Anda di halaman 1dari 12

PERBEDAAN CATUR WARNA DENGAN CATUR KASTA

YANG ADA DI BALI

DISUSUN DALAM RANGKA PENCAPAIAN NILAI MATA


KULIAH AGAMA HINDU

OLEH :

NAMA : I GEDE DHARMA PUTRA


NIM : 1609511029
KELAS : 2016 B

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS UDAYANA
MEI 2017

i
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmat-Nya lah, makalah ini dapat diselesaikan dengan
baik yang berjudul “PERBEDAAN CATUR WARNA DENGAN KASTA
YANG ADA DI BALI”
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat berbagai banyak
hambatan, tetapi semua hambatan tersebut dapat teratasi dengan baik. Penyusunan
makalah ini banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. I Ketut Gede Harsana,S.Ag, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah
Agama Hindu .
2. Rekan – rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan untuk
makalah ini.
Penulis mengakui bahwa penulis memiliki keterbatasan dalam berbagai hal.
Oleh karena itu, tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sempurna. Begitu
pula dengan makalah ini. Maka dari itu, penulis bersedia menerima segala kritik
dan saran dari pembaca. Semoga melalui kritik dan saran ini, dapat memperbaiki
makalah ini di masa yang akan datang. Sehingga makalah berikutnya dan makalah
lainnya dapat diselesaikan dengan hasil yang baik.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca.

Denpasar, 28 Mei 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................ i


Kata Pengantar ........................................................................................ ii
Daftar isi .................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................ 2
1.4.1 Manfaat Teoritis ..................................................................... 2
1.4.2 Manfaat Praktis ....................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Catur Warna ...................................................................................... 3
2.1.1 Pengertian ............................................................................... 3
2.1.2 Bagian – Bagian Catur Warna ................................................ 4
2.2 Kasta Yang Ada Di Bali .................................................................... 4
2.2.1 Pengetian ................................................................................. 5
2.2.2 Bagian- Bagian Catur Kasta Yang Ada Di Bali ...................... 5
2.3 Perbedaan Catur Warna dengan Catur Kasta .................................... 7

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 8
3.2 Saran .................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agama Hindu merupakan agama tertua diantara sekian banyak agama
yang ada dianut oleh manusia. Sejarah perkembangan agama Hindu sangatlah
penting diketahui untuk memahami jejak awal hingga kini mengenai
keberadaan agama Hindu yang dianut oleh umat manusia di dunia
(Ayu,L.2014).
Dari dulu hingga sekarang banyak yang mengatakan kasta identik
dengan agama Hindu. Bahkan orang-orang yang tidak mengerti kasta
berbicara kasta sebagai pengelompokan masyarakat dalam Hindu padahal ini
jelas-jelas salah dan tidak memiliki dasar yang dapat dipertanggung jawabkan.
Kasta berasal dari bahasa Portugis adalah pembagian masyarakat. Kasta yang
sebenarnya merupakan perkumpulan tukang-tukang, atau orang-orang ahli
dalam bidang tertentu. Kasta di Bali dulunya digunakan pada masa penjajahan
untuk mengelompokkan rakyat bali. Hingga sekarang sistem kasta masih
cukup kuat dikalangan masyarakat tertentu untuk gengsi dan aktualisasi diri
Dalam agama Hindu hanya mengenal istilah warna, berasal dari bahasa
sankerta varna, yang berarti memilih. Sistem Warna dalam ajaran Hindu status
seseorang dapat disesuaikan dengan pekerjaan/profesinya. Dalam konsep
tersebut diuraikan bahwa meskipun seseorang lahir dalam keluarga Sudra
(budak) ataupun Waisya (pedagang), apabila ia menekuni bidang kerohanian
sehingga menjadi pendeta, maka ia berhak menyandang status Brahmana
(rohaniwan). Jadi, status seseorang tidak didapat semenjak dia lahir melainkan
didapat setelah ia menekuni suatu profesi atau ahli dalam suatu bidang tertentu
(Paduarsana.2014).
Pada makalah ini akan dijelaskan mengenai perbedaan Catur Warna dan
kasta yang ada di Bali yang terkadang masyarakat salah mengartikan kasta
dengan catur warna

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat ditemukan rumusan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apa itu Catur Warna dan apa saja pembagiannya?
2. Apa itu kasta dan kasta apa saja yang ada di bali?
3. Apa perbedaan Catur Warna dengan kasta yang ada di Bali ?

