masyarakat tertentu yang terbatas oleh ruang dan waktu. Penerapan tata nilai
dibidangi oleh etika. Jadi, studi kritis terhadap moralitas merupakan bidang
sudah jadi dan siap pakai tanpa dibarengi dan bahkan terkesan menjauhi
rumusan-rumusan masa lalu yang sudah baku dalam masyarakt. Studi filsafat
1
Abdullah Idi dan Safarina, Etika Pendidikan Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2015), 18-19.
2
Ibid., 19-20.
20
21
(etika) bukan tertuju pada karakter, tetapi pada isi karakter atau ajaran
karakter.3
pertimbangan nilai. Karakter berkaitan dengan tingkah laku yang diatur oleh
upaya dan keinginan. Hati nurani sebuah unsur terpenting dari karakter,
Dalam karakter terdapat ajaran moral dan standar moral, dan ada
karakter berkaitan dengan tingkah laku yang diatur oleh upaya dan keinginan.
3
Dharma Kesuma, dkk., Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2012), 20.
4
Ibid., 24.
22
pendidikan individu. Karakter adalah aspek tingkah laku hasil belajar, bukan
melakukan perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia sehingga ketika
orang lain, tabiat, watak.7 Karakter merupakan nilai dasar yang membentuk
baik dari diri seseorang itu sendiri melalui faktor genetik maupun pengaruh
totalitas ciri-ciri pribadi yang melekat dan dapat diidentifikasi pada perilaku
individu yang bersifat unik, sehingga dapat membedakan antara satu individu
5
Ibid., 27-29.
6
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi (Bandung: Alfabeta, 2012), 3.
7
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), 529.
8
Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter., 43
9
Ibid., 42.
23
dapat pula dipandang sebagai karakter suatu bangsa. Dengan demikian istilah
sesuai dengan etika atau kaidah moral.10 Menurut Lickona (di dalam
dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan (doing the good). Inilah tiga
pilar yang diharapkan menjadi kebiasaan (habits), yaitu habits of the mind
(kebiasaan dalam pikiran), habits of the heart (kebiasaan dalam hati), dan
10
E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 4.
11
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam., 21.
12
Ibid., 21.
24
adalah sifat yang ada pada jiwa seseorang yang membentuk pribadi seseorang
untuk merespon situasi. Sifat atau watak tersebut bersumber dari pengetahuan
yang dimiliki dan telah menjadi komitmen, dan di munculkan dalam bentuk
Megawangi adalah:
menekankan pada aspek keimanan, ibadah, dan muamalah, tetapi juga akhlak.
13
Ratna Megawangi, Pendidikan Karakter Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa, (Bogor:
Indonesia Heritage Foundation, 2004), 95.
14
Dharma Kesuma, dkk., Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2012), 5.
25
(STAF).15
akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang, sesuai
yaitu:17
religius.
15
E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 5.
16
Dharma Kesuma, dkk., Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2012), 9.
17
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter (Jakarta: Kencana, 2012), 18.
26
tetapi sebuah proses yang membawa peserta didik agar memahami dan
18
Novan Andy Wiyani, Konsep, Praktik dan Strategi Membumikan Pendidikan Karakter di SD
(Jogjakarta: Arr-Ruzz Media, 2013), 70.
27
kontekstual.
karakter yang diharapkan akan sulit tercapai. Hal ini terjadi karena
rentang waktu tertentu pada masa usia anak. dalam setiap menit dan
bangsa.19
pengertian, bahwa setiap aspek karakter harus dijiwai oleh kelima sila
19
Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter., 21.
20
Ibid., 22-25.
29
negara yang baik, adil dan beradab dan pada gilirannya karakter
dirinya sebagai bagian dari seluruh warga bangsa dan umat manusia.
d) Bangsa yang demokratis dan menjunjung tinggi hukum dan hak asasi
manusia
dari sikap dan perilakunya yang senantiasa dilandasi nilai dan semangat
orang lain, tidak boros, tidak bergaya hidup mewah, suka bekerja keras,
a) Karakter yang bersumber dari olah hati, antara lain: beriman dan
21
Ibid., 25.
32
b) Karakter yang bersumber dari olah pikir antara lain: cerdas, kritis,
d) Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa antara lain:
22
Ibid., 26.
33
tetapi harus melewati suatu proses yang panjang, cermat, dan sistematis.
karakter anak, (b) tahap pemahaman dan penalaran terhadap nilai, sikap,
perilaku dan karakter siswa, (c) tahap penerapan berbagai perilaku dan
yaitu suatu tahap refleksi dari para siswa melalui penilaian terhadap
seluruh sikap dan perilaku yang telah mereka fahami dan lakukan dan
dirinya maupun orang lain. jika seluruh tahap ini telah dilalui, maka
berikut:24
23
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), 108.
