Anda di halaman 1dari 8

NILAI EDUKATIF TOKOH WANGA DALAM NOVEL SI ANAK SAVANA

KARYA TERE LIYE : FUNGSI SASTRA ANAK

The Educative Value Of Wanga's Character In The Novel Si Anak Savana


By Tere Liye: The Function Of Children's Literature

Ifana Safitra
Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar Barat, Padang Utara, Kota Padang, Indonesia
ifanasafitra70@gmail.com

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan nilai pendidikan melalui tokoh
protagonis dalam novel Si Anak Savana karya Tere Liye yang sangat berkaitan dengan fungsi
sastra anak. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis isi deskriptif kualitatif. Analisis ini
menggunakan pendekatan sastra dalam kajian sastra anak. Teknik pengumpulan data meliputi
teknik membaca, teknik penandaan dan teknik mencatat. Materinya berupa nilai-nilai pendidikan
yang dianalisis dengan menggunakan model interaktif, yaitu dengan mengumpulkan dan
menyajikan informasi dan kesimpulan. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai pendidikan yang
ditemukan adalah nilai agama, nilai moral, dan nilai sosial. Diharapkan para pembaca anak-anak
dapat menjadikan nilai pendidikan ini sebagai contoh untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Kata kunci: Nilai Edukatif, Sastra anak, Fungsi

Abstract: The aim of this research is to describe the value of education through the protagonist in
the novel Si Anak Savana by Tere Liye which is closely related to the function of children's
literature. The research method used is qualitative descriptive content analysis. This analysis uses
a literary approach in the study of children's literature. Data collection techniques include reading
techniques, marking techniques and note-taking techniques. The material is in the form of
educational values which are analyzed using an interactive model, namely by collecting and
presenting information and conclusions. The results of the analysis show that the educational
values found are religious values, moral values and social values. It is hoped that child readers can
use this educational value as an example to become a better person.

