Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH AGAMA HINDU

BUDAYA SEBAGAI EKSPRESI PENGAMA-LAN AJARAN HINDU

Dosen Pengampu :
Dr. I Ketut Yoda, S.Pd.,M.Or.

Disusun oleh :
1. Ni Ketut Ayu Diah Sapitri (2214101119)
2. Luh Putu Andini (2215051013)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenaannya,
penyusunan makalah ini yang berudul “Budaya sebagai Ekspresi Pengamalan Ajaran Hindu”
dapat diselesaikan dengan baik. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi sertag lobalisasi
yang sangat pesat, menurut kami senantiasa dinamis dan mampu mengimbangi
perkembangan tersebut. Yang kita harapkan kita mampu menguasai ilmu pengetahuan dan
keterampilan, juga memiliki sikap serta kepribadian yang berkarakter, berlandaskan pada
ketekunan dan moral. Semoga bermanfaat untuk memperluas ilmu pengetahuan.

Singaraja, 12 Maret 2023

Penulis

ii | P a g e
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
2.1 Keterkaitan Agama Sebagai Inti Budaya dan Berbagai Aspeknya...................................3
2.2 Tanggung Jawab Umat Hindu Dalam Mewuudkan Cara Berpikir Kritis (Akademik),
Bekerja Keras, Dan Bersikap Fair.....................................................................................5
BAB III............................................................................................................................................6
PENUTUP.......................................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................6
3.2 Saran..................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................7

iii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agama merupakan kepercayaan kepada Tuhan serta segala sesuatu yang
bersangkut-paut dengan itu. Dengan demikian sembahyang, beryadnya, melakukan
kewajiban kepada sesama manusia adalah merupakan hal yang termasuk ke dalam
agama.Walaupun kita tidak cepat percaya kepada sesuatu, tetapi percaya itu merupakan hal
yang juga diperlukan di dalam hidup. Orang yang tidak memiliki kepercayaan pada sesuatu,
akan selalu dalam keadaan, ragu, tidak aman, curiga dan tidak mempunyai pegangan yang
pasti. Percaya merupakan suatu sikap yang perlu ditumbuhkan di dalam diri dan kita
berharap bahwa apa yang kita percayai itu memang benar seperti apa yang kita duga. Karena
agama itu adalah kepercayaan, maka dengan agama kita akan merasa aman dalam hidup ini
dan karena memiliki rasa aman, kita akan merasakan ketetapan hati dalam menghadapi
sesuatu. Dengan memiliki suatu agama, orang merasa memiliki suatu pegangan iman
tertentu yang menambatkan ia pada suatu tempat berpegang yang kokoh. Tempat itu tiada
lain dari pada Tuhan itu sendiri. Yang menjadi sumber semua ketenteraman dan semangat
hidup ini mengalir. KepadaNya lah kita memasrahkan diri, karena tiada tempat lain dari
padanya tempat kita kembali.
Selanjutnya, manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari budayanya
sendiri, dalam arti manusia itu harus berperan dalam suatu proses kebudayaan. Kebudayaan
tidak lain daripada hasil proses tindakan atau perlakuan akibat hubungan manusia dengan
manusia dan alam lingkungannya sehingga dapat beradaptasi secara seimbang dan serasi.
Pada suatu sisi, kebudayaan itu tidak bisa dipisahkan dengan kekuatan dan kemampuan
berpikir untuk terciptanya kreasi termasuk kemampuan kerja dan mengolah kemampuan
untuk mengembangkan dan beradaptasi dengan budaya lain.
Menurut para ahli Antropologi, suatu kebudayaan sedikit-dikitnya mempunyai
tiga wujud, yaitu: pertama adalah dalam wujud gagasan, pikiran, konsep dan sebagainya
yang berbentuk abstrak; kedua dalam bentuk aktifitas yaitu berupa tingkah laku berpola,
perilaku, upacara-upacara serta ritus-ritus yang wujudnya lebih konkrit. Dan yang ketiga,
yakni dalam bentuk benda yang bisa merupakan hasil tingkah laku dan karya para pemangku
kebudayaan tyang bersangkutan dan oleh para ahli disebut dengan kebudayaan fisik. Lebih
jauh dilihat maka kebudayaan itu setidak-tidaknya mempunyai tujuh unsur yang universal,
ketujuh unsur yang universal tersebut terdapat pada semua kebudayaan yang ada di sentra
dunia ini, baik yang kecil, terisolasi dan sederhana, maupun yang besar, komplek dan maju.
Ketujuh unsur yang dimaksud adalah; bahasa, sistem teknologi, sistem ekonomi, organisasi
sosial, sistem pengetahuan, religi dan kesenian. Ketujuh unsur tersebut juga terdapat pada
kebudayaan Indonesia dan kebudayaan daerah yang ada.