24
Ibid., 109.
34
membangun karakter.
baik.
nilai karakter merupakan proses yang tiada henti, dimulai dari awal
kegiatan ekstrakulikuler.
yang harus selalu diingat bahwa suatu aktivitas belajar dapat digunakan
psikomotorik.
budaya dan karakter pada diri mereka melalui berbagai kegiatan belajar
25
Zubaedi, Desan Pendidikan Karakter (Jakarta: Kencana, 213), 138.
36
Menurut Hasan dkk (dalam Agus Zaenul Fitri), terdapat dua jenis
untuk mata pelajaran. Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang
(3) toleransi; (4) disiplin; (5) kerja keras; (6) kreatif; (7) mandiri; (8)
demokratis; (9) rasa ingin tahu; (10) semangat kebangsaan; (11) cinta
cinta damai; (15) gemar membaca; (16) peduli lingkungan; (17) peduli
26
Agus Zaenul Fitri, Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2012), 39.
27
Ibid., 40-43.
37
Jadi pendidikan karakter menjadi salah satu mata pelajaran yang harus
secara terstruktur.
28
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter (Jakarta: Kencana, 2012), 243-246.
38
tanggung jawab semua guru, tidak hanya menjadi tanggung jawab satu
guru. Dalam konteks ini semua guru dapat memilih materi pendidikan
karakter yang sesuai dengan tema atau pokok bahasan bidang studi.
antara lain: setiap guru ikut bertanggung jawab akan penanaman nilai-
nilai hidup kepada semua siswa, disamping itu pemahaman akan nilai-
jelas dan sama bagi semua guru. Namun menjamin kesamaan bagi
setiap guru adalah hal yang tidak mudah. Hal ini mengingat latar
secara mendalam, tidak hanya sekedar ada acara belaka. Oleh karena
d) Model gabungan
luar pelajaran. Model ini dapat dilaksanakan, baik dalam kerja sama
dengan tim oleh guru dalam kerja sama dengan pihak luar sekolah.
bahkan dapat dan harus mau belajar dari pihak luar untuk
baik.
ketrampilan untuk penanaman nilai ini. hal ini harus diakui dan
a) Metode demokratis
guru.
diskusi atau soal-soal aktual dalam masyarakat, di mana dari proses ini
29
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter (Jakarta: Kencana, 2012), 246-247.
42
d) Metode keteladanan
anak untuk membentuk sikap yang kukuh. Dalam hal ini, dituntut
e) Metode live in
hidup bersama orang lain secara langsung dalam situasi yang sangat
Tabel 2. 1
No Nilai Indikator
benar.
Dalam Islam, tidak ada disiplin ilmu yang terpisah dari etika-
etika Islam. Dalam Islam terdapat tiga nilai utama, yaitu akhlak, adab,
selain syari’ah dan ajaran Islam secara umum. Sedangkan term adab
merujuk pada sikap yang dihubungkan dengan tingkah laku yang baik.
persoalan yang terkait dengan akal, ruh, hati, jiwa, realitas, dan tujuan
30
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), 58.
31
Ibid., 58.
48
dasarkan pada dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu al-Qur’an dan
sunnah Nabi. Dengan demikian baik dan buruk dalam karakter Islam
memiliki ukuran yang standar, yaitu baik dan buruk menurut al-
Qur’an dan sunnah Nabi, bukan baik dan buruk menurut pemikiran
buruk itu bisa berbeda-beda. Bisa saja suatu sikap seseorang dinilai
benar dan baik oleh seseorang, tetapi dinilai sebaliknya oleh orang
lain. Akal manusia tidak akan mampu untuk menentukan semua nilai
Oleh karena itu akal manusia tidak bisa dijadikan sebagi standar
(51): 56), menaati perintah Allah atau bertakwa (QS. Ali Imran (3):
132), ikhlas dalam semua amal (QS. Al-Bayyinah (98): 5), cinta
kepada Allah (QS. Al-Baqarah (2): 165), takut kepada Allah (QS.
32
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam (Jakarta: Amzah, 2015), 28.
33
Ibid., 30.
49
Fathir (35): 28), berdoa dan penuh harapan (raja’) kepada Allah (QS.
setelah memiliki kemauan dan ketetapan hati (QS. Ali ‘Imran (3): 159
dan QS. Hud (11): 123), bersyukur (QS. Al-Baqarah (2): 152 dan QS.
dan QS. At-Tahrim (66): 8), ridha atas semua ketetapan Allah (QS.
Al-Bayyinah (98): 8), dan berbaik sangka pada setiap ketentuan Allah
(QS. Ali ‘Imran (3): 154). Selanjutnya seorang muslim juga dituntut
seperti syirik (QS. Al-Ma’idah (5): 72-73 dan QS. Al-Bayyinah (98):
6), kufur (QS. An-Nisa’ (4): 136), dan melakukan hal-hal yang
Seorang muslim harus memlihara kesucian lahir dan batin (QS. At-
sendiri (QS. Al-Baqarah (2): 195), bunuh diri (QS. An-Nisa’ (4): 29-
34
Ibid., 32-33.
50
orang tua dan berkata lemah lembut kepada mereka (QS. Al-Isra’
(17): 23), bergaul dengan keduanya secara makruf (QS. An-Nisa’ (4):
7), serta saling mendoakan (QS. Al-Isra’ (17): 24 dan QS. Al-Furqan
(25): 74).35
Nabi:36
jujur, lapang dada, penyantun (QS. Ali ‘Imran (3): 159), tekun sabar
35
Ibid., 33.
36
Ibid., 34.
37
Ibid., 34.
51
hatimu.
4) Rajin bekerja
38
Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter., 79-85.
52
5) Rendah hati
6) Tulus
8) Murah hati
Pasal 11 ayat 17: Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri
sendiri.
kuriositas)
Pasal 17 ayat 22: Hati yang gembira adalah obat yang manjur tetapi
12) Bijak
bencana.
sebagai berikut:39
39
Ibid., 85-87.
54
(Rgveda VIII.83.08).
Bumi yang luas ini adalah ibu dan sahabat kita (Atharwaveda
IX.10.12).
(Rgveda VI.75.1$).
56
XVI.2).
(Bhagavadgita, XVI.3).
40
U. HuseinPutta, “Bebas dari Kejahatan”, http://agamabuddhaindo. Wordpress. Com pada
tanggal 3 Mei 2017.
41
Ibid.,
58
perasaan, dan tindakan nyata. Hal tesebut akan memberi tahu kita tentang
dipercaya, rasa hormat, sikap bertanggung jawab, berlaku adil dan jujur
saling berbagi nilai-nilai etik. Dengan kata lain mereka “paham tentang
42
Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter., 93.
43
Ibid., 100.
59
hal-hal yang baik, ingin berperilaku baik, dan melakukan yang baik-baik.”
pendidikan karakter, yakni (1) Cinta Tuhan dan segenap ciptaannya. (2)
(4) Hormat dan santun. (5) Dermawan, suka tolong-menolong dan gotong
44
Ibid., 101.
45
Ibid., 105.
60
royong/kerja sama. (6) Percaya diri dan kerja keras. (7) Kepemimpinan
dan keadilan. (8) Baik dan rendah hati, serta (9) Toleransi, kedamaian,
dan kesatuan.46
karakter sebaiknya dimulai sejak usia anak-anak, karena pada usia ini
sehari-hari di masyarakat.
46
Ibid., 106.
61
1. Pengertian nilai
Kata nilai berasal dari bahasa Inggris yakni value dan dari bahasa
Latin, yakni valere yang berarti berguna, mampu akan, berdaya, berlaku,
dan kuat. Nilai di dalam kamus Besar Bahasa Indonesia berarti taksiran
47
Peter salim dan Yenni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern
English Press, 1991), 1035.
48
Louis O. Kattsoff, Pengantar Filsafat, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1987), 332.
49
Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran dan Pendidikan Islam, (Bandung: Trigenda Karya,
1993), 109.
62
50
Jalaludin dan Abdullah, Filsafat Pendidikan, Manusia dan Pendidikan, (Jakarta: Gaya Media
Pratama, 1997), 178.
51
Ibid., 73-74.
63
negara.
yang diakui masyarakat tersebut. nilai budaya ini dijadikan dasar dalam
pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunukasi antar
nasional sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap warga negara
kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu
olahraga dan kinestik (physical and kinestetic development), dan olah rasa
berikut:53
a. Olah hati: religius, jujur, tanggung jawab, peduli sosial, dan peduli
lingkungan.
52
Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum,
Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (Jakarta: 2010), 9-10.
53
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter (Jakarta: Kencana, 2012),192-193.
65
b. Olah pikir: cerdas, kreatif, gemar membaca, dan rasa ingin tahu.
d. Olah rasa dan karsa: peduli dan kerja sama (gotong royong)
Tabel 2.2
No Nilai Deskripsi
lain.
dirinya.
dirinya.
17 Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan