OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmat-Nya lah, makalah ini dapat diselesaikan dengan
baik yang berjudul “PERBEDAAN CATUR WARNA DENGAN KASTA
YANG ADA DI BALI”
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat berbagai banyak
hambatan, tetapi semua hambatan tersebut dapat teratasi dengan baik. Penyusunan
makalah ini banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. I Ketut Gede Harsana,S.Ag, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah
Agama Hindu .
2. Rekan – rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan untuk
makalah ini.
Penulis mengakui bahwa penulis memiliki keterbatasan dalam berbagai hal.
Oleh karena itu, tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sempurna. Begitu
pula dengan makalah ini. Maka dari itu, penulis bersedia menerima segala kritik
dan saran dari pembaca. Semoga melalui kritik dan saran ini, dapat memperbaiki
makalah ini di masa yang akan datang. Sehingga makalah berikutnya dan makalah
lainnya dapat diselesaikan dengan hasil yang baik.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................ 2
1.4.1 Manfaat Teoritis ..................................................................... 2
1.4.2 Manfaat Praktis ....................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Catur Warna ...................................................................................... 3
2.1.1 Pengertian ............................................................................... 3
2.1.2 Bagian – Bagian Catur Warna ................................................ 4
2.2 Kasta Yang Ada Di Bali .................................................................... 4
2.2.1 Pengetian ................................................................................. 5
2.2.2 Bagian- Bagian Catur Kasta Yang Ada Di Bali ...................... 5
2.3 Perbedaan Catur Warna dengan Catur Kasta .................................... 7
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 8
3.2 Saran .................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat ditemukan rumusan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apa itu Catur Warna dan apa saja pembagiannya?
2. Apa itu kasta dan kasta apa saja yang ada di bali?
3. Apa perbedaan Catur Warna dengan kasta yang ada di Bali ?
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
lahir dari mereka, tetapi bukan di dasarkan atas genealogis secara turun-
temurun.
2. 1. 2 Bagian – bagian Catur Warna
a. Brahmana Warna adalah individu atau golongan masyarakat yang
berkecimpung dalam bidang kerohanian. Keberadaan golongan tidak
berdasarkan atas keturunan, melainkan karena ia mendapatkan kepercayaan
dan memiliki kemampuan untuk menjalankan tugas. Seseorang disebut
brahmana karena ia memiliki kelebihan dalam bidang kerohanian
b. Ksatrya Warna ialah individu atau golongan masyarakat yang memiliki
keahlian dalam memimpin bangsa dan Negara. Keberadaan golongan ini
tidak berdasarkan atas keturunan, melainkan karena menjalankan tugas.
Seseorang disebut Ksatriya karena ia memiliki kelebihan dalam bidang
kepemimpinan.
c. Waisya Warna ialah individu atau golongan masyarakat yang memiliki
keahlian di bidang pertanian dan perdagangan. Keberadaan golongan ini tidak
berdasarkan keturunan, melainkan karena ia mendapatkan kepercayaan dan
memiliki kemampuan untuk menjalankan tugas-tugas untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Seseorang disebut waisya karena ia memiliki
kelebihan dalam bidang pertanian dan perdagangan.
d. Sudra warna ialah individu atau golongan masyarakat yang memiliki
keahlian di bidang pelayanan atau membantu. Keberadaan golongan ini tidak
berdasarkan atas keturunan, melainkan karena ia memiliki kemampuan tenaga
yang kuat dan mendapatkan kepercayaan untuk menjalankan tugas-tugasnya
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Seseorang disebut sudra
karena ia memiliki kelebihan dalam bidang pelayanan.
4
“Casta” bahasa portugis yang berarti kelas, ras keurunan, golongan,
pemisah, tembok, atau batas.
Timbulnya istilah kasta dalam masyarakat Hindu adalah karena
adanya proses sosial (perkembangan masyarakat) yang mengaburkan
pengertian warna. Pengaburan pengertian warna ini melahirkan tradisi
kasta yang membagi tingkatan sesseorang di masyarakat berdasarkan
kelahiran dan status keluarga. Istilah “Kasta” tidak diatur dalam kitab
suci Weda. Kata “Kasta” itu sendiri dalam bahasa Sansekerta berarti
“kayu”. Istilah kasta dilekatkan pada Agama Hindu mulai ada semenjak
Max Muller, menterjemahkan Weda ke dalam Bahasa Inggris.
