PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang dapat meliputi dari segala aspek
permasalahan yang terjadi di dunia. Terutama dalam permasalahan Hukum yang
melimpah ruah di Negara ini (INDONESIA) khususnya hukum yang ada di bali.
Sistem hukum yang ada di bali kian lama kian menyusut,hal ini dapat di sebabkan
oleh individu manusia itu sendiri,secara analisis Hukum yang bertujuan tidak saja
mengatur lembaga antar manusia untuk menciptakan kebahagiaan duniawi tetapi juga
bertujuan untuk menjamin kesejahteraan rohani.
Undang-undang atau hukum menjamin keamanan dan kehidupan setiap
individu dalam masyarakat apabila undang-undang itu atau Hukum itu di taati dan di
patuhi. Untuk itu harus ada adanya kesadaran hukum dengan mengenal Hukum itu
sebaik-baiknya.Salah satu dari fungsi Hukum pada usaha untuk pencegahan timbulnya
kesewenangan dalam masyarakat melalui norma-norma yang ada pada masyarakat itu
di atur dan kalau perlu di paksa supaya manusia mau tunduk melalui kekuasaan hakim
atau penguasa.Berbicara tentang Hukum, maka pikiran kita mungkin akan langsung
tertuju pada undang-undang atau peraturan tertulis lainnya. Padahal sesungguhnya,
hukum mempunyai begitu banyak aspek yang terdiri dari jauh lebih banyak
komponen atau unsure lainnya, seperti filsafat hukum, sumber hukum, kaedah
hukum,penegakan hukum, pelayanan hukum,dan lain sebagainya
1
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
1. Untuk dapat memahami arti dan fungsi dari Hukum itu sendiri.
2. Untuk dapat mengimplementasikan Hukum itu di kehidupan
bermasyarakat.
3. Untuk menegakkan keadilan di tengah-tengah permasalahan
masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Prof.Dr.Van Den Berg, bahwa hukum agama dan hukum adat murni
yang berkembang, dengan demikian maka hukum adat itu dapat kita bedakan antara
lain adalah:
Apa yang ingin di kemukakan adalah B.W. itu adalah hukum pula, sehingga
dengan demikian akan tampak adanya tiga kelompok agama yang berpengaruhdalam
pembentukan hukum di Indonesia yaitu:
1. Hukum agama yang mendapat pengaruh atau bersumber pada agama hindu
2. Hukum agama yang bersumber pada Hukum islam
3. Hukum agam yang bersumber pada hukum kanonik atau nasrani
1. Abad III masehi- abad XIV masa proses pertumbuhan hukum hindu
2. Abad XIV masehi- abad XVI merupakan masa pertumbuhan hukum islam.
Pertumbuhan hukum islam ini kemudian agak terganggu sebagai akibat dari
keadaan politik di daerah Indonesia mulai dari abad XVI-XIX
3. Abad XVII/XVIII masehi-XIX merupakan masa pertumbuhan hukum kanonik
dan mencapai puncaknya pada abad ke XX, setelah berlakunya UUD.45.
Sebagai akibat dari pada kemajuan-kemajuan yang telah di capai dan makin
banyaknya terjemahan dan gubahan-gubahan hukum agama hindu, maka makin
berkembanglah di seluruh kawasan wilayah kerajaan hindu Indonesia.Diantara buku-
buku yang banyak di sebut oleh peradilan kerta di dalam memutuskan perkara-perkara
adat atau delik adat antara lain terkenal nama-nama buku seperti Siwasasana,
Kuttaramanawa, Adigama, Purwa digamma, Agama, Manusa sesana Saramuscaya dan
silakrama. Lontar-lontar ini masih tersimpan di Gdung Kertya di bali dan rumah-
rumah penduduk di bali dan Lombok.
Menurut Bapak Suryono Wignyodipuro S.H dalam bukunya berjudul
Pengantar Azaz-azas Hukum adat,di dalam tulisannya mengutip pendapat Leker
yang menulis Het Hindoe Recht in Indonesia, telah menyimpulkan secara keliru
karena menganggap hukum hindu seolah-olah tidak menjamah pada masyarakat.
