Anda di halaman 1dari 4

TUGAS UTS ASESSMEN PENDIDIKAN

Instrument HOTS Dan Analisis Permasalahan Oleh Kasus Ibu Desak Made

Nama : I Gusti Ayu Yohanda Wutama


Nim :19 1111 16
Kelas : Pagi (A)
Prodi : Pendidikan Agama Hindu
Semester : IV (Empat)
Mata Kuliah : Assesmen Pendidikan

KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


INSTITUT AGAMA HINDU NEGERI GDE PUDJA MATARAM
2021
1. Bagaimana pendapat anda tentang umat hindu dilarang membaca kitab suci? Dan berikan
analisis!

Masalah : Salah satu pernyataan yang dilontarkan oleh ibu desak made ialah bahwa ia
kebingungan mengapa ia tidak boleh membaca kitab suci agama hindu yaitu weda. Ia
berkata demikian karena ia ingin tahu tentang apa isi kitab, nabi atau dewa yang ada
didalamnya. Namun tidak mendapat jawaban samasekali. Sehingga ia menjadi terus
kebingungan.
Evaluasi : weda meruppakan kitab yang disucikan oleh umat agama hindu.
Banyak nilai-nilai kehidupan, kebenaran, dan segala tentang ketuhanan, dewa ataupun
mengenai segala hal tentang ciptaanNya, kitab suci weda bukanlah sekedar kitab biasa
yang dapat kita pelajari ataupun hanya membacanya saja, namun ada banyak prsoses
yang harus dilakukan sebelum ingin memantapkan diri untuk mempelajari weda.
Mengapa demikian? Karena weda menggunakan bahasa “dewa” jadi tidak semua orang
dapat langsung menegrti atauppun memahami apa yang dimaksud dalam weda tersebut,
selain itu terdapat sloka yang mengatakan bahwa Weda takut kepada orang yang bodoh.
Maksudnya ialah bahwa tidak boleh sembarang orang yang mempelajari weda tanpa ada
orang yang sudah ahli atau yang sudah memumpuni dalam weda untuk mendapampingi
agar tidak terjadi salah penafsiran dari isi weda yang menyebabkan hal-hal yang tidak
diinginkan terjadi seperti konflik ataupun salah kaprah. Oleh karena itu kita sering
mendengar bahwa kita belum boleh membaca Weda sebelum waktunya, namun hal ini ,
menjadi salah kaprah pda masyarakat yang seolah-olah mengaggap weda merupakan hal
yang benar-benar ditakuti, namun pada keyataannya tidak demikian.
Pemecahan masalah : kita sebagai anak dan sebagai penuntu ilmu terkadang
memiliki segudang pertanyaan yang ingin kita pecahkan tentang apapun itu termasuk
weda. Untuk mengatasi keeingintahuan tersebut kita perlu melakukan eksplorasi secara
langsung. Secara keagamaan Jika benar-benar ingin mempelajari kitab suci weda kita
perlu melakukan upacara ynag disebut dengan Upanayana oleh pandita ataupun oleh
pinandita. Setelah itu kita perlu menemukan pendamping yang memang memumpuni
dalam bidang keagamaaan ataupun weda agar kita dapat diarahkan ataupun dibimbing
langsung oleh ahlinya.

2. Mengapa umat hindu Bali memiliki tradisi membakar jenazah (ngaben)? Dan berikan
solusi anda tentang ngaben yang banyak memakan biaya!

Masalah : pernyataan selanjutnya dikatakan bahwa ibu desak mengatakan sangat takut
jika ada upacara pembakaran mayat dan bingung mengapa umat hindu harus dibakar,
dikremasi, dan abunya disembah-sembah. Selain itu biaya ngaben yang sangat besar
sangat memberatkan kan orang yang dari ekkonomi lemah. Pernyataan ibu desak yang
demikian didasari oleh pengetahuan ajaran yang dipercayainya saat ini dimana, orang
yang meninggal hanya dibungkus sehelaikain dan dimakamkan saja.
Evaluasi : Di Bali ada berbagai macam upacara yajna yang dilakukan untuk sang pitara
ataupun kepada salah satu keluarga yang telah berpulang dan tidak hanya upacara yang
harus dikremasi saja, masih banyak jenis-jenis upacara yajnanya, sesuai dengan
kepercayaan dan tradisi yang berlaku di daerah tersebut. Ngaben merupakan salah satu
uapacara yajna yang ada di hindu bali. Upacara ngaben dilakukan oleh keluarga yang
sudah ditinggalkan agar orang yang meninggal terebut segera terbebas dari ikatan
keduniawian karena tubuh kita berasal dari lima elemen pembentuk alam semesta atau
panca mahabutha sehingga upacara pembakaran mayat pada ngaben diharapkan agar
terlepas dengan ikatan keduniawian dan unsure panca mahabuthanya dapt kembali lagi ke
asalnya.
Penyelesaian masalah : Ngaben adalah salah satu bentuk tradisi dan budaya umat hindu
bali dalam menjalankan upacara kematian, tentu disetiap daerah dan kepercayaan orang
memiliki tradisi dan buadayanya msing-masing sesuai dengan aturan-aturan yang
berlaku, dan kita harus saling menghormati satu sama lain antar umat beragama ataupun
antar suku dan ras. Jika kita ingin dihormati maka belajarlah untuk menghormati oleh
orang lain terlebih dahulu. Kemudian membahas biaya yang dihabiskan untuk upacara
ngaben yang sangat besar yang dikatakan memberatkan orang yang berekonomi lemah.
Memang benar jika diadakan dengan sangat megah dan mewah pasti akan mengahbiskan
banyak dana. Namun dalam upacara agama hindu terdapat tingkatan dalam melaksanajan
yajna atau upacara yaitu Nista, Madya dan Utama. Jika kita memiliki cukup dana atapun
merasa cukup untuk melaksanakan upacara yang megah kita dapat menggunakan
tingkatan Utama. Jika dirasa ingin melkasanakan upacara yang sederhana dapat
menggunakan tingkatan madya. Selanjutnya tingkatan Nista tingkatan yang paling
sederhana dimana menggunakan inti-intinya saja. Pada saat ini sudah ada cara alternative
untuk keluarga yang berekonomi lemah yang ingin melaksanakan ngaben dapat
mengikuti ngaben missal yang tentunya akan lebih menghemat biaya dan berharap dapat
mengurangi beban biaya.

