Anda di halaman 1dari 15

NILAI MORAL DALAM ANTOLOGI CERPEN FILOSOFI KOPI

DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA

Nani Solihati, Ade Hikmat, dan Yoma Elmikasari


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiah Prof. Dr. Hamka
email: nanisolihati@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menemukan nilai-nilai moral
yang terkandung dalam antologi cerpen Filosofi Kopi melalui kajian hermeneutik serta
implikasinya dalam pembelajaran sastra di SMA. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi. Nilai moral yang diteliti dibatasi pada nilai
positif dalam antologi cerpen Filosofi Kopi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian
ini yakni antologi cerpen Filosofi Kopi karya Dewi Lestari yang berisi 18 cerita yang terdiri
8 cerita pendek dan 10 prosa liris, tetapi yang diteliti hanya 8 cerita pendek. Berdasarkan
hasil analisis yang telah dilakukan terhadap delapan cerpen, dapat disimpulkan bahwa
cerpen-cerpen karya Dewi Lestari mengandung nilai-nilai moral positif yang meliputi
kejujuran, bertanggung jawab, kesetiaan, sopan santun, hati nurani, rendah hati, dan
konsekuen. Implikasi hasil penelitian ini adalah pembelajaran sastra di sekolah dengan
menggunakan beberapa judul cerpen dalam antologi cerpen Filosofi Kopi karya Dewi
Lestari sebagai sumber pembelajaran berpotensi menghasilkan siswa yang mempunyai
nilai-nilai moral yang baik.
Kata kunci: nilai moral, cerpen, pembelajaran sastra

MORAL VALUES IN “FILOSOFI KOPI” SHORT-STORY ANTHOLOGY


AND ITS IMPLICATIONS IN LITERATURE

Abstract
This study was aimed at identifying the moral values contained in Filosofi Kopi short
story anthology through hermeneutic studies and its implications in the study of literature
in thesenior high school. The study used a descriptive qualitative method with a content-
analysis technique. The moral values under study were limited to positive values. The data
source used in this study was written by Dewi Lestari. This short story contained 18 stories
consisting of 8 short stories and 10 lyrical proses. The samples of this study were 8 short
stories. Results show that the short stories of Dewi Lestari's work contain positive moral
values that include honesty, responsibility, loyalty, courtesy, conscience, humility, and con-
sequence. The implications of the study include the fact that literature learning using this
anthology is able to improve the students’ moral values.
Keywords: moral value, short-story, literature education

PENDAHULUAN arus globalisasi yang diiringi dengan


Globalisasi adalah suatu proses yang perkembangan teknologi informasi
mendunia, setiap individu tidak terikat menyebabkan seseorang khususnya remaja
oleh batas-batas negara. Perkembangan mudah memperoleh apa saja karena setiap

263
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, November 2017, Halaman 263-276

individu dapat terhubung dengan siapa nilai-nilai moral pada diri siswa. Untuk
saja di belahan bumi ini. Oleh karena itu, dapat menerapkan hal tersebut tentu akan
globalisasi dapat membawa nilai yang sangat bergantung pada gurunya. Hal ini
berdampak pada hal-hal positif dan negatif. dikarenakan guru sangat menentukan
Pergeseran nilai-nilai moral juga dapat kemajuan akademik dan nonakademik
terjadi pada sebagian kehidupan remaja, peserta didik (Francisca & Ajikusumo,
seperti munculnya perilaku yang tidak 2015).
sesuai dengan aturan norma-norma yang Penanaman nilai-nilai moral tersebut
berlaku. Untuk mengantisipasi pergeseran sejalan dalam upaya untuk mewujudkan
nilai-nilai moral yang terjadi akibat dampak tujuan pendidikan budaya dan karakter
negatif globalisasi maka harus disikapi bangsa yang salah satu diantara cirinya
melalui pendidikan. Melalui pendidikan, adalah mengembangkan potensi afektif
remaja bisa dibentuk, baik dari segi karakter peserta didik yang memiliki nilai-
maupun moral. nilai budaya dan karakter bangsa dan
Upaya tersebut harus dapat mengubah mengembangkan kebiasaan dan perilaku
sudut pandang dan perilaku siswa khususnya peserta didik yang terpuji dan sejalan
remaja ke arah yang lebih positif, imajinatif, dengan nilai-nilai universal dan tradisi
dan kreatif. Generasi muda yang menjadi budaya bangsa yang religius (Niron,
generasi penerus bangsa harus diberi nilai- Budiningsih, & Pujiriyanto, 2013).
nilai moral melalui pendidikan, diantaranya Pembelajaran sastra juga diharapkan
melalui sastra. Nurgiantoro (2013, pp. 433- melahirkan generasi yang cerdas, cakap,
434) menyatakan bahwa sastra mempunyai dan bermoral. Untuk mengajarkan sastra
peran sebagai salah satu alat pendidikan yang mengandung unsur nilai moral perlu
yang seharusnya dimanfaatkan dalam tinjauan lebih mendalam melalui proses
dunia pendidikan. Hal ini difokuskan pada interpretasi (hermeneutik). Sebagian besar
peran dalam usaha untuk membentuk dan isi teks sastra banyak mengandung bahasa
mengembangkan kepribadian anak, peran yang membutuhkan interpretasi secara
sebagai character building. Artinya, sastra mendalam untuk memahaminya.
dapat diyakini mempunyai andil yang Di dalam berbagai karya sastra, para
tidak kecil dalam usaha pembentukan remaja dapat melihat nilai-nilai moral untuk
dan pengembangan kepribadian anak. diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
Tidak jauh berbeda dengan Suryaman, dengan proses interpretasi. Pemahaman
Wiyatmi, Hartono, dan Efendi (2012) yang secara mendalam pada sastra dapat me-
menyatakan bahwa karya sastra sebagai mudahkan remaja untuk mempelajari
ekspresi seni bahasa yang bersifat reflektif apresiasi sastra yang bermanfaat bagi sikap
sekaligus interaktif, sastra dapat menjadi remaja. Oleh sebab itu, penulis tertarik
spirit bagi munculnya kekuatan moral bagi untuk meneliti nilai-nilai moral melalui
perubahan sosial-budaya dari keadaan yang karya sastra. Karya sastra yang penulis pilih
terpuruk dan ’terjajah’ ke keadaan yang adalah karya Dewi Lestari yakni antologi
mandiri dan merdeka. cerpen Filosofi Kopi sebagai korpus dalam
Uraian di atas menjelaskan bahwa penelitian penulis.
pembelajaran sastra yang dilaksanakan Penelitian ini bertujuan untuk meng-
dengan benar dan strategi yang diguna- identifikasi dan menemukan nilai-nilai
kannya tepat serta menyenangkan dapat moral yang terkandung dalam buku
menumbuhkan dan mengembangkan antologi cerpen Filosofi Kopi melalui

