Anda di halaman 1dari 14

Nama : I Gusti Ayu Yohanda Wutama

NiM : 19111116
Kelas : Pendidikan Agama Hindu
Mata Kuliah : Assesmen Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Ni Wayan Rasmini, S.E.,M.Ag
Hari/Tanggal : Senin, 12 Juli 2021

Instrumen Pendidikan

1. Hasil Belajar
Secara umum pengertian hasil belajar adalah perubahan perilaku dan kemampuan secara keseluruhan yang dimiliki
oleh siswa setelah belajar, yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang disebabkan oleh
pengalaman dan bukan hanya salah satu aspek potensi saja.
Hasil belajar adalah “kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai
atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar” (Kunandar, 2013:62)
Hasil belajar yaitu “perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif,
dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar” (Susanto, 2013:5).
Menurut A. Tabrani Rusyan (2000:65) dalam bukunya yang berjudul Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar,
“Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seorang siswa setelah ia melakukan kegiatan belajar mengajar tertentu atau
setelah ia menerima pengajaran dari seorang guru pada suatu saat”. Pengertian hasil belajar yang lebih sederhana lagi, “hasil
belajar pada dasarnya merupakan akibat dari suatu proses belajar”(Nana Sudjana, 2000:28).
Hasil belajar merupakan suatu proses dimana suatu organisme mengalami perubahan perilaku karena adanya
pengalaman dan proses belajar telah terjadi jika di dalam diri anak telah terjadi perubahan, perubahan tersebut diperoleh dari
pengalaman sebagai interaksi dengan lingkungan. Berbeda dengan yang dikemukakan Nana Syaodih Sukmadinata (2003:102-
103), dalam tulisannya yang berjudul Landasan Psikologi Proses Pendidikan menyatakan bahwa “hasil belajar merupakan
realisasi pemekaran dari kecakapan atau kapasitas yang dimiliki seseorang”. Penguasaan hasil belajar seseorang menurut
sukmadinata dapat dilihat dari perilakunya. Baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, berpikir, maupun motorik.
Aliran psikologi kognitif memandang hasil belajar adalah mengembangkan berbagai strategi untuk mencatat dan
memperoleh 11 informasi, siswa harus aktif menemukan informasi-informasi tersebut dan guru menjadi partner siswa dalam
proses penemuan berbagai informasi dan makna-makna dari informasi yang diperolehnya dalam pelajaran yang dibahas dan
dikaji bersama (Dede Rosyada, 2004:92).
Sardiman A.M. (2009:28-29) menyatakan hasil belajar merupakan hasil pencapaian dari tujuan belajar. Sardiman
A.M. juga mengemukakan tentang hasil belajar yang meliputi bidang keilmuan dan pengetahuan (kognitif), bidang personal
(afektif) serta bidang kelakuan (psikomotorik).
Slameto (2003:54-55) menyatakan juga bahwa prestasi yang diperoleh individu dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal. Faktor internal merupakan faktor pengaruh dari diri sendiri, sedangkan faktor eksternal dipengaruhi dari luar siswa.
Faktor internal dan ekternal diuraikan sebagai berikut.
a. Faktor internal Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi siswa yang sedang belajar.
Faktor internal dapat diuraikan menjadi tiga bagian yaitu sebagai berikut.
1) Faktor jasmaniah, antara lain kesehatan siswa dan cacat tubuh yang berpengaruh pada kegiatan belajar.
2) Faktor psikologis, antara lain minat, bakat, kecerdasan, perhatian, kesiapan kematangan, motif, dan
sebagainya.
3) Faktor kelelahan, kelelahan yang dimaksud dapat berupa kelelahan jasmani atau kelelahan rohani. Istirahat
