DINAS PENDIDIKAN SMA PLUS NEGERI 17 PALEMBANG TAHUN PELAJARAN 2022/2023 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata moral secara etimologis berasal dari bahasa latin yaitu mos, bentuk jamaknya mores, yang artinya adalah tata-cara atau adat-istiadat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 592), moral diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, atau susila. (ajaran tentang) baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Moral merupakan standar perilaku yang memungkinkan setiap orang untuk dapat hidup secara kooperatif dalam suatu kelompok. Moral dapat mengacu pada sanksi-sanksi masyarakat terkait perilaku yang benar dan dapat diterima. Menurut Wiwit Wahyuning (2003) : Menurutnya, ketika seseorang berbicara tentang nilai moral pada umumnya akan terdengar sebagai sikap dan perbuatan setiap inividu terhadap kehidupan orang lain. Nilai moral dan nilai pendidikan di dalam tontonan mulai sedikit dikarenakan perkembangan zaman, padahal nilai moral dalam kehidupan sehari- hari sangat diperlukan dikarenakan bisa mengambarkan sifat atau kepribadian seseorang misalnya orang yang sering membungkukkan badan ketika melewati orang yang lebih tua, dan juga nilai pendidikan juga harus diperhatikan karena ketika kita memilih tontonan ke anak kita harus memberikan tontonan yang memiliki nilai pendidikan agar ketika menonton anak bisa mendapatkan ilmu juga, jika tidak adanya nilai moral dan pendidikan dalam tontonan maka anak hanya akan mendapatakan hiburan. Faktanya dalam kehidupan sehari-hari orang tua seringkali tidak memilih tontonan untuk anaknya, ini sangat berisiko karena anak seringkali menirukan terhadap apa yang mereka tonton atau mereka lihat. Oleh karena itu saya memilih kartun upin & ipin untuk menjadi bahan penelitian dikarenakan Upin&Ipin adalah serial kartun yang sering ditonton oleh anak-anak.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian.
1. Nilai moral dan pendidikan apa yang terdapat dalam serial kartun Upin&Ipin? 2. Bagaimana hubungan nilai moral dan pendidikan tersebut dalam kehidupan sehari-hari? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui apakah ada nilai moral dan pendidikan dalam serial kartun Upin&Ipin 2. Agar mengetahui apakah nilai moral tersebut berkembang atau selalu ada di setiap musim atau season serial kartun Upin&Ipin 3. Agar mengetahui apa saja nilai moral dan pendidikan dalam serial kartun 4. Agar bisa mencontohkan atau menerapkan nilai moral dan pendidikan tersebut dalam kehidupan sehari-hari
1.4 Manfaat Penelitian
1. Orang tua bisa tau tontonan apa yang baik untuk anak-anak 2. Orang tua bisa mencontohkan nilai moral dan pendidikan dalam Upin&Ipin untuk anak-anaknya 3. Orang tua tidak salah memilih tontonan kepada anak-anak 4. Anak-anak bisa mencontohkan perilaku yang baik dan menghindari yang buruk 5. Anak-anak bisa belajar dari kartun tentang moral dan pendidikan BAB II LANDASAN TEORI
Untuk menjelaskan pengertian penelitian saya dan untuk menjelaskan teori
saya, berikut landasan teori yang saya bagi ke beberapa bagian.
2.1 Nilai Moral
2.1.1 Definisi Moral
Moral sangat penting dalam kehidupan dikarenakan moral seringkali dianggap pencerminan dari seseorang. Nilai moral sudah ditanamkan sejak kita kecil. Menurut Chaplin (2006) : Moral mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, atau menyangkut hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku. Menurut Wantah (2005) : Pengertian moral adalah sesuatu yang berkaitan atau ada hubungannya dengan kemampuan menentukan benar salah dan baik buruknya tingkah laku. Sementara itu Wila Huky, sebagaimana dikutip oleh Bambang Daroeso (1986: 22) merumuskan pengertian moral secara lebih komprehensip rumusan formalnya sebagai berikut : 1. Moral sebagai perangkat ide-ide tentang tingkah laku hidup, dengan warna dasar tertentu yang dipegang oleh sekelompok manusia di dalam lingkungan tertentu. 2. Moral adalah ajaran tentang laku hidup yang baik berdasarkan pandangan hidup atau agama tertentu. 3. Moral sebagai tingkah laku hidup manusia, yang mendasarkan pada kesadaran, bahwa ia terikat oleh keharusan untuk mencapai yang baik , sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam lingkungannya.
2.1.2 Fungsi Nilai Moral
Dari definisi di atas bisa disimpulkan bahwa secara umum, fungsi nilai moral adalah untuk mewujudkan harkat dan martabat kepribadian manusia melalui pengalaman nilai-nilai dan norma, untuk memotivasi manusia agar bersikap dan bertindak dengan penuh kebaikan dan kebajikan yang didasari atas kesadaran kewajiban yang dilandasi moral, untuk menjaga keharmonisan hubungan sosial antar manusia, karena moral menjadi landasan rasa percaya terhadap sesama, dan membuat manusia lebih bahagia secara rohani dan jasmani karena menunaikan fungsi moral sehingga tidak ada rasa menyesal, konflik batin, dan perasaan berdosa atau kecewa.
2.1.3 Nilai Moral dalam Karya Sastra
Karya sastra merupakan salah satu sarana untuk menyampaikan suatu nilai moral, seorang sastrawan tidak hanya menunjukkan kehebatannya dalam membuat suatu karya, tetapi bisa juga menujukkan suatu nilai moral. Karya sastra senantiasa menawarkan pesan moral yang berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan, memperjuangkan hak dan martabat manusia (Nurgiyantoro, 2013:429), Wellek dan Warren (1990:109) mengatakan bahwa sastra mempunyai fungsi sosial atau manfaat yang tidak sepenuhnya bersifat pribadi.
