Hukum Adat
Hukum Hindu
Hukum Nasional
1.
1. Surupa (mabuk karena rupa tampan)
Yang dimaksud dengan tujuh macam kegelapan atau kemabukan di dalam agama Hindu
disebut Sapta Timira adalah :
Ketujuh hal tersebut sering menyebabkan orang menjadi sombong, angkuh, congkak,
bangga luar biasa, mabuk, lupa daratan. Itulah musuh-musuh manusia yang amat
berbahaya dan dapat membuat orang tidak susila.
Agar dapat memahami lebih jelas ketujuh macam kegelapan, marilah kita ikuti penjelasan
berikut ini.
Surupa artinya kecantikan atau kebagusan. Kecantikan dan kebagusan itu dibawa sejak
lahir dan merupakan anugrah Hyang Widhi (Tuhan) yang maha pengasih dan penyayang.
Bagi orang yang memiliki ini boleh merasa beruntung atas anugrah serta kasih sayang
Hyang Widhi, namun tidaklah patut bangga dan takabur atas kecantikan dan kebagusan
yang dimiliki itu, karena itu sifatnya maya dan tidak kekal. Ketampanan yang dimiliki
seharusnya disertai keluhuran budi. Hendaknya Surupa itu tidak dibiarkan sebagai bidang
keladi menuju kehancuran.
Dhana artinya kekayaan. Kekayaan sungguh berguna bagi siapa pun. Setiap orang
menginginkan hal itu, karenanya orang berusaha dengan bekerja keras untuk dapat
memiliki kekayaan itu. Namun harus dilandasi dharma. Kekayaan itu disebut harta,
meliputi pangan, sandang, dan papan. Kekayaan itu sangat besar gunanya namun besar
juga godaan-nya. Oleh karenanya bagi orang yang memiliki kekayaan hendaknya dapat
mempergunakan kekayaan itu dengan tepat sesuai menurut ajaran agama.
Kekayaan yang diperoleh berdasarkan ajaran agama dan dipergunakan sesuai menurut
ajaran agama adalah kekayaan yang mempunyai arti dan nilai mulia.
Tapi sering kali kekayaan yang dimilik oleh seseorang dapat pula menimbulkan hal-hal
yang bertentangan dengan ajaran agama. Karena pengaruh kekayaan orang sering
menjadi sombong, angkuh, menghina orang lain, mengumbar nafsu dan lupa diri karena
kekayaan ini.
Sebenarnya kekayaan itu tidak kekal adanya. Kekayaan itu adalah anugrah Tuhan
karenanya patutlah diperlihara, dan dikembangkan untuk diyad-nyakan pada orang yang
sangat memerlukan kesejahteraan hidup bersama.
Guna artinya kepandaian. Kepandaian dicari oleh semua orang. Orang inging menjadi
pandai, karena kepandaian dapat meringankan seseorang di dalam ia menempuh segala
macam bentuk suka dukanya kehidupan di dunia ini.
Disamping dapat menolong, kepandaian dapat juga membahayakan orang. Sering pula
dengan kepandaian orang melakukan prilaku yang dilarang agama, misalnya menipu,
memperalat orang, memfitnah , mengacau, membuat isu-isu, korupsi dan lain sebagainya,
yang dapat menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. Demikianlah jika
kepandaian itu dimilik orang orang-orang yang berada dalam kegelapan, maka
menimbulkan keburukan dan membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain.