dan berolahraga menjadi solusi yang baik untuk mengatasi kelelahan jasmani. Kelelahan rohani dapat di atasi
dengan beribadah.
b. Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi siswa yang berasal dari luar individu. Faktor
eksternal lebih condong kepada lingkungan. Faktor eksternal dapat dikelompokkan menjadi tiga sebagai berikut:
1) Faktor keluarga, faktor keluarga dapat dijabarkan misalnya seperti perhatian dari orang tua, latar belakang
lingkungan yang ada dikeluarga, keadaan ekonomi, cara orang tua mendidik, dan lainnya,
2) Faktor sekolah, terdiri atas kurikulum yang ada di sekolah, metode belajar yang diterapkan di sekolah,
hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan teman-teman di sekolah, fasilitas sekolah, dan lain-
lain,
3) faktor masyarakat, terdiri dari bagaimana siswa berhubungan dengan lingkungan masyarakat.
Berdasarkan pendapat diatas Hasil Belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang telah dicapai
dari usaha belajar terhadap nilai akhir mata pelajaran Perakitan Komputer yang diterima di sekolah, yang dinyatakan
dalam bentuk angka.
2. Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah merupakan suatu keadaan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama
untuk kecerdasannya. Lingkungan sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir anak, karena kelengkapan sarana
dan prasarana dalam belajar serta kondisi lingkungan yang baik sangat penting guna mendukung terciptanya lingkungan
belajar yang menyenangkan, meliputi lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan budaya sekolah. 
Lingkungan sekolah yaitu keadaan sekolah tempat belajar yang turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar.
Keadaan gedung sekolahnya dan letaknya, serta alat-alat belajar yang juga ikut menentukan keberhasilan belajar siswa
(Muhibbin Syah,2010:152).
Menurut Oemar Hamalik (2009:6) lingkungan sekolah adalah sebagai tempat mengajar dan belajar. Sebagai suatu
lembaga yang menyelenggarakan pengajaran dan kesempatan belajar harus memenuhi bermacam-macam persyaratan antara
lain: murid, guru, program pendidikan, asrama, sarana dan fasilitas. 
Lingkungan sekolah turut memberikan peran bagi anak untuk berkembang selain dari lingkungan keluarga, tidak
jarang bahwa para orangtua memberikan banyak pertimbangan untuk memilih sekolah yang berkualitas baik. Lingkungan
sekolah yang baik ialah lingkungan yang mampu menciptakan iklim kondusif bagi terlaksananya pembelajaran.
Lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan tertib serta kegiatan yang berpusat pada siswa dapat membangkitkan
gairah dan semangat belajar. Selain untuk memberikan berbagai pengalaman belajar, sekolah mampu membentuk pola pikir
anak karena di sekolah anak bertemu dengan beragam sifat dan perilaku individu dan tentu dengan pemikiran yang berbeda–
beda. Slameto (2003: 64 – 71) mengemukakan lingkungan sekolah yang mempengaruhi belajar ialah :
1) Metode Mengajar Metode mengajar adalah cara/jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Dalam lembaga pendidikan,
guru sebagai pemegang kendali dan pemimpin dalsam belajar hendaknya mampu menyajikan materi dengan 36 cara–cara
yang tepat, efisien dan efektif agar mudah dipahami dan dikuasai siswa sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai dan
kualitas siswa meningkat. Metode mengajar yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa, semisal guru yang
