Anda di halaman 1dari 18

PESAN MORAL DALAM NOVEL “SANTRI CENGKIR” KARYA

ABIDAH EL KHALIEQY DAN RELEVANSINYA DENGAN MATERI


AKHLAK DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM.

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk mengikuti Seminar Proposal Skripsi

Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah

Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis

Oleh :

Dani Muhamad Ramdani

NPM : 16.03.3190

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM

CIAMIS JAWA BARAT

2020
A. Latar Belakang

Karya sastra merupakan media untuk mengungkapkan pikiran- pikiran dari

sudut pandang pengarang. Karya sastra bersifat imajinatif dan estetik yang dapat

dinikmati oleh pembaca. Hal ini sejalan dengan pendapat Damono ( 1984: 1)

bahwa karya sastra diciptakan pengarang atau sastrawan untuk dinikmati,

dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupan.

Salah satu dari jenis karya sastra yang diminati pembaca adalah jenis cerita

rekaan (novel). Cerita rekaan menggambarkan berbagai permasalahan manusia

dan kehidupan yang melingkupinya. Bahan penciptaan cerita rekaan dapat diambil

dari kehidupan sosial masyarakat, sejalan dengan yang diungkapkan oleh

Pradopo,( 1997:23) bahwa karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan

budaya. Ini berarti bahwa karya sastra sesungguhnya merupakan cerita kehidupan

masyarakat.

Karya sastra memiliki beberapa manfaat bagi pembacanya. Menurut

Horace (via Wellek & Warren, 1990: 25) fungsi karya sastra adalah dulce et utile,

yang berarti indah dan bermanfaat. Keindahan yang ada dalam sastra dapat

menyenangkan pembacanya, menyenangkan dalam arti dapat memberikan

hiburan bagi penikmatnya dari segi bahasanya, cara penyajiannya, jalan ceritanya

atau penyelesaian persoalan. Bermanfaat dalam arti karya sastra dapat diambil

manfaat pengetahuan dan tidak terlepas dari ajaran-ajaran moralnya.

Novel merupakan salah satu ragam prosa di samping cerpen, puisi, dan

drama. Di dalam ceritanya terdapat peristiwa yang dialami oleh tokoh–tokohnya

secara sistematis. Hal ini sejalan dengan pemikiran Sudjiman (1990:55) yang

1
menyatakan bahwa novel adalah prosa yang panjang, menyuguhkan tokoh-tokoh

dan menampilkan serangkaian peristiwa dan latar secara terstruktur.

Sebagai unsur kebahasaan sastra memiliki fungsi dan karakter khusus.

Dalam kaitannya dengan kehidupan sosial-kemasyarakatan, sastra termasuk salah

satunya novel memiliki beberapa fungsi, diantaranya fungsi rekreatif yang berarti

sastra sebagai sarana hiburan, fungsi didaktis yanag berarti sastra sebagai sarana

pengajaran, fungsi estetis yang berarti sastra memiliki unsur dan nilai keindahan,

fungsi religius yang berarti sastra untuk menyampaikan pesan agama, dan fungsi

moralitas yang berarti sastra mengandung nilai-nilai moral yang menjelaskan

tentang yang baik dan yang buruk serta yang benar dan yang salah

Dalam kaitanya dengan pendidikan islam karya sastra mempunyai peran

luhur untuk mengantarkan pendidikan moral dan etika. Bagaimanapun cerita yang

disajikan selalu saja secara implisit atau eksplisit menyisipkan pesan moral,

penghargaan pada kejujuran, dan keberanian menghadapi cobaan hidup

(Djokosujatno, 1994: 11)

Salah satu novel yang dijadikan sebagai rujukan penulis tentang nilai

moral yang beraitan dengan pendidikan akhlak adalah novel yang berjudul “Santri

Cengkir” karya Abidah El Khalieqy. Novel 460 Halaman ini mencatat dengan

detail informasi tentang realita kehidupan pesantren secara gamblang, detail dan

jenaka. Mulai dari santri nakal banyak akal, ustadz tawadhu nan karismatik

lengkap dengan keahlian magic, pondok pesantren dengan masjid di dalamnya

digambarkan dengan sederhana namun tetap hangat. Cerita lebih menarik ketika

disandingkan dengan sejarah pemberontakan kelompok jihadis “DI TII” Tahun

2
1949 yang merambah pelosok desa Cigaru. Penjarahan, teror dan kesakralan

rumah kyai menjadi komponen pelengkap nilai historis dalam novel ini.

