikir dan kedewasaan kepribadian ke dalam pendidikan formal dan pendidikan
informal.
Menurut Teguh Triwiyanto (2014) pendidikan adalah usaha menarik sesuatu di dalam
manusia sebagai upaya memberikan pengalamanpengalaman belajar terprogram dalam bentuk
pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah, dan luar sekolah, yang berlangsung
seumur hidup yang bertujuan optimalisasi kemampuan-kemampuan individu agar di kemudian
hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.
Karakter merupakan unsur pokok dalam diri manusia yang dengannya membentuk
karakter psikologi seseorang dan membuatnya berperilaku sesuai dengan dirinya dan nilai yang
cocok dengan dirinya dalam kondisi yang berbeda- beda.
Dalam tulisan bertajuk Urgensi Pendidikan Karakter, Prof. Suyanto, Ph.D. menjelaskan
bahwa "karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk
hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan Negara". Dalam
istilah psikologi, yang disebut karakter adalah watak perangai sifat dasar yang khas satu sifat
atau kualitas yang tetap terus menerus dan kekal yang dapat dijadikan ciri untuk
mengidentifikasi seorang pribadi. Jadi istilah karakter erat kaitanya dengan personality
(kepribadian) seseorang. Menurut Zubaedi (2012) seseorang bisa disebut orang yang berkarakter
(a person of character) apabila perilakunya sesuai dengan kaidah moral
Pendidikan karakter adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik kepada peserta didik
untuk membentuk kepribadian peserta didik yang mengajarkan dan membentuk moral, etika, dan
rasa berbudaya yang baik serta berakhlak mulia yang menumbuhkan kemampuan peserta didik
untuk memberikan keputusan baik dan buruk serta mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan
sehari-hari dengan cara melakukan pendidikan, pengajaran, bimbingan dan pelatihan. Sedangkan
menurut Zubaedi (2012) Pendidikan karakter adalah usaha sengaja (sadar) untuk mewujudkan
kebajikan yaitu kualitas kemanusiaan yang baik secara objektif, bukan hanya baik untuk individu
perseorangan, tetapi juga baik untuk masyarakat secara keseluruhan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia hikayat adalah karya satra melayu lama
berbentuk prosa yang berisi cerita, undangundang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan,
historis, biografi, atau gabungan sifat-sifat dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat jiwa,
atau sekedar untuk meramaikan pesta, misalnya hikayat Hangtuah dan hikayat seribu satu
malam. Hikayat menurut Hamzah (1996:128) adalah prosa fiksi lama yang menceritakan
kehidupan istana atau raja serta dihiasi oleh kejadian yang sakti atau ajaib.Pengertian yang lebih
panjang didefinisikan Supratman (1996:65), hikayat adalah bentuk sastra karya prosa lama yang
isinya berupa cerita, kisah, dongeng maupun sejarah, umumnya mengisahkan kepahlawanan
seseorang, lengkap dengan keanehan, kekuatan atau kesaktian, dan mukjizat sang tokoh utama.
Salah satu hikayat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Hikayat Nahkoda Asyik.
Hikayat nahkoda asyik merupakan karya sastra kesusastraan melayu klasik yang dikarang oleh
Sapirin bin Usman dalam bentuk prosa. Hikayat ini ditulis dalam Bahasa melayu dengan tulisan
Arab-Jawi di naskah tunggal dengan jumlah halaman 159, ukuran 31,5 x 19 cm, 17 baris, naskah
terjilid dengan tulisan setiap halaman diberi bingkai.
Hikayat Nahkoda asyik berisi tentang tata cara dan pembentukan karakter sebagai
seorang yang berpetualang dan berkelana untuk mencari ilmu. Ajaran yang terkandung do dalam
Hikayat Nahkoda asyik dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk mendidikan generasi penerus
bangsa dalam menuntut ilmu

Beberapa poin yang menjadikan hikayat nahkoda asyik ini penting untuk diteliti adalah
pertama , Hikayat Nahkoda asyik merupakan karya sastra yang mengandung nilai-nilai
pendidikan karakter. Ide-ide, gagasan atau pemikiran yang terdapat dalam hikayat ini dapat
menjadi bahan pengajaran pendidikan karakter. Kedua menambah hasil penelitian pada bidang
sastra melayu klasik khususnya dan khasanah sastra nusantara pada umumnya.

Karya sastra memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan pendidikan
karakter yaitu sebagai media pembelajaran dan bahan ajar. Sehingga pemilihan karya sastra yang
mengandung nilai-nilai yang dapat membentuk karakter peserta didik. Sedangkan dalam proses
pembelajaran, karya sastra digunakan sebagai bahan ajar atau bahan bacaan yang dapat
membantu peserta didik dalam menentukan nilai-nilai pendidikan karakter. Untuk itu peneliti
memilih hikayat Nahkoda Asyik sebagai objek material dikarenakan mengandung nilai-nilai
yang dapat mendukung pendidikan karakter.

