Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH AGAMA HINDU

“TRI KAYA PARISUDHA”

Disusun oleh :

1. I Komang Yoga Triparyana (Teknik Elektro/41920784)


2. I Putu Merta Gangga (Teknik Elektro/41920788)
3. I Wayan Indra Sudiatmika (Teknik Elektro/41920792)
4. I Putu Yudhi Pramanda (Teknik Elektro/41920813)
5. I Gusti Komang Triadi Kencana (Teknik Elektro/41920819)
6. Ketut Wisnu Triskananda Sidartha (Teknologi Informasi/41930039)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL

FAKULTAS TEKNIK DAN INFORMATIKA

2019/2020
Kata Pengantar

Puja dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas
segala rahmat yang diberikan-Nya sehingga tugas Makalah yang berjudul “Tri Kaya
Parisudha” ini dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat sebagai kewajiban untuk memenuhi
tugas.

Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terimakasih yang dalam kepada semua
pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwujudnya
makalah ini. Akhirnya saran dan kritik pembaca yang dimaksud untuk mewujudkan
kesempurnaan makalah ini penulis sangat hargai.

Denpasar, 28 September 2019

Penyusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ...................................................................................................................................... i


Daftar Isi ................................................................................................................................................ ii
A. Pengertian Tri Kaya Parisudha ............................................................................................... 1
B. Pembagian dan makna Tri Kaya Parisudha .......................................................................... 1
a. Kayika Parisudha.................................................................................................................. 2
b. Wacika Parisudha ................................................................................................................. 3
c. Manacika Parisudha ............................................................................................................. 4
C. Manfaat dan Makna Pelaksanaan Tri Kaya Parisudha dalam kehidupan sehari-hari ..... 6
a. Manfaat pelaksanaan Tri Kaya Parisudha......................................................................... 6
b. Makna yang diperoleh dari pelaksanaan Tri Kaya Parisudha......................................... 6
Kesimpulan ........................................................................................................................................ 8

ii
A. Pengertian Tri Kaya Parisudha
Tri Kaya Parisudha adalah bagian dari etika susila agama Hindu. Timbulnya kata Tri
Kaya Parisudha berasal dari sebuah semboyan dharma yang berbunyi: “paropakaran
punya ya, papaya, para piadanam” mempunyai pengertian yaitu dari Tri artinya tiga, Kaya
artinya gerak atau perbuatan dan parisudha artinya suci. Tri Kaya Parisudha artinya tiga
gerak atau perbuatan yang harus disucikan. Dalam kehidupan ini kita mengenal 4 zaman,
dan sekarang berada pada zaman yang ke – 4 dimana kejahatan lebih banyak dari kebaikan
( 75 % kejahatan dan 25 % kebaikan).
Di zaman seperti ini sangat sulit untuk menemukan orang yang berbudi pelerti luhur,
oleh sebab itu kita harus selalu menanamkan ajaran – ajaran kebaikan pada anak kita, adik
kita, ataupun semua orang sedini mungkin. Kita mengenal bahwa Tri Kaya Parisudha adalh
tiga perbuatan yang baik, maka dari ajaran Tri Kaya Parisudha ini dapat menjadi pedoman
untuk kita mempelajari arti kebaikan pada akhirnya berujung pada tingkat kehidupan yang
tinggi yaitu “ Moksa “
Dengan adanya pikiran yang baik akan timbul perkataan yang baik sehingga
mewujudkan perbuatan yang baik. Tri Kaya Parisuda sebagai bagian dari ajaran etika dalam
agama Hindu akan memberikan tuntunan dan jalan menuju pada kedamaian. Serta
keharmonisan kehidupan di dunia dan akhirat. Kaya, Wak dan Mana dalam kehidupan
sehari – hari sering disebut dengan Tri Kaya, yang merupakan satu kesatuan yang tak dapat
dipisahkan. Kaya, Wak dan Mana harus diarahkan pada hal – hal menuju kebaikan karena
hanya manusia yang dapat merubah prilaku yagn tidak baik kearah yang baik. Tidaklah
berlebihan kalau dikatakan bahwa menjelma menjadi manusia dengan kelebihan Sabda,
bayu, idep merupakan suatu pahala keberuntungan dan sekaligus merupakan suatu
keutamaan bagi manusia untuk berbuat baik (subha karma).
Jika kita melakukan perbuatan jahat maka hasil yang diterima juga buruk, sebaliknya
jika kita melakukan perbuatan baik maka hasilnya juga baik seperti semboyan yang
mengatakan :
Ala ulah ala tinemu : perbuatan buruk hasilnya juga buruk.
Ayu pikardi ayu pinanggih : perbuatan baik hailnya juga baik.