264
Nani S., Ade H., dan Yoma E.: Nilai Moral dalam Antologi ...

kajian hermeneutik. Nilai menurut pendapat suatu nilai baru, bahkan sebagai nilai
Adisusilo (2012, p. 56) berasal dari bahasa yang paling tinggi. Hal itu bisa menjadi
Latin Vale’re yang artinya berguna, mampu, lebih jelas jika kita mempelajari ciri-ciri
berdaya, berlaku sehingga nilai diartikan khusus nilai moral. Ciri-ciri tersebut ialah
sebagai sesuatu yang dipandang baik, berkaitan dengan tanggung jawab sebagai
bermanfaat dan paling benar menurut pribadi manusia, berkaitan dengan “suara”
keyakinan seseorang atau sekelompok dari hati nurani yang menuduh kita bila
orang. Nilai adalah kualitas suatu hal yang menentang nilai-nilai moral dan memuji
menjadikan hal itu disukai, diinginkan, kita bila mewujudkan nilai-nilai moral,
dikejar, dihargai, berguna, dan dapat mewajibkan kita secara absolut dan tidak
membuat orang yang menghayatinya bisa ditawar-tawar, harus diakui dan harus
menjadi bermartabat. direalisasikan. Kejujuran memerintahkan
Nilai sekurang-kurangnya memiliki kita untuk mengembalikan barang yang
ciri berikut ini, yaitu nilai berkaitan dipinjam, suka tidak suka, dan bersifat
dengan subjek. Jika tidak ada subjek yang formal dalam merealisasikan nilai-nilai
menilai, maka tidak ada nilai juga. Entah moral dengan mengikutsertakan nilai-nilai
manusia hadir atau tidak, gunung tetap lain dalam suatu “tingkah laku moral”
meletus. Tapi untuk dapat dinilai sebagai (Bertens, 2013, pp. 114-117).
“indah” atau “merugikan”, letusan gunung Sehubungan dengan pernyataan di
itu memerlukan kehadiran subyek yang atas, Susilawati, Suryanti, dan Koesbyanto
menilai. Selain itu, nilai juga tampil dalam (2010) menyatakan bahwa nilai adalah
suatu konteks praktis, di mana subjek ingin sesuatu yang berarti dan patut dikejar,
membuat sesuatu. Dalam perkataan yang dimiliki, dan dihayati dalam hidup manusia.
semata-mata teoretis, tidak akan ada nilai Nilai dikejar dan diperjuangkan karena
(Hanya menjadi pertanyaan apakah suatu bermakna baik, menarik, menyenangkan,
pendekatan yang secara murni teoritis berguna bagi manusia sebagai individu
bisa diwujudkan). Terakhir, nilai selalu dan kelompok sosial atau komunitas.
menyangkut sifat-sifat yang “ditambah” Nilai selalu berkonotasi positif dan
oleh subjek pada sifat-sifat yang dimiliki tersembunyi di balik fakta atau objek
oleh objek. Nilai tidak dimiliki oleh objek tertentu. Nilai baru muncul setelah fakta
pada dirinya (Bertens, 2013, pp. 112-113). atau objek ditafsirkan oleh subjek. Maka
Dalam penelitian ini, kata nilai nilai bersifat subjektif. (Susilawati dkk.,
dikaitkan dengan moral. Kata moral selalu 2010, pp. 68-69). Susilawati dkk. (2010,
mengacu pada baik-buruknya manusia pp. 109-113) juga menambahkan bahwa
sebagai manusia. Moral tidak mengacu pada macam-macam keutamaan moral yakni,
baik-buruknya sebuah profesi melainkan kejujuran, kesediaan untuk bertanggung
mengacu pada baik-buruknya sikap dan jawab, kemandirian moral, keberanian
tingkah laku seseorang sebagai manusia. moral, dan kerendahan hati. Berdasarkan
Ada empat ciri nilai moral menurut Bertens, beberapa pendapat tersebut, nilai-nilai
yakni berkaitan dengan tanggung jawab, moral yang akan diteliti meliputi: kejujuran,
hati nurani, bersifat mewajibkan, dan bertanggung jawab, kesetiaan, sopan
bersifat formal (Bertens, 2013, pp. 113- santun, berhati nurani, rendah hati, dan
114). Bertens juga menambahkan meskipun konsekuen.
nilai moral biasanya menumpang pada Moral tidak serta merta hadir dalam
nilai-nilai lain, namun ia tampak sebagai kehidupan masyarakat, namun ada sistem

265
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, November 2017, Halaman 263-276