3. Agama hindu sering dikaitkan dengan menyembah patung dan berhala jelaskan pendapat
anda!

Masalah : masalah selanjutnya dari pernyataan ibu desak made menyatakan bahwa agama
Hindu menyembah patung dan berhala jadi tidak sesuai dengan ajaran yang ada di dalam
ajarannya

Evaluasi : umat hindu di Bali mensakralkan Patung atupun arca bukan semata-mata
menyembah patung itu sendiri, patung ataupun arca digunakan sebagai symbol dari
kemahakuasaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang memiliki berbagai bentuk manifestasi
sehingga memiliki banyak bentuk arca ataupuun symbol. Patung, arca ataupun symbol-
simbol yang kita telah jumpai digunakan agar kita dapat memfokuskan pikiran kita ke
bentuk ataupun symbol itu sebagai lambang dari KemahakuasaanNya, karena kita tahu
bahwa Sifat dari Tuhan itu adalah Acintya atau tidak terpikirkan, jadi bagaimana bisa kita
memikiirkan bentuk tuhan yang asli jika Beliau tidak memiliki bentuk ataupun tidak
dapat dipikirkan. Jadi pengguanan patung atau arca ini membantu kita untuk memusatkan
pikiran dan energi kita ke satu arah.

Pemecahan masalah: kita sebagai masyarakat yang hidup berdampingan dengan orang-
orang yang memiliki berbagai macam suku, adat dan budaya perlu untuk menanamkan
sikap toleransi. Kita meyakini ajaran agama untuk menuntun kita kepada jalan kebenaran
bukan sebagai pembanding ataupun tolak ukur mana yang paling benar dan paling mulia
karena itu semua tergantung dari kita bagaimana mengamalkan nilai-nilai ajaran tersebut

4. Berikan analasis mengenai bahwa Hindu di India tidak memakai sajen berbeda dengan
orang Hindu Bali yang mempersembahkan berbagai macam sajen sampai harus
memototong ayam dan jelaskan apa tujuanya!

Masalah: masalah selanjutnya adalah pernyataan yang mengatakan bahwa Hindu di India
tidak memakai sajen berbeda dengan orang Hindu Bali yang mempersembahkan berbagai
macam sajen sampai harus memototong ayam yang berbeda wrna dan menganggap hal
itu sebagai hal yang seram.

Evaluasi : tradisi di India dan di Bali memang memiliki banyak perbedaan dan persamaan
baik dari cara sembahyang, tempat suci, pola makan, sajen dan hari rayanya pun tidak
semua nya sama karena ajaran di India langsung mengambil dari Weda sedangkan Hindu
di bali mengalami Akulturasi dengan Hindu India Budha dan tradisi dari Bali itu sendiri
sehingga ada banyak perbedaan jika kita lihat secara langsung, namun itulah ajaran
agama hinduu yang sebenarnya yang memiliki sifat universal dan fleksibel selama masih
memiliki prinsip dan tujuan yang sama jadii perbedaan itu tidak meghalangi kita untuk
memuja kemahakuasaannya. Selanjutnya makna memotong ayam yang berwarna putih,
hitam ataupun brunbun memiliki masing masing makna dan arti tersendiri dan semua itu
bertujuan untuk menetralkan energy negative yang ada dilingkungan kita karena kita
hidup berdampingan dengan segala bentuk bhuta kala agar dapat hidup damai dan
tentram tanpa harus menggangu satu sama lain.

Pemecahan masalah:
Masalah ini memang tidak akan pernah ada habisnya jika membahas agama yang satu
dengan yang lain, kepercayaaan yang satu denggan yang lain jika masih memntingkan
ego masing-massing mana yang paling benar dan yang paling baik, maka dari itu kita
sebagai umat beragama tidak perlu untuk menjelek-jelekan suatu agama dan kepercayaan
agar terlihat paling benar dan paling mulia selama ajaran tersebut tidak merugikan orang
lain dan melenceng dari norma-norma kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai