Anda di halaman 1dari 7

Home

Inti Sari Agama Hindu


Kitab Weda
Tentang Kami
UU PP PerPu

Hukum Adat
Hukum Hindu
Hukum Nasional

subscribe: Posts | Comments

search the site

Enam Pembunuhan Kejam (Sad Atatayi)


share this
Delapan Pembunuh/Delapan Pencuri (Asta Dusta/Asta Cora)

Tujuh Macam Kegelapan (Sapta Timira)


0 comments

Posted by Hukum Hindu in Hukum Hindu | 0 comments

Download Artikel dalam Format PDF


Tujuh Macam Kegelapan
(Sapta Timira)

1.
1. Surupa (mabuk karena rupa tampan)

2. Dhana (mabuk karena kekayaan)

3. Guna (Mabuk Karena Kepandaian Ilmu)

4. Kulina (Mabuk Karena Keturunan)

5. Yomana (Mabuk Karena Keremajaan)

Pergunakan masa mudamu dengan sebaik-baiknya, masa inilah masa menuntut


ilmu, masa bekerja yang keras, menciptakan sesuatu yang berguna. Janganlah
angkuh dan sombong karena keremajaan ini, dan harus disadari karena semua
itu tidak kekal dan bersifat maya belaka, maka dari itu budi luhurlah yang harus
dipupuk dan dikembangkan.

6. Sura (Mabuk Karena Minuman Keras)

7. Kasuran (Mabuk Karena Kesaktian Atau Keberanian)

Yang dimaksud dengan tujuh macam kegelapan atau kemabukan di dalam agama Hindu
disebut Sapta Timira adalah :

1. Surupa berarti rupa tampan, ganteng, cantik.


2. Dana berarti kekayaan.
3. Guna berarti kepandaian.
4. Kulina berarti keturunan bangsawan.
5. Yuwana berarti keremajaan.
6. Sura berarti keberanian.
7. Kasuran berarti kemenangan.

Ketujuh hal tersebut sering menyebabkan orang menjadi sombong, angkuh, congkak,
bangga luar biasa, mabuk, lupa daratan. Itulah musuh-musuh manusia yang amat
berbahaya dan dapat membuat orang tidak susila.
Agar dapat memahami lebih jelas ketujuh macam kegelapan, marilah kita ikuti penjelasan
berikut ini.

Surupa artinya kecantikan atau kebagusan. Kecantikan dan kebagusan itu dibawa sejak
lahir dan merupakan anugrah Hyang Widhi (Tuhan) yang maha pengasih dan penyayang.
Bagi orang yang memiliki ini boleh merasa beruntung atas anugrah serta kasih sayang
Hyang Widhi, namun tidaklah patut bangga dan takabur atas kecantikan dan kebagusan
yang dimiliki itu, karena itu sifatnya maya dan tidak kekal. Ketampanan yang dimiliki
seharusnya disertai keluhuran budi. Hendaknya Surupa itu tidak dibiarkan sebagai bidang
keladi menuju kehancuran.

Dhana artinya kekayaan. Kekayaan sungguh berguna bagi siapa pun. Setiap orang
menginginkan hal itu, karenanya orang berusaha dengan bekerja keras untuk dapat
memiliki kekayaan itu. Namun harus dilandasi dharma. Kekayaan itu disebut harta,
meliputi pangan, sandang, dan papan. Kekayaan itu sangat besar gunanya namun besar
juga godaan-nya. Oleh karenanya bagi orang yang memiliki kekayaan hendaknya dapat
mempergunakan kekayaan itu dengan tepat sesuai menurut ajaran agama.

Kekayaan yang diperoleh berdasarkan ajaran agama dan dipergunakan sesuai menurut
ajaran agama adalah kekayaan yang mempunyai arti dan nilai mulia.

Tapi sering kali kekayaan yang dimilik oleh seseorang dapat pula menimbulkan hal-hal
yang bertentangan dengan ajaran agama. Karena pengaruh kekayaan orang sering
menjadi sombong, angkuh, menghina orang lain, mengumbar nafsu dan lupa diri karena
kekayaan ini.

Sebenarnya kekayaan itu tidak kekal adanya. Kekayaan itu adalah anugrah Tuhan
karenanya patutlah diperlihara, dan dikembangkan untuk diyad-nyakan pada orang yang
sangat memerlukan kesejahteraan hidup bersama.

Guna artinya kepandaian. Kepandaian dicari oleh semua orang. Orang inging menjadi
pandai, karena kepandaian dapat meringankan seseorang di dalam ia menempuh segala
macam bentuk suka dukanya kehidupan di dunia ini.

Disamping dapat menolong, kepandaian dapat juga membahayakan orang. Sering pula
dengan kepandaian orang melakukan prilaku yang dilarang agama, misalnya menipu,
memperalat orang, memfitnah , mengacau, membuat isu-isu, korupsi dan lain sebagainya,
yang dapat menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. Demikianlah jika
kepandaian itu dimilik orang orang-orang yang berada dalam kegelapan, maka
menimbulkan keburukan dan membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain.

Kulina artinya keturunan. Keturunan mempunyai arti karena dari keturunan ia akan dapat
dikenal siapa sebenarnya dia itu. Orang itu dipandang terhormat disegani dan dipercaya,
karena berasal dari keturunan orang-orang dikenal, berjasa, baik budi, karyanya dapat
dinikmati oleh orang banyak dan bermanfaat bagi semua orang. Karena keturunan dari
orang-orang yang dianggap berjasa seperti itu, sampai pada anak cucu dan buyutnya
mendapat penghormatan dan disegani akibat ulah dari leluhurnya. Sering kali dari adanya
keturunan ini, orang merasa bangga akan dirinya karena merasa keturunan orang
terhormat, terkenal dan lain sebagainya, dengan kebanggaan ini lalu ia merasa dirinya
berderajat tinggi, sehingga ia menjadi sombong, angkuh dan kemudian menghina orang
lain serta mengangap orang lain itu rendah dan bodoh. Perbuatan yang seperti itu adalah
sungguh sangat tercela dan akibatnya orang tersebut tidak disenangi oleh orang banyak
dan masyarakat.

