Oleh
AG163
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN TEKNOLOGI
2018
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Catur Paramitha berasal dari bahasa sanskerta terdiri dari kata Catur yang
berarti 4(Empat) dan Paramitha berarti Sifat atau Sikap Utama. Jika diartikan Catur
Paramitha adalah 4 (empat) sifat atau sikap utama yang menjadi landasan dalam
beretika dan bersusila dalam Agama Hindu. Catur Paramitha terdiri dari Maitri,
Karuna, Mudita, dan Upeksa.
METTA (MAITRI), yaitu senang mencari kawan dan bergaul, yakni tahu
menempatkan diri dalam masyarakat, ramah-tamah, serta menarik hati segala
perilakunya sehingga menyenangkan orang lain dalam diri pribadinya.
KARUNA, yaitu artinya belas kasihan, maksudnya adalah selalu memupuk rasa
kasih sayang terhadap semua mahluk.
MUDITA, yaitu selalu memperlihatkan wajah yang riang gembira, yakni penuh
simpatisan terhadap yang baik serta sopan santun.
2.1 Maitri
Maitri yang berarti sesuatu yang dapat menghaluskan hati seseorang, atau
rasa persahabatan sejati. Maitri dirumuskan sebagai keinginan akan kebahagiaan
semua makhluk tanpa kecuali. Maitri juga sering dikatakan sebagai niat suci yang
mengharapkan kesejahteraan dan kebahagiaan makhluk-makhluk lain, seperti
seorang sahabat mengharapkan kesejahteraan dan kebahagiaan temannya. Maitri
bukanlah cinta kasih yang dilandasi nafsu atau kecenderungan pribadi, karena
dari keduanya ini, tanpa dapat dihindarkan akan timbul kesedihan. Maitri bukan
hanya terbatas dalam perasaan bertetangga karena ini akan menimbulkan
sikap-sikap membedakan antara tetangga dengan lainnya.
Sesungguhnya, unsur kasih sayang lah yang mendorong orang lain dengan
ketulusan hati. Orang yang memiliki kasih sayang murni tidak hidup hanya untuk
dirinya sendiri, melainkan untuk menolong orang lain juga. Ia mencari
kesempatan untuk dapat menolong orang lain tanpa mengharapkan jasa apapun,
baik materi maupun penghormatan. Siapakah yang menjadi sasaran kasih sayang
itu? ialah orang-orang miskin yang membutuhkan bantuan, orang-orang sakit,
orang-orang bodoh, orang-orang jahat, orang-orang kotor dan juga orang-orang
mulia, tanpa menghiraukan agama dan bangsanya. Yang lebih hebat dari
kemiskinan adalah menjalarnya penyakit diseluruh dunia ini. Banyak orang
menderita jasmani, dan diantaranya ada juga yang menderita sakit pikiran
(mental). Dengan teliti ilmu pengetahuan dapat mengobati orang yang sakit
jasmaninya, tetapi orang lain yang batinnya sakit susah diobati, bahkan tak jarang
mereka merana dirumah-rumah sakit.
2.3 Mudita
Mudita atau rasa simpati yaitu ikut merasa bahagia melihat orang lain
berbahagia atau perasaan gembira yang dapat menghilangkan rasa iri hati. Kerap
kali terjadi, bahwasannya banyak orang tidak tahan apabila melihat atau
mendengar keuntungan dan kebahagiaan orang lain. Mereka senang mendengar
kegagalan atau kesusahan orang lain, tetapi mereka tidak senang melihat
kemajuan orang lain. Mereka bukannya memuji atau mengucapkan selamat
kepada mereka yang beruntung itu, tetapi malahan berusaha menyabot orang
tersebut. Salah satu cara untuk mengatasi perasaan iri hati ini adalah mudita,
karena mudita dapat mencabut akar-akar sifat iri hati yang merusak. Disamping
itu, mudita juga dapat menolong orang lain, karena dengan memiliki mudita
seseorang tak akan menghalangi kemajuan dan kesejahteraan orang lain.
Sama pula halnya seperti metta, orang akan lebih mudah bergembira dan
bersimpati kepada orang yang dekat dan dicintai, tetapi lebih sukar melakukan
hal itu terhadap musuhnya yang beruntung. Yah, orang-orang sebenarnya bukan
hanya sukar untuk bersimpati atas keberuntungan musuhnya, tetapi juga tidak
dapat bergembira melihat keberuntungan orang lain. Mereka lalu asyik mencari
dan membuat rintangan-rintangan untuk menghancurkan musuhnya. Bahkan
tidak jarang mereka sampai berbuat meracun, membakar, menggantung,
menembak orang-orang yang benar.
2.4 Upeksa
Upeksa. Upeksa berarti pertimbangan yang lurus, pandangan yang adil atau
tidak berat sebelah, yaitu tidak terikat atau benci, tidak ada rasa tidak senang dan
tidak senang.
Keseimbangan batin penting sekali terutama bagi umat awam yang hidup di
dalam dunia yang kacau balau ditengah-tengah gelombang keadaan yang naik
turun tidak menentu ini. Dunia telah terbentuk sedemikian rupa, sehingga
kebaikan dan kebajikan sering mendapat kritik-kritik dan serangan-serangan yang
ngawur dan curang, dan bahkan tidak jarang dihambat dan dihalang-halangi.
Apabila seseorang dapat mempertahankan keseimbangan batin dalam keadaan
serupa itu, maka dialah pahlawan besar.
DAFTAR PUSTAKA
https://paduarsana.com/2013/05/14/membentuk-karakter-dengan-catur-paramitha/
http://soul-blade.blogspot.co.id/2008/08/catur-paramitha.html
https://www.akriko.com/2015/09/catur-paramitha-dan-bagiannya.html