Kulina artinya keturunan. Keturunan mempunyai arti karena dari keturunan ia akan dapat
dikenal siapa sebenarnya dia itu. Orang itu dipandang terhormat disegani dan dipercaya,
karena berasal dari keturunan orang-orang dikenal, berjasa, baik budi, karyanya dapat
dinikmati oleh orang banyak dan bermanfaat bagi semua orang. Karena keturunan dari
orang-orang yang dianggap berjasa seperti itu, sampai pada anak cucu dan buyutnya
mendapat penghormatan dan disegani akibat ulah dari leluhurnya. Sering kali dari adanya
keturunan ini, orang merasa bangga akan dirinya karena merasa keturunan orang
terhormat, terkenal dan lain sebagainya, dengan kebanggaan ini lalu ia merasa dirinya
berderajat tinggi, sehingga ia menjadi sombong, angkuh dan kemudian menghina orang
lain serta mengangap orang lain itu rendah dan bodoh. Perbuatan yang seperti itu adalah
sungguh sangat tercela dan akibatnya orang tersebut tidak disenangi oleh orang banyak
dan masyarakat.
Yowana artinya masa remaja/muda. Masa muda/remaja ini penuh dengan kegairahan
hidup, masa gemilang penuh kreatifitas, masa kekuatan dan kecerdasan sedang hebatnya.
Masa muda/remaja inilah yang sebenarnya dipakai kesempatan untuk berbuat banyak
terhadap keluarga, masyarakat, nusa dan bangsa. Tetapi jika di masa muda ini belum
memiliki pendirian yang kuat, masih bimbang, ragu, goyah, belum ada keseimbangan
sehingga perbuatan yang dilakukan sering kali tidak terarah, ia hanya berbuat untuk
menarik perhatian orang lain. Tindakannya pun sering keliru, seperti melanggar
kesopanan, melanggar kesusilaan dan sebagainya sehingga dapat merugikan orang lain
dan juga dirinya sendiri.
Sura artinya minuman keras. Yang termasuk minuman keras antara lain : tuak, bir,
alkohol dan lain-lainnya. Minuman ini bila diminum secara berlebihan akan
menyebabkan mabuk, dan berakibat merusak saraf.
Bila saraf terganggu maka pikiranpun menjadi tidak waras. Ketidak warasan pikiran
menimbulkan tindakan yang tidak terpuji, sering kali orang yang mabuk mengeluarkan
kata-kata yang tidak baik, sehingga tidak jarang lalu timbul perkelahian, keributan dan
lain sebagainya. Oleh karena itu waspadalah terhadap minuman keras, jauhilah minuman
yang merusak yang bisa mengakibatkan hilangnya kesabaran.
Kasuran artinya keberanian. Setiap orang eprlu memiliki keberanian. Tanpa adanya
keberanian orang akan merasa menderita. Hidup ini adalah suatu perjuangan, oleh karena
itu kebenranian itu sangat diperlukan. Keberanian di sini dipergunakan untuk dapat
mengatasi liku-liku kehidupan seperti : keberanian dalam mengatasi penderitaan,
keberanian membela dan mempertahankan kebenaran dan lain sebagainya. Dan
hendaknya keberanian itu selalu dilandasi oleh dharma. Orang tidak layak mabuk karena
keberanian, sebab keberanian hanya karena berani saja tanpa dilandasi adanya kebenaran
adalah keliru dan dipandang salah. Keberanian adalah untuk membela yang benar sesuai
dengan ucapan : Satyam Ewam Jayate na nrtam
Artinya : kebenaran selalu menang dan bukan kejahatan.
Tulisan Terkait:
Delivered by FeedBurner
Tulisan Terakhir
Editor
Untuk membantu mengubah, menambah, mengurangi konten tulisan-tulisan yang telah ada atau
menambah tulisan baru, silakan mendaftar [register] terlebih dahulu atau masuk [login] jika
Anda telah terdaftar. Terima kasih atas kerjasamanya.
Daftar / Masuk
Daftar
Masuk log
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.org
Tag
Adat agama agama hindu anak artha bali bhagavad gita desa dharma dharmasastra etika hindu
hukum hukum adat hukum hindu indonesia istri kama keadilan kebenaran kejahatan Kekerasan keluarga
kewajiban konflik kriminologi kuhp manawa dharmasastra negara pengadilan Pengertian perkawinan
pidana politik samskara sarassamuscaya slokantara suami SUSILA swadharma uu
uud veda weda yoga
Arya Sastra