1|Page
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana ekspresi budaya sebagai pengamalan ajaran Hindu?
2. Apakah agama dan budaya saling keterkaitan?
3. Apa saja tanggung jawab agama hindu untuk kebudayaan ini?

1.3 Tujuan
1. Agar mengetahui apa pengertian budaya dan agama itu sendiri.
2. Agar mengetahui apa saja aspek yang berkaitan agama sebagai inti budaya itu.
3. Supaya mengetahui tanggung jawab apa saja yang dapat diperbuat untuk mewujudkan
cara berfikir akademik umat hindu.
4. Sebagai generasi bangsa perlu melestarikan dan mewujudkannya sikap bekerja keras,
dan bersikap fair.

1.4

2|Page
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Keterkaitan Agama Sebagai Inti Budaya dan Berbagai Aspeknya


Agama Hindu merupakan agama yang diyakini oleh masyarakat Hindu, yang
bersumber dari Ida Sang Hyang Widi Wasa. Weda merupakan kitab suci agama Hindu yang
diwahyukan melalui pendengaran rohani para Maha Rsi. Oleh karena itu Weda juga disebut
dengan kitab suci SRUTI. Umat Hindu yakin dan percaya bahwa dunia dan segala isinya
diciptakan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena Cinta Kasih Beliau. Cinta Kasih Tuhan
untuk menciptakan sekalian makhluk sering juga disebut dengan YADNYA.
Dalam kitab Yajur Weda XXIII,62 disebutkan: “Ayam yajno Bhuvanasya” yang
artinya Yadnya adalah pusat terciptanya alam semesta. Penciptaan adalah karya spiritual dari
Yang Maha Esa dan sebagai kridanya memperlihatkan kemulianNya.
Weda sebagai kitab suci agama Hindu diyakini kebenarannya dan menjadi
pedoman hidup Umat Hindu, sebagai sumber bimbingan dan informasi yang diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari ataupun untuk waktu-waktui tertentu.
Diyakini sebagai kitab suci karena sifat isinya dan yang menurunkannya adalah
Ida Sang Hyang Widhi Wasa itu sendiri. Weda mengalir dan memberikan vitalitas terhadap
kitab-kitab Hindu pada masa berikutnya. Dari kitab suci Weda lah mengalir nilai-nilai
keyakinan itu pada kitab-kitab seperti; Smerti, Itihasa, Puruna, kitab Agama, Tantra,
Darsana, dan Tattwa-tattwa yang diwarisi oleh umat Hindu sampai saat ini.
Weda mengandung ajaran yang memberikan keselamatan di dunia dan setelah itu.
Weda menuntun tindakan umat manusia sejak ada dalam kandungan sampai selanjutnya.
Weda tidak terbatas pada tuntunan hidup individu, masyarakat, kelompok manusia, tetapi ia
menuntun seluruh hidup dan kehidupan seluruh makhluk hidup.
Dalam kenyataan hidup bermasyarakat maka antara adat/budaya dan agama
sering kelihatan kabur dan bahkan sering tidak dimengerti dengan baik. Tidak jarang suatu
adat-budaya yang dipraktekkan dalam kehidupan masyarakat dianggap merupakan suatu
kegiatan keagamaan, ataupun sebaliknya, suatu kegiatan keagamaan dianggap adalah
kigiatan budaya.
Sesungguhnya antara budaya dan agama terdapat segi-segi persamaannya tetapi
lebih banyak segi-segi perbedaannya. Segi persamaannya dapat dilihat dalam hal bahwa
kedua norma tersebut sama-sama mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat agar
tercipta suasana ketentraman dan kedamaian. Tetapi disamping adanya segi persamaan,
terdapat juga segi-segi perbedaan. Segi perbedaan itu akan tampak jika dilihat dari segi
berlakunya, dimana perwujudan adat-budaya tergantung pada tempat, waktu, serta keadaan
(desa, kala, dan patra), sedangkan agama bersifat universal.
Kalau diperhatikan, maka agama dengan ajarannya itu mengatur rohani manusia
agar tercapai kesempurnaan hidup. Sedangkan adat budaya lebih tampak pengaturannya
dalam bentuk perbuatan lahiriah yaitu mengatur bagaiman sebaiknya manusia itu bersikap,