B. Pembagian dan makna Tri Kaya Parisudha


Tri Kaya Parisudha terdiri dari tiga bagian yaitu Kayika Parisudha, Wacika Parisudha,
dan Manacika Parisudha.

1
a. Kayika Parisudha
Kayika Parisudha adalah perbuatan atau laksana yang baik merupakan
pengamalan dari pikiran dan perkataan yang baik. Perbuatan yang baik dapat dilakukan
dari adanya pengendalian pada tingkah laku, utamanya terhadap Himsa Karma yaitu
perbuatan menyakiti, menyiksa, atau membunuh mahluk yang tidak berdosa/bersalah.
Himsa Karma hanya diperkenankan untuk keperluan yadnya. Adapun yang dituntut
adalah perasaan manusia kearah keselarasan antara sesama manusia dan mahluk hidup
lainnya (pawongan).
Setiap orang dengan anggota badannya akan berprilaku dan berbuat. Dalam
melakukan perbuatan, jika dilaksanakan sesuai dengan ajaran kebenaran maka sudah
tentu perbuatan yang dilakukan adalah baik dan benar. Setiap orang selagi ia masih
hidup, selamanya ia akan berbuat dan melakukan suatu perbuatan. Dengan berbuat
berarti telah melakukan karma, dari perbuatan karma inilah akan menentukan
kehidupan seseorang (Karma Phala). Berkarma dalam masa kehidupan sekarang ini
berarti mempersiapkan untuk kehidupan yang akan datang. Oleh sebab itu, orang –
orang yang sadar akan hal ini, akan berusaha dalam kehidupan ini berbuat yang baik
daripada masa – masa terdahulu. Sebab setiap orang mengharapkan adanya kehidupan
yang baik dan lebih menyenangkan di masa – masa yang akan datang. Contoh Kayika
Parisudha dalam kehidupan sehari – hari, yaitu:
 Menolong orang lain dalam mengalami kesulitan merupakan perbuatan
yang baik. Misalnya adalah menolong teman bila dalam kesusahan seperti
memerlukan uang. Kita sebagai teman harus membantunya, dengan cara
meminjamkan uang kepada teman dengan ikhlas. Kita tahu nasib seorang
anak kost yang merantau jauh dari keluarga, jadi sesama anak kost kita harus
saling membantu khususnya teman kita sendiri.
Nilai moralnya adalah kita sesama manusia harus selalu berbuat tolong
menolong, baik kepada orang yang kita sudah kenal maupun belum.
Karena pada intinya kita adalah sama.
 Tidak menyakiti atau membunuh makhluk hidup. Misalnya adalah sengaja
menyiksa anjing. Anjing merupakan salah satu makhluk hidup ciptaan Sang
Hyang Widhi Wasa yang seharusnya kita sayangi bukan malah kita siksa.
Pasti kita pernah melihat seseorang melempari anjing dengan batu atau
dengan memukulnya dengan kayu. Sebenarnya itu tidak boleh, karena itu
termasuk perbuatan yang melanggar Kayika Parisudha.

2
Nilai moralnya adalah kita sebagai makhluk hidup yang memiliki akal
dan pikiran yang lebih dari binatang seharusnya tidak menyiksanya.
Seharusnya itu kita menyayangi dan melindunginya.