Maka dari itu peneliti akan meneliti Pendidikan karakter melaui karya sastra Hikayat
Nahkoda Asyik dengan topik Pendidikan Karakter dalam Hikayat Nakhoda Asyik Karya
Sapirin Bin Usman.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian di atas maka dapat diambil rumusan masalah yaitu:

 Bagaimana nilai pendidikan karakter dalam Hikayat Nakhoda Asyik?

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
untuk

 Menggali kandungan nilai-nilai pendidikan karakter dalam Hikayat Nahkoda Asyik


 Mengetahui pendidikan karakter masyarakat di zaman penerbitan Hikayat Nahkoda
Asyik
 Mengaitkan nilai pendidikan karakter Hikayat Nahkoda Asyik dengan keadaan zaman
sekarang

4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis yaitu

sebagai berikut:

A. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan donatur pemikiran dan

memperkaya wawasan tentang karya sastra dan pendidikan karakter.

B. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak
langsung antara lain :

1. Pengembangan Ilmu Pengetahuan


Hasil penelitian ini dapat memberikan donatur yang sangat berharga pada
perkembangan ilmu pendidikan terutama dalam menambah hasil penelitian pada bidang
sastra melayu klasik khususnya dan khasanah sastra nusantara pada umumnya.
2. Bagi Guru dan Calon Peneliti
Sebagai sumber informasi dan referensi dalam pembelajaran dan menumbuhkan
budaya peneliti agar terjadi inovasi pembelajaran
3. Bagi Peneliti
Sebagai sarana belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan
dengan terjun langsung sehingga dapat melihat,merasakan dan menghayati bagaimana
nilai pendidikan karakter dalam sebuah karya sastra.

B. Tinjauan Pustaka

Reli, Titin, Elis (2019) Pendidikan Karakter Dalam Naskah Puspakerma : Kajian
Konstruktivisme Perspektif Lev Vygotsky. Unit Penerbitan Universitas Padjajaran Bandung.
Pada artikel yang pertama ini membicarakan tentang pendidikan karakter dalam naskah
puspakerma. Dalam membedah pendidikan karakter pada penelitian ini Reli dkk menggunakan
konstruktivisme Perspektif Lev Vygotsky. Dapat disimpulkan didalam penelitian ini Reli dkk
lebih menitik beratkan interaksi dari faktor-faktor interpersonal (sosial), kultur historis dan
individu sebagai kunci dari perkembangan manusia. Pendidikan karakter dalam naskah
Puspakerma terlihat dari beberapa interaksi yaitu interaksi antara raja putra dengan kakek tua
yang memperlihatkan karakter jujur, mudah bergaul dan sopan santun, interaksi antara raja putra
dan Ni Kasiyam yang menunjukkan sikap sopan dan tutur kata yang halus ketika raja putra
masih kecil, interaksi antara raja putra, rajo sangsiyan dan permaisuri yang memperlihatkan
sikap tulus, peduli dan bertanggung jawab, interaksi antara raja putra dengan perempuan yang
merupakan pesuruh kerajaan Maligiya menunjukkan sikap sopan santun. Interaksi antara raja
putra dengan raja Maligiya yang menunjukkan sikap hormat, interaksi raja putra dengan raja
ajrak memperlihatkan sikap jujur dan suka menolong dan terakhir interaksi raja putra dan raja
puspakerma memperlihatkan sikap jujur. Sehingga dapat dipahami bahwa pendidikan karakter
pada tokoh raja putra terlihat dalam interaksi-interaksi yang dilakukannya kepada beberapa
orang. Sehingga artikel ini bisa menjadi ilmu bantu dalam menganalisis pendidikan karakter.

C. Metode Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan berjenis penelitian kualitatif yang menyajikannya kedalam


sebuah bentuk deskripsi yaitu dengan memaparkan data-data yang berupa uraian dan kata bukan
angka-angka yang mempunyai tujuan dalam pembuatan deskripsi ataupun penggambaran serta
pelukisan secara deskriptif dan sistematis, faktual, akurat tentang faktor-faktor, sifat serta
keterkaitan antara peristiwa yang diselidiki tersebut.

Ratna (2006: 46-47) mengemukakan bahwasanya metode kualitatif mempunyai


persamaan dengan metode pemahaman. Penelitian menggunakan metode kualitatif mempunyai
maksud yakni mempertahankan hakikat nilai-nilainya. Pada penelitian yang menggunakan
metode kualitatif lebih spesifik kepada metode naratologi Genette yang diketahui sebagai bagian
dari pendekatan pada penelitian karya sastra pada strukturnya.

Maka dari itu, penganalisisan data dalam penelitian kualitatif menguraikan fakta serta
mengungkapkan suatu kejadian yang dapat dijadikan sebagai objek dalam penelitian yang dapat
diperlihatkan pada orang luar (Bungin, 2006:53).

Anda mungkin juga menyukai