Abidah El Khalieqy yang merupakan seorang penulis dan aktivis

perempuan yang telah banyak menuai prestasi dan penghargaan baik di tingkat

nasional maupun internasional juga membuat beberapa karya antara lain,

Perempuan Berkalung Sorban, Mimpi Anak Pulau, Akulah Istri Teroris,

Mataraisa, Menebus Impian Bait-Bait Multazam, dan masih banyak lainnya.

Beberapa dari judul novel tersebut juga telah best seller dan diangkat ke layar

lebar dengan judul yang sama. Novel Santri Cengkir bertema based on true

story ,atau lebih kita kenal diangkat dari kisah nyata, mengangkat kisah seorang

Slamet Riyanto. Sosok yang lekat dengan dunia pesantren. Ia berasal dari

pesantren, yaitu salah satu pesantren yang terletak di Cigaru, bercerita tentang

tumbuh kembang seorang anak kyai pengasuh pondok pesantren, mulai dari santri

nan cengkir sampai menjadi pejabat di kementrian agama. Banyak kisah menarik

yang disuguhkan, mulai dari tingkah laku santri jail mengakali kyai,adab santri

terhadap kyai, kesaktian sang kyai, asmara, kekuatan doa, sampai proses menuju

sukses ala santri. Dalam menulis kisah, bukan hanya alur cerita dan kesan cerita

yang ditonjolkan namun dari sisi kebahasaan sangat diperhatikan dan yang paling

penting banyak makna makna yang tersirat dari keseluruhan cerita yang

menyangkut pesan-pesan moral.

Kisah Slamet Riyanto yang disajikan dalam Novel Santri Cengkir,

memunculkan banyak sekali pertanyaan bagaimana seorang Slamet Riyanto dapat

menjadi seorang yang sukses. Lalu, bagaimana cara orang tua Slamet

mendidiknya, mengenalkan nilai-nilai akhlak yang di tanamkan pada sosok

3
Slamet Riyanto, dan bagaimana ia dapat teguh mempertahan apa yang pernah

diajarkan kepadanya dalam menjalani kehidupan. Kemudian dari beberapa

permasalahan yang muncul itulah, dapat diambil kesimpulan tentang apa yang

sebenarnya terkandung dalam cerita tersebut.

Dari keseluruhan alur cerita Novel Sntri cengkir tersebut Tentunya banyak

pesan dan hikmah tersirat yang bertebaran di setiap ucapan dan interaksi sang

tokoh untuk sekiranya dapat diambil hikmahnya. Dalam kesempatan ini, penulis

lebih memfokuskan terhadap pesan moral yang dapat diambil pelajarannya dan

mengatahui bagaimana keterkaitannya dengan materi akhlak dalam pendidikan

Agama Islam. Maka, peneliti memutuskan untuk melaksanakan penelitian lebih

mendalam mengenai Pesan-pesan Moral dalam Novel Santri Cengkir Karya

Abidah El Khalieqy dan Relevansinya dengan Materi Akhlak dalam Pendidikan

Agama Islam.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah tersebut, dapat diambil rumusan

masalah penelitian sebagai berikut :

1. Apa saja pesan moral dalam novel Santri Cengkir karya Abidah el

Khalieqy?

2. Bagaimana relevansi pesan moral tersebut terhadap materi akhlak dalam

pendidikan agama islam?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai sebagai berikut :

4
1. Untuk mengetahui apa saja pesan moral dalam novel Santri Cengkir karya

Abidah el Khalieqy.

2. Untuk mengetahui relevansi pesan moral tersebut terhadap materi akhlak

dalam pendidikan agama islam

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan studi lanjutan yang

relevan dan bahan kajian ke arah pengembangan tentang pentingnya akhlak dan

macam-macamnya, Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi

pengembangan ilmu dan pengetahuan terutama yang berkaitan dengan nilai-nilai

moral serta mampu memberikan kontribusi terhadap kemajuan dalam bidang

pendidikan terutama dalam bidang materi akhlak dan memberikan manfaat dalam

memaksimalkan pendidikan agama islam. Novel juga diharapkan dapat

memberikan kontribusi dalam bidang pendidikan agama islam dan dapat menjadi

media pendidikan yang edutaiment.