kurang menguasai, penyajian materi kurang jelas atau sikap guru yang kurang disenangi siswa, hal tersebut bisa
mengakibatkan siswa malas untuk belajar.
2) Kurikulum Penerapan kurikulum yang belum sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa hendaknya pihak sekolah
meninjau terlebih dahulu kondisi yang ada di sekolah, karena hal ini berkaitan dengan bahan pelajaran dan kegiatan yang
akan diberikan kepada siswa. Guru perlu memiliki perencanaan pembelajaran yang matang agar dapat melayani siswa
dengan baik sehingga kesulitan belajar siswa dapat teratasi.
3) Relasi Guru dan Siswa Proses belajar merupakan interaksi antara guru dengan siswa. Guru harus mampu membangun
kedekatan dengan beberapa siswa guna mencapai tujuan pembelajaran. Didalam relasi guru dengan siswa yang baik,
siswa akan menyukai gurunya dan juga akan 37 menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha
mempelajarinya sebaik–baiknya. Sebaliknya jika relasi yang dibangun kurang baik, siswa akan merasa segan untuk
bertanya bahkan bisa membenci mata pelajaran tersebut.
4) Relasi Siswa dengan Siswa Hubungan siswa dengan teman seumurannya seringkali disebut kelompok teman sebaya.
Menurut Syamsu Yusuf (2016: 41), “pengaruh kelompok sebaya tersebut bisa positif atau negatif. Berpengaruh positif
bila kelompok itu memiliki sikap dan perilaku positif, sedangkan berpengaruh negatif apabila keompok tersebut
berperilaku menyimpang, tercela dan kurang memiliki tata karma”.
Sebuah kebiasaan yang dilakukan dalam kelompok tersebut akan ditiru oleh anggota kelompok, sehingga sangat sulit
bagi siswa untuk membentengi diri sehingga siswa mudah terpengaruh dengan teman–teman sebayanya dalam melakukan
segala hal. Siswa yang mempunyai sifat atau perilaku yang kurang menyenangkan terhadap teman lain akan diasingkan
dari kelompok. Akibat dari itu siswa menjadi kurang nyaman dalam belajar hingga sampai menjadi malas untuk masuk
sekolah. 38
5) Disiplin Sekolah Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam belajar dan dalam belajar.
Membentuk perilaku disiplin di sekolah akan berjalan dengan baik apabila pihak sekolah terutama kepala sekolah, guru
dan staff karyawan memberi contoh pelaksanaan disiplin yang kemudian siswa dapat menjadi disiplin pula. Perilaku dan
sikap disiplin perlu diterapkan untuk mengembangkan motivasi yang kuat.
6) Alat Pelajaran Selain metode mengajar, dalam proses pembelajaran juga membutuhkan alat pelajaran. Alat ini dapat
digunakan oleh guru maupun siswa yang bertujuan mempermudah kegiatan belajar. jika siswa mudah menerima pelajran
dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan maju.
7) Waktu Sekolah Waktu sekolah yang dimaksud ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah. Alokasi waktu
pada setiap mata pelajaran harus disesuaikan dengan kondisi siswa. 39
8) Keadaan Gedung Gedung sekolah yang baik dan selalu terawat dengan baik akan memberikan kesan nyaman bagi siswa
untuk belajar, sebaliknya apabila kondisi gedung sudah tua, tidak terawat dan hampir roboh tentunya akan menimbulkan
kecemasan dan memecah konsentrasi bagi siswa yang melaksanakan kegiatan belajar. Supardi (2013: 208) membagi
lingkungan sekolah menjadi 3 macam, yaitu :
1) Lingkungan Fisik, lingkungan yang berhubungan dengan gedung, ruang kelas, alat pelajaran, dan sumber belajar.
2) Lingkungan Sosial, berhubungan dengan pola interaksi yang terjalin di sekolah
3) Lingkungan Budaya, berhubungan dengan perilaku, tradisi atau suatu kebiasaan yang diterapkan di sekolah dalam
lingkup edukatif.

