Om Swastyastu
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ida sanghyang widhi wasa karena atas
asung kerta waranugrahanyalah sehingga saya dapat menyusun makalah ini yang
berjudul orang suci dengan tepat waktu.
Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen agama hindu sebagai
pembimbing atau pengajar bidang studi agama hindu yang telah membimbing
saya untuk dapat menyelasaikan makalah ini, dan kesediaan teman teman dalam
membantu terselesaikannya makalah ini.terima kasih juga saya ucapkan kepada
warnet batle yang telah memberikan informasi atau materi yang berkaitan dengan
ajaran agama hindu serta segala pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini.
Akhirnya kami mengharapkan segala masukan baik berupa kritik maupun
saran saran demi perbaikan makalah ini dan dengan suatu harapan yang tinggi
agar makalah yang sederhana ini dapat memberikan sumbangan pikiran demi
berkembangnya nilai nilai agama hindu dan semoga makalah yang saya buat ini
memberikan manfaat yang besar bagi pembaca.
NI MADE LISNAWATI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama Hindu adalah agama yang mempunyai usia terpanjang merupakan
agama yang pertama dikenal oleh manusia. Dalam uraian ini akan dijelaskan kapan
dan
dimana
agama
itu
diwahyukan
dan
uraian
singkat
tentang
proses
A. Tujuan
Mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
1. Menumbuhkembangkan dan meningkatkan kualitas Sradha dan Bhakti
melalui pemberian, pemupukan, penghayatan dan pengamalan ajaran agama
2. Membangun insan Hindu yang dapat mewujudkan nilai-nilai Moksartham
Jagathita dalam kehidupannya.
Bab ii
Orang suci
A. PENGERTIAN ORANG SUCI
Setiap orang yang beragama hindu memiliki kewajiban untuk menyucikan
diri. Namun belum tentu semua penganut agama hindu ddapat disebut sebagai orang
suci. Tidak banyak orang tahu atau mengenal bagaimana sesungguhnya proses
terjadinya sehingga mereka tergolong orang suci. Pada umumnya orang suci dikenal
karena tugasnya, pengabdiannya dan mungkin juga karena kepemimpinannya
dibidang agama, sehingga mereka menjadi terhormat dan terkenal. Disamping itu
juga karena ada sifatnya yang khas dan khusus, mungkin kita dapat sebutkan adalah
karena kesaktiannya atau kemukjizatannya, kesucian perbuatan serta idealismenya
yang sedemikian patuh pada tugas dan fungsinya dibidang agama menyebabkan
mereka menjadi orang suci .
Jadi yang dimaksud orang suci dalam agam hindu adalah seorang ( rsi /
bhagawan ) yang atas usahanya melakukan tapa, bratha, yoga dn samadhi, sehingga
memiliki kesucian dan dapat menghubungkan dirinya kehadapan Ida Sang Hyang
Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, serta dapat mengetahui segala sesuatu yang
terjadi baik dimasa lampau , sekarang maupun yang akan datang .
Disamping beliau tersebut diatas, umat hindu juga mengenal atau memiliki
orang suci yang disebut Dangascarya atau Sulinggih. Dangascarya atau Sulinggih
adalah seseorang yang atas usahanya melakukan tapa, Bratha yoga, dan samadhi,
memiliki kesucian dan dapat menghubungkan diri dengan tuhan , namun masih
dipandang belum dapat melepaskan diri dari ikatan keduniawian, sehingga beliau
wajib melakukan upacara penyucian diri secara terus menerus, masih perlu mengajar
dan mwmimpin pelaksanaan upacara keagamaan sehari-hari ( lokapala sraya). Terkait
dengan hal ini dalam praktik kehidupan beragama sehari- hari, kita mengenal nama
nama orang suci seperti pendeta, nabe,pendeta, dan pinandita. Semua yang disebut
Berdasarkan ilmu bahasa, kata Rsi dikatakan dari akar R yang berarti
suara gaib yang kemudian berarti wahyu atau revelasi. Semua mantra merupakan
wahyu (sruti) sehingga para rsi yang kedudukannya sebagai penerima wahyu,
dikenal denan nama Surta Rsi ia juga diebut Satya Rsi karena suara-suara yang
disampaikan berasal dari tuhan Yang Maha Esa adalah maha benar. Satya artinya
kebenaran yang absolut. Disebabkan oleh karena para rsi itu adalah sebagai penerima
wahyu, maka secara fungsional para rsi itu berkewajiban untuk :
a. memahami suara
b. menyampaikan segala sesuatu yang didengar
c. menulis apa yang telah didengar dan dimengerti itu
berdasarkan penjelasan yang terdapat dalam kitab kitab purana namanama kelompok para rsi dapat diklasifikasikan menjadi tiga, antara lain :
a. Brahma Rsi, misalnya : Wasista
b. Raja Rsi, misalnya Wiswamitra
c. Dewa Rsi, misalnya : Kasyapa
Disamping pembagian tiga kelompok nama Rsi tersebut, terdapat juga
penjelasan lain tentang para rsi itu. Dri penjelasan itu bila kita perhatikan secara
benar tidak lain adalah merupakan uraian tentang fungsi dari para rsi tersebut.
