Anda di halaman 1dari 10

AGAMA HINDU dan BUDI PEKERTI

Menghubungkan Nilai-Nilai Ajaran Dharmasastra dengan Kaliyuga

Nama Kelompok:
1. I Gusti Ngurah Agung Raditya Dwipayana (08)
2. Komang Dhimex Zhamber Prabu Fladi Wiyasa (23)
3. Ketut Bagus Ngurah Darmayasa (22)
4. I Wayan Juli Hartawan (19)
5. Kadek Datatria Brahmanda Santika (20)
6. Ni Made Ayu Galuh Gayatri (35)
7. Ni Kadek Evalina Putriani (30)
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Atas Asung Kertha Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan
Yang Maha Esa) saya telah dapat menyusun/menyelesaikan makalah
Agama Hindu ini. Adapun tujuan judul makalah yang kami sajikan ini
adalah “ Menghubungkan Nilai-Nilai Ajaran Dharmasastra dengan
Kaliyuga”.

Semoga kehadiran makalah ini akan memberikan nuansa baru dalam


pengajaran khususnya agama Hindu. Sudah tentu kehadiran makalah ini
banyak terdapat kelemahan dan kekurangannya. Tegur sapa dan kritik
yang membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya makalah ini
semoga bermanfaat bagi kita semua.

Om Santi Santi Santi Om.

Badung, Agustus 2022

1
Daftar Isi
Halaman
Kata pengantar.................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2.Rumusan Masalah............................................................................. 2
1.3.Tujuan............................................................................................... 2
1.4.Manfaat............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Dharmasastra.................................................................. 3
2.2. Pengertian Kaliyuga………………………………………................... 3
2.3. Kutipan sloka-sloka………………………………………………….4
2.4. Nilai-nilai Dharmasastra dengan Kaliyuga………………………...5
BAB III PENUTUP
3.1. Simpulan.......................................................................................... 6

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agama Hindu (Hinduisme) merupakan agama dominan di Asia Selatan
terutama di India yang mengandung aneka ragam tradisi (Georgis 2010). Meskipun
disebut sebagai agama tertua di muka bumi, tetapi agama Hindu bukanlah ideologi
saklek. Hindu merupakan agama yang fleksibel yang selalu mengikuti
perkembangan zaman. Keadaan ini disebabkan lantaran agama Hindu tidak hadir
pada satu zaman. Tetapi dia ada dari berbagai zaman. Karena itu, konsep ajaran
agama Hindu selalu berubah, hanya esensinya saja yang tetap dipertahankan.
Berbicara masalah zaman, dalam ajaran agama Hindu kita mengenal Catur Yuga. Di
antaranya, Kertayuga, Trtayuga, Dwaparayuga, dan Kaliyuga.
Sementara zaman kita sekarang ini adalah zaman Kaliyuga. Zaman ini
merupakan sebuah kebalikan dari zaman Krtayuga. Kalau di zaman Krtayuga hati
manusia benar-benar tertuju pada Tuhan sebagai pencipta, pemelihara dan
pengendali alam semesta beserta isinya, maka pada zaman Kaliyuga kepuasan
hatilah yang menjadi tujuan utama. Dalam kata lain, kepuasan materi yang menjadi
tujuan utama. Pada zaman Kaliyuga, tingkat moralitas yang tersisa hanya seperempat
dari yang telah tersedia pada zaman Satyayuga, sehingga lembu dharma hanya
berdiri dengan satu kaki saja. Kebanyakan umat Hindu meyakini sekarang adalah
masa Kaliyuga, meskipun telah tersedia yang mengatakan sekarang masa
Dwaparayuga. Menurut Sri Yukteswar, semenjak tahun 1699 Masehi, bumi telah
memasuki kembali zaman Dwaparayuga. Namun, diamati dari situasi dan kondisi,
untuk kebanyakan umat Hindu, zaman sekarang cenderung menunjukkan tanda-
tanda zaman Kaliyuga. Semenjak tahun 3102 SM sampai sekarang, zaman Kaliyuga
baru berlaku selama kurang semakin 5000 tahun.
Pada zaman Kaliyuga, banyak perubahan tak diminta yang akan terjadi.
Tangan kiri akan menjadi tangan kanan, dan tangan kanan menjadi tangan kiri.
Orang yang kurang terpelajar akan mengajari kebenaran. Yang tua kurang sensitif
terhadap yang muda, dan yang muda akan berani melawan yang tua. Pada zaman
Kaliyuga, orang-orang yang berbuat dosa akan lebih berlipat-lipat, kebajikan akan
meredup dan selesai mengembang. Pada zaman Kaliyuga, kehamilan di usia remaja
bukanlah hal yang asing lagi. Penyebab utamanya kebanyakan karena dampak sosial
dari pergaulan yang menjadi salah satu kebutuhan utama dalam hidup. Pada zaman
tersebut, umat manusia menjadi semakin pendek, raganya melemah secara mental
dan rohaniah. Umur manusia rata-rata kurang dari 100 tahun. Pada zaman Kaliyuga,
para guru akan dilawan oleh para muridnya. Mereka perlahan-lahan kehilangan rasa
hormat. Pelajarannya akan dicela dan Kama (nafsu) akan mengontrol semua hasrat
manusia. Semakin lebihnya orang-orang berdosa, keadilan menjadi ternoda, dan
kemarahan Tuhan akan mendera. Orang-orang berdosa akan dihukum melewati
peristiwa yang disebabkan oleh kuasa Tuhan, tetapi orang-orang yang masih hidup
dan sempat menyaksikannya masih punya kesempatan untuk bertobat, atau tidak
bertobat dan ikut dihukum bersama orang-orang berdosa lainnya.