yang mengaturnya yang bersumber dari METODE


kehidupan masyarakat itu sendiri. Marjuki Untuk mengungkapkan nilai-nilai
(2008) menyatakan bahwa sumber sistem moral yang terkandung dalam antologi
tersebut dapat bersumber dari gagasan cerpen Filosofi Kopi karya Dewi Lestari,
keimanan kepada Tuhan dan pemikiran peneliti menggunakan metode deskriptif
manusia. kualitatif dengan teknik analisis isi berupa
Dalam konteks penelitian ini, nilai kajian hermeneutik. Dalam mengungkapkan
moral yang diteliti adalah nilai moral yang kajian hermeneutik penulis menggunakan
terdapat dalam antologi cerpen Filosofi teori Ricoeur yakni menginterpretasi karya
Kopi karya Dewi Lestari. Efendi (2015, sastra yang berorientasi pada teks, simbol,
p. 18) menyatakan bahwa cerita pendek dan metafora, yang terdapat pada teks-teks
(cerpen) mengisahkan serangkaian peristiwa tersebut. Nilai moral yang diteliti dibatasi
(event) atau suatu kejadian (insiden) yang pada nilai moral positif pada antologi
melibatkan beberapa individu dalam cerpen Filosofi Kopi.
aktivitas fisik atau mental. Dengan kata Sumber data yang digunakan dalam
lain, cerita pendek memotret peristiwa atau penelitian ini yakni antologi cerpen dengan
kejadian dalam kehidupan, dan keberhasilan judul Filosofi Kopi (Kumpulan Cerita dan
memotret itu bergantung pada mediasi Prosa satu Dekade) karya Dewi Lestari
antara pembaca dan objek yang dipotret. yang diterbitkan oleh PT. Bentang Pustaka,
Cerpen Filosofi Kopi karya Dewi cetakan ke-sebelas, Januari 2015. Antologi
Lestari dikaji dari nilai moralnya dengan cerpen Filosofi Kopi berisi 18 cerita yang
pendekatan hermeutika. Pada dasarnya terdiri 8 cerita pendek dan 10 prosa liris
hermeneutik merupakan upaya seseorang tetapi dalam dalam penelitian ini yang
untuk melakukan proses penafsiran terhadap dianalisis hanya 8 cerita pendek. Judul
suatu karya sastra. Hal ini sesuai dengan cerpen yang diteliti yakni cerpen Filosofi
pendapat Ratna (2016, p. 231) yang menyebut Kopi (FK), Mencari Herman (MH), Surat
berbagai bentuk istilah hermeneutik, mulai yang Tak Pernah Sampai dengan judul
dari kata kerja yaitu hermeneucin berarti (STPS), Sikat Gigi (SG), Sepotong Kue
menafsirkan, kata benda yaitu hermeneia Kuning (SKK), Lara Lana (LL), Budha Bar
berarti interpretasi itu sendiri, dan hermeneus (BB), Rico de Coro (RdeC).
berarti orang yang menafsirkan. Analisis terhadap data-data yang ada
Antologi cerpen Filosofi Kopi mengutamakan kedalaman penghayatan
yang dikaji dengan hermeuneutik, telah terhadap interaksi antarkonsep yang
mendapatkan penghargaan dari berbagai dikaji secara khusus. Langkah-langkah
surat kabar yakni pada tahun 2006 telah dalam menganalisis antologi cerpen
dipilih majalah Tempo sebagai Karya Sastra Filosofi Kopi karya Dewi Lestari ialah
Terbaik 2006 dan pada tahun yang sama mencari dan menggarisbawahi data-data
juga menjadi 5 besar Khatulistiwa Literary yang mengandung unsur-unsur berupa
Award kemudian secara resmi dicetak masal satuan semantis seperti kata-kata, frasa,
kembali pada Januari 2012. Alasan lain klausa, kalimat, dan paragraf. Hasilnya
dipilihnya antologi cerpen tersebut, karena berupa kutipan-kutipan dari kumpulan
di dalamnya terdapat nilai-nilai moral data tersebut yang berisi teks berupa
positif yang diperlukan bagi peserta didik, unsur intrinsik, metafora, dan simbol yang
meskipun masih ada beberapa judul cerpen terdapat pada antologi cerpen Filosofi Kopi
yang kurang mencerminkan moral yang baik. karya Dewi Lestari. Data tersebut kemudian

266
Nani S., Ade H., dan Yoma E.: Nilai Moral dalam Antologi ...

dianalisis melalui kajian hermeneutik dan unsur intrinsik dan nilai-nilai moral tersebut
memasukannya ke dalam tabel analisis dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2.
kerja. Hasil analisis selanjutnya dicatat dan Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2,
dihubungkan dengan masalah penelitian, terlihat bahwa distribusi nilai-nilai moral
setelah itu dilakukan tahap pendeskripsian. yang terdapat dalam kumpulan cerpen
Langkah selanjutnya ialah membuat Filosofi Kopi sangatlah variatif. Ada
rekapitulasi data, dan langkah terakhir, cerpen yang mengandung seluruh nilai
membuat rangkuman dan interpretasi moral, namun ada pula cerpen yang hanya
terhadap antologi cerpen Filosofi Kopi memenuhi tiga nilai moral saja. Untuk lebih
karya Dewi Lestari. jelasnya akan dipaparkan sebagai berikut.
Dalam cerpen Filosofi Kopi (FK)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ditemukan kalimat yang mengandung
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kejujuran, sebagaimana tampak pada
nilai-nilai moral di dalam Antologi Cerpen contoh berikut ini.
Filosofi Kopi Karya Dewi Lestari meliputi “Setahun lalu, aku resmi menjadi
nilai: kejujuran, bertanggung jawab, partner kerjanya. Berdasarkan asas
kesetiaan, sopan santun, hati nurani, rendah saling percaya antar sahabat ditambah
hati, dan konsekuen. Sebelum menganalisis kenekatan berspekulasi, kuserahkan
nilai moralnya, terlebih dahulu menganalisis seluruh tabunganku menjadi saham
unsur-unsur intrinsiknya. Distribusi unsur- kedainya. Selain modal dalam bentuk

Tabel 1
Hasil Analisis Antologi Cerpen Filosofi Kopi Karya Dewi Lestari Berdasarkan Unsur
Intrinsik
Teks
Judul Cerita Hlm Meta Sim
T A L GB
Filosofi Kopi 1-28 12 17 7 8 3 6
Mencari Herman 32-38 6 9 0 1 0 0
Surat yang Tak Pernah Sampai 40-47 2 2 0 7 4 3
Sikat Gigi 56-67 1 12 8 8 4 0
Sepotong Kue Kuning 72-83 2 11 7 14 12 2
Lara Lana 88-94 0 3 2 4 2 0
Budha Bar 102-108 5 4 1 2 2 1
Rico de Coro 109-134 13 15 29 6 3 0
Total 14 37 39 6 19 8
Keterangan:
T : Tokoh
A : Alur
L : Latar
GB : Gaya Bahasa
Meta : Metafora
Sim : Simbol

267
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, November 2017, Halaman 263-276

Tabel 2
Hasil Analisis Antologi Cerpen Filosofi Kopi Karya Dewi Lestari Berdasarkan Nilai-Nilai
Moral dengan Pendekatan Hermeneutik
Nilai Moral Positif
Judul Cerita Hlm
1 2 3 4 5 6 7*
Filosofi Kopi 1-28 7 9 6 2 2 2 6
Mencari Herman 32-38 0 5 4 0 4 0 1
Surat yang Tak Pernah Sampai 40-47 3 2 4 0 0 0 0
Sikat Gigi 56-67 1 4 8 0 1 1 1
Sepotong Kue Kuning 72-83 0 3 4 0 3 0 3
Lara Lana 88-94 1 2 2 2 0 1 1
Budha Bar 102-108 0 2 1 0 0 0 2
Rico de Coro 109-134 2 10 10 2 6 4 4
Total 14 37 39 6 16 8 18
*Keterangan:
1 = Kejujuran
2 = Bertanggung jawab
3 = Kesetiaan
4 = Sopan santun
5 = Hati Nurani
6 = Rendah hati
7 = Konsekuen