3|Page
bertindak atau bertingkah laku dalam hubungannya dengan manusia lainnya serta
lingkungannya, agar tercipta suatu suasana yang rukun damai dan sejahtera.
Dalam agama Hindu, antara agama dan adat-budaya terjalin hubungan yang
selaras/erat antara satu dengan yang lainnya dan saling mempengaruhi. Karenanya tidak
jarang dalam pelaksanaan agama disesuaikan dengan keadaan setempat. Penyesuaian ini
dapat dibenarkan dan dapat memperkuat budaya setempat, sehingga menjadikan kesesuaian
“adat-agama” ataupun’budaya-agama’, artinya penyelenggaraan agama yang disesuaikan
dengan budaya setempat.
Demikianlah terdapat didalam agama Hindu, perbedaan pelaksanaan agama
Hindu pada suatu daerah tertentu terlihat berbeda dengan daerah yang lainnya. Perbedaan itu
bukanlah berarti agamanya yang berbeda. Agama Hindu di India adalah sama dengan agama
Hindu yang ada di Indonesia, namun kuliynya yang akan tampak berbeda.
Sedangkan budaya agama adalah suatu penghayatan terhadap keberadaan Ida
Sang Hyang Widhi Wasa dalam bentuk kegiatan budaya. Sejak munculnya agama Hindu,
usaha memvisualisasikan ajaran agama Hindu kepada umat manusia telah berlangsung
dengan baik. Para rohaniawan Hindu, para pandita, orang-orang suci mengapresiasikan
ajaran yang terdapat dalam kitab suci Weda kedalam berbagai bentuk simbol budaya. Usaha
ini telah terlaksana dari zaman ke zaman. Ajaran yang sangat luhur ini diwujudkan dan
disesuaikan dengan desa, kala, dan patra pada waktu itu.
Kalau dilihat dari fakta sejarah, wujud budaya agama itu dari zaman ke zaman
mengalami perubahan bentuk, namun tetap memiliki konsep yang konsisten. Artinya,
prinsip-prinsip ajaran agama itu tidak pernah berubah yakni bertujuan menghayati Ida Sang
Hyang Widi Wasa. Kepercayaan terhadap Ida Sang Hyang Widi Wasa, menjadi sumber
utama untuk tumbuh dan berkembangnya budaya agama dan ini pula yang melahirkan
variasi bentuk budaya agama. Variasi bentuk itu disesuaikan dengan kemampuan daya nalar
dan daya penghayatan umat pada waktu itu. Budaya agama yang dilahirkan dapat muncul
seperti “upacara agama”.
Upacara agama pada hakikatnya tidak semata-mata berdimensi agama saja, tetapi
juga berdimensi sosial, seni budaya, ekonomi, manajemen dan yang lainnya. Melalui
upacara agama, dapat dibina kerukunan antar sesama manusia, keluarga, banjar yang satu
dengan banjar yang lain. Upacara agama juga melatih umat untuk bisa berorganisasi dan
merupakan latihan-latihan manajemen dalam mengatur jalannya upacara.
Lewat upacara agama ditumbuhkan juga pembinaan etika dan astetika. Upacara
agama merupakan motivator yang sangat potensial untuk melestarikan atau
menumbuhkembangkan seni budaya, baik yang sakral maupun yang profan. Bahkan upacara
agama merupakan salah satu daya tarik pariwisata dan dapat menunjang kehidupan manusia.
Keseluruhan budaya agama dalam bentuk upacara agama tersebut merupakan usaha manusia
mendekatkan diri kepada Ida Sang Hyang Widi wasa untuk mewujudkan kedamaian dan
kebahagiaan yang abadi.

