Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sebelum dikenal sebagai agama Hindu ajaran ini dikenal sebagai Sanātana
Dharma "Kebenaran Abadi" ), dan Vaidika-Dharma ("Ilmu Kebenaran") adalah sebuah
agama yang berasal dari anak benua India. Agama ini merupakan lanjutan dari agama
Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini
diperkirakan muncul selang tahun 3102 SM sampai 1300 SM dan merupakan agama
tertua di alam yang masih bertahan sampai sekarang.
Dalam bahasa Persia, kata Hindu berakar dari kata Sindhu (Bahasa Sanskerta).
Dalam Reg Weda, bangsa Arya menyebut wilayah mereka sebagai Sapta Sindhu (wilayah
dengan tujuh sungai di barat daya anak benua India, yang keliru satu sungai tersebut
bernama sungai Indus). Sastra suci dari kaum Zoroaster di Iran. Pada awalnya kata Hindu
merujuk pada masyarakat yang hidup di wilayah sungai Sindhu. Hindu sendiri
sebenarnya baru terbentuk setelah Masehi ketika beberapa kitab dari Weda digenapi oleh
para brahmana. Pada zaman munculnya agama Buddha, agama Hindu sama sekali belum
muncul semuanya masih mengenal sebagai ajaran Weda.

Weda itu Sanatana Dharma – kebenaran yang kekal dan abadi. Kata “Veda”
dalam Sanskerta berasal dari urat kata ‘vid’ berarti ‘pengetahuan’ atau ‘mengetahui’.
Weda bukan buatan manusia (apauruseya). Isi kitab Weda diwahyukan oleh Tuhan
melalui para resi, para brahmana, dan para guru.

Weda adalah pedoman umat hindu dalam menjalankan kehidupannya dalam aspek
religious artinya weda digunakan sebagai landasan seseorang untuk mecapai tujuan
kehidupannya dan weda dapat dibagi menjadi beberapa fungsi berikut ini
 Veda sebagai sumber kebenaran, sumber etika, dan tingkah laku;
 Veda sebagai kitab suci Agama Hindu, dipergunakan untuk menuntun umat manusia
dalam usaha mencapai kesucian;
 Veda sebagai sumber ajaran kebenaran sehingga diutamakan oleh umat manusia di
dunia;
 Veda merupakan keyakinan yang sangat mendasar untuk mencapai tujuan akhir yaitu
Moksartham Jagadhita Ya Ca Iti Dharma.

Kita akan selalu senantiasa dihadapkan dengan berbagai masalah atau persoalan yang
akan datang silih berganti. Dalam hal ini kita harus memiliki sifat kesabaran atau
ketabahan dalam hal menghadapi suatu masalah itu. Salah satu caranya adalah
meningkatkan sradha dan bhakti kita. Disini agamalah memiliki peran yang amat penting
dalam meningkatkan hal tersebut.Agama memiliki peran yang amat penting dalam
kehidupan umat manusia, mulaidari menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan
suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari peran agama amat
penting bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi agama dalam kehidupan setiap
pribadimenjadi sebuah keniscayaan, maka dari itu agama perlu ditempuh melalui
pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, di lembaga pendidikan
formalmaupun nonformal serta masyarakat.Pendidikan Agama dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadimanusia yang beriman dan bertakwa tentunya kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia serta peningkatan potensi spritual.
Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari
pendidikan Agama. Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada
optimalisasi berbagai potensiyang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan
harkat dan martabatnyasebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.Ajaran agama
Hindu dapat dibagi menjadi tiga bagian yang dikenal dengan tiga kerangka dasar, di
mana bagian yang satu dengan lainnya saling mengisi, dansatu kesatuan yang bulat,
sehingga dapat dihayati, dan diamalkan untuk mencapaitujuan yang disebut Moksa. Tiga
kerangka dasarnya, yaitu: (1) tattwa, (2) susila,dan (3) upacara.
Namun pada kenyataannya pada saat ini karakter manusia mulai mengalamai
degradasi moral dan kerap terjadi hal yang bersebrangan dengan dharma.
Menghadapi keadaan seperti itu ajaran budi pekerti memberikan dorongan
berbuat baik kepada semua pihak sebagai berikut: “oleh karena itu seseorang hendaknya
selalu melaksanakan kebenaran, taat kepada ajaran suci (veda), bertingkahlaku terpuji,
sebagai orang yang mulia, selalu bersuci hati..... suatu perbuatan yang bila akhirnya tidak
memberikan kebahagiaan dan sangat dikutuk dunia ini (lokavikrusta) bukanlah dharma
dan harus ditinggalkan” (Yajnavalkya Smerti(IV-17- 176). Ajaran ini memberikan
penerangan kepada semua manusia untuk mampu menghadapi tantangan untuk bisa
mengendalikan diri agar semua perbuatan yang dilakukan berdasarkan dharma
Melalui karya tulis atau makalah ini saya mencoba untuk mengingatkan kembali salah
satu materidalam pelajaran agama Hindu, yaitu tentang Weda Sebagai Sumber Ajaran
Budi Pekerti.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Weda?
2. Bagaimana Weda dikatakan sebagai sumber ajaran Budi Pekerti?
3. Apa contoh ajaran Weda sebagai sumber ajaran Budi Pekerti?