Beberapa faktor lingkungan sekolah menurut Syamsu Yusuf,dkk (2016: 30) yang berkontribusi positif terhadap proses
belajar anak di sekolah ialah:
1) Sikap dan perlakuan guru terhadap siswa bersifat positif: bersikap ramah dan respect terhadap siswa, 40 memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berpendapat dan bertanya.
2) Tersedianya sarana-prasarana yang memadai
3) Suasana hubungan antarpimpinan sekolah, guruguru, siswa, petugas administrasi dan orang tua berlangsung secara
harmonis.

3. Sarana dan Prasana


Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dan bahan untuk mencapai maksud dan tujuan dari suatu
proses produksi. Sementara prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya
produksi.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyatakan bahwa sarana adalah segala sesuatu yang dapat
dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Dan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang
utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek).
Menurut Moenir (1992-119), mengatakan sarana adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang
berfungsi sebagai alat utama atau pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang
berhubungan dengan organisasi kerja.
Adapun sarana pendidikan ialah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak
maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dan berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan
efisien.Prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti :
halaman, kebun atau taman sekolah, jalan menuju ke sekolah, tata tertib sekolah, dan sebagainya.
Kisi – Kisi Instrumen

No Variabel Indikator Item pertanyaan Ya Tida


k
1 Hasil 1. Kognitif - Pemahaman - Apakah saya sudah
belajar memahami materi?
- Pengetahuan - Apakah saya sudah
menguasai materi atau
tidak ?
- Aplikasi - Apakah saya sudah
menerapkan pembelajaran
di sekolah di kehidupan
sehar-hari?
2. Afektif - Tanggapan - Apakah saya aktif dalam
memberikan pertanyaan
dan jawaban ketika guru
mengajar?
- Religius - Apakah saya berdoa
sebelum dan sesudah
belajar ?
- toleransi - Apakah saya menghormati
ketika teman saya
melakukan ibadah sesuai
dengan keyakinannya?
3. Psikomotorik - Komunikasi - Apakah saya dapat
berbicara dengan baik
ketika pembelajajaran
berlangsung?
- Artikulasi - Apakah saya pernah
membuat hasil karya sesuai
dengan materi belajar?
- Koordinasi - Apakah saya dapat
berperan aktif ketika
mengerjakan tugas
kelompok bersama teman?

2 Lingkungan 1. Lingkungan - Bangunan sekolah - Apakah sekolah saya


Sekolah Fisik memiliki ruangan belajar
yang memadai?
- Letak sekolah - Apakah letak sekolah saya
di lokasi yang aman ?
- Keindahan - Lingkungan sekolah saya
terasa rindang dan sejuk?
2. Lingkungan Sosial - Pergaulan - Teman saya mengingatkan
saya untuk segera
mengerjakan tugas dari
sekolah walaupun jangka
waktu pengumpulan tugas
masih jauh?
- Toleransi - Apakah guru saya
menghormati siswa yang
beragama lain ?
- Motivasi - Apakah Guru memberikan
solusi akan kesulitan
belajar yang saya alami ?
3. Budaya Sekolah - Disiplin - Apakah saya selalu datang
tepat waktu ke sekolah ?
- Sikap - Apakah guru di sekolah
saya menunjukkan
keteladanan dan layak
menjadi panutan?
- Toleransi - Apakah guru di sekolah
saya mengajarkan untuk
saling menghormati satu
sama lain?

3 Sarana dan 1. Bangunan sekolah - Pengadaan - Apakah sekolah saya


Prasana (prasarana) kekurangan bangunan atau
Sekolah ruangan untuk menunjang
proses belajar?
- Kondisi - Apakah keadaan bangunan
sekolah terjaga dan terawat
?
- Kapasitas - Apakah bangunan dan
perabotan sekolah
memenuhi kapasitas sesuai
dengan jumlah siswa yang
ada ?
2. Media pembelajaran - Pengadaan - Apakah di setiap kelas saya
memiliki buku pelajaran
yang lengkap ?
- Kondisi - Apakah kondisi buku
pelajaran disekolah saya
dalam kondisi baik ?
- Kapasitas - Apakah buku pelajaran di
kelas saya mencukupi
dengan jumlah siswa di
kelas saya?
3. Alat pelajaran - Pengadaan - Apakah di sekolah
memiliki alat peraga yang
dapat menunjang
pembelajaran bagi siswa ?
- Kondisi - Apakah alat peraga di kelas
saya masih dalam kondisi
utuh?
- Kapasitas - Apakah teman-teman saya
mendapat alat peraga yang
cukup?

Anda mungkin juga menyukai