Diantaranya ada yang disebut dengan satyarsi atau srutarsi atau yang lainnya.
Yang kesemuanya itu disebut Maha Rsi, yang sebutan ini adalah untuk
membedakan dari para rsi timul kemudian semua kelompok Rsi tersebut diatas
adalah merupakan induk, karena selanjutnya dari kelompok kelompok itulah
akhirnya berkembang berbagai para Rsi. Seorang Brahmana Rsi pada hakekatnya
bertugas mengembangkan, mempelajari dan mengajarkan Catur Weda, Dharmasastra,
Sadangga Weda, Mimamsa, dan Nyayasastra. Hanya dengan penguasaan ilmu yang
mengkhusus dibidang itu kita dapat mengatakan sifat dan fungsinya sebagai Brahma
Rsi dapat dipertahankan. Ini tidak berarti kelompok kedua Rsi lainnya dapat
mengabaikannya melainkan para Rsi yang bersangkutan hendaknya juga mengetahui
dan mendalami Weda.
Dharmanah
( menjadi
karena
kemauan
pratyaksa,
yaitu
penegtahuannya langsung)
f. Gotraprawartaka ( mempunyai keturunan )
g. Satkarmanirala ( tidak terhalang melakukan yadnya )
h. Silinah ( berpegang teguh pada kesusilaan)
i. Cramedhinah ( gemar dalam tugas rumah tangga dan tidak tkut pada makanan
sederhana)
Bila seorang rsi dapat mempertahankan sifat- sifat seperti itu maka yang
bersangkutan dapat mempertahankan ke-rsi-annya, dan dikenal secara terus menerus
sebagai maharsi. Itulah pula sebabnya setiap orang yang telah dinobatkan untuk
menjadi rsi metreka harus berpegang teguh kepada brata ( pantangan ) untuk
kitab Purana. Selain itu tentang sebutan para Maharsi juga dapat dikelompokkan
berdasarkan kedudukan atau fungsinya. Berdasarkan kedudukan tau fungsinya,
sebutan atau nama para maharsi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Srauta atrinya para Maharsi sebagai penerima wahyu atau yang mendengarkan
suara gaib.
b. Satya artinya para Maharsi yang selalu berkebenatran dan jujur
c. Tapa artinya para Maharsi yang selalu mampu mengendalikan diri
d. Widya artinya para Maharsi yang berilmu atau ilmuan
Dengan adanya empat sifat tersebut diatas menjadi sangat jelas bahwa, apapun
fungsi, kedudukan serta betapapun sejarahnya dinilai sangat penting dalam arti
bertanggung jawab terhadap perkembangan dan arah pembangunan agama Hindu.
3. Orang Suci dalam Kedudukan Melalui Proses Penyucian Upacara Agama
Berdasarkan proses penyucian, sebutan atau nama orang suci Hindu dapat
digolongkan menjadi beberapa golongan, antara lain :
a. golongan rohaniawan Hindu yang dwijati yang sering disbut dengn nama
sulinggih atau pendeta yang termasuk kelompok golongan ini, antara lain :
1.
Pedanda
2.
Bhagawan
3.
Rsi
4.
Bujangga
5.
Empu
6.
Dukuh
b. golongan rohaniawan hindu yang proses penyucian hanya sampai pada tingkat
pewintenan agung ( paling tinggi ) disebut dengna nama pinandita eka jati .