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa sumber-sumber hukum Hindu?
2. Apa saja sloka-sloka yang terkandung dalam ajaran Dharmasastra dengan
Kaliyuga?
3. Apa saja nilai-nilai Dharmasastra yang ada pada zaman Kaliyuga?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sumber-sumber hukum Hindu
2. Untuk mengetahui apa saja sloka-sloka yang terkandung dalam ajaran
Dharmasastra dengan Kaliyuga?
3. Untuk mengetahui nilai-nilai Dharmasastra pada zaman Kaliyuga

1.4 Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui sumber-sumber hukum
hindu yang salah satunya ada dalam Dharmasastra dan untuk menuntaskan semua
penilain dalam mata pelajaran Agama Hindu.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Dharmasastra

Dharmasastra adalah sastra yang menguraikan tentang hukum (dharma) dalam


kehidupan manusia. Segala ketentuan dan aturan yang mengatur kehidupan manusia
baik sebagai individu maupun sosial dalam kehidupan diatur melalui sumber hukum,
yaitu Dharmasastra. Dharmasastra dalam hukum hindu memiliki tujuan untuk
mensejahterakan masyarakatnya dan memberikan keadilan. Secara umum hukum
bertujuan untuk memberikan keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum bagi
masyarakat. Keteraturan inilah yang menjadi fungsi hukum dan selanjutnya agar
masyarakat tetap mendapat perlindungan dan ketertiban.
Zaman Krtayuga yang mengandung arti bahwa pada masa itu manusia hidup
di dalam kesetiaan. Masa Krtayuga ditandai oleh corak kehidupan secara khusus,
yaitu tapa (pengekangan diri, yoga dan samadhi). Pada masa Krtayuga hukum yang
berlaku adalah Dharmasastra-nya Manu. Nilai-nilai yang dapat kita terapkan saat ini
untuk membentuk sikap mental yang positif melelui pengendalian diri yang ketat dan
selalu setia terhadap ajaran dharma (nilai-nilai kebajikan).
2.2. Pengertian Kaliyuga
Kaliyuga adalah perputaran waktu yang terakhir dalam siklus terakhir
kehidupan dunia dalam simbol swastika sebagai lambang dari Hindu Dharma.
Kaliyuga berarti zaman pertengkaran yang ditandai dengan memudar-Nya kehidupan
spiritual, karena dunia dibelenggu oleh kehidupan material. Dapat dipahami bahwa
dalam implementasinya sangat berkaitan dengan teks Parasara Dharmasastra sebagai
sebuah kitab Smrti yang diperuntukan pada zaman Kali. Jadi, sumber hukum Hindu
pada zaman Kaliyuga ini menggunakan hukum Dharmasastra Parasara. Zaman ini
sebagaimana dijelaskan pula lontar catur yuga dalam sumber kutipan alih aksara dan
bahasa lontar yang disebutkan :
Ditandai dengan kurang lebih seratus tahun umurnya manusia, ukurannya
satu-satu, satu kakinya dunia; 
Itulah sebabnya huru-hara di dunia, hampir-hampir rusak tiada tara, mendung
tebal akan menurunkan hujan, perigi akan kering, nempuluh tahun penuh
dengan kekerasan, itu yang disebut sapta, selalu berpisah tiada mau bersatu.

5
2.3. Kutipan sloka-sloka
Didalam kitab Parasara Dharmasastra dijumpai beberapa uraian tentang aturan
keimanan, aturan aturan kebajikan, kewajiban keagamaan, dan pelaksanaan upacara
keagamaan yang harus dipatuhi dan ditaati oleh umat manusia atau para anggota
keempat golongan manusia (Catur Varna) pada kelahiran atau kehadirannya di zaman
Kali. Sloka sloka Parasara Dharmasastra (Maswinara, 2001:23-27) tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Penerapan amal sedekah (danam) pada masa Kali (Parasara
Dharmasastra,1.23)
2. Sumber hukum Parasara diperuntukan pasa zaman Kali (Parasara
Dharmasastra,1.24)
3. Zaman Kali seseorang manusia yang berdosa itu adalah dirinya sendiri
(Parasara Dharmasasatra, 1.25)
4. Zaman Kali, perbuatan dia sendirilah yang merendahkan derajat seseorang
manusia (Parasara Dharmasastra, 1.26)
5. Sumber energi utama terdapat dalam makanan (dari seseorang) pada
zaman Kali. (Parasara Dharmasastra, 1.30)
6. Kudus, terberkahi dan terbebas dari dosa merupakan keputusan dari
Parasara yang telah diajarkan bagi kesejahteraan dan teguhnya
kesalehan(Parasara Dharmasastra, 1.36)
2.5. Nilai-nilai Dharmasastra dengan Kaliyuga.

Nilai-nilai Dharmaśastra pada Kaliyuga yang wajib untuk diaplikasikan dalam


kehidupan ini adalah:
1. sedekah/berdanapunia. Berdanapunia melalui dewa yajña, pitra yajña, rsi yajña, manusa
yajña, bhuta yanja (alam semesta);
2. berbagi kepada sesama yang membutuhkan sebagai implementasi dari manusa yajña;
dan
3. berbagi untuk saling melayani sebagai wujud gotong-royong sehingga moderasi
beragama tercapai.

6
BAB III PENUTUP

3.1. Simpulan
Berdasarkan materi yang telah dirangkum, dapat disimpulkan bahwa
Dharmasastra mengandung nilai-nilai positif yang harus diterapkan pada
setiap Zaman yang bisa dijadikan pedoman atau tuntunan hidup agar hidup lebih
sejahtera dan untuk mencapai Sorga/Moksa. Adapun aturan tentang keimanan dan
etika yang diberlakukan pada zaman (yuga) ini disebabkan oleh karena para
penyampai hukum (para murni) telah membuat suatu gradasi (peningkatan) pada
pelaksanaan doa penebusan dosa sesuai dengan kapasitas penyesalan.

7
8
alam nasihat agama Hindu, Kaliyuga (Dewanagari: कलीयु ग) (disebut juga "zaman
kegelapan") adalah salah satu dari empat jenjang 100 tahun yang merupakan siklus
dari Yuga. Jenjang lainnya bernama Dwaparayuga, Tretayuga, dan Satyayuga. Menurut
Surya Siddhanta (kitab ilmu astronomis yang menjadi dasar perhitungan kalender Hindu
dan Buddha), Kaliyuga dimulai tengah malam pada pukul 00.00 (atau 24.00), pada
tanggal 18 Februari 3102 SM menurut perhitungan kalender Julian, [1] atau tanggal 23
Januari 3102 SM menurut perhitungan kalender Gregorian, yang mana pada masa
tersebut diyakini oleh umat Hindu sebagai masa ketika Kresna berpulang. Kali Yuga
berlaku selama 432.000 tahun. Pada 100 tahun Kaliyuga, tingkat moralitas yang tersisa
hanya seperempat dari yang hadir pada 100 tahun Satyayuga, sehingga lembu dharma
hanya berdiri dengan satu kaki saja

Anda mungkin juga menyukai