OLEH
NI NYOMAN ASTI TRIDINATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Bentuk
Penerapan Bhakti Sejati dalam Kehidupan” ini dengan tepat waktu. Penulis juga
berterima kasih kepada Bapak Guru Nengah Buderasa, selaku guru mata pelajaran
Agama Hindu yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga dapat
menambah wawasan kami mengenai “Bentuk Penerapan Bhakti Sejati dalam
Kehidupan”sebagai materi pembelajaran pada mata pelajaran Agama Hindu.
Penulis
Ni Nyoman Asti Tridinata
2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................ 1
KATA PENGANTAR......................................................................................... 2
DAFTAR ISI........................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 5
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bhakti sejati adalah sujud, memuja, hormat setia, taat, memperhambakan diri
dan kasih sayang, sebenarnya, tekun, sungguh-sungguh berdasarkan rasa, cinta, dan
kasih yang mendalam memuja Ida Sang Hyang Widhi atau yang dipujanya. Bhakti
sejati merupakan pemujaan yang dilakukan seseorang kepada yang dipujanya dengan
sungguh-sungguh dan penuh rasa hormat, cinta kasih yang mendalam untuk
memohon kerahayuan bersama. Sebagai umat beragama Hindu hendaknya kita selalu
menerapkan Bhakti Sejati dalam kehidupan, oleh karena itu kita perlu mengetahui
apa sajakah bentuk-bentuk penerapan bhakti sejati dalam kehidupan itu sendiri.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
meyakini hal tersebut. Jadi bagaimanapun keadaan kita dilahirkan di Bumi ini, kita
harus tetap bersyukur dan bhakti kepada-Nya. Kita anggap apa saja yang kita
miliki, kita punya, nikmati dll, itu semua adalah atas karunianya. Sehingga jika
semua umat menyadari hal ini yaitu ajaran Vedanam, niscaya kehidupannya yang
dijalani akan terasa indah dan tanpa beban. Ingat kita terlahir menjadi manusia
adalah utama, yang artinya kita bisa memperbaiki dan menyelamatkan diri kita
sendiri dari perputaran kelahiran kembali/punarbhawa.
Kirtanam, adalah bhakti dengan jalan melantunkan Gita (nyayian atau kidung
suci memuja dan memuji nama suci dan kebesaran Tuhan), bhakti ini juga
diarahkan menjadi dua arah gerak vertical maupun arah gerak horizontal. Arah
gerak vertical melakukan bhakti kirtanam untuk menumbuhkan dan
membangkitkan nilai-nilai spiritual yang ada dalam jiwa setiap individu manusia,
dengan bangkitnya spiritual dalam setiap individu akan dapat meredam melakukan
pengendalian diri dengan baik, jiwa lebih tenang, tentram dan tercerahi, sistuasi
dan kondisi ini akan dapat membantu keluar dari kekusutan mental dan kegelapan
jiwa. Sehingga dapat dijadikan modal dasar untuk menciptakan kesalehan dan
keharmonisan individual yang damai dan bahagia.
6
D. Selalu mengingat nama Tuhan “Smaranam”
Smaranam, adalah bhakti dengan jalan mengingat. Arah gerak vertical dari
bhakti ini adalah dalam menjalani dan menata kehidupan ini masyarakat manusia
sepatutnya selalu melatih diri untuk mengingat, mengingat nama-nama suci Tuhan
dengan segala Kemahakuasaaannya, dan selalu untuk melatih diri untuk mengingat
tentang intruksi dan pesan atau amanat dari sabda suci Tuhan kepada umat
manusia yang dapat dijadikan sebagai pedoman atau pegangan hidup dalam hidup
di dunia dan di alam sunya (akhirat) nanti.
Arah gerak secara horizontal dari bhakti ini apabila dikaitkan dengan isu-isu
pluralisme, kemanusiaan, perdamaian, demokrasi dan gender maka sepatutnya
masyarakat manusia selalu berusaha untuk mengingat kembali tragedi dan
penderitaan kemanusiaan, musibah dan bencana alam, dll, yang diakibatkan oleh
konflik-konflik atau pertikaian, kesewenang-wenangan, diskriminasi, dan tindakan
kekerasan yang lainnya antara individu yang satu dengan individu yang lain
ataupun antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain yang tidak atau
kurang memahami dan menghargai indahnya sebuah kebhinekaan dan pluralisme.
