Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sastra setara dengan keindahan suatu cabang seni dalam karya sastra

berupa bahasa. Secara morfologis, sastra sering disebut dengan sastra yang

berarti kata-kata atau tulisan dalam suatu bahasa. Sastra dibagi menjadi dua

bagian, prosa dan puisi. Prosa adalah karya sastra yang tidak terikat. Puisi

adalah karya sastra yang memiliki ikatan dengan aturan atau norma tertentu.

Sastra merupakan karya yang berdampak positif bagi pembentukan karakter

seseorang karena menurut Horace sastra selain berfungsi sebagai hiburan juga

sebagai alat pendidikan.

Karya sastra pada umumnya melihat suatu fenomena yang terjadi di

lingkungan sosial untuk mengungkap suatu permasalahan. Sastra dianggap

sebagai warisan budaya bangsa Indonesia yang diturunkan dari generasi ke

generasi dan diakui sebagai sarana pendidikan moral dan karakter (Clark

dalam Juanda, 2016: 2-3).

Seiring berkembangnya generasi saat ini cenderung menyimpang dari

perilakunya, menurunnya akhlak dan karakter dikalangan pelajar khususnya

pelajar. Hal ini disebabkan kurangnya karakter kuat yang tertanam dalam hati

mereka. Perlu adanya pendidikan karakter yang diberikan kepada mereka

sebagai isyarat untuk membimbing perilaku mereka.

1
2

GBHN mengamanatkan arah kebijakan di bidang pendidikan, antara

lain peningkatan kemampuan akademik dan profesional serta peningkatan

kesejahteraan tenaga kependidikan, agar tenaga kependidikan dapat berfungsi

secara optimal, terutama dalam meningkatkan budi pekerti atau budi pekerti

pendidik dan akhlak yang baik. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal

tersebut adalah dengan penguatan jati diri dan karakter melalui pendidikan.

Pendidikan merupakan indikator penting yang menentukan kemajuan suatu

bangsa. Pendidikan yang berkualitas diperlukan agar tujuan bangsa yang

termaktub dalam Undang-Undang Dasar yaitu mencerdaskan kehidupan

bangsa dapat terlaksana dengan baik. Kenyataannya, bangsa Indonesia belum

sepenuhnya tercerahkan dengan baik. Bangsa Indonesia, khususnya para

mahasiswa, telah tercerahkan secara akademis, namun belum tercerahkan

dalam tindakan dan moral. Kita bisa melihat banyak kasus degradasi moral

bangsa, seperti korupsi, tawuran, dan konflik antarsuku. Gambaran suram ini

harus dicegah dengan sistem pendidikan. Pendidikan seharusnya tidak hanya

fokus pada kecerdasan, tetapi juga pendidikan karakter diperlukan untuk

mendukung bangsa yang cerdas dalam bertindak. Hal ini sejalan dengan

tujuan negara dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 3. Peran pekerja sosial di sekolah harus

diperhatikan. Diperlukan dorongan dari semua pihak untuk mewujudkan

pendidikan karakter ini, sehingga diperlukan peran pekerja sosial untuk

mengintervensi lingkungan guna menjamin tercapainya pendidikan karakter

ini. Karakter adalah nilai-nilai, kepribadian, atau ciri-ciri yang terbentuk dan
3

menjadi identitas seseorang. Karakter adalah sesuatu yang ada pada diri setiap

individu yang terbentuk dalam lingkungan keluarga sejak kecil. Namun,

karakter juga dapat dikembangkan dan diperkuat melalui pendidikan dan

sosialisasi.

Karakter erat kaitannya dengan nilai-nilai moral yang harus

dipraktikkan untuk membentuk pola dalam kepribadian individu yang tetap

sesuai dengan norma-norma masyarakat untuk berpikir dan bertindak sesuai

dengan nilai-nilai yang ditekankan dalam masyarakat. Ada kurang lebih 18

jenis nilai pendidikan karakter, antara lain: (1) religius, (2) jujur, (3) toleran,

(4) disiplin, (5) kerja keras, (6) mandiri, (7) kreatif, (8) demokratis, (9) rasa

ingin tahu, (10) berjiwa patriotik, (11) cinta tanah air, (12) menghargai

prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca,

(16)) sadar lingkungan, (17) sadar sosial, dan (18) bertanggung jawab.

Pendidikan karakter merupakan sebuah aset yang sangat penting di

dalam kehidupan manusia yang harus diterapkan sejak dini mungkin. Karena

dengan adanya pendidikan karakter yang diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari diharapkan dapat membentuk karakter manusia. Pendidikan karakter

merupakan cara berpikir dan berperilaku yang khas pada setiap individu agar

dapat hidup dan bekerja sama dalam lingkungan keluarga, masyarakat,

bangsa, dan negara. Lebih jauh lagi, nilai-nilai pendidikan karakter sangat

penting untuk dipelajari, terutama bagi generasi muda. Menyadari pentingnya

pendidikan karakter, Presiden Joko Widodo secara khusus mengeluarkan

Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan


4

Karakter atau dikenal juga dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK),

yaitu gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab lembaga pendidikan

untuk memperkuat karakter anak. Siswa melalui harmonisasi perkembangan

spiritual, emosional, intelektual, dan fisik, yang melibatkan kerjasama antara

lembaga pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan

Nasional Revolusi Mental (GNRM). Melalui Penguatan Pendidikan Karakter

(PPK), pemerintah mendorong peningkatan kemampuan literasi dasar, kritis,

kreatif, komunikatif, dan berpikir kolaboratif bagi generasi muda. Selain itu,

pendidikan karakter juga dapat diperoleh melalui berbagai media. Salah satu

media yang memberikan nilai adalah novel. Selain sebagai hiburan, novel

juga memberikan pelajaran bagi pembacanya. Novel memainkan peran yang

sangat penting dalam memberikan perspektif untuk mendekati kehidupan

dengan cara yang imajinatif dan artistik.