uang dan ilmu administrasi, aku tak karakter Ben yang sangat bertanggung
tahu apa-apa tentang kopi. Itu menjadi jawab dan keseriusannya atas apa yang
modal Ben seutuhnya” (FK, p. 2). dikerjakan oleh Ben. Tokoh Ben dan Jodi
adalah sahabat yang sudah dekat dan merasa
Pada kutipan di atas terlihat tema sudah tahu dengan kepribadiannya masing
mengenai persahabatan yang sudah sangat masing saling jujur sehingga mereka
dekat dan memiliki satu ide dan cita- bekerja sama untuk membuka kedai kopi.
cita yang sama namun untuk tokoh Ben, Berdasarkan uraian tersebut tercermin
memiliki jiwa solidaritas dan rasa tanggung nilai moral kejujuran melalui kajian
jawab yang besar sehingga Ben dan hermeneutik yang terlihat melalui unsur
sahabatnya membuka bisnis minuman kopi intrinsik tema dan tokoh, hal tersebut
meskipun mereka hanya mengandalkan disebabkan perilaku Ben yang dapat
asas saling percaya, hal tersebut terlihat dipercaya oleh rekannya sehingga mereka
pada kutipan “Berdasarkan atas saling berdua saling bekerja sama dalam suatu
percaya antar sahabat ditambah kenekatan usaha kedai kopi.
berspekulasi”. Hal tersebut tidak serta merta Dalam cerpen Surat yang Tak Pernah
Jody bisa percaya begitu saja, mungkin saja Sampai (STPS) ditemukan kalimat-
kepercayaannya untuk memberikan modal kalimat yang mengandung nilai kejujuran,
dalam berbisnis karena Joddy sudah melihat diantaranya tampak pada contoh berikut

268
Nani S., Ade H., dan Yoma E.: Nilai Moral dalam Antologi ...

ini. “Aku yang merasakan apa yang situasi di mana ia harus menyatakan
kau rasakan. Yang mendamba untuk kembali cintanya kepada Egi. Pernyataan
mengalami. Aku, yang sudah menuliskan itu sulit diungkapkan oleh Tio, karena
surat-surat cinta kepadamu. Surat-surat kegagalan membayanginya. Namun,
yang tak pernah sampai" (STPS, p. 47). kejujuran menjadi jalan pembuka bagi
Tokoh aku pada kutipan di atas terlihat kehidupan yang lebih baik. Tio benar-benar
sudah mulai jujur dengan perasannya namun mengungkapkannya dan ia mendapatkan
sulit untuk mengungkapkannya akhirnya kegagalan kembali. Egi dengan berbagai
hanya bisa menyimpan dalam perasaanya kalkulasinya belum bisa membuka hatinya
saja karena tidak bisa mengungkapkan untuk Tio. Sementara itu, latar pada
rasa kejujurannya. Simbol “Surat” sebagai kutipan di atas menyatakan latar tempat di
alat untuk menyampaikan rasa cinta yang sebuah taman dan terlihat pula sebuah latar
tulus dan jujur. Oleh karena itu, terlihat suasana yang sunyi dan menegangkan.
pada tokoh dan simbol bahwa kutipan Berdasarkan alur, latar tempat, latar
di atas memiliki nilai moral kejujuran suasana dan tokoh di atas terlihatlah nilai-
melalui kajian hermeneutik yang terlihat nilai moral kejujuran karena adanya sikap
melalui unsur intrinsik tokoh dan simbol Tio yang dengan jujur mengungkapkan
bahwa kejujuran dalam rasa cinta perlu rasa cintanya kepada Egi.
diungkapkan, karena jika hanya disimpan Pada paragraf lain dalam cerpen SG,
akan menjadi luka dalam. masih terdapat nilai kejujuran, hal tersebut
Nilai kejujuran juga tampak pada terlihat pada percakapan berikut.
cerpen Sikat Gigi (SG), kalimat-kalimat “Aku mencintai Egi. Egi mencintai
yang menggambarkan kejujuran tersebut pria lain, yang menahun sudah
terlihat pada percakapan berikut. membiarkanya terkantung-kantung.
“Dan saya tetap Tio, yang kalkulatif Demikianlah fakta sederhana yang
dan tidak mau rugi, tapi kali ini saya kami ketahui bersama. Kemalangan itu
benar-benar tidak mengharapkan apa di perparah lagi karena keinginanku
apa. Saya hanya ingin mengatakan yang logis untuk memilikinya bukanlah
semua, dan…. sudah.” Aku menutup cinta bagi Egi, sementara cintanya Egi
pe r ny a t aa nk u d en ga n s e ny u m yang masokhis juga alien bagiku”
semampunya. Berusaha bangkit berdiri, (SG, p. 63).
walau berat rasanya menompang
tubuh dengan lutut yang bergetar. Alur dalam kutipan tersebut adalah
Tangan Egi yang sejuk es menahanku. tokoh Tio yang mencintai Egi. Sedangkan
“Kamu mau kemana?” tanyanya tokoh Egi adalah seorang wanita yang
lirih. "Jalan-jalan...”, jawabku tidak mencintai laki-laki lain dan akhirnya rasa
yakin. “Ikut”, ujarnya pendek seraya cinta Tio menjadi terkantung-katung hingga
berdiri melipat buku. Kami berdua bertahun-tahun karena Egi belum membuka
meninggalkan taman, seolah-olah hatinya kepada Tio. Hal tersebut sudah
tidak pernah terjadi apa-apa. Tak ada diungkapkan secara terbuka dan jujur oleh
jejak spasi kosong dari satu tahun yang Tio dan Egi. Tio sudah mengungkapkan
sepi itu" (SG, p. 65). kepada Egi yang dirasakannya dan akhirnya
mereka sama-sama tahu yang terjadi.
Dalam kutipan tersebut terlihat Dapat disimpulkan bahwa kutipan di atas
alur yang membawa tokoh Tio pada mengandung nilai moral kejujuran melalui