Yowana artinya masa remaja/muda. Masa muda/remaja ini penuh dengan kegairahan
hidup, masa gemilang penuh kreatifitas, masa kekuatan dan kecerdasan sedang hebatnya.
Masa muda/remaja inilah yang sebenarnya dipakai kesempatan untuk berbuat banyak
terhadap keluarga, masyarakat, nusa dan bangsa. Tetapi jika di masa muda ini belum
memiliki pendirian yang kuat, masih bimbang, ragu, goyah, belum ada keseimbangan
sehingga perbuatan yang dilakukan sering kali tidak terarah, ia hanya berbuat untuk
menarik perhatian orang lain. Tindakannya pun sering keliru, seperti melanggar
kesopanan, melanggar kesusilaan dan sebagainya sehingga dapat merugikan orang lain
dan juga dirinya sendiri.

Dalam hal ini Sarasamuccaya memberikan pedoman :

Sura artinya minuman keras. Yang termasuk minuman keras antara lain : tuak, bir,
alkohol dan lain-lainnya. Minuman ini bila diminum secara berlebihan akan
menyebabkan mabuk, dan berakibat merusak saraf.

Bila saraf terganggu maka pikiranpun menjadi tidak waras. Ketidak warasan pikiran
menimbulkan tindakan yang tidak terpuji, sering kali orang yang mabuk mengeluarkan
kata-kata yang tidak baik, sehingga tidak jarang lalu timbul perkelahian, keributan dan
lain sebagainya. Oleh karena itu waspadalah terhadap minuman keras, jauhilah minuman
yang merusak yang bisa mengakibatkan hilangnya kesabaran.

Kasuran artinya keberanian. Setiap orang eprlu memiliki keberanian. Tanpa adanya
keberanian orang akan merasa menderita. Hidup ini adalah suatu perjuangan, oleh karena
itu kebenranian itu sangat diperlukan. Keberanian di sini dipergunakan untuk dapat
mengatasi liku-liku kehidupan seperti : keberanian dalam mengatasi penderitaan,
keberanian membela dan mempertahankan kebenaran dan lain sebagainya. Dan
hendaknya keberanian itu selalu dilandasi oleh dharma. Orang tidak layak mabuk karena
keberanian, sebab keberanian hanya karena berani saja tanpa dilandasi adanya kebenaran
adalah keliru dan dipandang salah. Keberanian adalah untuk membela yang benar sesuai
dengan ucapan : Satyam Ewam Jayate na nrtam
Artinya : kebenaran selalu menang dan bukan kejahatan.

Tulisan Terkait:

1. TIGA MACAM KEMABUKAN


2. Empat Penyebab Kemabukan (Catur Mada)
3. Merdeka Menurut Pandangan Hindu
4. Enam Pembunuhan Kejam (Sad Atatayi)
5. Delapan Pembunuh/Delapan Pencuri (Asta Dusta/Asta Cora)
6. Lima Jenis Racun (Panca Wisaya)
7. Enam Macam Musuh (Sad Ripu)
8. Lima M (Panca Ma)
9. Sifat Keraksasaan (Asuri Sampat)
10. Musuh Dalam diri Manusia
11. Tri Mala
12. Tiga Kotoran Jiwa (Tri Mala dan Tri Mala Paksa)
13. Ajaran Kepemimpinan Sri Rama
14. Baik buruk ditentukan oleh pergaulan
15. Mengalahkan Musuh yang Paling Besar

Better Related Posts Plugin


ShareThis

Dapatkan Tulisan Via Email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Subscribe to Hukum Hindu by Email

Facebook

Tulisan Terakhir

Narkotika Dan Kenakalan Remaja


Sloka Siwa Purana Tentang Siwaratri
Susila Dalam Agama Hindu
Niti Sastra
Pendidikan Kepemimpinan Pemuda Hindu Dan Kebangkitan Peran Sekaa Teruna
Enam Musuh: Pembuka Pintu Gerbang Neraka
Persahabatan dan Perkembangan Remaja

Editor

Untuk membantu mengubah, menambah, mengurangi konten tulisan-tulisan yang telah ada atau
menambah tulisan baru, silakan mendaftar [register] terlebih dahulu atau masuk [login] jika
Anda telah terdaftar. Terima kasih atas kerjasamanya.

Daftar / Masuk

Daftar
Masuk log
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.org

Tag

Adat agama agama hindu anak artha bali bhagavad gita desa dharma dharmasastra etika hindu
hukum hukum adat hukum hindu indonesia istri kama keadilan kebenaran kejahatan Kekerasan keluarga
kewajiban konflik kriminologi kuhp manawa dharmasastra negara pengadilan Pengertian perkawinan
pidana politik samskara sarassamuscaya slokantara suami SUSILA swadharma uu
uud veda weda yoga

Gayatri Mantra - Tri Utami

Jambi Law Club

Arya Sastra

Menjelajahi Mahabharata Pandawa masuk hutan (20)


Menjelajahi Mahabharata Pandawa masuk hutan (19)
Menjelajahi Mahabharata Pandawa Masuk Hutan (18)
Powered by WordPress | Designed by Elegant Themes

Read more http://www.hukumhindu.or.id/tujuh-macam-kegelapan-sapta-timira/

Anda mungkin juga menyukai