2.1.4 Bentuk Penyampaian Nilai Moral Dalam Karya Sastra
Karya sastra tentunya perlu memerhatikan estetika, oleh karna itu ada 2 cara penyampaian nilai moral yaitu dengan secara langsung dan tidak langsung. Secara lansung contohnya adalah disampaikan oleh sastrawan sedangkan yang tidak lansung disampaikan secara tersirat yang terhubung dengan konfilik atau cerita. Biasanya yang disampaikan secara langsung itu untuk mempermudah penikmat karya menemukan nilai moral. Dalam teknik uraian tersebut pengarang akan secara langsung mendeskripsikan nilai moral positif yang bersifat memudahkan pembaca untuk membacanya, pengarang tampak bersifat menggurui pembaca secara eksplisit untuk memberikan petuah-petuahnya, intinya hadirnya pesan atau amanat moral tersebut ingin disampaikan atau diajarkan kepada pembaca (Nurgiyantoro, 2013:462). Sedangkan yang secara tidak langsung sastrawan tidak ingin memberikan nilai tersebut secara serta merta karena ia sadar telah memilih jalur cerita, Sebaliknya dilihat dari pembaca, jika ingin memahami dan menafsirkan pesan nilai moral, pengarang melakukannya berdasarkan cerita, sikap, dan tingkah laku para tokoh (Nurgiantoro, 2013:467). Dalam sebuah novel sendiri, mungkin sekali ditemukan adanya pesan yang benar-benar tersembunyi sehingga tak banyak orang yang banyak merasakannya, namun mungkin pula ada yang agak langsung dan seperti ditonjolkan (Nurgiyantoro, 2013:432). karya sastra juga dapat dipandang sebagai sarana komunikasi yang lain tertulis maupun lisan, karya sastra yang merupakan wujud suatu seni yang mengemban tujuan estetik, tentunya mempunyai kriteria tersendiri dalam hal menyampaikan pesan-pesan moralnya (Nurgiyantoro, 2013:460).
2.2 Nilai Pendidikan
2.2.1 Definisi Nilai pendidikan
(Soelaeman, 2005:35) mengatakan bahwa nilai adalah segala sesuatu tentang yang baik atau yang buruk. Sejalan dengan pengertian tersebut, Soelaeman (2005) juga menambahkan bahwa nilai adalah sesuatu yang dipentingkan manusia sebagai subjek, menyangkut segala sesuatu yang baik atau yang buruk, sebagai abstraksi, pandangan atau maksud dari berbagai pengalaman dalam seleksi perilaku yang ketat. Darmodiharjo (dalam Setiadi, 2006:117) mengungkapkan nilai merupakan sesuatu yang berguna bagi manusia baik jasmani maupun rohani. Adler (dalam Amalia, 2010) mengartikan pendidikan sebagai proses dimana seluruh kemampuan manusia dipengaruhi oleh pembiasaan yang baik untuk untuk membantu orang lain dan dirinya sendiri mencapai kebiasaan yang baik. Purwanto (dalam Amalia, 2010) juga menyatakan bahwa pendidikan berarti segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan. Dapat disimpulkan dari pendapat ahli diatas bahwa nilai pendidikan adalah segala sesuatu yang mendidik ke arah berguna bagi jasmani, rohani dan kehidupan manusia yang diperoleh melalui proses pendidikan. Adapun menurut Haryadi (1994:73), nilai pendidikan adalah suatu ajaran yang bernilai luhur menurut aturan pendidikan yang merupakan jembatan ke arah tercapainya tujuan pendidikan. 2.2.2 Fungsi Nilai Pendidikan Adapun fungsi-fungsi dari nilai pendidikan diantaranya adalah 1. Bisa membuat keputusan tepat dalam berbagai masalah 2. Bisa mnegendalikan emosi 3. Bisa menjadi lebih tenang jika ada masalah
2.2.3 Nilai Pendidikan Dalam Karya Sastra
Sama seperti nilai moral, karya sastra merupakan salah satu sarana untuk menyampaikan suatu nilai pendidikan seorang sastrawan tidak hanya menunjukkan kehebatannya dalam membuat suatu karya, tetapi bisa juga menujukkan suatu nilai pendidikan. Wellek dan Warren (1990:109) mengatakan bahwa sastra mempunyai fungsi sosial atau manfaat yang tidak sepenuhnya bersifat pribadi. Pendidikan pada kahikatnya merupakan upaya membantu peserta didik untuk menyadari nilai-nilai yang dimilikinya dan berupaya memfasilitasi mereka agar terbuka wawasan dan perasaannya untuk memiliki dan meyakini nilai yang lebih hakiki, lebih tahan lama, dan merupakan kebenaran yang dihormati dan diyakini secara sahih sebagai manusia yang beradab (Setiadi, 2006: 114).
2.2.4 Bentuk Penyampaian Nilai Pendidikan Dalam Karya Sastra
Sama seperti nilai moral penyampaiannya dibagi menjadi 2 yaitu secara lansung dan secara tidak lansung, Dalam sebuah novel sendiri, mungkin sekali ditemukan adanya pesan yang benar-benar tersembunyi sehingga tak banyak orang yang banyak merasakannya, namun mungkin pula ada yang agak langsung dan seperti ditonjolkan (Nurgiyantoro, 2013:432).
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita