Oleh:
NPM : 2208792020111
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya makalah ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Tanpa adanya bimbingan dari pihak lain, makalah ini tidak akan mampu
saya selesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bimbingan kepada saya mengenai isi dari makalah ini. Semoga makalah yang jauh
dari kata sempurna ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya.
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Ajaran tentang akhlak mulia dalam kehidupan bukan saja penting untuk
dipahami, tetapi yang lebih penting lagi adalah untuk diamalkan, untuk
dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, untuk diamalkan dalam kehidupan
beragama, sehingga dapat terbentuk manusia berbudi luhur dan mulia. Dalam
bersikap, berperilaku, dan bertindak banyak sekali tercantum dalam kitab suci
Agama Hindu, beberapa diantaranya: Tri Kaya Parisudha, Panca Yama Brata,
Panca Nyama Brata, merupakan ajaran yang memuat tentang sikap, prilaku, dan
tindakan yang mulia yang dapat dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan ini.
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui ajaran tentang Tri Kaya Parisudha, Panca Yama Brata,
dan Panca Nyama Brata.
2) Agar pembaca mampu menerapkan ajaran-ajaran tersebut dalam kehidupan
sehari-hari.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kerangka dasar etika agama hindu disebut Tri Kaya Parisudha berasal dari
kata tri artinya tiga, kaya berarti tingkah laku dan parisudha berarti mulia atau
suci. Sehingga Tri Kaya Parisudha berarti tiga jenis perbuatan yang merupakan
landasan guna mencapai kesempurnaan dan kesucian hidup, meliputi:
a. Manacika artinya berfikir yang baik dan benar atau suci, setiap tindakan
berawal dari pikiran oleh sebab itu berusaha untuk berpikir yang positif
untuk mengendalikan perkataan dan tingkah laku agar selalu berkata dan
berbuat yang baik.
b. Wacika artinya berkata yang benar dan baik, setiap orang lebih suka
mendengar perkataan yang benar dan jujur walau kadang menyakitkan,
tetapi sakitnya hanya sesaat.
c. Kayika artinya selalu berbuat atau bertingkah laku yang benar. Untuk
bertingkah laku yang benar maka alangkah baiknya setiap anggota tubuh ini
untuk melakukan pekerjaan yang baik misalnya menyapu, mencuci, belajar
dan lain-lain.
2
• Ketika ingin memberikan saran kepada seseorang, ucapkanlah
dengan sopan dan lemah lembut, agar orang yang diberi saran tidak
tersinggung dan sakit hati.
c. Implementasi ajaran Kayika:
• Belajarlah mengendalikan diri dalam berbuat agar tidak berdampak
buruk bagi kita ata orang lain.
Panca Yama Brata terdiri dari 3 kata yakni Panca berarti lima, Yama
berarti pengendalian dan Brata berarti keinginan. Sehingga Panca Yama Brata
artinya lima macam cara untuk mengendalikan keinginan secara lahir, terdiri dari:
a. Ahimsa terdiri dari kata a yang artinya tidak, dan himsa yang artinya
menyakiti atau membunuh. Dengan demikian, ahimsā artinya suatu
perbuatan yang tidak menyakiti, kasih sayang dan atau membunuh mahluk
lain. Kita harus saling asah, asih, dan asuh terhadap sesamanya. Karena
jiwatman kita sama dengan jiwatman mahluk lain yang berasal dari satu
sumber yaitu Parama Atman (Sang Hyang Widhi ).
b. Brahmacari adalah masa menuntut ilmu seperti murid-murid disekolah.
Kata Brahmcari terdiri dari dua kata yaitu: Brahma dan Cari atau Carya.
Brahma artinya Ilmu pengetahuan sedangkan Cari artinya gerak atau
tingkah laku. Sehingga Brahmacari artinya tingkah laku manusia dalam
menuntut ilmu pengetahuan terutama ilmu pengetahuan tentang ketuhanan
dan kesucian. Brahmacari juga disebut masa aguron-guron (masa berguru).
Oleh karena itu, seorang siswa kerohanian harus mempunyai pikiran yang
bersih yang hanya memikirkan pelajaran atau ilmu pengetahuan saja,
supaya perasaan dan pikiran bisa terpusat.
c. Satya gerak pikiran yang patut diambil menuju kebenaran, yang di dalam
prakteknya meliputi kata-kata yang tepat dan dilandasi kebajikan untuk
mencapai kebaikan bersama. Oleh karena itu, Satya tidak sepenuhnya
3
diartikan benar, jujur dan setia tetapi di dalam pelaksanaannya melihat
situasi yang bersifat relatif. Satya, kejujuran untuk mencari kebenaran ini
sangat memegang peranan yang penting di dalam ajaran kerohanian untuk
mencapai kelepasan atau moksa. Adapun lima macam Satya yang disebut
dengan Panca Satya terdiri dari:
• Satya Hredaya, artinya setia dan jujur terhadap kata hati.
• Satya Wacana, artinya setia dan jujur terhadap perkataan.
• Satya Semaya, artinya setia dan jujur terhadap janji.
• Satya Laksana, artinya setia dan jujur terhadap perbuatan.
• Satya Mitra, yaitu setia dan jujur terhadap teman.
d. Awyawaharika artinya tidak terikat pada ikatan keduniawian. Ajaran
Awyawahārika menjadikan orang rendah hati, sederhana, jujur, menyayangi
sesama, berbudi luhur, tidak mengharapkan pujian dan suka menolong tanpa
pamrih
e. Asteya artinya tidak mencuri atau memikirkan untuk memiliki barang orang
lain. Asteya mengajarkan manusia agar selalu jujur, tidak suka pada hak
milik orang lain dalam artian tidak mencuri, korupsi karena mencuri atau
perbuatan sejenisnya adalah perbuatan yang dilarang agama.
Contoh penerapan ajaran Panca Yama Brata yang bisa kita lakukan sehari-
hari sebagai berikut:
a. Penerapan Ahimsa.
• Merawat binatang peliharaan.
• Menyayangi keluarga.
• Tidak menyinggung perasaan orang lain.
• Tidak membunuh binatang selain untuk kepentingan Yadnya.
• Menghormati sesama.
b. Penerapan Brahmacari.
• Rajin belajar.
4
• Tidak malas untuk menuntut ilmu.
• Selalu ingin tahu.
• Melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
• Rajin bertanya kepada guru jika ada suatu hal yang tidak dimengerti.
c. Penerapan Satya.
• Berpendirian teguh.
• Tidak melakukan perbuatan yang menyakiti orang lain.
• Selalu berkata jujur.
• Selalu menepati janji.
d. Penerapan Awyawaharika.
• Taat terhadap rambu lalu lintas.
• Selalu melakukan perbuatan sesuai ajaran Dharma.
• Tidak bertengkar dengan orang lain.
• Tidak menghina orang lain.
• Menghormati kepercayaan dan keyakinan orang lain.
e. Penerapan Asteya.
• Menyimpan harta benda dengan baik.
• Tidak mencuri harta benda milik orang lain.
• Menjaga harta benda yang dimiliki dengan baik
Panca Nyama Brata artinya Lima macam pengendalian diri pada tingkat
rohani. Adapun bagian-bagiannya:
a. Akroda artinya tidak marah, atau tidak mempunyai sifat marah atau mampu
mengendalikan sifat-sifat marah. Mudah tersinggung adalah salah satu dari
sifat-sifat marah. Sifat inilah yang harus dikendalikan sehingga manusia
tidak mudah marah.
5
b. Guru Susrusa artinya hormat, melaksanakan tuntunan dan bakti terhadap
guru. Anak yang hormat dan bakti terhadap Guru diberikan gelar anak yang
suputra, sedang anak yang menentang terhadap Guru di sebut Alpaka Guru.