C. Tujuan
1. Untuk dapat mendeskripsikan pengertian Weda
2. Agar dapat memahami Weda sebagai suamber ajaran Budi Pekerti
3. Untuk dapat mengidentifikasi Weda sebagi sumber ajaran Budi Pekerti

D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Pembuatan makalah ini dapat menambah pengetahuan dalam menyusunmakalah atau
karya ilmiah ini beserta presentasinya, serta dapat memperoleh pengetahuan tentang
Etika. Selain itu, pembuatan makalah atau karya tulis yang akan dipresentasikan ini
dapat meningkatkan mental berbicara dan kepercayaan diri di depan umum.

2. Bagi Pembaca
Pembaca dapat menambah ilmu dan wawasan mengenai Etika, yangnantinya dapat
dijadikan pedoman dalam kehidupan beragama, khususnya AgamaHindu. Mengerti
arti dan makna Weda sebagai Sumber ajaran budi pekerti dan tentunya cara yang
tepat untuk implementasi kebenaran, kebajikan, kasih sayang, kedamaian dan tanpa
kekerasan dalam kehidupan bersama sehari-hari
Bab ii pembahasan

A. Pengertian weda

Kata Veda berasal dari bahasa Sanskerta, berakar kata Vid yang artinya ilmu
pengetahuan. Tetapi tidak semua ilmu pengetahuan dapat disebut sebagai Veda. Veda
adalah ilmu pengetahuan yang mengandung tuntunan rohani agar manusia mencapai
kesempurnaan hidup atau paravidya. Veda juga mengandung ilmu pengetahuan tentang
ciptaan Brahman atau aparavidya untuk tujuan memuliakan hidup manusia dan alam
semesta.

Veda disebut sebagai kitab suci Agama Hindu, karena berbentuk buku atau kitab
disucikan oleh pemeluk agama Hindu, diyakini sebagai wahyu Tuhan, dan dipakai
sebagai pedoman dasar hidup oleh umat Hindu dalam melakukan hidup bermasyarakat.

Veda juga disebut sebagai mantra, terutama ketika diucapkan dengan hikmat oleh
para Sulinggih. Perhatikan ketika ada Sulinggih atau Pandita yang sedang merapalkan
mantra, maka Sulinggih itu disebut sebagai sedang ngaveda. Dalam konteks ini, Veda
berarti pujastuti atau mantra.

B. Pengertian Budi Pekerti

Pengertian budi pekerti menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 1989


adalah sebuah tingkah laku, perangai, serta akhlak dan watak. Budi pekerti secara
epistimologi terdiri atas dua kata yaitu budi dan pekerti. Budi dalam Bahasa Sansekerta
berarti kesadaran, pengertian, pikiran, dan kecerdasan. Sedangkan pekerti adalah
penampilan, perilaku, dan aktualisasi. Sehingga budi pekerti dapat dimaknai sebagai
sebuah kesadaran seseorang dalam bertindak dan berperilaku.

Pengertian Budi Pekerti atau Perilaku adalah istilah dari bahasa Jawa yang berarti
berpikir dan makna bertindak. Dengan teknik-teknik ini, Anda dapat yakin bahwa
pemahaman karakter melengkapi sikap atau perilaku seseorang, perilaku keluarga atau
komunitas mengenai etika dan norma.

Menurut terminologi, pemahaman tentang perilaku adalah nilai perilaku manusia


dan diukur dalam hal kebajikan dan kebajikan dengan mengukur norma-norma agama,
norma etis, hukum, serta tata krama atau budaya / adat istiadat masyarakat atau negara.