Novel merupakan salah satu genre sastra yang berbentuk prosa fiksi.

Novel menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah karangan

prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang

dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap

pelaku. Novel menyajikan cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata.

Memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik, sebuah novel biasanya menceritakan

tentang kehidupan manusia dengan bermacam-macam masalah dalam

interaksinya dengan lingkungan dan sesamanya. Novel merupakan bagian

dari karya sastra. Karya sastra dapat menjadi sarana pembentukan karakter

bangsa berbasis budaya karena isi yang terkandung dalam cerita merupakan
5

cerminan kehidupan. Sisi kehidupan manusia memang sangat menarik untuk

dikaji. Perkembangan novel di Indonesia sendiri sangat pesat sekali, terbukti

dengan banyaknya novel-novel baru yang diterbitkan. Novel tersebut

memiliki banyak macam tema, salah satunya mengenai pendidikan karakter.

Salah satu novel yang dapat dijadikan sebagai acuan yang mengandung nilai-

nilai pendidikan karakter adalah novel Jurai (Kisah Anak-Anak Emak Di

Setapak Impian) yang ditulis oleh pengarang berbakat dan mempunyai

banyak karya bernama Guntur Alam.

Novel JURAI (Kisah Anak-anak Emak di Setapak Impian) Karya

Guntur Alam banyak sekali nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung

di dalamnya. Novel tersebut memiliki nilai dan pesan yang berisi amanat atau

nasehat yang baik dalam memahami arti kehidupan, dan juga bisa menjadi

salah satu contoh untuk menumbuhkan pendidikan karakter bagi para

pembaca.

Dengan memperhatikan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk

menganalisa nilai-nilai pendidikan Karakter yang terdapat dalam novel

JURAI (Kisah Anak-anak Emak di Setapak Impian, kemudian peneliti

membuat judul penelitian ini dalam sebuah Skripsi yang berjudul

“Representasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Novel JURAI (Kisah

Anak-anak Emak di Setapak Impian) Karya Guntur Alam”. Karena di dalam

novel tersebut banyak sekali nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung.

Tanggung jawab, kerja keras, dan pantang menyerah menghidupi mimpi

anak-anaknya untuk sekolah setinggi mungkin.


6

B. Fokus dan Sub Fokus Penelitian

1. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penelitian ini

difokuskan pada representasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel

JURAI (Kisah Anak-anak Emak di Setapak Impian) Karya Guntur Alam.

2. Subfokus penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas di atas

maka subfokus penelitian ini akan membahas:

a. nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel JURAI

(Kisah Anak-anak Emak di Setapak Impian) Karya Guntur Alam.

b. Representasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel JURAI

(Kisah Anak-anak Emak di Setapak Impian) Karya Guntur Alam

C. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Nilai-nilai pendidikan karakter apa sajakah yang terkandung di dalam

Novel JURAI (Kisah Anak-anak Emak di Setapak Impian) Karya Guntur

Alam?

2. Bagaimana representasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel

JURAI (Kisah Anak-anak Emak di Setapak Impian) Karya Guntur Alam?


7

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan di atas, maka tujuan dari

disusunnya penelitian iniadalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung di

dalam novel JURAI (Kisah Anak-anak Emak di Setapak Impian) Karya

Guntur Alam.

2. Untuk mengetahui representasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam

novel JURAI (Kisah Anak-anak Emak di Setapak Impian) Karya Guntur

Alam.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan dapat memberikan sebuah manfaat baik secara

teoritis maupun secara praktis, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang

positif bagi pendidikan pada umumnya, dan bisa menambah pengetahuan

mengenai nilai-nilai pendidikan karakter, terkhusus yang terkandung

dalam Novel JURAI (Kisah Anak-anak Emak di Setapak Impian) Karya

Guntur Alam. Dalam membentuk akhlak, dan moral peserta didik

nantinya, dengan melalui pemanfaatan sebuah karya sastra, terutama

pada novel.

2. Secara Praktis
8

a. Bagi Lembaga Akademik, diharapkan penelitian ini dapat

memberikan sebuah wawasan mengenai nilai-nilai pendidikan

karakter yang dapat diambil pelajarannya dalam novel JURAI (Kisah

Anak-anak Emak di Setapak Impian) Karya Guntur Alam, selain

memberikan wawasan, selain itu diharapkan mampu memberikan

motivasi bagi seluruh pelajar agar dapat lebih giat lagi dalam belajar

untuk melaih impian, serta dapat dijadikan untuk bahan penelitian

yang lebih lanjut bagi mereka yang ingin melakukan penelitian

tentang karya sastra lainnya.

b. Bagi dunia sastra, diharapkan penelitian ini dapat menjadi alternatif

untuk memahami nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung di

dalam karya sastra terutama dalam novel, terlebih lagi bagi penyuka

karya sastra pada umumnya. Selain itu diharapkan mampu

mengembangkan keterampilan berbahasa, mengembangkan cipta

rasa, meningkatkan pengetahua budaya, serta menjunjung

pembentukan karakter seseorang.

Anda mungkin juga menyukai