Dalam hal Guru, biasanya ada empat macam guru yang terdiri dari, Guru
Rupaka artinya ayah dan ibu. Guru Pengajian artinya Ibu Bapak guru yang
mangajar kita di sekolah. Guru Wisesa adalah pemerintah yang selalu
memberikan perlindungan kepada setiap warga negara. Guru Swadhyaya
yaitu Ida Sang Hyang Widhi.
c. Sauca berasal dari kata “suc“ yang artinya bersih, murni atau suci secara
lahir batin. Oleh karena itu, yang dimaksud Sauca adalah Kesucian dan
kemurnian lahir batin. Kesucian lahir (jasmani) dapat kita capai dengan
selalu membiasakan hidup bersih, misalnya mandi yang teratur, membuang
sampah pada tempatnya dan lain sebagainya.
d. Aharalagawa berasal dari kata Ahara artinya makan, dan Lagawa artinya
ringan. Sehingga, Aharalagawa artinya makan yang serba ringan, tidak
berfoya-foya dan tidak berlebihan.
e. Apramada artinya tidak bersifat ingkar atau mengabaikan kewajiban dan
mempelajari serta mengamalkan ajaran suci. Hal ini berarti melaksanakan
tugas dan kewajiban yang telah menjadi tugasnya dan menjadikan tugas ini
sebagai sarana melakukan pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat.
Pembagian tugas dan kewajiban ini dalam Hindu disebut dengan catur
warna yang terdiri dari Brahmana (cendikiawan), ksatria (pembela
kebenaran), waisya (pedagang) dan sudra (pelayan).
a. Penerapan Akrodha.
• Tidak cepat marah.
• Mengendalikan keinginan.
6
• Mengendalikan pikiran.
• Menghadapi masalah dengan tenang.
b. Penerapan Guru Susrusa.
• Berbakti kepada orang tua.
• Mematuhi Nasehat Orang tua dan Guru di sekolah.
• Melaksanakan kegiatan.
• Melaksanakan ajaran guru dengan penuh tanggung jawab.
• Mematuhi tata tertib.
• Melaksanakan ajaran agama dalam kehidupan.
c. Penerapan Sauca.
• Mandi dengan teratur.
• Rajin Sembahyang.
• Selalu bersikap tenang dan bijaksana.
• Rajin berlatih memusatkan pikiran.
• Bersikap jujur dan setia pada kebenaran.
d. Penerapan Aharalaghawa.
• Selalu bersyukur dengan apa yang dimakan.
• Makan secukupnya sesuai kebutuhan.
• Tidak minum minuman beralkohol
e. Penerapan Apramada.
• Melaksanakan kewajiban dengan baik dan ikhlas.
• Melaksanakan tugas yang diberikan dengan sungguh-sungguh.
• Melihat kembali pekerjaan yang telah dilakukan.
• Teliti dalam melaksanakan tugas.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam ajaran agama Hindu, orang memiliki pedoman hidup yang nanti
membawakannya menuju kesempurnaan dan kesucian hidup. Tentu hal tersebut
tidak mudah dilakukan jika orang tersebut tidak mempelajari dan
melaksanakannya dengan baik. Seseorang yang ingin mencapai kesempurnaan
hidup harus mampu mengendalikan diri secara lahir dan rohani.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://prosiding.iahntp.ac.id/index.php/seminar-
nasional/article/download/54/48#:~:text=Kerangka%20dasar%20etika%20Hindu
%20disebut,dan%20parisuda%20mulia%20atau%20bersih.
https://hindualukta.blogspot.com/2016/06/pengertian-tri-kaya-parisudha-dan.html
https://www.academia.edu/35636013/Menerapkan_Ajaran_Ajaran_Tri_Kaya_Par
isudha_Dalam_Kehidupan_Sehari_hari
https://hindualukta.blogspot.com/2017/03/pengertian-panca-yama-brata-dan-
bagian.html
https://hindualukta.blogspot.com/2017/07/contoh-perilaku-panca-yama-brata-
dan.html
https://hindualukta.blogspot.com/2017/03/pengertian-panca-niyama-bratha-
dan.html