Anda di halaman 1dari 2

OM ASATO MA SADGAMAYA TAMASO MA JYOTIR GAMAYA MRTYOR MA AMRTAM GAMAYA

( Oh Hyang Widhi, bimbinglah kami untuk keluar dari kegelapan menuju langkah cahaya terang
kebenaran )
Jero mangku yang sangat tiang sucikan
Dewan juri yang saya hormati
Tokoh agama tokoh masyarakat yang saya hormati,
Saudara / saudari semua yang saya cintai,

Sebelum saya mulai, marilah kita mengucapkan Pangenjali umat OM SUASTI ASTU,
Darma wacana yang saya bawakan ini adalah tentang SUSILA.
Sebelum saya mengulas tentang Susila sering kita mendengar kata – kata Tat Twam Asi, apakah yang
dimaksud dengan Tat Twam Asi itu sendiri ?
Tat Twam Asi adalah kata – kata dalam filsafat Hindu yang mengajarkan kesosialan yang tanpa batas,
karena diketahui bahwa Ia adalah kamu, saya adalah kamu dan segala makhluk adalah sama. Sehingga
menolong orang lain berarti menolong diri sendiri. Jiwa sosial ini juga diresapi oleh sinar – sinar tuntutan
kesucian Tuhan dan tidak oleh jiwa kebendaan.
Tat artinya Itu ( Ia )
Twam artinya Kamu dan
Asi artinya adalah
Disamping merupakan jiwa kesosialan, filsafat hidup Tat Twam Asi ini merupakan juga dasar dari susila
Hindu.
Susila adalah tingkah laku yang baik dan mulia yang selaras denga ketentuan – ketentuan Dharma dan
Yadnya.
Yang dimaksud dengan Dharma dalam susila ini ialah perhubungan yang selaras dan rukun antara
sesama manusia dengan semesta alam. Hubungan yang harmonis yang berlandaskan yadnya yaitu
korban suci yang berdasarkan keikhlasan dan kasih sayang.
Didalam Pustaka suci Weda disebutkan bahwa dunia ini diciptan Sang Hyang Widhi dan dipelihara
dengan pengorbanan suci. Berarti Sang Hyang Widhi berdasarkan cinta kasihnya mengorbankan diriNya
untuk menciptakan alam semesta ini, Sang Hyang Widhi tidak tinggal diluar melainkan berada didalam
alam semesta itu sendiri seperti tercantum pada Bagawad Gita Bab XII Ayat 20 yaitu ,
AKU ADALAH JIWA YANG BERDIAM DALAM HATI SEGALA INSANI, WAHAI GUDAKESA
AKU ADALAH PERMULAAN, PERTENGAHAN DAN PENGHABISAN DARI MAKHLUK
Dalam hal ini Sang Hyang Widhi disebut juga Sang Hyang Jagatkarana atau Sang Hyang Jagatnatha. Dan
nsesudah Sang Hyang Widhi mencipkatan alam semesta berdasarkan Yadnya ini barulah beliau
menyampaikan Weda dengan perantara wahyu yang didengar oleh Bhagawan Wyasa.
Yadnya pada dasarnya pemberian dengan tulus ikhlas.
Didalam Bagawadgita juga menjelaskan bagaimana Prajapati setelah menciptakan makhluk ini dengan
Yadnya mencapai tujuannya yang dapat memberikan kebahagiaan ( kamadhug ). Yadnya juga membantu
hubungan antara manusia antara Sang Hyang Widhi, dengan Dewa – Dewa dan Pitara-Pitari untuk saling
membahagiakan dan dikatakan juga bahwa mendahulukan untuk kepentingan Yadnya dan barulah
kemudian menikmati sisanya ( Yadnya Sesa ) adalah jalan untuk memperoleh waranugraha dari Sang
Hyang Widhi.
Oleh sebab itu sesuai dengan ajaran Tat Twam Asi, Kita sebagai manusia perlu memahami dan
menerapkan atau mengamalkan tentang kesusilaan itu. Menjaga keselarasan hubungan antara manusia
dengan manusia, manusia dengan alam dan tumbuhan, dan terutama hubungan antara Kita manusia
dengan Ida Sang Hyang Widhi serta kepada leluhur – leluhur karena lahir sebagai manusia sangatlah
mulia, karena lahir sebagai manusia sangat sulit diperoleh seperti yang terucap pada Sarasamuscaya
Ayat 6 :
Kesimpulannya pergunakanlah dengan sebaik – baiknya kesempatan menjelma menjadi manusia,
kesempatan yang sangat sulit diperoleh, yang merupakan tangga untuk pergi ke sorga, segala sesuatu
yang menyebabkan agar tidak jatuh lagi, itulah hendaknya dilakukan
Untuk itu marilah kita semua mengamalkan sesuai dengan ajaran – ajaran Agama Hindu yang kita anut
supaya kita selalu berada dalam lindungan Sang hyang Widhi.
Akhir kata apabila ada kata – kata yang tidak berkenan dihati, saya mohon maaf yang sedalam –
dalamnya, dan
OM SANTHI, SANTHI, SANTHI, OM

Anda mungkin juga menyukai