Keywords: Educational Value, Children's Literature, Function

PENDAHULUAN anak, cerita disajikan dengan bahasa


Sastra anak terbagi menjadi tiga yang lebih sederhana sehingga dapat
jenis, yaitu prosa anak-anak, puisi anak- dipahami anak. Cerita prosa anak
anak dan drama anak-anak. Ketiga sastra mengutamakan nilai pendidikan yang
tersebut cocok untuk dikonsumsi anak- bisa dijadikan contoh baik kepada anak-
anak. Dalam artikel ini penulis akan anak sebagai pembaca.
mengkaji tentang salah satu genre dari Dari sekian banyaknya fungsi sastra
sastra anak yaitu prosa anak. Prosa anak anak termasuk salah satunya adalah
adalah bentuk cerita yang dikonsumsi untuk membentuk kepribadian dan
oleh anak-anak yang bercerita tentang mendidik anak. Pada saat yang sama, jika
dunia anak-anak dan sesuai dengan usia kepribadian tidak ditanamkan sejak dini,
dan perkembangan anak. Dalam prosa maka kepribadian bermasalah akan
muncul ketika dewasa. Artinya, anak- yang dapat diterima Masyarakat
anak kecil membutuhkan sastra dalam (Citraningtyas, 2011).
perkembangannya menuju kedewasaan Haryadi berpendapat (1994:73),
yang matang. Sastra yang membantu bahwa nilai edukatif adalah pengajaran
mereka mengembangkan karakter yang luhur menurut kaidah pendidikan,
secara alami melalui cerita yang mereka dan termasuk jembatan untuk mencapai
baca atau dengar. tujuan edukatif (Dalam penelitian
Menurut Suwardi Endaswara, ia Nurachmana, dkk, 2020). Nilai
menyatakan bahwa sastra anak berperan pendidikan adalah nilai-nilai yang
sebagai pembentuk kepribadian dan berguna untuk mematangkan anak-anak
penuntun bagi perkembangan emosi dalam melakukan perannya di masa
anak (Dalam penelitian Nisya dan depan melalui pengajaran, bimbingan
Sutrisna, 2019). Kepribadian mereka dan pelatihan (Ali, 1979: 215) (Dalam
secara alami akan berkembang melalui penelitian Nurachmana, dkk, 2020). Nilai
literatur yang mereka baca. Menurut pendidikan dalam novel bermakna
Dian Haris dkk, anak yang cinta pada ajaran luhur yang menunjang tujuan
sastra lebih bersifat sosial, lebih peka pendidikan yang diuraikan dalam unsur-
terhadap lingkungan dan bersifat sosial unsurnya sebuah cerita fiksi naratif
solidaritas yang tinggi dengan teman, (Nurachmana, dkk, 2020).
rasa percaya diri dan cinta persahabatan Fitri berpendapat (2012:156),
(Dalam penelitian Nisya dan Sutrisna, bahwa pendidikan karakter dapat
2019). Oleh sebab itu, sastra memegang disatukan ke dalam pendidikan pada
peranan penting dalam perkembangan semua jenis pelajaran (Dalam penelitian
moral, sosial, dan psikologis anak (Nisya Sari, dkk, 2023). Pendidikan karakter
dan Strisna, 2019). penting dalam pembentukan generasi
Dalam penelitian Citraningtyas yang berkualitas, kemudian Ramli
(2011), ia menuliskan bahwa Lynch- (2003) menjelaskan hakikat dan maksud
Brown, C. & Tomlinson, C. (2005) pendidikan kepribadian sama dengan
mengartikan sastra anak bahwa: “Sastra pendidikan moral dan akhlak (Dalam
Anak merupakan buku bacaan yang baik, penelitian Sari, dkk, 2023). Tujuannya
bagi anak-anak sejak lahir hingga remaja, adalah membentuk kepribadian anak
yang mengangkat topik-topik terkini dan agar menjadi pribadi yang baik, anggota
menarik bagi anak-anak seusia ini masyarakat yang baik, dan warga negara
melalui prosa dan puisi, fiksi dan yang baik (Sari, dkk, 2023). Nilai
nonfiksi.”(hal. 3 – terjemahan dan pendidikan merupakan nilai-nilai
penekanan oleh Citraningtyas). Peter pendidikan yang terkandung di
Hunt (1991) menyebutkan bahwa buku dalamnya mencakup sikap individu
anak-anak tidak hanya menghibur anak dalam pribadi dan kehidupan sosial.
tetapi juga berfungsi membentuk Dalam penelitian Dhien dkk (2022) nilai-
kepribadian anak (Dalam penelitian nilai pendidikan dalam kehidupan
Citraningtyas, 2011). Anak-anak akan pribadi adalah nilai-nilai yang digunakan
percaya pada apa yang tertulis di buku untuk menjaga kehidupan pribadi,
cerita adalah suatu kebenaran dan anak- menjaga kewajaran dalam
anak belajar dari apa yang ia percayai itu. berkomunikasi (Mundaroh, 2010:13).
Dari buku cerita anak, anak belajar Dalam penelitian Fauliyah (2020),
berperilaku seperti orang tuanya, anak pendidikan karakter merupakan hal
belajar berteman, membedakan yang terpenting yang harus diterapkan pada
baik dan yang jahat, serta menjadi warga setiap peserta didik, karena pendidikan
karakter diharapkan menjadi landasan menggunakan metode analisis data
terpenting dalam pembentukan generasi interaktif. Kegiatan analisis data meliputi
berkualitas suatu bangsa (Nopan, 2015). reduksi data terlebih dahulu, kemudian
Salah satu yang dibutuhkan masyarakat penyajian data, dan terakhir penarikan
saat ini adalah pendidikan karakter yang dan validasi kesimpulan. Analisis data ini
dapat membantu menciptakan manusia dilakukan setelah pengumpulan data.
yang tidak hanya memiliki kecerdasan
otak tetapi juga berkarakter atau HASIL DAN PEMBAHASAN
berwatak yang mampu melahirkan Nilai-nilai edukatif atau pendidikan
generasi bangsa menjadi individu yang dapat ditemukan dari berbagai jenis
baik dan memiliki kualitas. sastra anak dan salah satunya adalah
Pendidikan karakter sangatlah prosa anak. Prosa anak yang dibahas
penting untuk digali dan diwariskan di dalam penelitian ini adalah karya sastra
zaman yang semakin maju ini. Saat ini, berupa novel anak. Pendidikan bertujuan
banyak generasi penerus yang untuk merubah dan mengembangkan
mengabaikan sikap dan perilakunya kepribadian anak menjadi lebih baik
karena telah dimanjakan oleh teknologi kedepannya.
yang semakin maju (Abdulfatah, dkk, Bagi pembaca anak-anak, nilai
2018). Untuk itu Pendidikan karakter pendidikan dapat menjadi sebuah contoh
memang sangat penting untuk generasi atau acuan untuk membentuk karakter
pada zaman modern seperti sekarang ini. seorang anak sejak usia dini. Oleh karena
itu, dalam kajian sastra anak sesuai
METODE fungsinya sangat menarik untuk
Penelitian ini bersifat deskriptif dan mengkaji hubungan nilai-nilai
kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif pendidikan dalam karya sastra berupa
adalah penelitian yang berupaya novel anak. Nilai-nilai pendidikan yang
memahami fenomena yang dialami ditemukan pada tokoh Wanga dalam
subjek, seperti perilaku, observasi, novel Si Anak Savana karya Tere Liye ini
motivasi dan tindakan. Objek penelitian meliputi nilai religi, nilai moral, dan nilai
adalah objek material dan objek formal. sosial.
Subyek penelitian ini adalah kata-kata
dan ungkapan yang mengungkapkan Nilai Religi
kepribadian dan perilaku. Nilai religi adalah nilai-nilai yang
Topik yang diteliti adalah novel Si berhubungan dengan agama atau
Anak Savana karya dari Tere Liye. Dalam kepercayaan seseorang. Nilai-nilai
analisis ini mengacu pada tokoh utama keagamaan adalah nilai-nilai dalam novel
yakni Wanga. Tokoh Wanga dalam novel yang membahas tentang keyakinan atau
ini mengandung makna dan nilai edukatif ajaran dan aturan agama yang dianut
yang diharapkan dapat dijadikan contoh oleh seseorang. Secara umum nilai
oleh pembaca anak-anak supaya menjadi tersebut dapat dikenali dari beberapa
orang yang lebih berakhlak. Untuk simbol agama, kutipan, anjuran kitab
mendapatkan data, penulis memakai tiga suci, dan nilai-nilai kehidupan
cara. Cara yang digunakan adalah dengan berdasarkan ajaran agama yang bersifat
cara baca, cara tandai, lalu cara catat. universal (Nurachmana, dkk, 2020).