269
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, November 2017, Halaman 263-276

kajian hermeneutik yang terlihat melalui menghabiskan satu jam hanya untuk
unsur intrinsik alur dan tokoh. menangis, yang berjam- jam untuk
Selain terdapat nilai kejujuran, berkesah dan berkeluh. Lama tak
dalam antologi cerpen FK ditemukan ada yang mendengarkannya. Hera
kalimat-kalimat yang mengandung nilai bilang, dia kecewa dengan hidup.
bertanggung jawab. Dalam hal ini cerpen Hidup tidak adil. Hidup itu kejam.
FK sendiri mendeskripsikan nilai kejujuran Hidup itu ini, hidup itu itu…. Sampai
tersebut seperti tercermin pada penggalan kosa katanya habis. Barulah aku
berikut ini. berkesempatan bicara bahwa telah
Kalau begitu, buat apa pikir-pikir kutemukan Herman untuknya" (MH,
lagi. Sikaaat!” seruku berkobar- pp. 35-36).
kobar. Terbayang pengembangan apa
saja yang bisa dibuat dengan 50 juta Kutipan di atas menyatakan bahwa
di tangan. Ben hanya mengangguk kehidupan Hera sangat memprihatinkan.
kecil, keningnya berkerut. Serius. Dia menjadi penjual kain batik dari pintu ke
Aku tahu pasti, bukan uang 50 juta pintu dan sesekali menjadi sales elektronik.
yang menarik minatnya.“Berarti, aku Setiap hari kehidupannya dipenuhi dengan
harus kerja keras. Mulai sekarang!” air mata meratapi kisah hidupnya yang
Sekonyong-konyong Ben berdiri, dianggapnya tidak adil dan sangat kejam
meninggalkanku dan kopinya yang untuknya. Namun demikian, Hera tetap
baru diminum seteguk. Entah apa ulet berdagang kain batik dari pintu ke
yang dimaksud dengan “kerja keras” pintu, karena ia bertanggungjawab dengan
(FK, p. 10). hidupnya. Sikap Hera yang demikian,
menunjukkan tanggung jawab moral dari
Dalam kutipan tersebut terlihat bahwa tokoh Hera yang patut diteladani oleh
tokoh Ben memiliki sifat pekerja keras pembaca.
dan selalu semangat dalam menghadapi Dalam cerpen SKK ditemukan kalimat
tantangan sehingga yang diungkapkan yang mengandung nilai bertanggung
dan yang menjadi keputusan Ben akan jawab, sebagaimana tampak pada contoh
dilakukannya dengan rasa tanggung berikut ini: “Satu lagi kue kuning tandas
jawab dengan suatu usaha yang keras dan tertelan. Pahit rasanya. Kali ini, mereka
sungguh-sungguh. tidak beruntung. Lie tidak bisa datang
Dalam cerpen lain, Mencari Herman menemuinya. Anaknya sakit dan tidak bisa
(MH) ditemukan pula kalimat yang ditinggal. Indi mengerti. Sudah seharusnya
mengandung nilai bertanggung jawab, demikian. Lie punya dunia sendiri, begitu
sebagaimana tampak pada contoh berikut. pula dirinya” (SKK, p. 74).
“Tak kusangka, justru akulah yang Isi kutipan di atas menceriterakan
harus menemui Hera lebih dulu. sebuah perselingkuhan antara tokoh Lie
Sebenarnya, keluarga Hera tahu dia yang sudah beristri dengan wanita muda
dimana, tapi dia pura-pura tidak tahu. dan lajang yang bekerja sebagai guru biola.
Hera berdagang kain batik dari pintu Selain itu, kutipan di atas juga menceritakan
ke pintu, sekali menyambil menjadi rencana yang pernah Lie ujarkan tak sesuai
sales barang elektronik. Mukanya dengan kenyataan bahwa ternyata anak Lie
lelah dan cahaya matanya lenyap telah sakit akhirnya pertemuannya dengan
diisap kecewa. Saat kutemui, Hera Indi menjadi terhambat. Lebih jelasnya alur

270
Nani S., Ade H., dan Yoma E.: Nilai Moral dalam Antologi ...

tersebut menggambarkan bahwa tokoh Lie Pada cerpen Surat yang Tak Pernah
sangat perhatian dan bertanggung jawab Sampai terdapat nilai moral kesetiaan,
meskipun yang dilakukan Lie salah besar hal itu terlihat pada kutipan berikut: “Aku
karena telah mengkhianati istrinya namun yang merasakan apa yang kau rasakan.
Lie tetap mengutamakan anaknya sehingga Yang mendamba untuk mengalami. Aku,
Lie membatalkan pertemuannya dengan yang sudah menuliskan surat-surat cinta
Indi. kepadamu. Surat-surat yang tak pernah
Selain nilai moral bertanggung jawab, sampai” (STPS, p. 47). Dilihat dari segi
terdapat pula nilai kesetiaan di antaranya hermeneutik, unsur intrinsik tokoh aku
terlihat pada cerpen STPS dalam kalimat: yang terlihat pada kutipan di atas sudah
“Cinta butuh dipelihara. Bahwa mulai jujur dengan perasannya namun sulit
di dalam sepak terjangnya serba- untuk mengungkapkannya akhirnya hanya
mengejutkan, cinta teryata masih butuh bisa menyimpan dalam perasaanya namun
mekanisme agar mampu bertahan. dengan kesetiaannya akhirnya tokoh aku
Cinta jangan selalu ditempatkan hanya bisa membuat surat-surat cinta yang
sebagai iming-iming besar, atau seperti tidak pernah sampai. Surat pada kutipan di
ranjau yang tahu-tahu meledakanmu atas sebagai simbol karena sebagai suatu
entah kapan dan kenapa. Cinta yang tanda perasaan sebagai rasa cinta dan alat
sudah dipilih sebaiknya diikutkan untuk mengungkapkan rasa cinta yang
di setiap langkah kaki, merekatkan jujur. Oleh karena itu dalam kutipan di atas
jemari dan berjalanlah kalian terlihat adanya nilai moral kesetiaan pada
bergandengan… karena cinta adalah tokoh aku.
mengalami” (STPS, p. 44). Dalam beberapa cerpen ditemukan
nilai kesetiaan, begitu pula di dalam
Pada kutipan tersebut terdapat gaya kumpulan cerpen FK ditemukan kalimat
bahasa metafora yakni sebagai berikut: yang mengandung nilai sopan santun,
“Cinta butuh dipelihara. Bahwa di dalam sebagaimana tampak pada contoh berikut
sepak terjangnya serba-mengejutkan, cinta ini.
teryata masih butuh mekanisme agar mampu “Hari ini, aku iseng mendampingi
bertahan”. Artinya, bahwa setiap cinta harus Ben di bar. Ingin sekali-kali kunikmati
ada cara-cara bagaimana untuk menjaga keputusan bercakap-cakap dengan
hubungan agar tetap harmonis dan bisa para pelanggan setia, atau sekadar
bertahan hingga ajal menjemputnya.“Cinta menontoni ekspresi orang-orang baru
jangan selalu ditempatkan sebagai iming- saat mencicip ramuan kopi spektakuler
iming besar, atau seperti ranjau yang tahu- Ben’s “first timer" Ben yang hafal
tahu meledakanmu”. Bahwa cinta bukan semua muka pelanggannya berbisik
untuk dimanfaatkan tapi harus saling ketika seorang pria setengah baya
mengorbankan karena jika sebuah cinta masuk. Dengan ekstra ramah, aku
disalahgunakan maka akan merugikan langsung menyambut. “Selamat pagi
dirinya sendiri. Berdasarkan beberapa gaya pak”, sapaku seraya membungkukkan
bahasa di atas, dapat disimpulkan kutipan badan.“Selamat pagi”. Tampak
tersebut mengandung nilai moral yakni terkesan dengan sambutanku, dia
kesetiaan, disebabkan cinta yang harus kemudian duduk di salah satu bangku
dijaga yakni dengan cara kesetiaan antara bar. “Bisa pesan kopi satu dik?”.
kedua belah pihak. “Silakan, pak mau pesan yang mana?”,