Budi pekerti merupakan sebuah sikap positif yang termasuk didalamnya adalah


tindakan sopan santun. Budi pekerti merupakan sebuah sikap dan tindakan yang
diperoleh berdasarkan kebiasaaan yang dilakukan sedari kecil. Budi pekerti adalah
sebuah sikap yang akan terbentuk dalam benak setiap orang serta dengan sendirinya
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Budi pekerti dapat diasosiasikan dengan moral,
etika, akhlak mulia, tata krama, dan sopan santun.

Budi pekerti memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah sebagai landasan


berperilaku di masyarakat. Budi pekerti memang harus diajarkan sejak dini kepada anak.
Hal ini dilakukan karena dapat mendorong kebiasaan berperilaku anak tersebut supaya
memiliki moral dan etika yang baik. Budi pekerti anak dapat diajarkan melalui
keteladanan, pola hidup sederhana, kegiatan spontan seperti sebuah tindakan sebab-akibat
yang dilakukan pada saat itu juga misalnya peringatan tentang kesalahan yang dilakukan
berupa teguran, sanksi atau sikap saling memaafkan. Selain itu budi pekerti dapat
diajarkan melalui kegiatan yang dilakukan secara rutin. Pendidikan budi pekerti ini
memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Media pengembangan, yaitu sebagai tahap tingkatan agar dapat berperilaku yang
lebih baik di keluarga maupun masyarakat.

2. Penyaluran, yaitu sebagai sarana memanfaatkan keahlian tertentu agar semakin


tersalurkan dengan optimal serta dapat bermanfaat untuk orang lain.

3. Perbaikan, yaitu sebagai tahap evaluasi tindakan. Supaya jika tanpa sengaja terjadi
kesalahan, maka dengan mudah dapat memperbaiki kesalahan tersebut.
4. Pencegahan, yaitu tahapan yang berfungsi untuk mencegah segala tindakan dan
perilaku yang dinilai buruk atau kurang baik di masyarakat.

5. Pembersih, yaitu rasa tanggung jawab secara psikologis. Seperti menjauhi perasaan
sombong, pendendam, pemarah, iri hati, dan lebih memiliki rasa tenggang rasa,
menghormati, sopan santun, dan lain sebagainya.

6. Filter, yaitu sebagai media penyaring kebudayaan yang sesuai dengan budi


pekerti dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Budi pekerti memiliki beberapa contoh konkret yang dapat ditunjukkan melalui tindakan
yang dilakukan sehari-hari oleh seorang individu di masyarakat. Beberapa contoh budi
pekerti yang biasanya terjadi di masyarakat antara lain adalah sebagai berikut :

1. Bicara dengan Sopan

Seseorang yang memiliki budi pekerti pasti menerapkan sikap dan perilaku sopan


baik kepada anak muda dan terlebih lagi kepada orang lain yang lebih tua.
Misalnya pada saat berbicara seseorang tersebut akan berbicara dengan sopan
santun dan tutur kata yang santun dan lembut. Gaya bicara dan penuturan yang
diucapkan juga menggunakan intonasi yang tidak tinggi serta tidak melibatkan
emosi yang berlebihan. Contoh untuk sikap ini sangat banyak dan beragam,
misalnya seorang murid terhadap guru, seorang rekan kerja dengan rekan kerja
yang lain, seorang anak kepada ibu, dan lain sebagainya.

2. Sikap Rendah Hati

Sikap yang rendah hati diwujudkan dalam tindakan maupun perilaku yang


tercermin melalui perbuatan nyata antara individu dengan orang lain baik suatu
kelompok maupun masyarakat. Sikap rendah hati ini juga terkait dengan sikap
sopan dan tidak menyombongkan diri. Salah satu contoh sikap rendah diri adalah
ketika seorang murid menjadi juara sekolah dan tidak menyombongkan
kepintarannya dalam hal tersebut, maka seseorang tersebut dapat dikatakan
memiliki budi pekerti yang baik.

Budi pekerti merupakan sebuah kebiasaan yang diperoleh sejak kecil. Budi pekerti yang
diajarkan di keluarga akan mengajarkan tentang norma dan moral yang dapat diterima
dan dinilai baik di masyarakat. Contohnya adalah ajaran untuk saling berbagi kepada satu
sama lain dan tidak berebutan serta mau mengalah (berbagi mainan kepada kakak/adik),
saling memaafkan, dan lain sebagainya. Menurut budi pekerti orang Jawa, hal-hal yang
biasa dilakukan misalnya adalah berperilaku yang halus dan sopan, menggunakan bahasa
halus (kromo) kepada orang yang lebih tua atau yang lebih dihormati, memahami dan
mengajarkan kearifan serta pepatah Jawa, misalnya suatu hal yang dianggap “ora
ilok” (Jawa : tidak baik) maka hal tersebut harus dipatuhi. Misalnya ora ilok makan
sambil berdiri, ora ilok makan di dekat pintu, dan hal-hal yang lainnya. Aturan-aturan
Jawa tersebut sebenarnya memberikan kearifan-kearifan lokal yang mengajarkan tentang
moral dan budi pekerti yang baik.

C. Weda Sebagai Sumber Ajaran Budi Pekerti

Ajaran suci Veda yang bersumber dari wahyu Tuhan mengandung hal yang
pokok, yaitu:

Tuntunan Hidup Manusia. Ajaran suci Veda berisi tentang aturan tingkah laku
manusia berupa anjuran untuk berbuat baik, larangan untuk melakukan kejahatan,
ganjaran bagi mereka yang melakukan perbuatan baik, dan hukuman bagi mereka yang
melakukan kejahatan. Selain itu, Veda juga mengandung ajaran pokok tentang cara
memuliakan Tuhan. Pokok ajaran Veda ini memberikan motivasi kepada umat manusia
untuk selalu berbuat baik dan takwa kepada Tuhan.

Ajaran yang relevan sepanjang zaman. Menurut Veda, wahyu Tuhan ini tidak ada
awal dan tidak ada akhirnya. Veda selalu menjadi solusi terhadap permasalahan umat
manusia sepanjang zaman di semua belahan dunia 
Telah dijelaskan bahwa kitab suci Weda merupakan kitab suci umat beragama
Hindu yang digunakan sebagai pedoman untuk hidup beragama dan berbudi pekerti yang
baik. Weda sebagai sumber ajaran budi perkerti artinya Weda adalah pedoman dalam
menjalankan kehidupannya dalam aspek prilaku dan perbuatannya artinya weda
digunakan sebagai landasan seseorang untuk mecapai tujuan kehidupannya. Dimana
dalam konsep agama Hindu kita mengenal ajaran Tri Kerangka Dasar Agama Hindu
yaitu ; Tattwa, Susila dan upacara.

Salah satu bagiannya yaitu susila mengajarkan manusia untuk bertingkah laku
yang baik dalam mengadakan hubungan timbal balik yang selaras dan harmonis antara
sesama manusia dengan alam semesta dan dengan tuhan (tri hita karana). Setiap individu
guna mencapai kesempurnaan dan kesucian hidupnya hendaknya selalu menjaga
kesucian pikiran, perkataan, dan perbuatan (tri kaya parisudha).

Di lingkungan keluarga misalnya, anak-anak hendaknya berbicara dan bertingkah laku


yang sopan terhadap orang tua. Orang tua juga hendaknya memberi contoh/teladan
tentang perilaku yang baik kepada anaknya, sehingga terjadi hubungan yang harmonis di
lingkungan keluarga.

Dalam menjaga hubungan dengan alam,  ketika akan menebang pohon untuk digunakan,
maka hendaknya menanam pohon baru sebagai pengganti. Setiap orang hendaknya
merawat lingkungan sekitar sehingga alam tetap lestari.

Sementara untuk menjaga hubungan dengan Ida Sanghyang Widi/Tuhan, dapat dilakukan
dengan Nitya Yadnya (persembahyangan Tri Sandhya, Mesesaiban/Ngejot), dan
Naimitika Yadnya (persembahyangan pada waktu-waktu tertentu misalnya hari-hari suci,
Tilem, Purnama, Galungan, Kuningan, Nyepi dan hari suci lainya). Selain kedua cara di
atas, hubungan dengan Tuhan dapat pula dilakukan dengan berdoa dalam kegiatan sehari-
hari (doa makan, sebelum makan, mau bekerja dan sebagainya) dapat pula dengan
berjapa.
https://sites.google.com/site/pendidikanagamahindudesi/bahan-ajar-kls-7-smtr-2/weda
https://kemenag.go.id/read/memahami-tiga-kerangka-dasar-agama-hindu-v3ojj
http://ciputrauceo.net/blog/2016/9/2/perbedaan-budi-pekerti-moral-dan-etika
https://kemenag.go.id/read/memahami-ajaran-sanatana-dharma-kvml7\

Anda mungkin juga menyukai