Data penelitian ini didapatkan melalui Mirna (2019) menjelaskan bahwa
pembacaan, penandaan, serta pencatatan nilai pendidikan keagamaan merupakan
yang intensif dan cermat. nilai yang menjadi hakikat seseorang dan
Metode analisis data penelitian ini diwujudkan secara sadar dalam lubuk
hati yang terdalam (Dalam penelitian menunggu di teras rumah Tuan Guru.
Setiani dan Arfin, 2021). Nilai-nilai (hal.189)
pendidikan agama menjadikan
seseorang menjadi manusia yang baik Hari ini aku sholat Maghrib di rumah,
tidak mengaji, sholat Isya juga di
dan benar menurut tuntutan agamanya.
rumah. Itulah kata Mamak yang tidak
Jika terdapat keterkaitan dengan sebuah
akan dapat diubah siapa pun termasuk
karya sastra dengan nilai-nilai Bapak. (hal.231)
keagamaan, maka hal tersebut dapat
menjadi refleksi batin bagi pemirsanya Kemana perginya Tuan Guru makin
antara sebuah karya sastra yang membuat kami bertanya-tanya saat
berlandaskan nilai-nilai keagamaan itu sholat Zuhur. Wak Malik menjadi
(Setiani dan Arfin, 2021). imam karena Tuan Guru tidak ada.
Dalam novel Si Anaka Savana Selesai sholat, kami pergi ke
digambarkan bahwa tokoh Wanga rumahnya, mendapati pintu dan
adalah seorang anak yang rajin ke masjid jendela masih tertutup.
(hal.352)
untuk belajar mengaji bersama teman-
temannya. Di masjid ia selalu menyetor Lusanya, sehabis sholat Subuh kami
bacaannya kepada Tuan Guru. Tuan Guru berangkat ke kota provinsi. Langsung
adalah guru mengaji sekaligus orang dari masjid karena Tuan Guru
yang dihormati dan disegani oleh warga memang meminta warga melakukan
di Kampung Dopu karena ilmu dan sholat Subuh di masjid. Ramai masjid
jasanya begitu besar dalam mendidik seperti waktu sholat Idul Fitri dan Idul
anak-anak. Berikut kutipan yang Adha. (hal.376)
membuktikannya:
Kutipan tersebut diinterpretasikan
Rantu kembali mengulang bacaan, tetap bahwa Wanga merupakan seorang anak
dengan suara tebata-bata. Baru lega yang religius dalam kehidupannya. Di
setelah Tuan Guru memintanya kembali zaman modern seperti sekarang sudah
ke tempat duduknya. Aku juga lega, sedikit sekali anak-anak yang mau pergi
giliranku masih beberapa murid lagi. belajar mengaji ke masjid. Jangankan
Berharap ketika aku menyetor bacaan,
belajar mengaji, untuk ikut sholat
jengkel Tuan Guru mereda. “Wanga,”
berjamah saja sudah jarang sekali terlihat
Tuan guru memanggilku. “Setor
bacaanmu. “Aku tersentak. “Bukannya anak-anak di masjid.
gilirannya Muanah, Tuan Guru?”, Hal ini terjadi karena generasi muda
“Wanga.” Tuan Guru mengabaikan zaman kini lebih ingin menghabiskan
protesku. (Hal.29) waktunya di rumah dengan bermain
game atau sosial media. Untuk itu, sikap
Tidak hanya rajin mengaji, Wanga juga Wanga dalam novel ini patut dijadikan
rajin menjalankan ibadah sholat lima contoh oleh anak-anak agar menjadi
waktu. Ia bersama teman-temannya orang yang lebih religius sejak dini.
sering pergi ke masjid untuk melakukan Dengan rajin mengaji dan melaksanakan
sholat berjamaah. Beikut kutipan yang sholat insyaallah akan tertanam karakter
membuktikannya: atau akhlak yang baik dalam diri seorang
anak hingga mencapai kedewasaan
Tiupan angin mereda pada pukul nantinya.
setengah sembilan. Tuan Guru
mengajak kami sholat Isya berjamah
terlebih dahulu. Selesai sholat Isya,
beberapa orangtua murid telah
Nilai Moral Mamak mendapat pesanan bubur
Moralitas dapat diartikan sebagai yang banyak.” (hal.48)
norma-norma yang mengatur konsep
kehidupan masyarakat yang bernilai “Kau mau bantu Mamak atau tidak,
Wanga?” Mamak mengingatkan. Aku
tinggi. Wanga merupakan seorang anak
buru-buru beranjak, mambantu
yang suka akan jujur, hal itu dibuktikan
Mamak membersihkan peralatan
dalam kutipan: makan. (hal.129)

“Aku tidak bisa bohong lagi” ucap Kutipan tersebut diinterpretasikan


Wanga. (hal.155)
bahwa Wanga memang seorang anak
yang baik, rajin, dan patuh terhadap
Kutipan tersebut menunjukkan nilai
perintah Mamaknya. Dia selalu
edukatif yang tulus. Wanga tidak mau
mengiyakan apapun yang disuruh oleh
terus berbohong kepada Sedo karena ia
Mamaknya tanpa melawan atau
menjadi tidak nyaman jika bertemu
mendongkol. Dia tidak pernah menolak
dengannya. Wanga pun mengaku
apapun yang dikatakan atau disuruh oleh
sebenarnya merekalah yang mengadu
Mamaknya, karena bagi Wanga perintah
kepada Tuan Guru kalau tidak ada beras
Mamaknya adalah titah yang harus
di rumah Sedo. Kita tidak boleh
segera dilaksanakan. Zaman sekarang
berbohong, meskipun itu demi kebaikan.
kebanyakan anak sering mendongkol
Kebohongan membuat seseorang tidak
ketika disuruh ibunya untuk keluar
nyaman, menimbulkan masalah, dan
membeli sesuatu atau bahkan membantu
membuat seseorang merasa bersalah.
membersihkan rumah saja mereka
Tidak hanya jujur, Wanga juga
malas. Untuk itu sikap Wanga ini patut
seorang anak yang baik dan patuh pada
untuk dicontoh. Ketika Ibu kita meminta
Mamaknya. Berikut kutipan yang
tolong untuk melakukan suatu hal,
membuktikannya:
lakukankan itu dengan cepat dan tanpa
ada rasa dongkol di dalam hati. Selagi ibu
“Kau ingat semua permintaan Mamak
tadi, Wanga?” Mamak memastikan kita masih ada di dunia hargai dan
sebeum aku meninggalkan rumah. patuhlah kepadanya, buatlah dia merasa
“Ingat, Mak. Antar bubur ke tempat bahagia. Jika dia sudah tiada nanti pasti
Najwa, terus ke rumah Loka Nara kita akan merasa kehilangan dan sadar
untuk memeriksa sapinya.” (hal.47) bahwa sosok seorang ibu itu sangat
penting dalam hidup kita.
“Mengapa kau tidak ikut mencari Wak Selain itu, Wanga juga seorang anak
Ede?” Sedo mengambil rantang dari yang bertanggung jawab. Berikut kutipan
tanganku. “Pekerjaanku banyak, Do. yang membuktikannya:
Habis ini aku diminta Mamak ke
rumah Loka Nara, melihat sapinya.
Aku mengangguk. Menggelang dalam
Aku akan patikan sapinya sehat, bola
hati. Mamak tidak perlu membeli sapi
matanya jernih, kukunya bagus,
lagi, biarlah itu menjadi bagian dari
giginya lengkap, kotorannya bau.”
janjiku, menebus kesalahan. Lepas dari
(hal.48)
janji itu, Mamak memang tidak perlu
membeli sapi. (hal.242)
“Habis itu kau mencari Wak Ede?”
Sedo nyengir. “Lebih separuh warga
Beda dengan kemarau tahun-tahun
kampung kita mencarinya. Aku akan
lalu, kali ini aku semangat. Tidak usah
langsung pulang, satu karung kacang
dibangunkan berkali-kali oleh Mamak,
hijau menunggu untuk dibereskan.
diancam tidak dapat sarapan, diomeli
panjang lebar, baru bangun untuk mengulanginya lagi di masa yang akan
mengambil air. (hal.248) datang.
Janji itu masih terpatri, aku harus Nilai Sosial
menebus kesalahanku. Maka jadilah
Nilai-nilai pendidikan sosial juga
aku anak yang paling rajin, datang
menentukan perilaku seseorang dalam
paling pagi ke telaga, paling awal
ketika petang, dan terkadang lepas mengahadapi suatu masalah dalam
makan siang aku mengambil air pula. lingkungan masyarakat. Hal ini dapat
Kalau tahun lalu aku paling banyak membuat kita memahami pentingnya
membawa dua jeriken, sekarang kehidupan sosial dengan orang lain.
malah tiga. Dua kupanggul pakai kayu, Wanga merupakan anak yang senang
satunya dijinjing pakai tangan. berbaur dengan warga. Berikut kutipan
(hal.248) yang membuktikannya:

