Anda di halaman 1dari 2

Nama: Dhiah Fatkha Nuraini

Kelas : HKI B
NIM. : 101190030

HUBUNGAN HUKUM ISLAM DENGAN SISTEM HUKUM


NASIONAL
1. Pengertian
Kata hukum Islam tidak ditemukan sama sekali di dalam al-Qur’an dan
literatur hukum dalam Islam. Yang ada dalam al-Qur’an adalah kata syari’ah,
fiqh, hukum Allah dan yang seakar dengannya. Kata-kata hukum Islam
merupakan terjemahan dari term “Islamic Law” dari literatur Barat.1 Hukum
Islam berarti seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah dan Sunnah
Rasul tentang tingkah laku manusia mukallaf yang diakui dan diyakini berIaku
dan mengikat untuk semua umat yang beragama Islam. Sedangkan Hukum
nasional adalah hukum yang dibangun oleh bangsa Indonesia, setelah
Indonesia merdeka dan berlaku bagi penduduk Indonesia, terutama bagi warga
negara Republik Indonesia sebagai pengganti hukum kolonial.2 Sistem hukum
nasional adalah suatu keseluruhan dari unsur unsur hukum nasional yang
saling terkait dalam  rangka untuk mencapai suatu masyarakat yang
berkeadilan.3
2.  Hukum Islam dan Sistem Hukum Nasional
GBHN telah menetapkan bahwa hukum nasional harus dijiwai dan
didasari oleh Pancasila dan UUD 1945, karena Pancasila ditetapkan sebagai
sumber dari segala sumber hukum dan menjadi landasan semua produk hukum
di Indonesia. Sila pertama dari Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa
dan pasal 29 UUD menetapkan bahwa negara berdasarkan Ketuhanan yang
Maha Esa. Kedua hal ini menuntut agar hukum nasional itu berlandaskan
Ketuhanan Yang Maha Esa. Bagi bangsa Indonesia pengertian berlandaskan

1
Mardani, Kedudukan Hukum Islam dalam Sistem Hukum Nasional, (Jakarta: JURNAL HUKUM
NO. 2 VOL. 1, 2009), 268
2
Ibid., 271
3
https://teks.co.id/sistem-hukum-nasional/ diakses tanggal 11 Februari 2021
Ketuhanan Yang Maha Esa itu mengandung arti “berdasarkan agama”, karena
mayoritas bangsa Indonesia adalah beragama dan hanya bagian yang sangat
kecil dari yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa itu yang tidak
beragama.
Dengan demikian, pembentukan hukum nasional mengambil dan
bersumber pada hukum yang hidup dalam masyarakat, maka dengan
sendirinya hukum Islam berperan dalam pembentukan hukum nasional. Hal
ini merupakan realisasi dari tuntutan dijadikannya hukum Islam menjadi salah
satu bahan rujukan dan sumber dari pembentukan hukum nasional, fakta
menunjukkan sudah begitu banyak unsur- unsur hukum Islam masuk dalam
produk legislatif terutama sejak masa orde baru. Hukum Islam memasuki
produk hukum nasional bukan hanya yang berkaitan ibadah, hukum keluarga
atau perkawinan, dan hukum tentang tanah wakaf. 4
Lebih lanjut mencermati perspektif hukum Islam dalam melaksanakan
pembangunan hukum nasional yang sekurang-kurangnya bisa tampil dalam
tiga bentuk:
1. hukum Islam tampil dalam bentuk hukum positif yang hanya berlaku
bagi umat Islam. Dalam hal ini hukum Islam berperan mengisi
kekosongan hukum dalam hukum positif.
2. hukum Islam berkontribusi bagi penyusunan hukum nasional sebagai
sumber nilai. Dalam hal ini nilai-nilai luhur yang terkandung dalam
hukum Islam menjadi lebih luas peranannya untuk mewujud kan
kemaslahatan bangsa dan negara tanpa membedakan agama.
3. hukum Islam bertujuan untuk rahmatan lilamin. Di samping sebagai
sumber nilai, ia juga dapat mengarahkan peraturan perundang-
undangan yang ada agar pelaksanaan hukum Islam diberikan jaminan
hukum di dalamnya.5

4
Ajub Ishaq, Posisi Hukum Islam dalam Sistem Hukum di Indonesia, Jurnal Al Qadau, Volume 4
Nomor 1, 2017)
5
Rina Antasari, Hukum Islam dalam Ruang Sistem Hukum di Indonesia, ( Jurnal IstinbathNo.16
2015), 104.

Anda mungkin juga menyukai