2. Kegunaan Praktis

Kegunaan penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memiliki

kegunaan, sebagai berikut :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman

yang mendalam tentang pentingnya akhlak dan nilai-nilai moral, bagi peneliti

hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan terkait akhlak

sebagai modal untuk mempersiapkan diri sebagai calon pendidik dan sebagai

hamba Allah yang senantiasa harus terus memperbaiki akhlaknya. Dan bagi

5
pembaca secara umumnya hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan

wawasan tentang akhlak supaya dapat diamalkan dalam kehidupan sehai-hari.

E. Landasan Teori

1. Pengertian Pesan Moral

Pesan merupakan gagasan atau ide yang disampaikan komunikator kepada

komunikan dengan tujuan tertentu. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan

dalam mempelajari pesan komunikasi, yaitu isi pesan, struktur pesan, format

pesan, sifat komunikan, da isi pesan, yang merupakan inti dari aktifitas

komunikasi yang dilakukan karena isi pesan itulah yang merupakan ide atau

gagasan komunikator atau orang yang memberikan pesan untuk dikomunikasikan

kepada komunikan atau orang yang menerima pesan.

Struktur pesan adalah suatu pola susunan pesan yang pada prinsipnya yaitu

informatif yang sifatnya memberikan sekedar informasi, eksplanatif yang sifatnya

memberikan penjelasan, edukatif yang sifatnya mendidik, dan entertaining yang

sifatnya memberi hiburan. ( Endang S, 1993: 25)

Pesan bermakna pertanda yang Di dalamnya terdapat kumpulan naskah

atau berbagai jenis informasi lain seperti kepada siapa pesan tersebut itu

ditunjukkan, apa bentuk isi pesan tersebut, dan sebagainya. Pesan dapat

dikirimkan secara langsung dari pengirim ke penerima melalui penghubung fisik

baik itu melalui media elektronik atau digital.

Moral berasal dari bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan. Moral

selalu dikaitkan dengan ajaran baik-buruk yang diterima umum atau masyarakat,

6
oleh karena itu, adat istiadat masyarakat menjadi standar dalam menentukan baik-

buruknya suatu perbuatan (Mukni’ah, 2011: 106)

Akhlak atau moral juga merupakan pendidikan jiwa agar jiwa seseorang

dapat bersih dari sifat-sifat yang tercela dan dihiasi dengan sifat-sifat terpuji,

seperti rasa persaudaraan dan saling tolong-menolong antar sesame manusia,

sabar, tabah, belas kasih, pemurah dan sifat-sifat terpuji lainnya. Akhlak yang

mulia merupakan buah dari iman dan amal perbuatannya. Pendidikan jiwa ini

amat penting, sebab jiwa ini merupakan sumber dari perilaku manusia. Pesan-

pesan moral, keyakinan dan hukum-hukum yang disyari’atkan Allah SWT itulah

yang menjadi materi dakwah yang harus disampaikan kepada umat manusia, baik

secara individu maupun kelompok, sehingga mereka dapat mengerti dan

menerima Islam sebagai agamanya

Dalam ajaran agama Islam budi pekerti yang diterima oleh umum yang

berkenaan dengan tabiat, sikap, kewajiban, tanggung jawab dan lain

sebagainyapun dianggap sebagai moral. Selain itu moral juga dapat diartikan

sebagai sebuah kondisi mental atau isi hati yang membuat seseorang tetap tegar,

kuat dan bertahan dengan apa yang diyakininya sesuai keadaan perasaan yang

kemudian tertuang dalam sebuah perbuatan. Moral adalah ajaran kesusilaan yang

dapat ditarik dari sebuah cerita maupun pengalaman nyata. Moral dalam karya

sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan,

pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran, maupun digambarkan oleh seorang

tokoh atau kondisi dan kejadian tertentu.

7
Dalam sebuah pesan moral yang tersirat maupun tersurat dalam karya

sastra dimaksudkan sebagai suatu saran dan ajakan yang berhubungan dengan

ajaran moral tertentu yang bersifat praktis, yang dapat di pelakari diambil

hikmahnya oleh pembaca lewat sebuah cerita yang disajikan. Pean moral

merupakan petunjuk yang sengaja diberikan oleh pengarang tentang berbagai hal

yang berhubungan dengan masalah kehidupan yang sering dialami dan menjadi

sebuah problematika dalam bersikap dan bertingkah laku.

Moral merupakan unsur isi karena didalamnya menggagas makna yang

terkandung dalam karya sastra. Moral merupakan hal yang hendak disampaikan

oleh pengarang kepada pembaca. Moral dalam karya sastra biasanya

mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, dan

pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran

Pesan moral biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan

dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis, yang dapat diambil oleh

pembaca lewat cerita yang bersangkutan. Ia merupakan “petunjuk” yang sengaja

diberikan oleh pengarang tentang berbagai hal yang berhubungan dengan masalah

kehidupan, seperti sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan.

2. Pengertian Santri

Santri merupakan murid dalam pondok pesantren dimana santri juga

merupakan hal yang penting dalam pondok pesatren, tugas dari santri sendiri yang

utama yaitu mengaji namun tak luput dari itu semua santri bisa juga memiliki

tugas yang menyeluruh, begitupun sikap santri yang harus patuh dan taat kepada

seorang guru dan ini sudah menjadi sikap yang harus dimiliki disetiap santri

8
karena dengan sikap patuh dan taat akan mempermudah dalam memperoleh

keilmuan yang tinggi, santri sendiri terdapat dua macam yaitu

a) Santri mukim

Santri mukim adalah santri yang memutuskan untuk menetap dan tinggal

di lingkungan pondok pesantren untuk menuntut ilmu agama, dikatakan sebagai

santri mukim tidak ada minimal batasan waktu baik itu satu bulan satu tahun yang

terpenting waktu santri sudah memutuskan untuk menetap itu sudah bisa

dikatakan sebagai santri mukim, dab juga lama menetapnya santri biasanya

mempengaruhi fungsi dan kewajiban masing-masing santri, santri yang lama

menetapnya akan dikasih tanggung jawab untuk mengurusi kepentingan pesantren

sehari-hari dan santri yang menetapnya masih baru atau santri baru tugasnya

hanya mengaji dengan baik serta menjalankan perintah dengan baik.

b) Santri kampung

Santri kampung adalah santri yang tinggal di daerah sekitar pondok

pesantren yang hanya ingin belajar dan megaji kitab kuning yang ada di pondok

pesantren tetapi tidak menetap hanya datang waktu mengaji dan pulang setelah

mengaji sudah selesai, santri kampung sendiri biasanya di lepas tanggung

jawabkan dari kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap santri dan cenderung

memiliki kebebaan yang tidak dimiliki oleh santri mukim, santri kampung juga

biasanya ingin memperoleh pengalaman kehidupan pesantren yang tidak bisa

dirasakan kehidupan di rumahnya

3. Pengertian Akhlak

9
Akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu isim mashdar (bentuk infinitif) dari

kata akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, yang berarti al-sajiyah (perangai), ath-thabi’ah

(kelakuan, tabi’at, watak dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru’ah

(peradaban yang baik), dan ad-din (agama). Sedangkan, pengertian akhlah

menurut Abuddin Nata secara istilah dapat disimpulkan sebagai sifat yang

melekat pada diri seseorang dan menjadi identitasnya. Selain itu akhlak dapat pula

diartikan sebagai sifat yang telah dibiasakan, ditabiatkan, didarahdagingkan,

sehingga menjadi kebiasaan dan mudah dilaksanakan, dapat dilihat indikatornya,

dan dapat dirasakan manfaatnya (Abuddin Nata, 2015: 127)

Imam Al-Ghazali mengemukakan definisi Akhlak, sebagaimana

yang di kutip oleh (A. Mustofa, 2014: 12) sebagai berikut:

ٍ ‫س َراس َخةٌ َع ْنهَا تَصْ ُد ُر اأْل َ ْف َعا ُل بِ ُسهُوْ لَ ٍة َويُس‬


‫ْر ِم ْن َغي ِْر َحا َج ٍة إلَى فِ ْك ٍر َو ِر ْؤيَ ٍة‬ ِ ‫ارةٌ ع َْن هَ ْيئَة فِي النَّ ْف‬ ُ ُ‫فَ ْال ُخل‬
َ َ‫ق عب‬

Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya

timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengantidak memerlukan

pertimbangan pikiran (lebih dahulu)

Akhlak merupakan keadaan gerak jiwa yang mendorong untuk melakukan

perbuatan- perbuatan tanpa melalui pertimbangan pemikiran terlebih dahulu. Ilmu akhlak

adalah ilmu yang menetukan batas antara baik dan buruk, terpuji dan tercela, tentang

perkataan atau perbuatan manusia, lahir dan batin ( Darajat, 1995: 20)

Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah suatu sifat atau

watak yang melekat dalam diri seseorang dan tertanam dalam jiwa yang mendorong

seseorang untuk melakukan perbuatan- perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan

pertimbangan atau pemikiran terlebih dahulu. Akhlak juga disebut kebiasaan yang

10
melekat pada diri seseorang yang dilakukan secara spontan tanpa pemikiran terlebih

dahulu.

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis dan Metode Penelitian

Penelitian kualitatif yaitu penelitian dengan lebih menekankan analisisnya pada

proses penyimpulan deduktif induktif serta pada analisis terhadap dinamika dengan

menggunakan logika ilmiah.( Saifuddin, 1998: 5)

penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) karena

teknik pengumpulan datanya didasarkan pada teks-teks pustaka. Sesuai dengan

pengertian penelitian kepustakaan yaitu usaha untuk memperoleh data yang

diperlukan serta dalam menganalisis suatu permasalahan melalui sumber-sumber

pustaka ( Muhajir, 1996: 43)

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mencari dasar pijakan atau

fondasi berpikir untuk memperoleh atau membangun landasan teori serta

mengembangkan aspek teoritis maupun aspek manfaat praktis ( Sukardi, 2007:

33)

2. Sumber Data

Sumber data adalah bagian yang sangat penting bagi peneliti karena

ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data yang akan menentukan

ketepatan dan kekayaan data atau informasi yang diperoleh (Sutopo, 2002: 49).

Ada dua jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

sumber data primer dan sumber data sekunder.

11
Data primer adalah informasi atau data yang dikumpulkan peneliti

langsung dari sumbernya, (Siswantoro, 2005: 54) Sumber data primer penelitian ini

adalah novel Santri Cengkir karya Abidah El Khalieqy, yang diterbitkan oleh Qalbiy

Media, Yogyakarta tahun 2016, tebal 460 halaman.

Sumber data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh secara tidak langsung

atau melalui perantara, tetapi masih berdasar pada kategori konsep (Siswantoro,

2005:54). Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah berupa artikel dari

internet dan data-data yang bersumber dari buku acuan yang berhubungan dengan

permasalahan penelitian

3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

a. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini penulis mengunakan

teknik Dokumentasi

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data

dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

transkrip, buku, agenda, dan sebagainya.( Arikunto, 2006: 231)

Teknik Dokumentasi merupakan pengambilan data berdasarkan

dokumentasi yang dalam arti sempit berarti kumpulan data verbal dalam bentuk

tulisan. (Kuntjaraningrat, 1997: 129 )

b. Instrumen Pengumpulan Data

12
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulakn agar kegiatan tersebut menjadi

sistematis dan dipermudah olehnya

Instrumen Pengumpulan Data dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif yaitu data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, yang di

deskripsikan.

4. Keabsahan Teks / Dokumen

Data yang salah maka akan menghasilkan penarikan kesimpulan yang

salah, demikian pula sebaliknya, data yang sah akan menghasilkan kesimpulan

hasil penelitian yang benar. Demi tersedianya keabsahan data yang di teliti,

Penelitian ini membahas tentang Pesan-pesan Moral dalam Novel Santri Cengkir

Karya Abidah El Khalieqy dan Relevansinya dengan Materi Akhlak dalam

Pendidikan Agama Islam. Buku yang diambil sebagai sumber penelitian ini

adalah buku santri cengkir Karya Abidah El Khalieqy dan sumber-sumber lainnya

yang relevan dengan penelitian yang dibahas.

5. Analisis Data

Model analisis penelitian ini menggunakan content analysis yakni

ivestigasi tekstual melalui analisis ilmiah terhadap isi pesan suatu komunikasi,

khususnya isi pesan komunikasi sebagaimana terungkap dalam media cetak koran

atau buku. ( Sarjono, 2008: 31)

Analisis konten yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menganalisis Pesan-

pesan Moral dalam Novel Santri Cengkir Karya Abidah El Khalieqy dan

13
Relevansinya dengan Materi Akhlak dalam Pendidikan Agama Islam. Menurut

Holsti (Satori dan Komariah, 2012: 157) menjelaskan bahwa menganalisis kajian

isi dokumen adalah teknik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan

melalui usaha menemukan karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan

sistematis.

Adapun langkah-langkah analisis data menurut sugiyono adalah sebagai berikut :

1) Data Reduction (Reduksi data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,

dicari tema dan polanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya mencari bila diperlukan.

Dalam penelitian data ini, data yang diperoleh dari Novel santri cengkir dengan

maksud mencari Pesan Pesan Moral. Peneliti mengumpulkan buku-buku

mengenai Akhlak dan Moral terlebih dahulu kemudian memfokuskan pada hal-hal

yang pokok Kaitannya dengan Materi Akhlak dalam Pendidikan Agama Islam.

2) Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi langkah selanjutnya yaitu mendisplaykan data. Dalam

penelitian ini penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dan yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian ini adalah dalam teks yang

berṣifāt naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk

14
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa

yang telah dipahami tersebut.

3) Conclusion Drawing / Verification

Langkah ketiga dalam analisis data ini menurut Miles dan Hberman adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal masih bersifat sementara,

dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung

pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal di dukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

G. Daftar Pustaka

Abuddin Nata. (2015). Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta. PT Raja

Grafindo Persada.

Apsanti Djokosujatno. (1994). Estetika dan Nilai Sastra Massa. Horisson.

A. Mustofa. (2014). Akhlak Tasawuf. Bandung. CV Pustaka Setia.

Azwar, Saifuddin. (1998). Metode Penelitian. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Damono, Supardi Djoko. (1984). Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas.

Endang S. Sari. (1993). Audience Research; Pengantar Studi Penelitian terhadap

Pembaca, Pendengar dan Pemirsa. Yogyakarta. Andy Offset.

Kuntjaraningrat. (1997). Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta.

Gramedia, Pustaka Utama.

15
M. Masyhur Amin. (1980). Metode Dakwah Islam dan Beberapa Keputusan

Pemerintah tentang Aktivitas Keagamaan. Yogyakarta.

Sumbangsih.

Mukni’ah. (2011) Materi Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi

Umum. Yogyakarta. Ar-Ruzz Media.

Noeng Muhajir. (1990). Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta. Rake Serasih.

Pradopo, Rachmad Djoko. 1997. Pengkajian Puisi.Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Sarjono,dkk. (2008). Panduan Penulisan Skripsi. Yogyakarta. Jurusan PAI

Fakultas Tarbiyah, UIN Sunan Kalijaga.

Sudjiman, Panuti. (1990). Memaknai Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.

Sukardi, (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya.

Jakarta. PT Bumi Aksara.

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Sutopo, H.B. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif: Teori dan Aplikasinya

dalam penelitian. Surakarta. Sebelas Maret University Press.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan & Pengembangan Bahasa. Kamus Besar

Bahasa Indonesia .Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

16
Wellek, Rene dan Austin Warren. (1990). Teori Kesusastraan Terjemahan Melani

Budianto. Jakarta. PT Gramedia.

Wahyudi Siswanto. (2008). Pengantar Teori Sastra. Jakarta. Grasindo.

Zakiyah Daradjat. (1995). Pendidikan Islam Keluarga dan Sekolah. Jakarta. PT

Remaja Rosdakarya, cetakan II

17

Anda mungkin juga menyukai