271
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, November 2017, Halaman 263-276

aku menyodorkan daftar minuman. pada reuni akbar, pada saat jiwa-jiwa
Bapak itu hanya memandang sekilas, yang terpisah seharusnya kembali
membaca pun tidak.“Ah, yang mana bertemu (LL, p. 93).
saja terserah Adik. Pilihkan saja yang
enak”, jawabnya kalem. Dengan cepat Dilihat dari segi hermeneutik adanya
aku berseru kepada “Ben! Perfecto unsur intrinsik. Dalam kutipan tersebut
satu!” (FK, pp. 14-15). terlihat tokoh Lana yang lama tidak
berjumpa dengan Lara lalu ia mencari tahu
Pada kutipan tersebut terdapat gaya tentang Lara melalui sahabat lamanya dan
bahasa hiperbola, yakni “kopi spektakuler” karena Lana adalah sosok laki-laki yang cuek
yang maknanya adalah kopi yang paling dan dingin akhirnya tidak lama kemudian
laris dan rasanya yang nikmat dan sempurna. temannya merasa tidak nyaman didekatnya
Selain mengandung gaya bahasa hiperbola, dan setelah itu temannya meminta izin untuk
kutipan di atas juga menceritakan tentang meninggalkannya meskipun sahabatnya
kedai kopinya telah kedatangan seorang sudah bertanya dengan hati-hati, hal itulah
tamu yang baru pertama berkunjung yang menyebabkan temannya merasa tidak
sehingga terlihat kaku dalam memesan nyaman.
kopinya. Walaupun demikian Ben tetap Berdasarkan uraian di atas maka
melayaninya dengan ramah. Nilai-nilai kutipan tersebut mengandung nilai moral
moral sopan santun terlihat pada tata yakni sopan santun disebabkan teman Lana
krama yang memperlakukan pengunjung sangat berhati-hati sekali pada saat bertanya
yang datang di kedai kopinya walaupun dengan Lana. Kehati-hatian yang dirasakan
pengunjungnya terlihat angkuh, namun oleh teman Lana merupakan sikap yang
selalu disambut dengan bahasa yang sopan harus dikedepankan ketika menghadapi
dan sikap ramah. situasi yang mungkin menyakiti orang
Nilai moral sopan santun ditemukan lain. Sikap semacam itu adalah sikap yang
juga pada kalimat di dalam cerpen Lara sopan santun karena memikirkan apa yang
Lana (LL), yang tersaji sebagai berikut. dirasakan orang lain.
“Anaknya yang paling besar sudah Nilai lain yang juga ditemukan di
mau SD, mereka masih tinggal di dalam antologi cerpen FK adalah nilai hati
rumah yang sama. Lana tahu itu dari nurani, seperti dalam cerpen SG ditemukan
seorang alumni. Dan kamu belum kalimat yang mengandung nilai hati nurani,
menikah? Temannya itu bertanya, sebagaimana tampak pada contoh berikut
hati-hati. Lana menggeleng ringan ini:“Lama Egi terdiam, menatapku kasihan.
dengan ekpresi yang bikin iri. Ada Wajahku disentuhnya sekilas. “Semoga
kemerdekaan di sana, penerimaan, satu saat kamu mengerti.” Habis sudah
dan keberanian untuk menjadi benda. persediaan kata-kata. Keyakinanya berada
Sejak dulu memang cuma Lana yang di luar akalku. Aku ini ET. Jadi, mana
punya itu semua, temannya membatin. mungkin aku bisa ngerti” (SG, p. 63).
Bergaul dengan Lana seperti hanyut Pada kuti pan di at as ter dapat
dalam air sejuk, tapi kesejukan itu singkatan ET (the Extra-Terrestrial) yang
lama-lama menjadi dingin yang artinya berasal dari luar bumi yang juga
mengintimidasi. Temannya pun merupakan sebuah film Amerika Serikat
permisi pergi, meninggalkan Lana yang diproduksi pada tahun 1982. Sebuah
yang kehilangan belahan jiwanya film yang menceritakan tentang makhluk

