Anda di halaman 1dari 3

Antu Berasuk di Belitung

diucapkan dalam logat bahasa Melayu Belitung – adalah sosok hantu yang berburu Kancil atau Pelanduk
dan Kijang di hutan, sosok hantu ini juga memiliki anjing yang dipergunakan untuk membantunya dalam
menangkap hewan-hewan tersebut. Cerita ini ada di Belitung dan telah menjadi cerita yang benar-benar
dimasukkan kedalam jiwa bagi para pemburu pelanduk dan kancil. Ada kemungkinan juga di daerah
anda juga ada cerita yang mirip-mirip seperti cerita yang saya posting ini.

Konon cerita asalnya Antu Berasuk ini adalah seorang manusia juga seperti kebanyakan manusia normal
lainnya. Namun sesuatu dan lain hal sepertinya telah mengubahnya menjadi sosok hantu.

Suatu ketika saat hantu ini masih menjadi sosok manusia, dia memiliki seorang istri yang sedang hamil.
Dan tentu saja saat sedang menjalani kehamilan, sang istri dari pria itupun mengidam. Disinilah
miskomuniskasi antara suami dan istri dimulai. Sang istri yang sedang mengidam, menceritakan
keingginannya pada sang suami bahwa dia menginginkan (ngidam) pelanduk bunting laki. Maksudnya
disini adalah istri meminta suaminya untuk berburu pelanduk betina yang sedang mengandung anak
jantan. Namun ternyata yang dipersepsikan oleh sang suami adalah pelanduk jantan yang sedang
mengandung.

Karena telah tahu bahwa keinginan mengidam setiap wanita yang hamil adalah harus secepatnya
dipenuhi, maka tidak ayal lagi pada malam harinya sang suami pergi berburu kehutan dengan ditemani
oleh anjing peliharaannya. Setelah sampai dihutan sang suami pun berburu. Namun alangkah kecewanya
dia saat Beberapa banyak pelanduk hasil buruannya adalah pelanduk betina yang sedang hamil.
Sedangkan yang diinginkannya adalah pelanduk jantan yang sedang hamil. Dia terus mencari dan
mencari namun tidak kunjung ditemukan pelanduk jantan yang sedang mengandung. Diambang rasa
frustasinya adalah semenjak hari dimana dia meninggalkan rumah beserta istrinya yang sedang ngidam
karena hamil, dia terus mencari dan tidak pernah pulang semenjak saat itu. Dan disinilah konon katanya
menurut cerita yang sudah diwariskan turun-temurun pada kalangan masyarakat Belitung, dia berubah
menjadi hantu yang bagi masayarakat Belitung dikenal dengan Antu Berasuk. Tidak Cuma dia yang
berubah menjadi hantu, anjing yang menyertainya juga ikut berubah menjadi hantu.

Bagi para pemburu di Pulau Belitung, cerita yang tidak masuk akal ini benar-benar telah tertanam dalam
otak dan hati mereka terhadap kehati-hatian saat berburu pelanduk dihutan. Cerita yang sudah turun
terumurun ini oleh kalangan orang-orang tua dari dulunya telah memberikan penanggalan-penanggalan
penting saat hendak berburu pelanduk dihutan.

Misalnya tanggal 14-15 pada tiap bulannya dimana pada tanggal tersebut adalah purnama raya. Efektif
berburu hewan tersebut adalah memang malam hari. Tidak Cuma tanggal tersebut yang dilarang,
tanggal 16-17 dan 29-30 juga merupakan tanggal yang sanggat dianjurkan untuk tidak kehutan dan
berburu pelanduk. Kenapa dengan semua tanggal tersebut? Tidak ada jawaban ilmiahnya, namun yang
pasti berdasrkan cerita turun temurun, tanggal-tanggal tersebut adalah dimana kemunculan Antu
Berasuk menampakkan diri. Artinya dia juga sedang berburu guna mencari pelanduk jantan yang sedang
hamil seperti yang dijelaskan diatas.
Beberapa kejadian-kejadian ganjil berselimut mistis yang dialami oleh para pemburu-pemburu pelanduk
saat mereka berburu. Beberapa diantaranya adalah:

Yang pertama, saat pelanduk telah terkena tembakan senapan angin para pemburu, namun saat dicari
tidak ada pelanduk yang tergeletak terkapar. Yang ada hanyalah ceceran darah.

Hal ganjil kedua adalah, dimana saat pelanduk yang telah tertembak dan ditangkap untuk siap-siap
disembelih, tiba-tiba tidak tahu entah dari mana dantangnya sesiur angin berhembus seperti desingan
saat kita mengayunkan pedang membelah udara kosong yang terdengar didepan para pemburu yang
sedang memegangi pelanduk yang sudah tertangkap, begitu dilihat kepala pelanduk tersebut sudah
berpisah dari lehern

Antu Berasuk

ntu Berasuk.Cerita yang telah tertutur dari mulut ke mulut dan berkembang luas di masyarakat Belitung
ini bermula di sebuah kelekak ( kampong kecil zaman dulu,red.) yang sekarang bernama Simpang
Tiga,Kecamatan Gantung,Belitung Timur.Hingga sekarang cerita ini menjadi semacam buku pegangan
oleh para pemburu.