Yang termasuk golongan ini antara lain :
1.
Pemangku
2.
Wasi
3.
Mangku Dalang
4.
Pengemban
5.
Dharma Acarya
6.
umat hindu, dalam keputusan maha sabha ke 2 dilaksanakan pada tahun 1986
menetapkan pula syarat-syarat kesehatan lahir bhatin bagi mereka yang akan menjadi
orang suci atau kepala agama. Kesehatan jasmani dan rohani itu di tentukan atau di
tekankan pada kematangan fisik maupun rohani. Hal ini dinyatakan bahwa bagi setiap
calon yang akan menyucikan diri sebagai pemuka agama hendaknya berumur cukup
dewasa.
Dengan terpenuhinya syarat-syarat fisik bagi setiap orang suci diharapkan
para pemuka agama itu akan dapat menunaikan tugas-tugasnya dimasyarakat dengan
sebaik-baiknya. Hal semacam ini dipandang cukup penting, mengingat bahwa sebagai
pemuka agama terlebih bagi yang mengeban tugas lokaphala sraya, yaitu tugas
untuk meladeni atau melayani umat dalam melaksanakan ibadah agamanya tentu
akan memerlukan ketangguhan fisik yang baik. Sering kali terjadi misalnya orang
pemangku dan pendeta harus memuja ditempat yang jauh dan bahkan juga memuja
sampai larut malam. Untuk itulah diperlukan kesehatan fisik yang sebaik-baiknya.
2. SYARAT KESUSILAAN
Dharma adalah pegangan hidup bagi setiap orang yang telah suci atau pemuka
agama. Sebagai landasan kesusilaan yang terpenting bagi calon pinnandita dan juga
pendeta hendaknya dapat mengamalkan ajaran Yama dan Niyama Bratha dengam
baik dan sempurna. Disamping itu juga ajaran-ajaran kesusilaan yang lainnya. Syarat
kesusilaan adalah merupakan syarat yang paling mendasar yang harus dipenuhi
sebelum seseorang diijinkan lebih lanjut mempelajari weda.
Didalam naskah siswa sesana, ada menyebutkan tentang syarat-syarat
kesusilaan sebagai berikutInilah para sadhaka yang patut dijadikan guru upaya oleh
dunia, acaranya yang teguh melaksanakan dharma sedhana, kuat dalam membuat
jasa, dan amal kebajikan, acarnya yang suci tikah lakunya, teguh berpegang pada
pedoman kebijaksanaan, bersih dan bersusila
Syarat kesusilaan ini di kukuhkan pula oleh parisuda hindu dharma pusat,
dalam keputusan Maha sabha ke ll 1986, yaitu dengan menetapkan adanya syarat
berkelakuan baik serta tidak pernah tersangkut perkara bagi calon pemuka agama
atau orang suci. Praktek kesusilaan yang tingi sangat ditekankan bagi setip orang
yang mencalonkan diri sebagai pendeta. Oleh karena pendeta dan pembuka agama
yang lainnya adalah merupakan contoh teladan bagi umat kebanyakan.
3. SYARAT PENGETAHUAN
Kemampuan berpengatuhan bagi setiap orang suci atau pemuka agama juga
sangat perlu dipenuhi. Walapun syarat ini harus dilandasi dengan syarat kesusilaan
yang terting terlebih dahulu. Tentulah menjadi kurang sempurna bilamana seseorang
yang suci itu tidak bermoral walaupun memiliki pengetahuan yang tingi. Sangatlah
berbahaya pengetahuan itu kalau tiak dilandasi dengan sikap mental yang baik. Oleh
karena itu syarat pengetauan yang baik dipenuhi oleh seseorang calon sulinggih
(pinandita dan pendeta) itu ditempatkan setelah syarat kesusilaan.