272
Nani S., Ade H., dan Yoma E.: Nilai Moral dalam Antologi ...

luar angkasa yakni Alien yang terdampar seperti “Semuanya di korbankan habis-
di bumi karena tertinggal oleh teman- habisan untuk tempat ini”. Artinya, bahwa
temannya dan akhirnya berteman dengan pengorbanan Ben cukup luar biasa, dia rela
manusia yang bernama Elliott, Michael, terlihat seperti gelandangan hanya semata
dan Gertie. Tokoh Egi yang sebenarnya demi kemajuan kedai kopinya. Semakin
kasihan kepada Tio yang tanpa lelah banyak Jody membayangkan betapa
mencintainya namun Egi tetap mencintai besarnya pengorbanan Ben selama ini, hati
pria lain. Berdasarkan alur pada kutipan Jody semakin sedih dan haru.
di atas maka dapat disimpulkan kutipan Berdasarkan alur dan gaya bahasa
tersebut mengandung nilai moral yakni hati pada uraian di atas terlihatlah nilai-nilai
nurani, disebabkan adanya sikap atau rasa moral yakni hati nurani, disebabkan Jody
kepedulian. membayangkan tentang pengorbanan Ben
Nilai ini juga muncul di dalam cerpen dalam memperjuangkan kemajuan Kedai
FK, seperti tampak pada kutipan berikut. Kopinya itu.
Kuhirup tegukan tiwusku yang Nilai lain yang ditemukan di dalam
pertama... di benakku membayang kumpulan cerpen ini, adalah nilai rendah
wajah Ben. Saat dia datang kepadaku hati. Dalam cerpen RdeC ditemukan
bersama setumpuk ide cemerlang kalimat yang mengandung nilai rendah
mengenai kedai ini. Dua tahun yang hati, sebagaimana tampak pada contoh
lalu. Kuhirup tegukanku yang kedua..., berikut ini.
membayanglah potongan-potongan “Awalnya, aku tidak terlalu yakin pada
gambar, kerja keras kami berdua. Tuan Absurdo, tapi lama kelamaan aku
Modal pas-pasan. Uang nyaris tak menyadari bahwa di balik fisiknya yang
tersisa. Semuanya di korbankan habis- mengerikan, dia memiliki hati yang
habisan untuk tempat ini. Membayang tulus. Aku jadi sering menemaninya
wajah Ben yang seperti gelandangan bercakap-cakap pada malam hari,
ketika pulang dari tur kopinya ke walau dituntut kesabaran tinggi untuk
Eropa. Aku tersenyum, dia memang dapat mengerti ucapannya” (RdeC,
manusia gigih. Teguk demi teguk p. 126).
berlalu. Semakin padat kenangan
yang terkilas balik. Dan ketika tinggal Pada kutipan di atas, tokoh Rico
tetes-tetes terakhir yang tersisa, ampas mulai menyukai Tuan Absurdo meskipun
di dasar cangkirku ternyata sebuah Rico harus sabar untuk memahami kalimat
perasaan kehilangan. Aku kehilangan Absurdo yang kurang jelas. Oleh karena
sahabatku (FK, p. 26). itu, dengan sabar penuh kerendahan hati
akhirnya Rico selalu ramah saat menemani
Dilihat dari segi hermeneutik adanya Absurdo setiap malam. Pada kutipan di
unsur intrinsik alur yang terlihat pada atas, terdapat nilai moral rendah hati yang
kutipan di atas adalah tokoh Jody mulai disebabkan sifat bijak yang disadari bahwa
merasakan kehilangan dan muncul rasa dirinya tidak merasa lebih baik dari Absurdo.
penyesalan yang akhirnya Jody mulai “Nyaris aku lepas kendali dan
mengintrospeksi diri dan membayangkan menampakan diri. Selintas bayanganku
wajah Ben yang seperti gelandangan tertangkap dicermin itu. Bayangan
ketika pulang dari tur kopinya ke Eropa. Rico de Coro. Pangeran serangga
Sementara itu, gaya bahasa hiperbola yang hitam, kecil, jelek, dan bau.

273
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, November 2017, Halaman 263-276

Mana mungkin aku bisa seputih dan Kamulah tiket sekali jalan.” bahwa Egi
sebersih gaun yang dikenakannya, mulai melupakan laki-laki yang selalu ada
atau cukup tampan untuk menjadikan dipikirannya dan sekarang hanya Tio yang
kami pasangan yang serasi. Aku hanya bisa mengantarkan Egi kepada kebahagiaan
mahluk bersungut yang tinggal di seutuhnya. Berdasarkan tokoh pada kutipan
bagian terkotor di rumahnya, dengan di atas maka dapat disimpulkan kutipan
kepala penuh impian konyol yang tersebut mengandung nilai moral yakni
hanya membuat orang tuaku kecewa konsekuen, disebabkan Egi konsekuen
(RdeC, p. 129). untuk kembali kepelukan Tio karena Egi
menyadari bahwa laki-laki yang selalu ada
Tokoh Rico mulai introspeksi bahwa didekatnya adalah Tio.
sebenarnya ia tak pantas untuk mencintai Cerpen lain yang memuat nilai
Sarah karena ia hanya seorang hewan kecoa konsekuen dalam kumpulan cerpen FK ini
yang dianggap jorok dan bau. Berdasarkan adalah cerpen Sepotong Kue Kuning (SKK).
kutipan di atas, maka dapat disimpulkan Dalam cerpen ini nilai konsekuen terlihat
kutipan tersebut mengandung nilai moral pada pernyataan berikut ini.
rendah hati disebabkan sikap Rico de Coro Tidak ada yang berubah dalam
yang memposisikan dirinya tidak lebih baik dunianya. Indi tetap Indi, dengan
dari pada yang lain. murid-murid kursus biolanya yang
Nilai terakhir yang terdapat di dalam lucu-lucu, dan para orang tua yang
kumpulan cerpen ini adalah nilai konsekuen. menganggapnya teladan sempurna.
Dalam cerpen SG ditemukan kalimat yang Dengan lapang dada pula, dia
mengandung nilai konsekuen, sebagaimana menerima keberadaan dunia lain
tampak pada contoh berikut ini. yang mengecapkan aneka stigma keji
“Saya sendiri sudah banyak berpikir, untuk dia pikul. Indi tak menemukan
murni dengan sel-sel otak seperti yang ada yang salah juga di sana. Penjara
selalu kamu anjurkan, menerjemahkan yang dia pilih memberikan konsikuensi
apa yang kamu anggap absurditas, reputasi buruk. Dan, jangan mimpi ada
dan kesimpulanya…", dia berkata program perbaikan citra (SKK, p. 79).
mengeja, genggaman tanganya terasa
“Dalam hati saya tidak mungkin Berdasarkan pernyataan tersebut,
dimengerti siapa-siapa. Tapi ke dilihat dari segi hermeneutik, tokoh Indi
manapun saya pergi, kamu tetap orang adalah guru biola yang dianggap sebagai
yang paling nyata, paling berarti. Saya guru teladan oleh orang tua murid-muridnya
tidak mesti menyikat gigi untuk bisa dan alurnya yakni bahwa Indi memiliki dua
pulang. Kamulah tiket sekali jalan” predikat yaitu sebagai guru biola yang
(SG, p. 65). baik dan di sisi lain Indi adalah wanita
perusak hubungan suami-istri orang lain.
Pada kutipan tersebut tokoh Egi mulai Semua yang ia lakukan sudah ditanggung
menyadari bahwa laki-laki setia adalah seluruh konsekuensinya meski ia akan
tokoh Tio karena kemanapun ia pergi sosok mengorbankan reputasi baiknya. Sementara
Tio lah yang selalu ada dan menemani Egi itu, dilihat dari segi simbol “penjara” yang
dalam keadaan suka dan duka. Sementara dia pilih memberikan konsekuensi reputasi
itu, terlihat gaya bahasa metafora “Saya buruk. Berdasarkan tokoh dan simbol
tidak mesti menyikat gigi untuk bisa pulang. pada kutipan di atas, dapat disimpulkan

