Anda di halaman 1dari 10

Makalah Agama

“Ajaran Bhakti Sejati sebagai Dasar Pembentukan Budi Pekerti


yang Luhur dalam Zaman Global”

Oleh :

Tim Ahli : E

Anggota kelompok :
1. Arya Wirakusuma (01)
2. I Gde Putu Girindra Wardhana (05)
3. I Gusti Gede Anom Wanda Widnyana (09)
4. I Putu Widnyana Satria Putra (14)
5. Ni Luh Ayu Puspita Dewi (20)
6. Ni Putu Adelia Diah Sawitri (26)
7. Ni Putu Mita Kusuma Putri (29)
8. Putu Bandha Suandana Pratama (32)

SMA NEGERI 1 TABANAN

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Om, Swastyastu   

            Atas asung kerta wara nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat-Nya makalah ini dapat diselesaikan dalam rangka memenuhi tugas yang
diberikan oleh Ibu Ni Wayan Kurnia Wagiswari S,Ag.selaku guru pengampu Agama Hindu.
Kami membuat makalah ini selain untuk memenuhi kompetensi juga sebagai potensi dasar
kami dalam memahami agama. Adapun makalah yang kami tulis berudul “Ajaran Bhakti
Sejati sebagai Dasar Pembentukan Budi Pekerti yang Luhur dalam Zaman Global”
            Pada kesempatan ini kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak –
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, tidak lupa pula kepada guru
mata pelajaran yang telah mendidik dan mengajar kami,serta terhadap teman – teman yang
telah membantu lancarnya dalam pembuatan makalah ini.
            Namun demikian kelompok kami menyadari keterbatasan yang kami miliki sehingga
kemungkinan adanya kekurangan – kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca guna
menyempurnakan makalah ini untuk sebagai pedoman dalam penulisan dan penyusunan
makalah selanjutnya. Sebagai akhir kata dengan harapan semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.
Om, Santhi, Santhi, Santhi, Om
Tabanan, 15 Agustus 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1

Latar Belakang Masalah....................................................................................................1

Rumusan Masalah.............................................................................................................1

Tujuan................................................................................................................................1

Manfaat..............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................2

BAB III PENUTUP..............................................................................................................6

Kesimpulan........................................................................................................................6

Saran..................................................................................................................................6

Daftar Pustaka......................................................................................................................7

iii
Bab I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ada banyak norma kehidupan yang mulai hilang karena terjadinya erosi moral, krisis budaya,
dan lain sebagainya. Masyarakat Indonesia mulai menanggalkan tradisi-tradisi yang sesuai dengan
leluhur nenek moyang kita, seperti salim kepada orang tua, penggunaan tangan kanan, senyum, salam
dan sapa, bermusyawarah, gotong royong dan masih banyak lagi. Disini terlihat sangat jelas bahwa
budi pekerti luhur sanagt berperan dalam kehidupan bermasyarakat. Generasi yang paling terlihat
kurang dalam budi pekerti luhur yaitu para anak muda atau yang biasa disebut generasi millenial. Hal
ini bisa terjadi karena banyak faktor, mulai dari masuknya budaya barat ke masyarakat Indonesia,
hingga perkembangan teknologi. Hal-hal tersebut dapat menumbuhkan sifat-sifat yang bertolak
belakang dari budi pekerti luhur, seperti sifat individualisme, sifat malas, lupa waktu, hingga lupa
untuk sembahyang.

Salah satu perilaku yang paling terkikis dalam zaman globa ini yaitu, sikap berbhakti. Baik itu
berbhakti kepada orangtua, kepada guru, maupun kepada tuhan. Dalam ajaran agama Hindu, terdapat
ajaran Navavidha Bhakti yang bersumber dari kitab Bhagavata Purana, VII.5.23, yang menyebutkan 9
cara ber-bhakti yang merupakan rasa bhakti sejati. Jika Navavidha Bhakti dapat diterapkan di
kehidupan sehari-hari, maka budi pekerti luhur akan mulai terbentuk lagi di zaman global ini. Serta
para masyarakat akan hidup di dalam keharmonisan dan ketentraman.

2.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Nanvavidha Bahkti?