5
b) Kasta Ksatrya
Kasta ksatrya adalah kasta golongan masyarakat yang
memiliki keahlian di dalam bidang kepemimpinan untuk mengatur
suatu kelompok / negara maupun bangsa. Di dalam masyarakat
Bali, kasta ini bergelar Anak Agung dan Cokorda. Pada jaman
dahulu kasta ksatrya adalah orang-orang yang bekerja di dalam
istana dan menjadi seorang prajurit raja untuk melindungi raja dan
keturunan raja . Raja pun adalah seorang ksatrya . Keunggulan dari
kasta ksatrya adalah perintahnya tidak boleh di bantah dan harus di
ikuti dan yang jelas boleh memegang senjata . Ini di lakukan
supaya kasta-kasta yang lain mau mengikuti perintah dari kasta
ksatrya . Kelemahan dari kasta ksatrya adalah pada umum nya para
ksatrya bertindak semaunya mereka arti nya sombong , arogan ,
tidak memperdulikan nasib orang lain karena arogan nya.
c) Kasta Waisya
Kasta waisya adalah kasta golongan masyarakat yang
notabane nya bekerja pada bidang pertanian , perkebunan ,
berternak maupun berdagang . Mereka diberi gelar Gusti Bagus
(laki-laki) dan Gusti Ayu (perempuan). Keunggulan dari kasta
waisya ini adalah mereka bisa menguasai hal di bidang ekonomi
dan mereka di perbolehkan memegang senjata karena mereka juga
menjualkan senjata . Kelemahan dari kasta ini adalah mereka tidak
bisa menjadi seorang pemimpin atau kasta ksatrya . Jika mereka
melawan perintah dari kasta ksatrya mereka akan mendapatkan
bahaya .
d) Kasta Sudra
Kasta sudra adalah kasta golongan masyrakat yang
menghabiskan waktu nya untuk melayani kasta brahmana , kasta
ksatrya , dan juga kasta waisya . Ini adalah kasta mayoritas di Bali,
kasta terakhir yang hampir 90% dari total keseluruhan, kasta Sudra
tidak mempunyai gelar, mereka hanya dberi nama menurut urutan
kelahiran seperti; anak pertama dengan nama: Wayan, Gede, Putu,
6
Luh (khusus anak perempuan), anak kedua : Made, Kadek,
Nengah, anak ketiga : Nyoman, Komang dan anak keempat : Ketut.
Pada jaman dahulu mereka bekerja sebagai pengrajin seperti
pembuat kereta . Keunggulan dari kasta sudra adalah kita bisa
bersabar dalam mengahadapi masalah yang ada di dunia ini dan
memiliki ide yang inovatif . Kelemahan dari kasta sudra adalah kita
tidak bisa melawan kasta brahmana , ksatrya , maupun waisya
karena kita adalah seorang pelayan nya dan kasta sudra tidak di
perbolehkan memegang senjata apabila memegang senjata mereka
di anggap melakukan pemberontakan .
7
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan materi diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu
Catur warna membagi masyarakat hindu menjadi empat kelompok profesi secara
pararel horizontal. Sedangkan Catur Kasta membagi masyarakat Hindu menjadi
empat kelompok berdasarkan garis keturunannya. Bagian Catur Warna dengan
Catur Kasta adalah sama, antara lain : Brahmana, Ksatrya, Waisya, dan Sudra.
Yang membedakan antara Catur Warna dengan Catur Kasta adalah dari segi
fungsinya. Dimana Catur Warna melihat dari segi profesi, sedangkan Catur Kasta
melihat dari segi keturunannya.
3.2 Saran
Diharapkan bagi para umat Hindu yang ada di Bali seyogyanya bisa
mengetahui dan memahami tentang ajaran Catur Warna dan Catur Kasta. Di
samping itu perlu juga di tekankan bagi para generasi penerus agar bisa
memberikan pengetahuan yang sedemikian rupa terhadap saudara-saudara yang
memang awam tentang masalah yang berkaitan dengan Catur Warna dan Catur
Kasta. Dan diharapkan pula bagi para pembaca makalah ini jika masih ada
kekurangan dalam penelitian pura ini mohon di tambahkan lagi untuk dapat
mendekati kesempurnaan.
8
DAFTAR PUSTAKA