b. Wacika Parisudha
Perkataan yang baik, manis di dengarkan oleh setiap orang . perkataan itu patut
timbul dari hati yang tulus, lemah lembut penyamapaiannya dan menyenangkan hati
pendengarnya. Untuk dapat berkata yang baik patut dipikirkan terlebih dahulu. Kata –
kata merupakan saran komunikasi yang paling cepat diterima di dalam pergaulan,
perhubungan, pendidikan, penyuluhan, penerangan, dan lain sebagainya. Perkataan
yang baik diusahakan untuk akawe suka wong len, yaitu: mengusahakan kesenangan
untuk orang lain, karena orang lainlah yang akan mendengar dan merasakannya.
Pustaka Manusmrta IV. 256 menyatakan perkataan itu menguasai segala sesuatu yang
disebutkan sebagai berikut :
“ Warcyartha niyatah sarve wang mule wagwinih
Srtah, tam ta yah stenayedwacam sah sarwate
Yakrnnatah”.
Maksudnya :
Segala sesuatu dikuasai oleh perkataan, perkataanlah akar dan asal sesuatu
orang tidak jujur dalam kata – kata, sesungguhnya tidak jujur dalam segalanya.
Mengeluarkan kata – kata patut disadari sebab ada empat hal yang akan
diperoleh seperti dinyatakan dalam pustaka Nitisastra dalam bentuk kekawin pada
Sargah V sebagai berikut :
Wasita nimittanta menemu laksmi
Wasita nimittanta pati kepangguh
Wasita nimittanta menemu duhka
Wasita nimittanta menemu mitra
Artinya :
Oleh perkataan engkau akan medapat kebahaiaan
Oleh perkataan engkau akan medapat kematian
Oleh perkataan engkau akan medapat kesusahan
Oleh perkataan engkau akan medapat sahabat

3
Perkataan sangat perlu diperhatikan dan diteliti sebelum dikeluarkan karena
perkataan merupakan alat yang penting bagi kita, guna menyampaikan segala isi hati
dan maksud seseorang. Dari kata – kata kita dapat pula memperoleh suatu pengetahuan,
mendapatkan suatu hiduran, serta nasehat – nasehat yang sangat berguna baik bagi kita
maupun orang lain. Dengan kata – kata, orang dapat membuat susah orang lain. Contoh
Wacika Parisudha dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
 Tidak berkata – kata buruk yang dapat menyakiti hati / perasaan. Misalny a
adalah mengejek – ejek kekurangan teman. Biasanya kita mengejek teman
pada saat kita bercanda kepada teman. Kata – kata ejekan itu biasanya
mengejek kekurangan bahkan orang tua. Sehingga teman itu akan tersakiti
hatinya dan dia akan marah.
Nilai moralnya adalah kita sebaikannya tidak mengejek teman, karena
itu dapat menyakiti perasaan dan mengundang amarah. Dalam
berteman kita harus menjaga setiap perasaan teman kita, sehingga
tidak ada perasaan yang tersakiti.
 Tidak ingkar pada janji atau ucapan. Misalnya adalah selalu menepati janji.
Dalam kehidupan sehari – hari pasti kita pernah berjanji kepada teman.
Berjanji akan bertemu contoh. Setelah janji itu dibuat, ternyata kita lupa dan
tidak datang utnuk bertemu maka kita telah berdosa kepada orang yang kita
ajak berjanji ketemu.
Nilai moralnya adalah kita sebaiknya tidak boleh ingkar kepada janji
telah kita sepakati bersama. Karena menurut pepatah, janji adalah
hutang, sehingga segala sesuatu yang berupa janji seharusnya kita
tepati agar tidak menjadi hutang dilain waktu.

c. Manacika Parisudha
Manacika berarti perilaku yang berhubungan dengan pikiran. Manacika
Parisudha adalah berpikir yang benar dan suci. Diantara Tri Kaya Parisudha ini,
pikiranlah yang menentukan dan memegang peranan. Apa saja yang terdapat dalam
pikiran akan tercetus dalam kata – kata, dan terwujud pula dalam perbuatan. Pikiran
adalah sumber segala apa yang dilakukan oleh seseorang. Baik buruk perbuatan
seseorang merupakan pencerminan dari pikiran. Bila baik dan suci pikiran seseorang,
maka sudah tentu perbuatan dan segala penampilan akan bersih dan baik. Apabila

4
diperhatikan benar – benar tentang segala perbuatan manusia di dunia ini, semuanya
berpangkal pada pikiran. Dalam Pustaka kekawin Ramayana Sarah 1,4 disebutkan :
“ Ragadi musuh mapara, ri hati ya tong wanya
Tan madoh ring awak “
Artinya :
Hawa nafsu dan lain – lainnya adalah musuh yang dekat.
Di dalam hati tempatnya tidak jauh dari diri sendiri.
Ajaran Manacika Parisudha menuntun manusia untuk berpikir yang baik,
berusaha menolong dirinya dengan mengendalikan pikirannya sebelum akan berkata –
kata dan berbuat. Mereka yang kuat mengendalikan pikirannya sehingga tidak
mengumbar hawa nafsunya akan lebih mudah mencapai cita – citanya. Mereka tidak
banyak digoda atau diperbudak oleh hawa nafsunya. Demikian sebaliknya mereka yang
kurang mampu mengendalikan hawa nafsunya sulit akan mencapai cita – citanya sebab
itu diperbudak, pikirannya terbelenggu hingga lupa apa yang dilakukan. Contoh
Manacika Parisudha dalam kehidupan sehari – hari, yaitu:
 Tidak mengingini sesuatu yang tidak kekal. Misalnya adalah tidak
menginginkan barang milik teman. Bila teman memiliki barang yang lebih
bagus dan mahal dari pada kita, biasanya kita mempunyai keinginan untuk
memiliki, sehingga timbul rasa iri dalam hati. Bahkan bisa timbul rasa untuk
mencuri barang tersebut.
Nilai moralnya adalah kita sebaiknya tidak menginginkan sesuatu yang
belum tentu dapat kita miliki, karena itu dapat menimbulkan perasaan
iri. Kita seharusnya mensyukuri apa yang kita dapatkan.
 Tidak berpikir buruk terhadap mahluk lain. Misalnya adalah tidak
mempunyai niat marah terhadap sesama manusia. Bila kita dimaki oleh
orang pasti kita berkeinginan untuk marah kepada orang tersebut. Setelah
marah maka kita pasti akan berantem.
Nilai moralnya adalah kita sebaiknya tidak mempunyai pemikiran
buruk kepada orang karena itu akan berdampak buruk kepada diri
sendiri ataupun orang lain. Kita harus dapat mengontrol pikiran kita
agar kita selalu ada dalam kehidupan yang damai.

5
C. Manfaat dan Makna Pelaksanaan Tri Kaya Parisudha dalam kehidupan sehari-
hari
a. Manfaat pelaksanaan Tri Kaya Parisudha
Apabila Tri Kaya Parisudha tersebut dapat dilaksanakan dalam kehidupan
sehari - hari, maka manfaat dan maknanya akan dapat dirasakan baik secara pribadi
maupun golongan atau kelompok secara keseluruhan. Manfaat - manfaat yang
diperoleh adalah dari :
a. Kayika Parisudha.
 Setiap orang tidak berani menyiksa, manyakiti, dan membunuh mahluk
lain.
 Setiap orang tidak berani mempergunakan kekerasan (secara paksa)
untuk merebut benda yang diinginkannya dari orang lain.
 Setiap orang tidak berani memaksa orang lain untuk berjudi, minum -
minuman keras, menghisap ganja, narkotik dan lain – lain.
b. Wacika Parisudha
 Setiap orang selalu berusaha berkata - kata yang baik (tidak
menyinggung perasaan).
 Setiap orang takut berkata - kata kasar, tidak menghina, mengancam,
dan menghardik.
 Setiap orang tidak berani memfitnah, mengadakan laporan palsu untuk
mengadukan teman.
 Setiap orang selalu satia wacana, yaitu menepati janji dan tidak berani
berbohong.
c. Manacika Parisudha
 Seseorang akan selalu berpikir untuk memperoleh sesuatu secara halal.
 Selalu berpikir baik terhadap mahluk lain yang didasari oleh semua
mahluk adalah ciptaan Tuhan.
 Mempercayai dan meyakini adanya hukum karma yaitu semua
perbuatan pasti memperoleh hasil.

b. Makna yang diperoleh dari pelaksanaan Tri Kaya Parisudha


a. Setiap orang akan selalu berpikir telebih dahulu sebelum berkata ataupun
berbuat.
b. Setiap orang akan menjadi sopan santun dalam kehidupannya

6
c. Kehidupan manusia di dunia ini akan tertib sehingga keadaan menjadi aman,
tentram dan damai.
d. Setiap orang tidak merasa was - was, takut ataupun curiga, karena masing -
masing dapat mengendalikan dirinya.

7
Kesimpulan

Jika kehidupan tanpa adanya aturan makan akan tercipta keadaan yang buruk, tetapi
jika kehidupan ada peraturan dan dijalankan dengan baik makan akan tercipta kehidupan yang
baik pula. Tri Kaya Parisudha ini mengajarkan kita sebagai manusia untuk selalu berpikir
sebelum bertindak dan berbicara. Tanpa adanya berpikir sebelum bertindak, maka akan ada
banyak kesalahan yang akan diperbuat. Maka dari itu, ajaran ini penting sebagai pengetahuan
untuk manusia agar bisa menjadi manusia yang beretika dan memiliki sopan santun.

Anda mungkin juga menyukai