Kelas/Semester : B/5
Oleh :
1
BAB I
PENDAHULUAN
Etika merupakan cabang falsafah dan sekaligus suatu cabang dari ilmu-ilmu
kemanusiaan (humaniora). Dilihat dari cabang falsafah, etika membahas sistem-sistem
pemikiran yang mendasar mengenai ajaran dan pandangan moral. Sebagai cabang ilmu,
etika membahas bagaimana dan mengapa seseorang mengikuti suatu ajaran tertentu.1
Moral merupakan aturan-aturan normatif yang berlaku dalam suatu masyarakat
tertentu yang terbatas oleh ruang dan waktu. Bisa dikatakan bahwa moral ini memiliki
kemiripan dengan akhlak, penerapan tata nilai moral dalam kehidupan sehari-hari dalam
masyarakat tertentu merupakan bidang kajian antropologi, sedangkan etika merupakan
bidang kajian filsafat. Realitas moral dalam masyarakat dijelaskan melalui studi kritis
yang dibidangi oleh etika. Jadi, studi kritis terhadap moralitas merupakan bidang etika,
sehingga moral adalah objek material dari etika.
Pada masa ini sering terdengar kasus tentang mental block biasanya terjadikarena
adanya kepercayaan (belief) dannilai-nilai (value) yang salingbertentangan di dalam diri
kita danmenjadi belenggu pikiran kita. Jikamental block ini tidak di release total,tidak
mungkin remaja akan bisa berhasildalam hidupnya. Semua emosi negatif ini menjadi
excess baggage atau beban yangselalu dibawa dalam hidupnya. Umumnya,konflik ini
terjadi di antara pikiran sadar(conscious) dengan pikiran bawah sadar (unconcious) yang
telah tertanam sekianlama. Yang perlu diketahui bahwa, saatpikiran sadar dan bawah
sadar mulaibertentangan, biasanya pikiran bawah sadarlah yang menjadi pemenang.
1
Dharma Kesuma, dkk., Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2012), 24
2
BAB II
PEMBAHASAN
2
Gunawan , Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung : Alfabeta
3
Jamal Ma’ruf Asmani. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogjakarta : Diva
Press
3
Menurut Joy Philabella seorang hipnoterapis, mental block adalah penekanan atau
pengekangan terhadap memori atau pikiran dalam diri seseorang. Mental block bekerja
sebagai sebuah hambatan psikologis yang ada dalam diri seseorang yang menghalangi
untuk meraih apa yang diinginkan atau dibutuhkannya. Selanjutnya Prof. Dr. Firdaus,
L.N., M.Si mengemukakan sejumlah contoh mental block, yakni: takut gagal, tidak berani
mencoba hal baru, malas, suka menunda, ragu, perasaan tidak mampu, tidak percaya diri,
perasaan tidak berharga.
4
mampu hidup mandiri dan memiliki prinsip suatu kebenaran yang dapat
dipertanggung jawabkan.
Dalil tentang akhlak mulia al-qur’an surat al-baqarah ayat:83
“Dan (ingatlah) ketika kami mengambil janji dari bani israil, janganlah kamu
menyembah selain allah, dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-
anak yatim, dan orang-orang miskin. dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia,
laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat.”
Adapun karakter-karakter yang harus dikembangkan adalah cinta kepada allah dan
alam semesta beserta isinya, tanggung jawab, disiplin dan mandiri, jujur, hormat dan
santun, kasih sayang, peduli, dan kerja sama, percaya diri, kreatif, kerja keras dan
pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan, baik dan rendah hati, dan toleransi,
cinta damai dan persatuan. karakter tersebut ditanamkan kepada peserta didik melalui
proses pendidikan dalam setiap mata pela jaran. Artinya pendidika karakter tidak
perlu berdiri sendiri namun dalam setiap mata pelajaran mengandung unsur-unsur
karakter yang mulia yang harus dipahami dan diamalkan oleh setiap peserta didik.
5
komunitas tertentu atau dapat pula dipandang sebagai karakter suatu bangsa. Dengan
demikian istilah karakter berkaitan erat dengan kepribadian seseorang, sehingga ia
bisa disebut orang yang berkarakter (a person of character) jika perilakunya sesuai
dengan etika atau kaidah moral.5
Rasulullah SAW bersabda :
Artinya: “Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat
tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah mereka yang paling bagus
akhlaknya di antara kalian.” (HR Tirmidzi)
Tentu saja ini bukanlah persoalan yang gampang dan mudah, apatah lagi jika
penyakit mental block ini sudah lama menjangkit di dalam sanubarinya. langkah
berikutnya ia harus keluar dari zona selama ini, misalnya rajin mengikuti seminar-
seminar motivasi, atau pelatihan-pelatihan yang mengarah kepada pengembangan diri.