Pandangan yang keliru seperti itu, karena justru tidak di dasarinya bahwa hukum adat
yang berlaku di bali di anggap bukan sebagai hukum agama. Pandangan seperti ini
terjadi dan mungkin terjadi sebagai akibat kurang di meengertinya hukum hindu itu
sendiri. Oleh karena apa yang di kemukakan oleh beliau ada apa yang di kemukakan
oleh Van Vollenhoven dalam hukum adatnya adalah sebagai akibat kurang pengertian
tentang dasar hukum hindu dan kaedah-kaedah hukum hindu yang berlaku dalam
mmasyarakat hindu.Berdasarkan uraian di atas betapa besarnya peranan hukum
agama, termasuk peranan hukum hindu, sebagai sumber yang menjiwai pandangan
dan sikap hidup bangsa Indonesia yang kita kenal dengan nama pancasila itu, yang
menyatakan bahwa pancasila sebagai landasan hukum yang bersifat riil.
Dengan melihat pokok-pokok persoalan sebagaimana telah di kedepankan di
atas, akhirnya dapat di simpulkan bahwa sumber hukum bagi berlakunya hukum
agama itu, termasuk pula hukum sebagaimana telah di kemukakan di atas, pembuktian
sumber hukumnya dapat di kemukakan berdasarkan;
1. Sumber historis
2. Sumber perundang-undangan Negara
1. Tap MPR X/MPR/1973 menjamin terlaksananya pasal 1 dan 4 UUD 45, yaitu
dalam rangka membina kesatuan bangsa dalam wadah Negara kesatuan
2. Tap MPR No. X/MPR/1973 menjamin pula berlakunya Tap. MPR
No.6/MPR/72.No.I/MPR/1973 No.IV/MPR/1973 dan No. IX/MPR/1973
1. Ordonasi Tgl. 15 12 1933 Stb. 1933 No. 74 jo. 1936 No. 247 dan 605 yang di
rubah dengan Stb 1938/264 dan 370, 1939/288 dan 1946/136 yang kemudian di
cabut pasal-pasalnya.
2. UU. No 5 Th 1960 yaitu UUPA, secara tak langsung menyebut pula dalam
beberapa pasalnya masalah hukum agama.
3. Panpres No. 1/1965 yang telah di undangkan menjadi UU. No. 5 Th. pengertian
akan perlunya pengethauan kaedah hukum agama.
4. UU. No. 1/74 yaitu undang-undang tentang perkawinan.
5. Paswara yaitu semacam perundang-undangan Negara pula pernah berlaku dan
masih berlaku hingga sekarang,dasarnya dan bentuk isinya adalah merupakan
keputusan raja atau pemerintah yang mempunyai kedudukan sebagai UU.
2. Keberadaan dan Penataan Hukum Hindu di Indonesia
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari penulisan makalah ini yakni bahwa Hukum adalah
sesuatu yang sangat penting di terapkan di masyarakat terutama atau khususnya
masyarakat yang HINDU DI BALI hal ini dapat mencerminkan sikap dan perilaku
yang muncul dalam masyarakat manusia itu sendiri dalam perwujudan riil pada sikap
dan selalu berpandangan bahwa suatu masyarakat bangsa pada umumnya harus
berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 vdan Pancasila yang akan mempengaruhi
sikap mental suatu masyarakat.
2. SARAN
Adapun saran dari penulisan makalah ini yakni semua pihak atau masyarakat
bali khususnya agar mentaatti hukum atau kaidah-kaidah yang berlaku di
masyarakat,guna untuk mensejahterakan masyarakat agar tidak terjadinya juga
ketumpang tindihan antara polemik-polemik permasalahan di masyarakat yang ada,
serta seandainya ada permasalahan yag terjadi di masyarakat agar cepat di
musyawarahkan secara kekeluargaan.!