2. Apa saja bagain-bagian dari Navavidha Bhakti?

2.3 Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Navavidha Bhakti.

2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari Navavidha Bhakti

2.4 Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Meningkatkan pengetahuan pembaca mengenai Navavidha Bhakti dan dampaknya dalam


bermasyarakat

2. Manfaat Praktis

Meningkatkan sifat perilaku yang berbudi pekerti luhur dan selalu berbhakti kepada orang
tua, guru dan Tuhan.

1
Bab II

PEMBAHASAN

Budi pekerti memiliki pengertian yang Sangat sederhana,yaitu perilaku (pekerti) yang
dilandasi oleh pemikiran yang baik dan jernih (budi) dan sesuai dengan local wisdom kita (luhur).
Budi pekerti luhur bertujuan untuk membentuk perilaku pribadi yang patut, baik, dan benar. Ajaran
bakti sejati dapat menumbuhkan karakter ketuhanan di lingkungan keluarga sebagai modal dasar guna
mewujudkan kesalehan dan keharmonisan sosial.

Bakti sejati adalah salah satu ajaran agama Hindu yang dapat dipedomani untuk
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan manusia terhadap aturan keimanan, aturan kebajikan dan
aturan upacara keagamaan yang bersumber dari ajaran agama yang dianutnya serta dapat dipedomani
dalam upaya melakukan penyembuhan (konseling)di saat saat mengalami goncangan kejiwaan oleh
manusia di lingkungan keluarga. Nawa Widha Bakti adalah salah satu ajaran agama hindu yang
bersumber dari kitab Bhagavata Purana, VII.5.23, yang menyebutkan bahwa ada 9 (Sembilan) cara
ber-bhakti (hormat, sujud, pengabdian, cinta kasih sayang, pelayanan, dan spiritual) yang disebut
Nawa Widha Bhakti yaitu rasa bhakti sejati manusia terhadap tuhannya.

Konsep bhakti sejati ini dapat dimaknai dalam kontek kehidupan sosial atau arah gerak
putarnya secara horizontal yaitu rasa sujud, hormat-menghormati, pengabdian, cinta kasih sayang,
spiritual, dan memberikan pelayanan antara manusia dengan sesamanya dan lingkungannya. Pada
saatnya nanti dapat dijadikan sebagai modal dasar guna mewujudkan kesalehan dan keharmonisan
sosial karena di lingkungan masyarakat umum yang lebih luas telah dihuni oleh individu individu
yang telah ditanami nilai nilai nawa widha bakti, individu yang bermolaritas , serta memiliki budi
pekerti yang paling luhur melalui proses pembinaan, Pendidikan dan pendalaman atau penghayatan
sejak awal di lingkungan keluarga. Berikut ini bagian-bagian dari Navavidha Bhakti:

a. Srawanam
Srawanam adalah bakti sejati dengan jalan mendengar. Arah gerak vertical dari
bhakti mendengar ini adalah dalam hal meyakini dan mendengarkan sabda sabda suci d ari
tuhan baik yang tersurat maupun tersirat dari kitab suci atau aturan aturan keimanan, aturan
kebajikan dan aturan upacara. Pengetahuan, pemahaman dan pendalaman tentang berbagai
hal hasil dari mendengar dapat dijadikan konsep dasar untuk menata hidup dan kehidupan di
dunia ini yang dikemudian ditindaklanjuti dengan berupaya untuk berbuat atau mencari solusi
yang terbaik dalam mengambil sebuah tindakan kemanusiaan/sesame dan lingkungan.
Untuk itu pesan yang ingin disampaikan melalui bhakti dengan jalan mendengar ini
adalah dalam hidup ini masyarakat kita untuk selalu berupaya membudayakan untuk
mendengar, baik mendengar secara vertical antara manusia dengan tuhannya melalui sabda
sabda sucinya,maupun secara horizontal antarsesamanya dan lingkungannya

b. Wandanam
Wandanam adalah bhakti sejati sengan jalan membaca menyimak dan mempelajari,
mendalami serta menghayati dan memaknai ajaran yang bersumber dari aturan keimanan,
aturan kebajikan, dan aturan yang lainnya yang bersumber dsri sabda sabda suci Tuhan dan
susastra suci yang lainnya.
Arah gerak vertikal masyarakat manusia dalam menjalani dan menata kehidupannya
selalu meluangkan waktu untuk membaca, menyimak dan mempelajari, mendalami serta

2
menghayati dan memaknai kitab suci dan susastra suci serta ilmu serta ilmu pengetahuan
yang lainnya tentang Tuhan sebagai pedoman hidup.
Arah gerak horizontal dari bhakti ini, masyarakat manusia kepada sesama dan
lingkungan hidupnya untuk selalu membaca, menyimak dan mempelajari, mendalami, serta
menghayati dan memaknai situasi untuk menuju arah gerak yang lebih baik.

c. Kirtanam
Kirtanam merupakan Bhakti dengan jalan melanturkan Gita ( nyanyian/ kidung suci
atau memuja dan memuji nama suci dan kebesaran Tuhan ). Jika diartikan kata Kirtanam
berarti “ Menyanyikan/ melantu nkan ). Bhakti ini juga dibagi menjadi 2 arah yakni Arah
Vertikali dan Arah Horizontal.
 Arah Vertikal, arah gerak vertikal melakukan Bhakti Kirtanam untuk menumbuhkan
dan membangkitkan nilai spiritual didalam jiwa setiap Individu manusia. Dengan ini
setiap individu manusia dapat melakuka pengendalian diri dengan baik jiwa lebih
tenang, tentram, dan tercerahi. Sehingga dapat menciptakan Individual yang damai
dan harmonis.
 Arah Horizontal, arah gerak horizontal melakukan Bhakti Kirtanam adalah untuk
menumbuhkan dan menyejukan perasaan Hati orang lain dan lingkungan sekitarnya.
Antar sesama patutnya selalu memberikan solusi, saran yang terbaik demi
kepentingan bersama dalam keberagaman. Selain itu, agar dapat melaksanakan arah
horizontal ini dapat dilakukan dengan persatuan, perdamaian, memberkan
penghargaan dan pujian terhadap sesama.
Kirtanam ini diperlukan sangat untuk kehidupan sosial/lingkungan sekitar untuk
mencapai keharmonisan sosial dan modal dasar guna mewujudkan kesalehan. Contoh
kirtanam pada kehidupan sehari hari seperti melaksanakan Tri Sandhya, mekidung, dsb.

d. Smaranam
Smaranam adalah bhakti sejati dengan jalan mengingat. Arah gerak vertikal dari
bhakti ini adalah dalam menjalani dan menata kehidupan ini masyarakat manusia sepatutnya
selalu melatih diri untuk mengingat, mengingat nama-nama suci Tuhan dengan segala
Kemahakuasaannya, dan selalu untuk melatih diri umtuk mengingat tentang intruksi dan
pesan atau amanah dari sabda suci Tuhan kepada umat manusia yang dapat dijadikan sebagai
pedomam untuk pegangan hidup dalam hidup di dunia dan di alam sunya (akhirat) nanti.
Arah gerak secara horizontal dari bhakti ini apabila dikaitkan dengan isu-isu
pluralisme, kemanusiaan, perdamaian, demokrasi dan gender, maka sepatutnya masyarakat
manusia selalu berusaha untuk mengingatkembali tragedy dan penderitaan kemanusian,
musibah dan bencana alam, dan lain sebagainya, yang diakibatkan oleh konflik-konflik atau
pertikaian, kesewenang-wenangan, diskriminasi, dan dan tindakan kekerasan yang lainya
antara individu yang satu dengan individu yang lain ataupun antara kelompok yang satu
dengan kelompok yang lain yang tidak atau atau kurang memahami dan menghargai indahnya
sebuah kebhinekaan dan pluralisme.
Harapannya dengan mengingat tragedi, penderitaan, musibah dan bencana yang
diakibatkan itu masyarakat kita selalu mewartakan dan mengingatnya sebagai bekal untuk
mengevaluasi dan merefleksi diri akan indahnya kebhinekaan dan pluralisme apabila
masyarakat manusia mampu mengkemasnya dalam satu bingkai kebersamaan, persatuan dan
kedamaian. Iklim saling bhakti Smaranam ini sangat dibutuhkan dalam masyarakat manusia
yang ditanamkan diawali di lingkungan keluarga sehingga tumbuh karakter Ketuhanan dalam

3
setiap anggota keluarga sebagai modal dasar guna mewujudkan kesalehan dan keharmonisan
social dalam kehidupan social kemasyarakatannya.
e. Pada Sevanam
Pada Sevanam merupakan bhakti sejati dengan jalan menyembah, sujud, hormat di
Kaki Padma. Arah gerak vertikal dalam bhakti ini masyarakat kita dalam menjalani dan
menata kehidupannya sepatutnya selalu sujud dan hormat kepada Sang Hyang Widhi Wasa,
hormat dan sujud terhadap instruksi dan pesan/amanat dari hukum tuhan (rtam). Arah gerak
horizontal masyarakat manusia untuk selalu belajar dan menumbuhkan kesadaran untuk
menghormati para pahlawan dan pendahulunya, pemerintah dan peraturan perundang
undangan yang telah dijadikan dan disepakati sebagai sumber hukum, para pemimpin, para
orang tua dan yang tidak kalah penting juga hormat/sujud kepada ibu pertiwi.
Iklim saling bhakti Pada Sevanam ini sangat dibutuhkan oleh manusia sehingga sejak
dini semestinya ditanamkan untuk menumbuhkan karakter ketuhanan di lingkungan keluarga
sebagai modal dasar guna mewujudkan kesalehan dan keharmonisan sosial dalam kehidupan
sosial kemasyarakatannya.

f. Sakhyam
Sakhyanam merupakan Bhakti dengan cara jalan memperilakukan pujaannya/Tuhan
sebagai sahabat atau Keluarga. Dalam ajaran Catur Paramitha disebutkan Maitri yaitu
Manusia tidak bisa hidup tanpa adanya orang lain karena manusia adalah makluk sosial.
Untuk itu kita harus mencari dan menpunyai banyak teman sebagai sahabat. Bersahabatlah
dengan orang-orang yang memiliki sifat mulia seperti: susila, pintar, dan saling mengasihi
dan menyayangi, suka menolong dan sifat-sifat baik lainnya. Sehingga dalam hidup ini
nyaman, damai, tenang Tuhan dan manifestasi-Nya.
Intinya sekali bahwa jika kita menganggap Tuhan itu adalah teman atau keluarga,
pasti rasa hormat dan bakti yang kita miliki menjadi lebih besar. Sukhyanam, adalah bhakti
dengan jalan kasih persahabatan, mentaati hukum dan tidak merusak sistim hukum. Baik arah
gerak vertikal dan horizontal, baik dalam kehidupan material dan spiritual (jasmani dan
rohani) masyarakat manusia agar selalu berusaha melatih diri untuk tidak merusak sistim
hukum, dan selalu dijalan kasih persahabatan.

g. Dahsyam
Dahsyam adalah bhakti sejati dengan jalan mengabdi,pelayanan, dan cinta
kasihsayang dengan tulus iklhas terhadap Tuhan. Aah gerak vertikal dari bhakti ini manusia
dalam menjalani dan menata kehidupannya, untuk selalu melatih diri dan secara tulus ikhlas
menghaturkan, mengabdikan pelayanan kepada Tuhan, karna hanya beliau manusia dan alam
semesta berpasrah dan memohon segalanya berharap kebahagian didunia dan akhirat.
Arah gerak horizontal manusia kepada sesame dan lingkungan untuk selalu
mengabdi, memberikan pelayanan dan cinta kasih sayang dengan tlus ikhlas untuk
kepentingan bersama tentang kemanusiaan,kelestarian lingkungan dan kedamaian di tengah-
tengah kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Iklim saling bhati dahsyam ini
sangat dibutuhkan oleh manusia baik di lingkungan keluarga lebih lagi di kehidupan social
kemasyarakatan.

h. Arcanam
Arcanam adalah bhakti sejati dalam menata kehidupan dengan jalan penghormatan
terhadap simbol-simbol atau nyata Tuhan seperti membuat Arca,Pratima ,pelinggih, dan lain-

4
lain, bhakti penguatan iman dan taqwa, menghaturkan dan pemberian persembhahan terhadap
Tuhan.
Arah gerak vertikal masyarakat manusia dalam menunjukan rasa hormat,sujud, cinta
kasih saying, pelayanan, pengabdian kepada Tuhan dengan iman dan taqwa kuat dan teguh
dengan jalan menghaturkan sebuah persembahan sebagai bentuk ucapan terima kasih atas
tuntunan, bimbingan, perlindungan, kekuatan, kesehatan dan setiap anugrah yang dibrikan
Tuhan.
Arah gerak horizontal manusia terhadap sesame dan lingkungan untuk selalu belajar
untuk memberikan pelayanan, pengabdian, cinta kasih sayang, penguatan dan pemberian
penghargan kepadaorang lain. Contohnya pemerintah, pemimpin, dan atau anggota
masyarakat hendaknya menghargai dedikasi tinggi terhadap segala aspek kehidupan demi
kemajuan dan perbaikkan situasi dan kondisi alam tentang kemanusiaan, kelestarian
lingkungan dan perdamaian.
Iklim saling bhakti Arcana mini sangat dibutuhkan oleh masyarakat dilingkungan
keluarga dan dikehidupan masyarakat umum. Ini akan menumbuhkan karakter ketuhanan
mulai dari hal kecil dan selanjutnya dijadikan sebagai matra dan modal dasar guna
mewujudkan keharmonisan social dalam kehidupan bermasyarakat.

i. Sevanam
Sevanam atau Atmanivedanam adalah bhakti sejati dengan jalan berlindung
dan penyerahan diri secara tulus iklas kepada Tuhan. Arah gerak vertikal dan
horizontal dari bhakti ini masyarakan manusia selalu berpasrah diri dengan kesadaran
dan keyakinan yang mantap untuk selalu berjalan dijalan Tuhan, berlindung dan
penyerahan diri secara tulus ikhlas kepada Tuhan, sesame dan lingkungan hidupnya
atau kepada Dewi Pertiwi, baik dalam kehidupan duniawi (nyata) maupun kehidupan
sunya (niskala). Iklim saling bhaktiAtmanivedanam ini sangat dibutuhkan oleh
masyarakat baik dalam kehidupan sosial dan spiritual.

Dengan demikian, dinyatakan bahwa seseorang yang mengikuti jalan bhakti


sejati kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa beserta prabhava-Nya dengan penuh
pengabdian, memuja dan memuji, penyerahan diri secara tulus. Bila seseorang pemuja
dapat menyatukan dirinya dengan yang dipuja, yang bersangkutan dapat menikmati
kebahagiaan dalam hidupnnya. Kitab Bhagawadgita menjelaskan sebagai berikut.

Bhaktya mam abhijanati,

Yavan yas cha ’smi tatvatah’,

tato tattvato mam jnatva

visate tadanantaram.

( Bhagawadgita, XVIII.55)

Terjemahan:

5
Dengan berbhakti kepada-Ku, ia mengetahui siapa dan apa sesungguhnya Aku, dan
dengan mengetakui hakekat-Ku, ia mencapai Aku dikemudian hari

(Pudja, 2004:434)

Bab III

PENUTUP

2.1 Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa menanamkan ajaran Nawa Wida Bhakti adalah salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan karakter Ketuhanan di lingkungan
keluarga sebagai modal dasar guna mewujudkan kesalehan dan keharmonisan sosial. Dalam
dimensi yang lainnya menanamkan ajaran Nawa Widha Bhakti ini pada setiap individu
masyarakat manusia guna menumbuh-kembangkan sikap saling hormat-menghormati, sujud,
pengabdian, pelayanan, cinta kasih sayang dan spiritual antara anggota masyarakat, serta
memberikan pelayanan antara manusia dengan sesamanya.

2.2 Saran

Pada zaman global ini kita sebagai generasi muda atau generasi millenial harusnya
bisa menerapkan ajaran navavidha bhakti ini di kehidupan sehari-hari sebagai dasar
pembentukan budi pekerti yang luhur di setiap diri insan manusia.

6
Daftar Pustaka

Dwaja dan Mudana. 2017. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti. Jakarta.
Kemendikbud

Anda mungkin juga menyukai