Anda di halaman 1dari 17

IMPLEMENTASI NILAI KEMANUSIAAN YANG ADIL

DAN BERADAB DI LINGKUNGAN KAMPUS

Disusun untuk memenuhi Ujian Tengah Semester mata kuliah


Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu :
Ismono Hadi,Drs.,M.Si

Disusun Oleh :
Febriyanti Angelina
2117041054

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
IMPLEMENTASI NILAI KEMANUSIAAN YANG ADIL
DAN BERADAB DI LINGKUNGAN KAMPUS

Febriyanti Angelina

Program Studi Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Ir. Sumantri Brojonegoro No.1, Gedong Meneng, Kec. Rajabasa,
Kota Bandar Lampung, Lampung 35141

ABSTRAK

Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan untuk memberikan gambaran terhadap bentuk-
bentuk nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, pengimplementasian nilai
kemanusiaan yang adil dan beradab di lingkungan kampus, dan faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap pengintegrasian nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.
Karya Tulis ini menemukan bentuk bentuk nilai kemanusiaan yang adil dan beradab
tergambar dengan jelas bahwa siswa memiliki kepribadian mandiri, peduli kepada
sesama, menjaga lingkungan, menjaga semangat kebersamaan, dan menjaga persatuan
dan kesatuan organisasi. Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab dilakukan melalui
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas yang terintegrasi dalam mata kuliah
kelompok pengembangan kepribadian, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
implementasi nilai kemanusiaan yang adil dan beradab adalah keteladanan dosen dan
pembina, tanggung jawab, dan kedisiplinan.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Pancasila merupakan pendidikan nilai yang bertujuan membentuk


sikap positif manusia sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila. Membentuk sikap positif bertujuan agar setiap individu dapat
menentukan benar atau tidak benar, baik atau tidak baik. Dalam makna yang
lebih 81 luas membentuk sikap positif berhubung dengan unsur-unsur yang ada
pada manusia, yaitu: jasmani, cipta, rasa, karsa (kehendak), dan kepercayaan.

Bangsa Indonesia mengakui, menghargai, dan memberikan hak dan kebebasan


yang sama kepada setiap warga negara untuk menerima hak dan menjalankan
kewajibannya sesuai dalam amanat yang tersirat pada batang tubuh UUD 1945,
namun kebebasan tersebut tidak menganggu dan harus menghormati hak dan
kewajiban orang lain. Sikap tersebut mewarnai wawasan nasional yang dianut
dan dikembangkan oleh bangsa Indonesia yang memberikan kebebasan dalam
mengekspresikan hak dan kewajiban tersebut dengan tetap mengingat dan
menghormati hak orang lain sehingga menumbuhkan toleransi dan kerja sama.

Sikap kemanusiaan dan keadilan sangat erat kaitannya dengan nilai


Pancasila karena sebagai nilai dasar, nilai praktis dan nilai instrumen,
Pancasila sering disebut sebagai pandangan hidup bangsa yang
berfungsi sebagai pedoman atau petunjuk dalam kehidupan sehari-
hari. Pancasila juga merupakan ciri khas bangsa Indonesia yang tercermin
dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang seimbang dengan nilai-
nilai Pancasila.
Pendidikan Pancasila merupakan pendidikan nilai yang sudah semestinya
dipahami oleh setiap tenaga pendidik, oleh karena itu setiap pendidik harus
memahami sifat-sifat nilai yang hendak disampaikan kepada setiap peserta
didiknya. Berkaitan dengan sifat-sifat nilai ini, Daroeso (1986: 39) menyatakan
bahwa: (1) Nilai itu suatu realitas abstrak. Nilai itu ada (riel) dalam kehidupan
manusia. Tetapi nilai itu abstrak (tidak dapat diindra), yang dapat diamati
hanyalah objek yang bernilai itu. Orang ini memiliki kejujuran. Kejujuran
adalah nilai, tetapi kita tidak bisa mengidera kejujuran itu. Yang dapat kita
indera adalah orang yang memiliki kejujuran itu; (2) Nilai memiliki sifat
normatif artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, suatu keharusan sehingga
nilai memiliki sifat ideal. Nilai diwujudkan dalam bentuk norma sebagai
landasan manusia dalam bertindak. Misal nilai keadilan. Semua orang berharap
mendapatkan dan berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan; dan (3) Nilai
berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah pendukung nilai.
Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya. Misal
nilai ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk
bisa mencapai derajat takwa.

Mengacu pada pernyataan Daroeso di atas, dalam kehidupan sehari-hari


manusia tidak bisa lepas dari nilai. Nilai akan selalu berada di sekitar manusia
dalam ruang lingkup kehidupan manusia di segala bidang. Nilai amat banyak
dan
selalu berkembang. Contoh nilai kejujuran, kedamaian, kecantikan, keindahan,
keadilan, kebersamaan, ketakwaan, keharmonisan, dan lain-lain. Oleh karena
itu
di sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan dan menjadi tempat
yang
sangat strategis dalam melaksanakan misi bangsa dan negara untuk membentuk
warga negara muda menjalankan nilai-nilai pancasila sebagai ideologi bangsa
sebagai pedoman dalam berinteraksi dengan sesamanya dalam kehidupan
sosial.
Mengingat betapa urgensinya pengimplementasian nilai-nilai pancasila seperti
tema yang disuguhkan dalam tulisan ini yaitu implementasi nilai kemanusiaan
yang adil dan beradab di lingkungan kampus.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana bagaimana membentuk warga negara muda menjalankan


nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa dalam kehidupan social?
2. Apa saja implementasi nilai kemanusiaan yang adil dan beradab di
lingkungan kampus?

C. Tujuan

1. Mengetahui bagaimana membentuk warga negara muda menjalankan


nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa dalam kehidupan social.
2. Menjeleskan implementasi nilai kemanusiaan yang adil dan beradab di
lingkungan kampus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Implementasi
Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah
rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi
biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap
sempurna. Menurut Usman (2002:70) implementasi adalah bermuara
pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem,
implementasi bukan sekedar aktivitas, tapi suatu kegiatan yang
terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.
Tachjan (2006:25) mengartikan Implementasi sebagai kebijakan publik
adalah proses kegiatan administrasi yang dilakukan setelah kebijakan
ditetapkan / disetujui Kegiatan ini terletak di antara perumusan
kebijakan dan Implementasi Kebijakan evaluasi kebijakan mengandung
logika yang top-down, yang berarti lebih rendah / alternatif
menginterpretasikan.Pandangan Implementasi menurut Wahab (1997:63)
adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu,
pejabat-pejabat, atau kelompok –kelompok pemerintah atau swasta yang
diarahkan pada tercapainya tujuan –tujuan yang telah digariskan dalam
keputusan kebijakan.Setiawan (2004:39) berpendapat, implementasi adalah
perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara
tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan
pelaksana,birokrasi yang efektif.
Implementasi didefinisikan secara sederhana olehNurdin (2005:70) ialah
pelaksanaan atau penerapan. Majoe dan Wildavsky mengemukakan,
kata “implementasi”sebagai evaluasi. Sedangkan Browne dan Wildavsky
juga mengemukakan bahwa, implementasi adalah perluasan aktivitas yang
saling menyesuaikan, atau dapat pula dikatakan sebagai aktivitas
yang saling menyesuaikan. Maka implementasi dapat diartikan
sebagai suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang
sudah disusun secara matang dan terperinci.

B. Pengertian Nilai
Nilai (value) berarti kuat, baik, berharga. Menurut Kamus Purwodarminto
dalam bukunya Soegito AT dkk (2016:71) nilai diartikan sebagai
Harga dalam takaran (misalnya nilai intan), harga dalam sesuatu (misalnya
uang),angka kepandaian, kadar, mutu, sifat-sifat atau hal-hal yang penting
atau berguna bagi kemanusiaan (misalnya nilai-nilai agama). Suyitno dalam
Soegito AT dkk (2016:71) nilai merupakan sesuatu yang kita alami
sebagai ajakan dari panggilan untuk dihadapi.Nilai mau dilaksanakan dan
mendorong kita untuk bertindak.