4|Page
2.2 Tanggung Jawab Umat Hindu Dalam Mewuudkan Cara Berpikir Kritis (Akademik),
Bekerja Keras, Dan Bersikap Fair
Setiap Agama mengandung ajaran dan mutlak benar yang membuat para penganut
ajaran agama mudah bersikap fanatik, sempit pikiran dan pandangan. Dimana masyrakat
banyak yang menentang perubahandan pembaharuan yang lahirnya bertentangan dengan
sejarah yang mereka anut. Sebagai agama yang memiliki ajaran filosofis yang kompleks dan
beragam, umat Hindu memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan cara berpikir kritis,
bekerja keras dan bersikap fair dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan karena
ajaran-ajaran dalam Agama Hindu memiliki prinsip-prinsip yang dapat membantu
membangun karakter dan keterampilan yang dibutuhkan dalam menghadapi tantangan
dalam kehidupan.
Dalam ajaran hindu terdapat konsep tentang kebenaran absolut yang disebut
dengan Satya. Konsep ini menekankan pentingnya kebenaran dalam segala hal dan
mengajarkan umat Hindu untuk selalu berpikir kritis dalam mengevaluasi informasi yang
diterima. Dengan mempraktikkan konsep dari satya, dimana umat hi du dapat melatih diri
untuk berpikir secara kritis dan mengambil keputusan yang berdasarkan fakta dan bukti yang
benar.
Umat Hindu juga memiliki tanggung jawab untuk bekerja keras dalam mencapai
tujuan hidupnya. Ajaran Hindu mengajarkan bahwa setiap individu bertanggung jawab
untuk melakukan tindakan yang dapat membawa kebaikan bagi dirinya dan lingkungannya.
Konsep karma dalam ajaran Hindu juga menekankan pentingnya kerja keras dan dedikasi
dalam mencapai tujuan hidup. Dengan adanya konsep karma, dimana umat Hindu dapat
melatih diri untuk memiliki motivasi kerja yang kuat dan bertanggung jawab dalam
mengejar cita-cita.
Umat Hindu juga memiliki tanggung jawab untuk brsikap fair dalam berinteraksi
dengan orang lain. Ajaran Hindu menekankan bahwa pentingnya menghargai keberagaman
dan memperlakukan orang lain dengan adil. Konsep Ahimsa atau non-kekerasan juga
mengajarkan umat Hindu untuk tidak melukai atau merugikan orang lain dalam setiap
tindakan yang dilakukan. Dengan konsep ini umat Hindu dapat melatih diri untuk bersikap
fair dan menghargai orang lain dalam setiap interaksi yang dilakukan.
Dimana secara keseluruhan, umat Hindu memiliki tanggung jawab untuk
mewujudkan cara berpikir kritis (akademik), bekerja keras, dan bersikap fair dalam
kehidupan. Dengan mempraktikkan konsep-konsep dalam ajaran Hindu, umat Hindu dapat
melatih diri untuk memiliki karakter dan keterampilan yang dibutuhkan dalam menghadapi
tantangan dalam kehidupan.

5|Page
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mengingat bahwa kebudayaan merupakan hasil daya cipta , rasa, karsa manusia,
maka dalam kehidupan sehari- hari kita akan menjumpai berbagai bentuk dan wujud
kebudayaan. Jadi kebudayaan tidak hanya berkisar antara kesenian saja namun juga
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, konsep (ide dan
gagasan), adat istiadat, bahasa, cerita, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Dimana
semua hal yang termasuk dalam kebudayaan tersebut dijiwai oleh Agama.
Kebudayaan Hindu yang bernafaskan agama tertanam sangat kuat dalam
kehidupan beragama dan bermasyarakat di Bali. Setiap bagian dari kebudayaan Hindu
merupakan ekspresi dari ajaran Agama Hindu. Agama, Budaya dan Masyarakat jelas tidak
akan berdiri sendiri, ketiganya memiliki hubungan yang sangat erat dalam dialektikanya;
selaras dalam menciptakan ataupun kemudian saling menegasikan.
Antara Agama Hindu dan budaya Bali adalah ibarat tenunan benang pada kain
endek Bali, yang sudah saling jalin-menjalin dengan warna dan coraknya yang khas.Bagi
pengamat sepintas, sulit pula membedakan antara Agama Hindu dan budaya Bali, oleh
karena itu sering terjadi identifikasi bahwa Agama Hindu sama dengan kebudayaan Bali.
Kerancuan ini perlu dijelaskan, bahwa kedudukan Agama Hindu dalam hubungannya
dengan budaya Bali adalah merupakan jiwa dan nafas hidup dari budaya dan kebudayaan.

3.2 Saran
Sebagai umat Hindu kita harus menjunjung tinggi nilai budaya dalam kehidupan
sehari-hari sebagai dasar untuk mengamalkan ajaran Agama Hindu. Manusia sebagai
makhluk sosial tidak terlepas dari budayanya sendiri, dalam arti manusia itu harus berperan
dalam suatu proses kebudayaan. Kebudayaan tidak lain dari pada hasil proses tindakan atau
perlakuan akibat hubungan manusia dengan manusia dan alam lingkungannya sehingga
dapat beradaptasi secara seimbang dan serasi.

6|Page
DAFTAR PUSTAKA
Bauto, Laode Monto. 2014. “Perspekstif Agama Dan Kebudayaan Dalam Kehidupan Masyarakat
Indonesia” dalam JPIS: Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. Volume 23, No.2. Kendari :
Universitas Haluoleo Kendari.
Ginting, Sanhan S.Ag. 2009 “Hubungan Agama Dan Budaya dalam Hindu”, https://www.hindu-
dharma.org/2009/06/hubungan-agama-dan-budaya-dalam-hindu/, diakses pada 11 Maret
2023 pukul 15.43
Arifianto, Mariani. 2022 “Agama dan Budaya”,
https://www.scribd.com/doc/47584919/AGAMA-DAN-BUDAYA\, diakses pada 12 Maret
2023 pukul 22.00.

7|Page

Anda mungkin juga menyukai