Kutipan tersbut diinterpretasikan bahwa Tak lama kemudian kami telah


Wanga termasuk anak yang bertanggung bergabung dengan warga lain,
jawab. Meskipun dia telah melanggar berkumoul di dekat kendang sapi Loka
aturan kampung yaitu berenang di telaga, Nara. (hal.5)
tapi dia tetap mau mengakui
kesalahannya dan berusaha menebus Warga mulai membagai kelompok,
berbagi pula tepat mencari. “Kau ikut
kesalahannya dengan merubah dirinya
Bapak Wanga.” Aku terlonjak senang
menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hal
setelah sebelumnya menyangka Bapak
itu dia buktikan dengan sikapnya yang akan menyruhku pulang seperti saat di
rajin bangun pagi dan rajin mengambil rumah Loka Nara. Kali ini Bapak
air ke telaga. Itu semua ia lakukan untuk mengizinkan. Aku berjalan gagah di
mengobati rasa kecewa Mamaknya. belakang kelompok Bapak, mencari
Karena perbuatannya, sapi satu-satunya tiga ekor sapi Ompu Baye. (hal.18)
yang baru dibelikan Mamaknya harus
diserahkan kepada warga sebagai bentuk Kami samapai di jalan depan rumah
sangsi dari pelanggarannya itu. Jika Wak Ciak Ketika warga bersama-sama
dilihat dari sikap anak-anak zaman membongkar tugu bambu itu. Satu
persatu batang bambu ditepikan,
sekarang, masih banyak yang kurang
membuat jalan kembali terbuka dan
memiliki rasa tanggung jawab. bisa dilintasi. (hal.190)
Kebanyakan dari mereka kadang malah
tidak sadar dengan kesalahannya, atau Kutipan tersebut diinterpretasikan
bahkan ada yang tidak mau untuk bahwa Wanga adalah anak yang senang
mengakui kesalahannya. Untuk itu, sikap berada di tengah keramaian. Buktinya,
Wanga yang memiliki rasa tanggung apapun yang sedang terjadi di
jawab harus dicontoh. Kita sebagai kampungnya dia selalu muncul dan
generasi muda harus siap untuk berada di tempat kejadian itu saat itu
mengakui kesalahan dan menerima juga. Jika dilihat di masa sekarang ini
sangsi yang kita perbuat, baik itu dari sedikit sekali anak-anak yang mau peduli
kesalahan yang disengaja atau tidak dengan apa yang sedang terjadi di
disengaja. Dengan memiliki rasa lingkungannya. Mereka lebih sering acuh
tanggung jawab yang besar, itu akan tak acuh dengan lingkungan sekitarnya.
merubah diri kita menjadi pribadi yang Jangankan untuk menyapa tetangga,
lebih baik karena kita telah belajar dari berbaur dengan masyarakat saja mereka
kesalahan dan takut untuk takut atau segan. Anak-anak zaman
sekarang lebih suka di rumah saja sambil DAFTAR PUSTAKA
bermain gadget dan itu membuatnya Nisya, R. K., & Sutrisna, D. (2019,
malas untuk berbaur di lingkungan October). Mengembangkan
masyarakat. Kebiasaan seperti itu harus Karakter Peserta Didik Melalui
diubah, kita sebagai makhluk sosial harus Sastra Anak. In Prosiding Seminar
bisa berbaur atau bersosialisasi di Nasional Pendidikan (Vol. 1, pp.
tengah-tengah masyarakat. Jadilah 1083-1088).
generasi yang bisa saling tolong Citraningtyas, C. E. (2011, July). Sastra
menolong, bahu membahu, dan berguna Anak: Edutainment dengan Catatan.
untuk masyarakat sekitar. In Makalah disajikan dalam Seminar
Nasional Sastra Anak di Universitas
SIMPULAN Negeri Yogyakarta, dalam rangka
Novel Si Anak Savana karya Tere Hari Anak Nasional.
Liye ini memiliki banyak fungsi edukatif Nurachmana, A., Purwaka, A., Supardi,
yang bisa dijadikan contoh untuk S., & Yuliani, Y. (2020). Analisis
pembaca anak-anak agar menjadi Nilai Edukatif dalam Novel Orang-
peribadi yang lebih baik. Salah satu tokoh orang Biasa Karya Andrea Hirata:
yang dijadikan contoh edukatif yang Tinjauan Sosiologi Sastra.
dibahas dalam novel ini adalah Wanga. ENGGANG: Jurnal Pendidikan,
Wanga merupakan seorang anak yang Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya,
lahir dari keluarga sederhana, Mamak 1(1), 57-66.
dan Bapaknya hanyalah seorang petani. Setiani, F., & Arifin, Z. (2021). Nilai
Wanga memiliki banyak sisi positif yang Edukatif Tokoh Burlian Dalam
bisa dijadikan contoh. Novel Si Anak Spesial Karya Tere
Wanga merupakan seorang anak Liye: Tinjauan Sosiologi Sastra
yang rajin dan patuh kepada orang Sebagai Bahan Ajar Cerita
tuanya. Wanga tidak pernah menolak Inspiratif. ENGGANG: Jurnal
apapun permintaan Mamaknya, selagi Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni,
dia masih bisa membantu Mamaknya, dia dan Budaya, 1(2), 1-12.
pasti akan lakukan. Tidak hanya itu, Sari, E., Misnawati, M., Linarto, L.,
Wanga memiliki sikap moral yang baik. Poerwadi, P., & Ramadhan, I. Y.
Dia mencerminkan sikap yang jujur dan (2023, April). Nilai Pendidikan
penuh rasa tanggung jawab. Pembaca Karakter Dalam Novel Si Anak
anak-anak yang masih dalam tahap Savana Karya Tere Liye Dan
perkembangan patut mencontoh sikap Implikasinya Pada Pembelajaran
positif yang dimiliki oleh Wanga. Yaitu Sastra di SMA. In PROSIDING
menjadi anak yang baik, patuh kepada SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN,
orang tua, jujur dan bertanggung jawab. BAHASA, SASTRA, SENI, DAN
Melalui sastra anak, anak-anak bisa BUDAYA (Vol. 2, No. 1, pp. 83-107).
mendapatkan nilai edukatif yang bisa Dhien, C. N., Nasrah, S., & Emilda, E.
menjadikan dirinya sebagai cerminan (2022). Analisis nilai-nilai
yang baik di lingkungan keluarga, teman edukatif dalam novel Selamat
atau sahabat, serta lingkungan Tinggal karya Tere Liye. KANDE
masyarakat sekalipun. Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, 3(1), 79-92.
Fauliyah, F. (2020). Nilai-Nilai
Pendidikan Karakter Dalam Novel
Anak-Anak Langit Untuk Membina
Karakter Siswa Di Madrasah
Ibtidaiyah. AKSELERASI: Jurnal
Pendidikan Guru MI, 1(2), 94-111.
Abdulfatah, M. R., Widodo, S. T., &
Rohmadi, M. (2018). Pendidikan
Karakter Dalam Novel Mahamimpi
Anak Negeri Karya Suyatna
Pamungkas Tinjauan Psikologi
Sastra. Jurnal Gramatika, 1, 12-23.

Anda mungkin juga menyukai