Jelaslah syarat pengetahuan sebagai landasan untuk mempelajari weda juga
menduduki tempat yang penting bagi seorang calon sulingih(pinandita dan pendeta)
atau rohaniawan. Naskah siswa sesana kembali mengungkapkan syarat pengetahuan
yang harus dipenuhi oleh calon pendeta sebagai berikut:ini lah para sadhaka yang
patut dijadikan guru upadyaya oleh dunia, acarya/pendeta yang senior termasuk
senior dalam usia, acarya bijaksana yang paham ilmu suara, mendalami ilmu
agamanya, kuat dalam ilmu pengetahuan, dialektika, terutama ilmu tatabahasa, arcaya
yang ahli weda, mengerti tentang angsa(sad angga weda) dan pembagian catur weda,
mengetahui dan paham dalam membaca sruti dan smrti.
Parisadha hindu dharma pusat, sebagai majelis tertingi umat hindu
memberikan tambahan syarat pengetahuan yang harus dimiliki oleh calon pendeta itu
dengan kehurusan bagi umat yang mendiksa atau menyucikan diri paham akan bahasa
kawi, sansekerta dan indonesia serta memiliki pengetahuan umum, mendalami intisari
ajaran agama (filsafat,
4. SYARAT ADMINISTRASI
Prosedur administrasi yang harus ditempuh oleh seorang calon sulingih yang
akan didiksa diatur dalam keputusan masa sabda parisada hindu dharma pusat ke ll
tahun 1968. dalam prosedur administrasi tersebut diatur antara lain: yang menyangkut
kelengkapan surat pemohonan, prosedur menyampaikan serta tangang waktu
penyampaian. Dan juga disamping itu ditetapkan mengenai testing yang akan
dilaksanakan oleh parisada bersama-sama dengan calon sulinggih yang akan
disucikan.
Di antara proses penyucian sulingih antara pinandita dengan pendeta (dwijati)
tersebut dibedakan sedemikian rupa. Bagi calon pendeta atau sulingih tingkat
penyucian sampai pada tingkat diksa atau (mapodgala) yang tampak oleh nabe atau
guru nabe pendeta yang bersangkutan. Sedangkan untuk golongan pinandita (eka jati)
dipandang cukup hanya dengan tingkat pewintenan agung (tidak ditapak) oleh yang
menjadi gurunya. Dengan demikian bagi pendeta yang sudah di tapak oleh guru
nabenya yang diberi gelar dengan sebutan Dwi jati yang arti nya lahir dua kali,
yaitu lahir pertama sebagai kelahihan biologis dari seorang ibu dan bapak. Dan
kelahiran kedua adalah kelahiran dari guru atau lahir dari pengetahuan.
Menyangkut masalah upacara dwi jati atau podgala(diksa) kitab suci weda
menjelaskas sebagai brikut:
Dengan melaksanakan
bratha
seseorang
memperoleh
diksa, dengan
untuk mencapai satya. Disebabkan karena diksa itu sebagai tindak lanjut dari bratha
(pengendalian nafsu serakah) maka untuk mencari nabe atau guru terhormat maka
seorang calon sulinggih harus berhati-hati. Karena untuk masalah itu terjalin
hubungan rohani yang kental. Selain itu nantinya berakibat pada kedua belah pihak.
Sebagai seorang diksa (calon sulinggih) akan berakibat baik bagi nabe. Demikian
juga sebaliknya, baik nya seorang nabe akan berakibat baik pula pada calon diksita,
itu sebabnya secara sikap/prilaku dan moral antara diksita dengan nabe saling
menjaga untuk sama-sama dapat melangkah menuju peningkatan yang lebih baik
sebagaian pendakian kesucian.
Secara rinci peryaratan menjadi seorang sulingih disebutkan sebagai berikut:
a. laki-laki yang sudah berumah tangga atau melaksanakan sukla brahmacari.
b. Wanita yang sudah kawin atau melaksanakan sukla brahmacari (kanya)
c. Bagi setiap orang yang telah bersuami-istri dengan sah.
d. Minimal telah berumur 40 tahun.
e. Mempunyai pengetahuan tentang bahasa kawi, sanskerta, indonesia, pengetahuan
umum, dan mendalami ajaran agama.
f. Seha lahir dan bhatin, berbudi pekerti luhur, tahu sesama.
g. Tidak cacat fisik dan mental.
h. Tidak pernah tersangkut perkara pidana.
i. Telah dapat menunjuk nabe yang bersedia menuntutnya.
j. Sudah mampu melepaskan kegiatannya/tugas separti: pegawai negeri sipil atau
wiraswasa dan memokuskan diri pada satu pengabdian terhadap agama.
Selanjutnya disebutkan juga syarat-syarat untuk menjadi Nabe atau guru
dari seorang calon diksita, antara lain:
a. seorang nabe selalu dalam keadaan bersih dan sehat baik secara lahir maupun
bathin.
b. Mampu melepaskan diri dari ikatan keduniawian.
c. Tenang dan bijaksana
d. Selalu berpedoman pada kitab suci weda
e. Paham dan mengerti tentang catur weda
dan
menyebarkan
dharma.
Tugas
dan
kewajiban
seorang
atau
pendeta
bertugas
dan
berkewajiban
untuk
b. Nirupam
Artinya tidak berwarna, yaitu orang suci yang menepatkan dirinya pada suatu
golongan pada masyarakat, melainkan menjadi tonggak pancaran hidup
didunia dan selalu berpegang pada kemudi dan universal
c. Santam
Artinya damai, yaitu bewrsifat tenang, teguh iman, tidak pernah berbuat
kerena dorongan hawanafsu, serta memberikan ketenangan kepada seluruh
umat
d. Nirpharam
Artinya bertindak tanpa mengharapkan apa-apa. Beliau mengerjakan sesuatu
pekerjaan bukan diukur dariu besarnya upah, tetapi oleh rasa kemanusiaan
yang luhur
e. Durlabham
Artinya, seluruh perbuatan tidak bersifat egoistis, tidak individualisme,
melainkan senantiasa mewujudkan tat twam asi
f. Param
Artinya, berbadan dunia, yaitu beliau telah mampu menyatukan atmannya
dengan brahman melalui tapa, yoga, brate dan samadhi.
g. Nikharam
Artinya tidak berbohong, yaitu beliau tidak membenarkan orang yang mencuri
h. Padam aksam
Artinya moksa, yaitu menjadikan dunia ini bahagia dan sejahtra serta
menghentikan penderitaan
i. Urdustiyutwa
Artinya paling tinggi, yaitu beliau merupakan mahluk yany paling mulia, yang
selalu berpegang dan berlaksana sesuai dengan sabda tuhan yang maha esa.
Beliau adalah panutan umat manusia
j. Nirkasalam
Artinya melebihi segalanya, tidak tergambarkan jasanya dan kemuliaan yaitu
beliau mengatasi segalanya, tidak terikat oleh benda-benda duniawi, tidak
terpengaruh oleh tri guna dan sadripu
Demikianlah beberapa kewajiban yang paut dipedomani dan dilaksanakan
oleh orang suci dalam upaya untuk mewujudkan kesejahtraan dan kebahagiaan dunia
serta isinya.
E. SASANA SULINGGIH
Sasana sulinggih adalah tingkah laku atau norma susila dari para sulinggih.
Agar tidak terjadi penyimpangan perilaku dalm perikehidupan menjadi seorang
sulinggih maka kitab silakrama merumuskan apa yang patut dilakykan oleh seorang
seorang sulinggih. Jadi yang patut dilakukan dan apa yang patut dilakukan ole
seorang sulinggih dalam kehidupan sehari sehari ialah melaksanakan ajaran : Yama
Bratha, Nyama Bratha, Dasa Dharma, Catur Paramita, Tri Kaya Parisudha. Untuk itu
dapat dirinci lagi butir butirnya seperti dibawah ini :
a. Yama Bratha
Yama Bratha adalah pengendalian diri untuk mencapai kesempurnaan rohani
dan kesucian bathin yang termasuk didalamnya adalah :
1. Ahimsa, artinya tidak menyiksa, menyakiti hati
2. Brahmacari, artinya tekun menuntut ilmu pengetahuan, selalu berusaha
mengisi diri
3. Satya, artinya setia, juga untuk menuju kebenaran
4. Awyawaharika, artinya tidak berjual beli, jadi para sulunggih dilarang
berdagang.
5. Asteya, artinya seorang sulinggih dilarang mencuri atau menipu
b. Nyama bratha
Nyama Bratha adalah pengendalian diri tahap lanjut untuk mencapai
kesempurnaan rohani dan kesician Bathin. Adapun bagian ajaran Nyama
Bratha adalah :
1. Akroda yaitu seorang sulinggih pantang marah, dituntut berpenampilan
yang lemah lembut, simpatik.
Dari sasana yang diuraikan di atas disimpulkan dalm Tri Kaya Parisudha
yakni sumber perilaku itu semuanya bermuara dari pikiran,perkataan,dan perbuatan
yang benar dan suci.Siapa yang mampu menempatkan diri seperti ajaran yang
tersebut sudah menjadi cocok menyandag predikat diksta atau sulinggih.
dharmanah,
yaitu
menjadi
karena
kemauan
prakyaksa
pengetahuan langsung.
f. Gotaprarwartaka,Yaitu mempunyai keturunan
g. Satkarmanirala, yaitu tidak terhalang melakukan yajna.
h. Silinah, yautu berpegang teguh pada keusilaan.
i. Cramedhinah,yaitu gemar dalam tugas rumah tangga dan tidak takut pada
makanan sederhana.
Demikian beberapa sifat yang wajib dimiliki oleh orang suci.Bila seseorang
dapat mempertahankan kesuciannya dan dikenal terus menerus sebagai orang
suci.Itulah sebabnya setiap orang yang telah dinobatkan menjai orang suci,beliau
harus selalu berpegang teguh kepada bratha (Pantangan-pantangan) dalam upaya
G. JENIS-JENIS SULINGGIH
Ada tiga jenis sulinggih yang disebut Tri Sadaka yaitu Sang Sulinggih
Siwa,Sulinggih Budha Dan Sulinggih Bujangga.Mengenai nama-nama Sulinggihan
ada yang disebut pedanda,empu,Rsi dan Begawan.Uraian tentand jenis Sulinggih
sebagai berikut :
a. Sulinggih Siwa yaitu beliau mempunyai kewenangan untuk mengaturkan
Yadnya dengan pesaksi sanggah surya menycikan alam atas dengan
menurunkan kekuatan Sang Hyang Widhi.
b. Sulinggih Budha yaitu beliau mempunyai kewenangan mengaturkan
Yadnya untuk menyucikan alam tengah atau awang-awang dengan
mempertemukan kekuatan suci dari Sang Hyang Wasa dengan kekuatan
butha kala yang telah di Somya.
c. Sulinggih Bujangga Yaitu beliau mempunyai kewenangan untuk
mengaturkan Yadnya untuk membersihkan alam bawah (buni dan jagad)
nyupat Bhuta Kala sehingga beliau menjadi Somya.
Tentang nama atau gelar ke Sulinggihan selain di atas ada lagi yang disebut
sebagai berikut :
a. Pedanda adalah gelar kesulinggihan dari Brahmana Wangsa, beliau telah
melalui upacara diksa sehingga belia dipandang dan dihornati.
b. Dang Hyang adalah gelar kesulinggihandari Brahmana Wangsa beliau
sangat terhormat dan berjasa besar terhadap keselamatan umat dalam
menunbuh kembangkan keagamaan dan menjaga keagamaannya,sekaligus
menjadi guru besar dalam keagamaan.Orang suci yang bergelar Dang
Hyang misalnya Dang Hyang Dwi Jendra.
c. Rsi atau Begawan adalah gelar kesulinggihan dari Wangsa kesatria.Beliau
telah dipandang suci dang terhormat dalam masyarakat.
Istri
(wanita)
memakai
kain
yang
dasarnya
2.
Memakai
destar
putih
dan
berkampuh
Pada
waktu
memuja
mempergunakan
genta,pasepan,bunga,gandak
Sata dan tempat tirtha.
Demikian dijelaskan peranan,kedudukan dan fungsi orang suci dalam
kehidupan beragama hindu di masyarakat.Peranan,kedudukan dan fungsi dari
masing-masing orang suci bersangkutan dapat kita perhatikan dengan jelas
sebagaimana ciri-cirinya yang juga telah diuraikan di atas.
Agama hindu yang dianut oleh umat manusia dapat berkembang berdasarkan
Weda sebagai sumber ajarannya.Ajaran Weda menurut cacatan sejarah mulai
berkembang di lembah sungai Sindhu (India).Proses pengumpulan wahyu Tuhan
Yang Maha Esa ( Weda) di perkirakan terjadi pada tahun 2500 SM.Pengetahuan suci
yang terdapat dalam kitab Weda yang bersifat kekal dan abadi serta mengatasi
ruang,waktu dan keadaan.
Adapaun beberapa nama orang suci yang dapat di kisahkan dalam buku ini
adalah sebagai berikut :
1. Rsi Agatsya
Di dalam sejarah penyebaran Agama hindu, Rsi Agatsya sangat terkenal jasajasanya.Beliau merupakan pemengang obor dan memberi penerangan suci keseluruh
pelosok dunia.
Nama lain dari Maha Rsi Agatsya yaitu :
a. Agatsya Yatra artinya perjalanan suci yang tidak pernah mengenal kembali dalam
pengabdiannya untuk menegakkan dharma.
b.
Sagara artinya bapak dari lautan,karena mengarungi lautan-lautan yang luas demi
untuk dharma.
2. Bhagawan Wiyasa
Bhagawan Wiyasa adalah Maha Rsi yang dilahirkan di delta sungai
Yamuna.Bhagawan Wiyasa terkenal juga sebagai penegak kebenaran beserta keadilan
dan merupakan leluhur Bharata.Sebagai penerima wahyu,dan juga sari-sari ajarannya
dikumpulkan oleh Maha Rsi Wararuci dalam sebuah kitab disebut dengan nama
Sarassamuscaya
3. Mpu Tantular
Mpu Tantular adalah seorang rsi yang memiliki kepribadian luhur. Disamping
sebagai seorang rsi, beliau juga seorang pujangga besar. Hasil karyanya berupa syair
atau kekawin dirangkung dalam sebuah kitab yang disebut dengan nama sutasoma.
4. Mpu Kuturan
Didalam cerita calon arang , beliau bernama Mpu Kuturan, beliau hidup
dijaman kerajaan erlangga. Mpu kuturan adalah saudara kandung dari mpu baradah.
Mpu kuturan dan mpu baradah adalah penasehat dari perabu erlangga, ketika kerajaan
erlangga mulai mengalami pertentangan-pertentangan, sebagai akibat dari nasehat
mpu kuturan tidak didengarkan oleh para kesatria maka selanjutnya mengadakan
dharma yatra atau mengembara demi untuk kebenaran dan akhirnya sampailah
diujung pulau bali.
5. Mpu Bharadah
Mpu Bharadah adalah adik dari Mpu Kuturan. Nama Mpu Bharadah sangat
terkenal dalam tulisan tulisan sejarah keagamaan. Dia terkenal pengetahuannya
yang meliputi tiga zaman yakni zaman yang lampau, zaman sekarang dan zaman
yang akan datang. Dalam prasasti yang terdapat didalam arca mahaksobhya
disampang surabaya, disebut dengan : yang mulia Bharadah, maha guru dari para
pertapa dan para bijaksana yang terbaik.
6. Rsi Markandaya
Rsi Markandaya adalah orang suci yang pertama kali datang kebali untuk
menyebarkan ajaran agama hindu. Kedatangan beliau pertama kali kebali diikuti
denag rombongan kurang lebih berjumlah sebanyak empat ratus orang. Pada
kedatangan beliau yang kedua kalinya diikuti rombongan dengn jumlah kurang lebih
banyak dua ribu orang dinyatakan sampai kepulau bali.
7. Danghyang Dwijendra
Dikerajaan majapahit terdapat seorang rsi yang sangat terkenal, Danghyang
Dwijendra.
Beliau
sangat
dihormati
oleh
masyarakat
karena
kebesaran
Bab iii
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud orang suci adalah
seseorang karena sifatnya, tugas dan kewajibannya dalam hidup dan kehidupn ini
sepenuhnya mengabdikan diri untuk kpentingan agama yang dianut oleh umat
manusia.
B. SARAN
Kepada umat hindu kami menghimbau marilah kita tingkatkan sraddha dan
bakti kita melalui tri sandhya, sembahyang, dan berdoa sebab tiada jalan lain untuk
mewujudkan kebahagiaan yang sejati, kecuali mengikuti ajarannya, senantiasa
mendekatkan diri kepadanya, sebab pada umat yang bersemi sraddha dan bhakti
kepadanya,
ida
sang
hyang
widhi
wasa
senantiasa
hadir
didepannya,