Nilai mengarahkan perhatian serta minat kita, manarik kita keluar dari
diri sendiri kearah apa yang bernilai. Nilai bersera kepada tingkah laku dan
membangkitkan keaktifan kita. Nilai adalah sesuatu yang berharga, baik, dan
berguna bagi manusia.Nilai adalah suatu penetapan atau suatu kualitas yang
menyangkut jenis dan minat.Nilai adalah suatu pengahrgaan atau suatu
kualitas terhadap suatu hal yang dapat menjadi dasar penentu tingkah
laku manusia Dari uraian di atas, maka yang disebut nilai adalah kualitas
penghargaan terhadap sesuatu hal, yang mana sesuatu itu akan
menyenangkan, menarik, berguna, menguntungkan atau merupakan suatu
sistem keyakinan yang dijelaskan dan dipertahankan.

Notonagoro dalam Kelan (2016:126) salah sesorang pemikir Indonesia


mengembangkan Pancasila secara kefilsafatan, membagi nilai menjadi tiga
bagian yaitu:

1) Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur


jasmani manusia,
2) Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
dapat melakukan kegiatan atau aktivitas,

3) Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani


manusia.

Manusia menyukai rasa damai dalam dirinya, maka manusia tersebut


pasti akan merasa nyaman, menerima tanpa membeda-bedakan, maka
tenggang rasa meminimalisir rasasemena-mena akan pudar dalam
mengembangkan sikap tenggang rasa diperlukan sikap baik dalam
melakukan segala hal seperti, menghargai perasaan orang lain,
menghormati, dalam kehidupan sangat diperlukan sikap saling
mengahargai dan menghormati agar bangsa indonesia memiliki jiwa-jiwa
yang orang-orang yang berakhlak mulia dan bangsa indonesia bisa
menjadi bangsa yang makmur dan damai sejahtera.

C. Pengamalan Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


Pengamalan sila kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai
kesamaan derajat maupun kewajiban dan hak, cinta mencintai, hormat
menghormati, keberanian membela kebenaran dan keadilan, toleransi, dan
gotong royong. Nilai kemanusiaan yang adil mengandung makna bahwa
hakekat manusia sebagai mahluk yang berbudaya dan beradab harus berkodrat
adil. Hal ini mengandung suatu pengertian bahwa hakekat manusia harus adil
dalam hubungandiri sendiri, adil terhadap manusia lain, adil terhadap
masyarakat, bangsa dan negara, adil terhadap lingkungannya serta adil terhadap
Tuhan yang Maha Esa.
Dari ketetapan MPR-RI No. II/MPR /1978 di atas dapat dimaknai bahwa
bentuk-bentuk nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab yang seharusnya
dapat dijadikan pedoman dalam berperilaku baik di lingkungan sekolah
maupun
dilingkungan masyarakat adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai
dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan, Saling mencintai
sesame manusia, Mengembangkan sikap tenggang rasa, Mengembangkan sikap
tidak semena-mena terhadap orang lain, Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan,
senang melakukan kegiatan kemanusiaan, Berani membela kebenaran dan
keadilabangga menjadi warga negara Indonesia.

D. Implementasi Sila Kedua Dalam Kampus


Sila kedua memiliki pengertian bahwasannya setiap warga negara Indonesia
harus menjunjung tinggi dan memberlakukan setiap manusia atau orang lain
dengan derajat yang sama tidak adanya kasta atau kelas social, memiliki hak-
hak yang sama sebagai manusia, dan martabat yang mulia. Kehidupan
bernegara di Indonesia sangat penuh dengan kemajemukan atau keberagaman
baik itu suku, ras, budaya, dan tentunya agama. Hal tersebut menjadikan sila ini
menjadi penting adanya dalam kehidupan bernegara. Sila ini harus kita
implementasikan dalam kehidupan kampus terutama kampus UNILA dimana
kampus ini memiliki mahasiswa yang terdiri dari berbagai suku, ras, budaya,
dan agama dari seluruh penjuru Indonesia. Kehidupan kampus yang beragam
membutuhkan nilai toleransi antar mahasiswa yang cukup tinggi. Kita sebagai
mahasiswa harus bias menghormati perbedaan-perbedaan yang ada di antara
mahasiswa-mahasiswa yang lain. Rasa menghormati antar mahasiswa dapat
menimbulkan keharmonisan dalam kehidupan kampus dan menjaga
keberlangsungan pembangunan dalam kehidupan kampus. Sebagai mahasiswa
teknologi jaringan, saya harus merefleksikan nilai ini dalam hal membuat
system jaringan supaya system atau aplikasi yang saya buat tidak bersifat
diskriminatif dan berbau rasisme. Jadi system yang saya buat dapat diterima di
semua kalangan mahasiswa maupun masyarakat di Indonesia.

E. Membentuk Warga Negara


Setiap negara pasti ingin tetap kokoh dan tidak mudah terjadi perselisihan
diantara warganya , hal tersebut membuat pentingnya kita memiliki dasar
negara dan ideologi yang kuat dan disusun dengan seksama. Pancasila tidak
mengadopsi ideologi dari manapun sehingga nilai – nilai Pancasila kita lebih
unggul dan juga lebih cocok karena berdasarkan kebiasaan dan sifat warga
negara Indonesia sendiri. Alasan Pancasila sangat dibutuhkan karena kita
memiliki banyak sekali suku , budaya , agama dan juga secara demografis
kondisi wilayah Indonesia sangat besar dan terdiri dari pulau – pulau yang
dipisahkan oleh laut yang sangat luas , ini bisa membuat Indonesia sangat cepat
berkembang tetapi juga dapat membuat kehidupan di Indonesia menjadi
banyak pandangan sehingga dapat menimbulkan perpecahan.

Oleh karena itu norma – norma yang terkandung dalam Pancasila dapat kita
gunakan dalam dasar kehidupan bangsa agar tidak mudah timbuil perpecahan .
DIantara lain norma – norma yang terkandung didalam Pancasila yakni :

Norma Agama
Norma agama disebut juga norma kepercayaan ini ditunjukkan kepada semua
rakyat Indonesia untuk dapat beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa . Dengan
adanya Individu diharapkan setiap rakyat Indonesia dapat berpegang teguh
kepada agama nya masing – masing dan saling menghargai.

Norma Moral atau Norma Kesusilaan


Norma Moral adalah norma yang paling dasar dalam mengatur budi pekerti
kita atau etika kita.Norma moral ini menentukan bagaimana ndividua dapat
menilai lingkungan masyarakat maupun di dalam rumah . Norma ini berasal
dari diri sendiri bagaimana kita menyikapi lingkungan agar kita dapat diterima
dan mudah untuk bersosialisasi.

Norma kesopanan
Norma ini juga disebut norma sopan santun , tata krama maupun kadang juga
disebut norma adat . Norma ini didasarkan kebiasaan rakyat Indonesia dalam
berlaku dimasyarakat , pada suatu daerah dengan daerah lain berbeda dasar –
dasar norma kesopanannya . Sanksi dari ndividua biasanya berasal dari
masyarakat setempat.

Norma Hukum
Norma hokum berasal dari luar rakyat, biasanya norma hukum dibuat oleh
negara atau pihak setempat yang mendapatkan kekuasaan penuh dalam
mengatur dan juga memaksa setiap rakyat . Contohnya adalah negara membuat
sebuah peraturan perundang – undangan tentang lalu lintas untuk mengatur
rakyatnya agar lalu lintas jadi lebih teratur. Sanksi yang didapat dari ndividua
biasanya didapatkan pada persidangan resmi yang dipimpin hakim.

Di era modern ini juga ditandai dengan kemajuan teknologi yang


menimbulkan beberapa perubahan dalam kebiasaan masyaratakat, salah satu
contoh dampak akibat dari era modern ini masyarakat yang mengikuti trend
dari negara lain dan transformasi budaya .Dalam kondisi ini masyarakat sudah
tidak memperdulikan nilai – nilai Pancasila sebagai ideologi dan pedoman
hidup bagi rakyat Indonesia dalam perkembangan zaman tersebut. Sehingga
banyaknya kasus – kasus yang membuat kehidupan Bersama di Indonesia
menjadi tidak teratur . Dengan adanya pengaruh dunia luar , rakyat Indonesia
sudah mulai merubah dasar dalam kehidupan Bersama mereka seperti :
 Mulai hidup secara ndividualism
 Tidak menghargai orang – orang disekitar
 Berpakaian seperti orang barat
 Melakukan kegiatan – kegiatan dan kebiasaan orang luar
Dengan adanya perkembangan zaman tersebut , penerapan Pancasila sebagai
dasar kehidupan Bersama di Indonesia wajib untuk diupdate dan diupgrade
agar penyuluhan dan juga penerapan Pancasila di lingkungan masyarakat
menjadi lebih fleksibel dan juga sesuai dengan adanya perkembangan
zaman.Dalam hal ini biasanya para pemuda harus tetap menerapkan berbagai
hal – hal positif yang terkandung dalam Pancasila agar Pancasila tidak hilang
dan tetap menjadi bagian dari perkembangan zaman meskipun pada masa
sekarang banyak sekali anak – anak muda yang selalu mengikuti
perkembangan budaya barat dan juga lebih konsumtif daripada orang pada
zaman dahulu.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Pembahasan

Nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab pada hakikatnya memberikan


pemahaman terhadap manusia sebagai mahluk sosial, oleh karena itu
pengimplementasian nilai-nilai kemanusia yang adil dan beradab sebagai
pedoman dalam berperilaku harus benar-benar dilaksanakan sesuai dengan
norma dan peraturan yang berlaku sehingga pelaksanaan nilai-nilai tersebut
tidak
menyimpang dari makna yang sesungguhnya. Pengimplementasian nilai-
nilaikemanusiaan yang adil dan beradab di lingkungan kampus tersebut dapat
diuraikan berikut ini.
Mengakui dan Memperlakukan Manusia sesuai dengan Harkat dan
Martabatnya sebagai Makhluk Tuhan Yang Maha Esa
Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa mengandung makna
bahwa sebagai individu yang beragama harus bisa mengahargai orang lain
karena semua orang memiliki harkat dan martabatnya masing-masing bila
dalam kehidupan tidak ada yang mengakui persamaan harkat dan martabat
pasti hidup manusia tidak akan mendapakan ketenangan dalam melakukan
segala hal, negara Indonesia juga pasti tidak akan makmur dan sejahtera bila
masyarakatnya tidak saling menghargai antara satu dengan yang lainnya
Mengakui Persamaan Derajat, Persamaan Hak, dan Persamaan
Kewajiban antara Sesama Manusia
Nilai-nilai sila kedua mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
persamaan kewajiban antara sesama manusia. Semua orang memiliki derajat
yang sama dan persamaan hak didalam menentukan hidupnya kearah yang
lebih baik atau kearah yang lebih buruk, setiap orang memiliki hak untuk
mendapat perlindungan, memiliki agama, antara sesama manusia berhak untuk
membantu orang lain yang sedang dalam kesusahan dan berhak memberikan
pertolongan kepada orang yang membutuhkan dengan hati yang ikhlas. Semua
orang yang hidup didunia ini semuanya sama, baik dari warna kulit yang sama
maupun suku yang sama dari itu seharusnya rasa kebencian terhadap sesama
harus
dihilangkan”.
Saling Mencintai sesama Manusia
Nilai-nilai sila kedua saling mencintai sesama manusia. Harus diwujudkan
demi mencapai perdamaian manusia kadang harus mengerti terhadap manusia
lainnya dalam kehidupan, untuk mencegah manusia dari perbuatan atau sesuatu
yang buruk. tanpa rem tersebut, seseorang yang panas akan terus berjuang demi
sakit hatinya. Bila ada orang dari suku lain sedang panas hatinya dan membuat
suasana menjadi semakin buruk, lihat dulu, rem dahulu, mungkin saja itu
memang sifatnya, setelah itu baru ditelaah maksudnya orang tersebut sengaja
atau tidak sengaja membuat kita marah, bila sudah mengetahui hal itu, barulah
Tindakan lebih lanjut, bila sengaja kita baik-baik dulu tegur halus itu cara yang
damai. Bilatidak sengaja jangan menyudutkan untuk minta maaf biarkan
melihat perbuatannya itu.
Mengembangkan Sikap Tenggang Rasa
Nilai-nilai sila kedua mengembangkan sikap tenggang rasa. Manusia
menyukai rasa damai dalam dirinya, maka manusia tersebut pasti akan merasa
nyaman, menerima tanpa membeda-bedakan, maka tenggang rasa
meminimalisir rasa semena-mena akan pudar dalam mengembangkan sikap
tenggang rasa diperlukan sikap baik dalam melakukan segala hal seperti,
menghargai perasaan orang lain, menghormati, dalam kehidupan sangat
diperlukan sikap saling mengahargai dan menghormati agar bangsa indonesia
memiliki jiwa-jiwa yang orang-orang yang berakhlak mulia dan bangsa
indonesia bisa menjadi bangsa yang makmur dan damai sejahtera”.
Mengembangkan Sikap Tidak Semena-mena terhadap Orang Lain
Nilai-nilai sila kedua mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap
orang lain dapat dilakukan dengan kemampuan memecahkan masalah dengan
seksama, hal itu adalah penilaian masing-masing dalam diri manusia, yang
utama adalah kekuatan untuk berhenti menyakiti, mengontrol sesuatu adalah
bagian dari kekuatan manusia, kontrol untuk tidak menyakiti manusia adalah
yang paling utama. Menyakiti seseorang itu mudah, tapi bagaimana dengan
membuat manusia itu tidak takut dan merasa dilindungi, sebagai manusia yang
memiliki agama tidak boleh bersikap semena-mena serhadap orang lain.
Didalam kehidupan tidak boleh saling menyakiti satu dengan yang lain karena
kalau saling menyakiti satu dengan yang lain maka hidup tidak akan pernah
rukun pasti sesalu ada rasa ini menyakiti dalam diri manusia maka dengan itu
tidak boleh memperlakukan orang dengan semena-mena karena semua orang
memiliki hak masing-masing dalam kehidupan”.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa Sila kedua


harus kita implementasikan dalam kehidupan kampus terutama kampus UNILA
dimana kampus ini memiliki mahasiswa yang terdiri dari berbagai suku, ras,
budaya, dan agama dari seluruh penjuru Indonesia. Kehidupan kampus yang
beragam membutuhkan nilai toleransi antar mahasiswa yang cukup tinggi. Kita
sebagai mahasiswa harus bias menghormati perbedaan-perbedaan yang ada di
antara mahasiswa-mahasiswa yang lain. Rasa menghormati antar mahasiswa
dapat menimbulkan keharmonisan dalam kehidupan kampus dan menjaga
keberlangsungan pembangunan dalam kehidupan kampus.

B. Saran

Sebagai mahasiswa , saya harus merefleksikan nilai ini dalam hal membuat
sistem jaringan supaya sistem atau aplikasi yang saya buat tidak bersifat
diskriminatif dan berbau rasisme. Jadi sistem yang saya buat dapat diterima di
semua kalangan mahasiswa maupun masyarakat di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

https://stp-mataram.e-journal.id/JIP/article/view/207/179
http://pilmapres.ristekdikti.go.id/file/kti/SARJANA_IPA_INTAN_WAHYU_C
AHYANI_18017446_KTI.pdf
Rianto Hadi.2016. IMPLEMENTASI NILAI KEMANUSIAAN YANG ADIL
DAN BERADAB DI LINGKUNGAN SEKOLAH. SOSIAL
HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial.Vol. 3, No. 1.Hal 80-86.
https://binus.ac.id/character-building/pancasila/pentingnya-pancasila-sebagai-
dasar-kehidupan-bersama-di-indonesia-3/

Anda mungkin juga menyukai