7
E. Menyembah, sujud, hormat di Kaki Padma “Padasevanam”
F. Bersahabat dengan Tuhan “Sukhyanam”
Sakhyanam, adalah tahapan atau bagian ke-8 dalam ajaran Nawa Widha
Bhakti yang artinya itu adalah, memperlakukan pujaannya/Tuhan sebagai sahabat
dan keluarga. Di sini kalau kita cari intinya sekali bahwa jika kita menganggap
8
Tuhan itu adalah teman atau keluarga, pasti rasa hormat dan bhakti yang kita miliki
menjadi lebih besar. Ini menumbuhkan rasa senang dan rasa memiliki yang sangat
besar terhadap-Nya. Dengan rasa senang dan rasa memiliki Tuhan, kita akan terus
menerus setiap saat akan memuja keagungan dan kemurahan beliau.
Kita akan merasa lebih dekat dengan-Nya, jadi jika hal ini kita aplikasikan,
Tuhan itu akan disadari selalu ada didalam kegiatan keseharian kita. Penerapan
semua jalan Nawa Wida Bhakti ini bisa menjadi proses penyatuan atau proses
kembalinya kita ke asal semula yaitu Tuhan.
Sakhyanam, adalah bhakti dengan jalan kasih persahabatan, mentaati hukum
dan tidak merusak sistim hukum. Baik arah gerak vertikal dan horizontal, baik
dalam kehidupan matrial dan spiritual (jasmani dan rohani) masyarakat manusia
agar selalu berusaha melatih diri untuk tidak merusak sistem hukum, dan selalu
dijalan kasih persahabatan. Iklim saling bhakti Sukhanyam ini sangat dibutuhkan
oleh masyarakat kita untuk menumbuhkan karakter Ketuhanan mulai dari
lingkungan keluarga dan selanjutnya dapat dijadikan sebagai matra dan sebagai
modal dasar guna mewujudkan kesalehan dan keharmonisan sosial dalam
kehidupan sosial kemasyarakatannya.
G. Berpasrah Diri Memuja Para Bhatara-Bhatari dan Para Dewa sebagai
Manifestasi Tuhan “Dahsyam”
Arah gerak vertical dari bahkti ini masyarakat manusia dalam menjalani dan
menata kehidupannya, untuk selalu melatih diri dan secara tulus ikhlas untuk
mengahturkan mengabdikan, pelayanan kepada Tuhan, karena hanya kepada
Beliaulah umat manusia dan seluruh sekalian alam beserta isinya berpasrah diri
memohon segalanya apa yang harapkan untuk mencapai kebahagian di dunia dan
9
di akhirat. Arah gerak horizontal masyarakat manusia kepada sesama dan
lingkungan hidupnya untuk selalu mengabdi, memberikan pelayanan dan cinta
kasih sayang dengan tulus ikhlas untuk kepentingan bersama tentang kemanusiaan,
kelestarian lingkungan hidup dan kedamaian di tengah-tengah kehidupan
masyarakat, berbangsa dan bernegara. Iklim saling bhakti Dasyam ini sangat
dibutuhkan oleh masyarakat manusia baik dilingkungan keluarga lebih-lebih
dikehidupan sosial kemasyarakatannya.
10
penguatan iman dan taqwa, menghaturkan dan pemberian persembahan terhadap
Tuhan.
11
tuhan itu tak berwujud. Jadi untuk menguatkan keyakinan kita kehadapannya, kita
diberi jalan memuja-Nya dengan mewujudkan beliau ataupun manifestasi beliau
dengan Arca. Dengan jalan ini, jika rasa bhakti yang kita miliki untuk-Nya
sangatlah besar tidak dipungkiri lagi kita melayani dan menyembah Tuhan melalui
perwujudan suci yang disebut dengan Arca akan menjadi lebih nyata dan
memberikan perasaan rohani yang sangat dalam.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Sebaiknya, kita sebagai umat Hindu lebih bisa memahami dan menerapkan
bentuk- bentuk ajaran bhakti sejati dikehidupan. Mengingat bhakti sejati
merupakan bagian penting dari umat Hindu serta banyaknya manfaat yang bisa
didapat apabila mengamalkan bentuk-bentuk penerapan bhakti sejati dalam
kehidupan sehingga juga dapat mendekatkan diri kita kepada Tuhan Yang Maha
Esa/Ida Sang Hyang Widhi.
13
DAFTAR PUSTAKA
14