1.3 Tujuan Penulisan


Setiap makalah yang dibuat tentunya mempunyai tujuan yang mengarah
pada acuan konsep. Demikian pula halnya dengan makalah ini ada beberapa
tujuan yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari Catur Warna dan pembagiannya
2. Untuk mengetahui pengertian dari kasta dan kasta apa saja yang ada di
Bali.
3. Untuk mengetahui perbedaan antara Catur Warna dengan kasta yang ada
di Bali.

1.4 Manfaat Penulisan


Seperti halnya tujuan, di dalam makalah apapun yang dibuat memiliki
suatu manfaat. Demikian dalam makalah ini, ada beberapa manfaat yang dapat
diuraikan sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Teoritis


Dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya perbedaan antara Catur warna dengan Catur
Kasta.

1.4.2 Manfaat Praktis


Memenuhi nilai salah satu tugas akhir mata kuliah Agama Hindu.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Catur Warna


2. 1. 1 Pengertian
Kata Catur Warna berasal dari bahasa Sansekerta dari akar kata Vr.yang
berarti pilihan. Catur Warna berarti empat pilihan bagi setiap orang terhadap
profesi yang cocok untuk pribadinya masing – masing. Catur Warna memiliki
manfaat sangat strategis dalam upaya meningkatkan professional umat Hindu.
Kata “ Catur Warna” dalam ajaran Agama Hindu berasal dari bahasa
Sansekerta,dari kata “Catur dan Warna”. Catur berarti empat dan Warna
berarti tutup,penutup,warna,bagian luar, jenis, watak, bentuk, kasta. Catur
Warna berarti empat pengelompokkan masyarakat dalam tata kemasyarakatan
agama Hindu yang ditentukan berdasarkan profesinya.
Catur warna membagi masyarakat hindu menjadi empat kelompok
profesi secara pararel horizontal. Warna ditentukan oleh guna dan karma.
Guna adalah sifat, bakat, dan pembawaan seseorang sedangkan karma adalah
perbuatan atau pekerjaan seseorang. Guna dan karma itulah yang menentukan
warna seseorang. Alangkah bahagianya seseorang yang dapat bekerja sesuai
dengan sifat, bakat, dan pembawaan. Mengenai rumusan warna dijelaskan
dalam Bhagawadgita :
Caturvarnanyam maya srstam
Gunakarma vibhagasah
Tasya kartaram api mam
Viddy akartaram avyayam
Artinya :
Catur warna Aku diciptakan menurut pembagian dari guna dan karma
(sifat dan pekerjaan). Meskipun Aku sebagai penciptanya, ketahuilah Aku
mengatasi gerak dan perbuatan.
Demikianlah masing-masing warna itu sebagai golongan karya
mempunyai tugas dan kewajiban yang berbeda menurut bakat dan sifat yang

3
lahir dari mereka, tetapi bukan di dasarkan atas genealogis secara turun-
temurun.
2. 1. 2 Bagian – bagian Catur Warna
a. Brahmana Warna adalah individu atau golongan masyarakat yang
berkecimpung dalam bidang kerohanian. Keberadaan golongan tidak
berdasarkan atas keturunan, melainkan karena ia mendapatkan kepercayaan
dan memiliki kemampuan untuk menjalankan tugas. Seseorang disebut
brahmana karena ia memiliki kelebihan dalam bidang kerohanian
b. Ksatrya Warna ialah individu atau golongan masyarakat yang memiliki
keahlian dalam memimpin bangsa dan Negara. Keberadaan golongan ini
tidak berdasarkan atas keturunan, melainkan karena menjalankan tugas.
Seseorang disebut Ksatriya karena ia memiliki kelebihan dalam bidang
kepemimpinan.
c. Waisya Warna ialah individu atau golongan masyarakat yang memiliki
keahlian di bidang pertanian dan perdagangan. Keberadaan golongan ini tidak
berdasarkan keturunan, melainkan karena ia mendapatkan kepercayaan dan
memiliki kemampuan untuk menjalankan tugas-tugas untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Seseorang disebut waisya karena ia memiliki
kelebihan dalam bidang pertanian dan perdagangan.
d. Sudra warna ialah individu atau golongan masyarakat yang memiliki
keahlian di bidang pelayanan atau membantu. Keberadaan golongan ini tidak
berdasarkan atas keturunan, melainkan karena ia memiliki kemampuan tenaga
yang kuat dan mendapatkan kepercayaan untuk menjalankan tugas-tugasnya
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Seseorang disebut sudra
karena ia memiliki kelebihan dalam bidang pelayanan.

2.2 Kasta Yang Ada Di Bali


2.2.1 Pengertian Kasta
Kasta, dalam Dictionary of American English disebut “caste is a
group resulting from the division of society based on class differenses of
walth, rank ride profession or job”. Uraian lebih luas ditemukan pada
Ensiklopedia Americana Volume 5 halaman 775, asal katanya adalah

4
“Casta” bahasa portugis yang berarti kelas, ras keurunan, golongan,
pemisah, tembok, atau batas.
Timbulnya istilah kasta dalam masyarakat Hindu adalah karena
adanya proses sosial (perkembangan masyarakat) yang mengaburkan
pengertian warna. Pengaburan pengertian warna ini melahirkan tradisi
kasta yang membagi tingkatan sesseorang di masyarakat berdasarkan
kelahiran dan status keluarga. Istilah “Kasta” tidak diatur dalam kitab
suci Weda. Kata “Kasta” itu sendiri dalam bahasa Sansekerta berarti
“kayu”. Istilah kasta dilekatkan pada Agama Hindu mulai ada semenjak
Max Muller, menterjemahkan Weda ke dalam Bahasa Inggris.

2.2.2 Bagian – Bagian Catur Kasta.


a) Kasta Brahmana
Kasta brahmana adalah kasta golongan masyarakat yang
berkecimpung di bidang kerohanian dan mengajarkan ilmu
pengetahuan . Keturunan atau golongan ini posisinya dibidang
upacara agama yaitu sebagai pendeta, nama atau gelarnya Ida
Bagus bagi yang laki-laki dan Ida Ayu bagi kaum perempuan Kasta
ini adalah kasta paling bebas karena di dalam kasta brahmana kita
bisa mengajarkan ilmu pengetahuan untuk kepentingan masyarakat
. Seperti film-film di televisi yang berjudul “Mahabharata” disana
di jelaskan bahwa kasta brahmana adalah seorang guru ataupun
seorang pendeta . Di dalam film tersebut ada keunggulan dari kasta
brahmana yaitu boleh memegang senjata baik itu tombak , gada ,
pedang , panah , dll . Ini di perbolehkan karena mereka adalah
orang-orang yang akan mengajarkan kasta kesatria . Kelemahan
dalam kasta ini adalah di bidang ekonomi , kebanyakan dalam
kasta ini mereka tidak mendapatkan upah bila tidak mengajarkan
ilmu pengetahuan dan pada jaman itu tidak semua orang yang di
perbolehkan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan , hanya kasta
ksatrya lah yang boleh mendapatkan pembelajaran dari ilmu
pengetahuan.

5
b) Kasta Ksatrya
Kasta ksatrya adalah kasta golongan masyarakat yang
memiliki keahlian di dalam bidang kepemimpinan untuk mengatur
suatu kelompok / negara maupun bangsa. Di dalam masyarakat
Bali, kasta ini bergelar Anak Agung dan Cokorda. Pada jaman
dahulu kasta ksatrya adalah orang-orang yang bekerja di dalam
istana dan menjadi seorang prajurit raja untuk melindungi raja dan
keturunan raja . Raja pun adalah seorang ksatrya . Keunggulan dari
kasta ksatrya adalah perintahnya tidak boleh di bantah dan harus di
ikuti dan yang jelas boleh memegang senjata . Ini di lakukan
supaya kasta-kasta yang lain mau mengikuti perintah dari kasta
ksatrya . Kelemahan dari kasta ksatrya adalah pada umum nya para
ksatrya bertindak semaunya mereka arti nya sombong , arogan ,
tidak memperdulikan nasib orang lain karena arogan nya.
c) Kasta Waisya
Kasta waisya adalah kasta golongan masyarakat yang
notabane nya bekerja pada bidang pertanian , perkebunan ,
berternak maupun berdagang . Mereka diberi gelar Gusti Bagus
(laki-laki) dan Gusti Ayu (perempuan). Keunggulan dari kasta
waisya ini adalah mereka bisa menguasai hal di bidang ekonomi
dan mereka di perbolehkan memegang senjata karena mereka juga
menjualkan senjata . Kelemahan dari kasta ini adalah mereka tidak
bisa menjadi seorang pemimpin atau kasta ksatrya . Jika mereka
melawan perintah dari kasta ksatrya mereka akan mendapatkan
bahaya .
d) Kasta Sudra
Kasta sudra adalah kasta golongan masyrakat yang
menghabiskan waktu nya untuk melayani kasta brahmana , kasta
ksatrya , dan juga kasta waisya . Ini adalah kasta mayoritas di Bali,
kasta terakhir yang hampir 90% dari total keseluruhan, kasta Sudra
tidak mempunyai gelar, mereka hanya dberi nama menurut urutan
kelahiran seperti; anak pertama dengan nama: Wayan, Gede, Putu,

6
Luh (khusus anak perempuan), anak kedua : Made, Kadek,
Nengah, anak ketiga : Nyoman, Komang dan anak keempat : Ketut.
Pada jaman dahulu mereka bekerja sebagai pengrajin seperti
pembuat kereta . Keunggulan dari kasta sudra adalah kita bisa
bersabar dalam mengahadapi masalah yang ada di dunia ini dan
memiliki ide yang inovatif . Kelemahan dari kasta sudra adalah kita
tidak bisa melawan kasta brahmana , ksatrya , maupun waisya
karena kita adalah seorang pelayan nya dan kasta sudra tidak di
perbolehkan memegang senjata apabila memegang senjata mereka
di anggap melakukan pemberontakan .

2.3 Perbedaan Catur Warna dan Catur Kasta.


Bagian-bagian catur kasta dan catur warna adalah sama hanya yang
membedakan nya adalah fungsi nya . Jika kita membicarakan tentang catur
kasta berarti kita membicarakan tentang garis keturunan nya . Kasta itu
digunakan saat pada jaman kerajaan dahulu kala sedangkan warna di gunakan
pada masa globalisasi ini (masa yang kita alami sekarang) . Kasta ini di
bedakan menjadi 4 bagian sesuai garis keturunan mereka , pada jaman dahulu
mereka tunduk pada sistem ini dan tidak bisa merubah kasta mereka dengan
kemauan nya sendiri . Jika ingin mengubah kasta mereka pada jaman dahulu
mereka harus meninggalkan tempat yang mereka huni dan pergi ke tempat
yang baru melakukan pekerjaan yang berbeda .

7
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan materi diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu
Catur warna membagi masyarakat hindu menjadi empat kelompok profesi secara
pararel horizontal. Sedangkan Catur Kasta membagi masyarakat Hindu menjadi
empat kelompok berdasarkan garis keturunannya. Bagian Catur Warna dengan
Catur Kasta adalah sama, antara lain : Brahmana, Ksatrya, Waisya, dan Sudra.
Yang membedakan antara Catur Warna dengan Catur Kasta adalah dari segi
fungsinya. Dimana Catur Warna melihat dari segi profesi, sedangkan Catur Kasta
melihat dari segi keturunannya.

3.2 Saran
Diharapkan bagi para umat Hindu yang ada di Bali seyogyanya bisa
mengetahui dan memahami tentang ajaran Catur Warna dan Catur Kasta. Di
samping itu perlu juga di tekankan bagi para generasi penerus agar bisa
memberikan pengetahuan yang sedemikian rupa terhadap saudara-saudara yang
memang awam tentang masalah yang berkaitan dengan Catur Warna dan Catur
Kasta. Dan diharapkan pula bagi para pembaca makalah ini jika masih ada
kekurangan dalam penelitian pura ini mohon di tambahkan lagi untuk dapat
mendekati kesempurnaan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. Perbedaan Catur Kasta dengan Catur Warna. http://tentanghindu


.blogspot.co.id/2016/06/perbedaan-catur-kasta-dengan-catur.html (online)
Diakses tanggal 28 Mei 2017
Anonim. 2015. Catur Kasta dan Warna di Bali. http://wisata.balitoursclub
.com/catur-kasta-dan-warna-di-bali ( online). Diakses tanggal 28 Mei 2017
Ayu, L. 2012. Sistem Kasta di Bali. http://cakepane.blogspot.co.id/2012/07/sistim-
kasta-di-bali.html (online) Diakses tanggal 28 Mei 2017
Babad Bali. 2006. Catur Warna. http://www. babadbali.com/pura/plan/dadia-
paragotra-pulasari.html (online) diakses tanggal 28 Mei 2017
Gupta, D. 2012. Kasta dan Catur Warna. http://dharmagupta.blogspot.co.id
/2012/04/kasta-dan-catur-warna.html (online) Diakses tanggal 28 Mei
2017

Anda mungkin juga menyukai