Berasuk merupakan salah satu cara berburu binatang huta,terutama pelanduk dengan bantuan anjing
pemburu.Oleh karena asuk ( anjing,bahasa Belitung,red.) memainkan peran cukup besar,maka
pemburuan ini di sebut nama berasuk.secara harfiah berarti hantu sedang berburu.

Umumnya,orang-orang yang sering berburu pada malam hari,pernah bahkan sering mendengar lolongan
anjing menyayat hati menggambarkan kepiluan.Suara lolongan-lolongan anjing itu terdengar berasal dari
hutan-hutan,terutama ketika bulan sedang purnama penuh.Konon,kabarnya suara lolongan itu pertanda
sedang ada antu berasuk

Prosesi berasuk sendiri lazimnya di lakukan berkelompok dengan anggota 3 s/d 5 pemburu.Untuk
mengarahkan binatang buruan biasanya terlebih dahulu memasang pepa ( penghalang,red ) terbuat dari
ranting pohon kecil sepanjang 60 s/d 70 yang ditidurkan hingga setinggi 40 s/d 50 cm. pepa ini berfungsi
sebagai pagar agar pelanduk yang terkurung dan tidak bisa melopatinya.Pepa ini lazimnya bisa mencapai
5 s/d 6 km,atau di sesuaikan dengan jumlah anggota dalam kelompok pemburuan tersebut.Pada
rentangan pepa ,dalam jarak antara 80 s/d 100 meter sengaja di kosongkan untuk memasang jerat
pelanduk atau lapun.

Lalu dimana fungsi anjing ? Nah anjing-anjing pemburu yang memang sudah terlatih biasanya di lepas di
hutan.Dalam satu perburuan,jika terdengar suara salakan,berarti anjing sudah melihat seekor pelanduk
dan segera mengejarkan.Berdasar suara salakan anjing itulah para pemburu mmendatangi arah
darimana suara gonggongan tersebut berasal.

Akan halnya pelanduk yang terkurung dalam pepa biasanya tidak bisa keluar.Satu-satunya jalan keluar
adalah ruang kosong pada rentangan pepa yang telah di pasangi lapun.Saat keluar di lubang itulah
pelanduk akan terjerat atau masuk lapun.Pelanduk hasil buruan,bagian kepala di serahkan kepada kepala
kampong sisanya di bagi rata antara anggota kelompok perburuan.

Kisah antu berasuk sendiri bermula di masa hidup penduduk Belitung masih betul-betul mengharapkan
pada alam,terutama kepada hutan dimana orang Belitung masih banyak meninggali daerah pedalaman
guna menghindari diri dari serangan para lanun atau bajak laut.

Alkisah,di sutu kelekak,sekarang Simpang Tiga,tinggalah sepasang suami istri.Sang suami adalah
pemburu handal.Kehidupan keluarga itu tengah di naungi kebahagian.Sang istri sedang hamil.

Lazimnya orang yang sedang hamil,sang istri mengidamkan makanan yang aneh-aneh,dan harus
dipenuhi.Suatu hari ia berkata pada sang suami,ngidam ingin makan daging “ pelanduk buting laki
“.merasa kehendak itu adalh keinginan si jabang bayi dalam kandungan sang istri dan kecintaan
mendalam pada istrinya,sang suami pun menyanggupi untuk memnuhi permintaan tersebut.

Singkat cerita setelah menyipkan perlengkapan,besama teman nya dan seekor anjing,ia berangkat ke
hutan,mencari pelandok bunting laki,aku lum ken balik.”

Berhari-hari pemburu itu bersama teman-teman nya menjelajahi hutan untuk memenuhi kehendak
istri.Tapi setiap berhasil mengkap pelanduk,yang bunting sekalipun,selalu pelanduk betina.Entah sampai
kapan pelanduk laki bunting tidak akan di dapatkan.Naun demikian sang pemburu itu tetap bersikeras
tidak akan pulang sebelum kehendak istri nya terpenuhi.

Karena sudah lebih dua pecan di dalam hutan,teman si peburu minta izin pulang ke kampung.Sang
pemburu itupun tidak keberatan kepada teman nya,sebelum pulang,ia berpesan agar istri tetap bersabar
karena pelanduk bunting laki belum di temukan karena itulah ia belum mau pulang ke rumah.

Setiba di kampung,teman si pemburu itupun menyampaikan pesan suaminya kepada istri nya.Ia juga
menceritakan segala hal ihkwal perburuan nya yang selalu mendapatkan pelanduk betina yang
bunting,tak pernah ket

Anda mungkin juga menyukai