Ini penting dilakukan agar seseorang bisa menjadi bergairah dan semangat lagi. Ibarat
hp apabila dipakai maka batterynya akan low, untuk meningkatkan lagi kapasitas
battery hp tersebut maka perlu dicas lagi. Begitupun dengan motivasi seseorang,
ketika sudah mulai melemah perlu dibangkitkan lagi.
5
Raharjo, Sabar budi. Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Menciptakan Akhlak MuliaJurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, Vol. 16, Nomor 3, Mei 2010.
6
Bahkan kalaupun tidak mampu mengikuti kegiatan tersebut secara langsung akibat
dari faktor biaya, waktu dan lain sebaginya, sekarang ini kita bisa manfaatkan media
youtube atau youtube go yang saat ini sudah tidak asing lagi masyarakat. Tinggal
buka, dengarkan dan pahami. tinggal pilih siapa motivator yang diinginkan, tersedia
luar biasa. Sekali lagi jika ada kemauan pasti ada jalan. tetapi ketika kemauan itu
tidak ada, terus dan selalu dijangkiti rasa malas, maka ini tentu akan kembali lagi
kepada mental block. Ujung-ujungnya prestasi akan sulit diraih, kompetensi akan
jalan ditempat.
Sesungguhnya kehidupan di dunia ini sekali lagi idealnya setiap saat harus
berubah ke arah yang lebih baik. bahkan agama islam mengajarkan orang yang
kehidupannya sama saja dengan kemarin maka ia adalah orang yang merugi. Orang
yang kehidupannya lebih buruk dari kemarin maka itulah orang yang celaka, dan
orang yang kehidupannya hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka itulah orang
yang beruntung. Oleh karena itu, tentu kita berharap termasuk pilihan kita yang
ketiga yakni orang yang beruntung untuk sampai ke arah tersebut, maka usahakan
harus keluar dan meninggalkan mental block tersebut.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan karakter merupakan sebuah istilah yang semakin hari semakin
mendapatkan pengakuan dari masyarakat indonesia saat ini. terlebih dengan dirasakannya
berbagai ketimpangan hasil pendidikan dilihat dari perilaku lulusan pendidikan formal
saat ini, semisal korupsi, perkembangan seks bebas pada kalangan remaja, narkoba,
tawuran, pembunuhan, dan perampokan oleh pelajar.
Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dengan orang lain, tabiat, watak. Karakter merupakan nilai dasar yang
membentuk pribadi seseorang yang membedakannya dengan orang lain, yang terbentuk
baik dari diri seseorang itu sendiri melalui faktor genetik maupun pengaruh lingkungan,
yang diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari. Menurut Jack Corley (dalam
Muchlas dan Harianto), karakter adalah: “sikap dan kebiasaan seseorang yang
memungkinkan dan mempermudah tindakan moral.”
Pendidikann juga bertujuan untuk membentuk nilai budaya yang menyangkut cara
berpikir bebas (freedom of thought), tanpa ada tekanan dan paksaan dari berbagai pihak
dan kreatif untuk menghasilkan gagasan-gagasan baru dalam mendekati suatu realitas,
inovatif dalam mencari solusi per-masalahan. Pembentukan masyarakat yang kritis
terhadap perkembangan zaman, korektif terhadap penyimpangan yang terjadi dalam
masyarakat dan yang lebih penting adalah sikap konstruktif yang mencoba memperbaiki
keadaan sebagai suatu konsekuensi dari sikap yang kritis dan korektif. Secara umum,
proses perbaikan tentunya harus bisa direalisasikan dalam jangka waktu yang singkat.
Tentunya perbaikan dilakukan dalam setiap aspek kehidupan secara menyeluruh lewat
tahapan-tahapan yang dibuat.
Sesungguhnya kehidupan di dunia ini sekali lagi idealnya setiap saat harus
berubah ke arah yang lebih baik. Bahkan agama islam mengajarkan orang yang
kehidupannya sama saja dengan kemarin maka ia adalah orang yang merugi. Orang yang
kehidupannya lebih buruk dari kemarin maka itulah orang yang celaka, dan orang yang
kehidupannya hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka itulah orang yang beruntung.
8
DAFTAR PUSTAKA
Darma Kesuma. 2011. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya
Abdullah Idi dan Safarina, Etika Pendidikan Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2015), 18-19.19-20.
Dharma Kesuma, dkk., Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah,
(Bandung:Remaja Rosdakarya, 2012), 24
Gunawan , Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung : Alfabeta
Jamal Ma’ruf Asmani. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter diSekolah.
Yogjakarta : Diva Press
Raharjo, Sabar budi. Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Menciptakan Akhlak MuliaJurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16, Nomor 3, Mei 2010.
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi (Bandung: Alfabeta, 2012), 3.
Syamsu Yusuf, (2001), Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT.
RemajaRosdakarya, hal. 43.