274
Nani S., Ade H., dan Yoma E.: Nilai Moral dalam Antologi ...

kutipan tersebut mengandung nilai moral 36 nilai bertanggung jawab yakni pada
konsekuen disebabkan bahwa Indi akan cerpen (FK) terlihat 9 kali, (MH) terlihat
menanggung seluruh kosekuensi sebagai 5 kali, (STPS) terlihat 2 kali, (SG) terlihat
wanita bereputasi buruk. 4 kali, (SKK) terlihat 2 kali, (LL) terlihat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 2 kali, (BB) terlihat 2 kali, dan (RdeC)
buku antologi cerpen Filosofi Kopi, banyak terlihat 10 kali. Delapan cerita pendek
mengandung nilai-nilai moral. Nilai-nilai mengandung 39 nilai kesetiaan yakni pada
moral tersebut dapat menjadi cerminan cerpen (FK) terlihat 6 kali, (MH) terlihat
dan teladan bagi pembacanya, terutama 4 kali, (STPS) terlihat 4 kali, (SG) terlihat
kalangan remaja. 8 kali, (SKK) terlihat 4 kali, (LL) terlihat
Berdasarkan hasil penemuan di 2 kali, (BB) terlihat 1 kali, (RdeC) terlihat
atas, implikasi hasil penelitian ini adalah 10 kali. Tiga cerita pendek mengandung 6
pembelajaran apresiasi cerpen di sekolah nilai sopan santun yakni pada cerpen (FK)
dengan menggunakan beberapa judul dalam terlihat 2 kali, cerpen (LL) terlihat 2 kali,
buku antologi cerpen Filosofi Kopi karya (RdeC) terlihat 2 kali. Enam cerita pendek
Dewi Lestari sebagai sumber pembelajaran mengandung 19 nilai hati nurani yakni pada
berpotensi menghasilkan siswa yang cerpen (FK) terlihat 2 kali, cerpen (MH)
mempunyai nilai-nilai moral yang baik. terlihat 4 kali, (SG) terlihat 1 kali, (SKK)
Dari siswa yang bermoral dapat membawa terlihat 3 kali, dan (RdeC) terlihat 6 kali.
bangsa dan negara ke kondisi yang lebih Empat cerita pendek mengandung 8 nilai
baik. Namun, bahan ajar hanya salah satu kerendahan hati yakni pada cerpen (FK)
komponen pendidikan. Guru sebagai salah terlihat 2 kali, (SG) terlihat 1 kali, (LL)
satu penentu berhasilnya pembelajaran, terlihat 1 kali, dan cerpen (RdeC) terlihat
harus pula mulai mengarahkan kegiatan 4 kali. Enam cerita pendek mengandung
belajar mengajar di sekolah pada tumbuh 18 nilai konsekuen yakni pada cerpen (FK)
kembangnya moral pada siswa sehingga terlihat 6 kali, (SG) terlihat 1 kali, (SKK)
membentuk moral yang luhur. terlihat 3 kali, (LL) terlihat 1 kali, (BB)
terlihat 2 kali, dan (RdeC) terlihat 4 kali.
SIMPULAN Secara keseluruhan, terdapat 7 nilai-
Berdasarkan hasil penelitian, maka nilai moral positif dalam buku antologi
dapat disimpulkan bahwa antologi cerpen cerpen Filosofi Kopi karya Dewi lestari,
Filosofi Kopi tidak hanya mengandung nilai- yakni nilai moral kejujuran sebanyak
nilai moral positif yang dapat diteladani 14 kali, nilai moral bertanggung jawab
pembacanya, tetapi juga mengandung sebanyak 32 kali, nilai kesetiaan sebanyak
nilai-nilai moral yang negatif yang dapat 39 kali, nilai sopan santun sebanyak 6 kali,
dijadikan pembelajaran dalam kehidupan nilai hati nurani sebanyak 16 kali, nilai
bagi pembacanya, terutama bagi kalangan moral kerendahan hati sebanyak 8 kali, dan
siswa. nilai konsekuen sebanyak 18 kali.
Dari delapan cerita pendek pada Implikasi hasil penelitian ini adalah
antologi cerpen Filosofi Kopi, ditemukan pembelajaran sastra di sekolah dengan
lima cerita pendek mengandung 14 nilai menggunakan beberapa judul cerpen dalam
kejujuran, yakni cerpen (FK) terlihat 7 kali; antologi cerpen Filosofi Kopi karya Dewi
(STPS) terlihat 3 kali; (SG) terlihat 1 kali; Lestari sebagai sumber pembelajaran
(LL) terlihat 1 kali; dan (RdeC) terlihat 2 berpotensi menghasilkan siswa yang
kali. Delapan cerita pendek mengandung mempunyai nilai-nilai moral yang baik.

275
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, November 2017, Halaman 263-276

DAFTAR PUSTAKA Niron, M. D, Budiningsih, C. A., &


Adisusilo, S. (2012). Pembelajaran Pujiriyanto. (2013). Rujukan integratif
nilai karakter (Konstruktivisme dan dalam pelaksanaan pendidikan karakter
VCT sebagai inovasi pendekatan di sekolah dasar. Jurnal Kependidikan,
pembelajaran afektif). Jakarta: PT. Raja 43(1), 19-31.
Drapindo Persada. Nurgiantoro, B. (2013). Teori pengkajian
Bertens, K. (2013). Etika. Yogyakarta: PT. fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
Kanisius. University Press.
Efendi, S. (2015). Bimbingan apresiasi Ratna, N. K. (2016). Stilistika: Kajian
prosa naratif cerita pendek. Tangerang: puitika bahasa, sastra, dan budaya.
PT. Pustaka Mandiri Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Francisca, L., & Ajikusumo, C. R. P. (2015). Suryaman, M., Wiyatmi, Hartono, &
Keterkaitan antara moral knowing, Efendi, A. (2012). Pengembangan
moral feeling, dan moral behavior pada model panduan pendidik pengajaran
empat kompetensi dasar guru. Jurnal sastra berbasis pendidikan karakter.
Kependidikan, 45(2), 211-221. Jurnal Kependidikan, 42(1), 18-28.
Lestari, D. (2015). Antologi cerpen Filosofi Susilawati, Suryanti, C., & Koesbyanto,
Kopi. Jakarta: PT. Bentang Pustaka. D. (2010). Urgensi pendidikan moral.
Marjuki. (2008). Pembelajaran moral Suatu upaya membangun komitmen
melalui mata kuliah hukum Islam. diri. Yogyakarta: Surya Perkasa.
Jurnal Kependidikan, 38(1), 31-44.

276

Anda mungkin juga menyukai