Disusun oleh :
FAKULTAS TARBIYAH
2023
Konsep Dasar Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas merupakan upaya yang dilakukan oleh guru, meliputi perencanaan,
pengaturan, dan pengoptimalan berbagai sumber, bahan, serta sarana pembelajaran yang ada di
kelas guna menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif dan berkualitas bagi peserta
didik.Ruang Lingkup Pengelolaan Kelas terbagi menjadi 2 klasifikasi, yaitu bersifat fisik dan
non fisik.Pengelolaan kelas berfungsi untuk membuat perubahan-perubahan dalam kelas,
sehingga peserta didik dapat bekerja sama dan mengembangkan kontrol diri. Secara umum
tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar
siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas.
2. Keluwesan
3. Tantangan
5. Bervariasi
Pengelolaan atau manajemen kelas dalam pendidikan sangatlah penting adanya karena
akan sangat berpengaruh terhadap tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan.
1) mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai
kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal
mungkin,
2) menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar
mengajar,
3) menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan
memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa
dalam kelas,
4) membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-
sifat individunya.
Pendekatan pembelajaran diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang dalam proses
pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang bersifat umum.
Dalam makalah kali ini terdpat tiga pendekatan yang di gunakan yaitu pendekatan Otoriter,
Intimidasi, dan Persimisif.
Dengan adanya pendekatan pembelajaran, guru dapat lebih menguasai kelas dengan
menggunakan pendekatan-pendekatan tersebut.
Pendekatan yang dipilih guru senantiasa diselaraskan dengan kebutuhan dan karakteristik
siswa. Pendekatan dengan penerapan sejumlah larangan dan anjuran cocok bagi penanggulangan
masalah kelas yang bersifat insidental kurang mengarah pada pemecahan masalah yang bersifat
jangka panjang. Dalam penerapan pendekatan ini akan muncul bentuk-bentuk: penghukuman
atau pengancaman, penguasaan atau penekaran, pengalihan atau pemasabodohan. Oleh karena
itu, dalam penerapan pendekatan ini guru perlu memperhitungkan dampak psikologisnya siswa
agar penggunaan pendekatan ini tetap memberikan manfaat positif bagi siswa. Ada bebrbagai
macam pendekatan-pendekatan dalam pengelolaan kelass seperti, pendekatan otoriter, intimidasi,
permisif, kerja kelompok, sosio-emosional, intruksional dan masih ada berbagai pendekatan
yang lain. Pendekatan-pendekatan ini dapat dilakukan agar proses pembelajaran di dalam suatu
kelas dapat berjalan dengan baik, efektif dan juga efisien.
Tujuan pengelolaan lingkungan belajar seperti kelas, Secara umum tujuan pengelolaan
lingkungan belajar atau kelas adalah penyedian fasilitas bagi bermacam macam kegiatan belajar
siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dalam intelektual dalam kelas. Fasilitas yang
demikian itu memungkinkan siwa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang
memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta
apresiasi pada siswa. Pengelolaan kelas yang dilakukan guru bukan hanya tanpa tujuan. Karena
ada tujuan itulah guru selalu berusaha mengelola kelas, walaupun kelelahan fisik maupun pikiran
dirasakan. Tujuan pengelolan kelas pada hakekatnya mengandung tujuan pengajaran. Karena
pengajaran merupakan salah satu faktor pendukung berhasil tidaknya proses belajar mengajar
dalam kelas.
Pada proses belajar mengajar pengelolaan lingkungan belajar mempunyai tujuan secara
umum yaitu menyediakan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan siswa dalam lingkungan
sosial, emosional dan intelektual di kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa
untuk belajar dan bekerja dan mengembangkan sikap apresiasi pada siswa.
Lingkungan belajar merupakan sarana dan prasarana yang bisa menunjang materi yang
didapat dari gurunya.. Lingkungan belajar dapat dibagi dua yaitu lingkungan belajar indoor dan
lingkungan belajar outdoor. Lingkungan belajar indoor adalah lingkungan belajar yang sudah
disediakan oleh manajemen sekolahan agar digunakan untuk para siswanya sebagai sumber
belajar atau lingkungan belajar yang ada didalam sekolahan tersebut. Lingkungan belajar ini bisa
berupa perpustakaan, laboratorium, auditorium dan utamanya adalah ruang kelas. Sedangkan
lingkungan belajar outdoor yaitu lingkungan atau sarana belajar yang berada diluar lingkungan
sekolahan, dalam artian lingkungan belajar ini diciptakan tidak untuk proses belajar mengajar
akan tetapi bisa digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti misalnya: museum, masjid,
monumen, dan lapangan.
Dalam proses pembelajaran dikelas sangat penting dilakukan oleh seorang guru adalah
mengupayakan dan menciptakan kondisi belajar mengajar yang baik. Purnomo mengemukakan
pendapatnya bahwa kelas merupakan ruangan belajar (lingkungan fisik)dan rombongan belajar
(lingkungan emosional).
Disiplin Berkaitan pula dengan motivasi, karena dengan adanya disiplin anak terdorong
untuk melakukan perbuatan-perbuatan tertentu untuk mencapai apa yang diharapkan orang lain
darinya,apakah itu keluarga,guru, maupun teman-temannya.Santoso (2002) menyatakan disiplin
merupakan kesadaran akan sikap dan perilaku yang sudah tertanam dalam diri seseorang sesuai
dengan tata tertib yang berlaku dalam suatu keteraturan secara irasional pada suatu tujuan atau
sasaran yang telah ditentukan Rimm (2003) mengemukakan bahwa tujuan disiplin pada anak
adalah mengarahkan anak agar mereka belajar mengenai hal-hal baik yang merupakan persiapan
bagi masa dewasa ,saat mereka sangat tergantung untuk disiplin diri. Bagi anak tujuan jangka
pendek dari disiplin ialah membuat anak supaya terlatih dan lega, dengan melarang mereka
bentuk- bentuk tingkah laku yang pantas dan itu tidak pantas atau yang masih asing bagi
mereka.Sedangkan tujuan jangka panjang dari disiplin adalah untuk perkembangan pengendalian
diri sendiri dan pengarahan diri sendiri (pengendalian diri dan pengarahan diri) yaitu dalam hal
mana anak dapat mengarahkan diri sendiri tanpa pengaruh dan pengendalian luar. Karena itu di
sekolah guru harus secara aktif dan terus menerus berusaha, untuk memainkan peran yang makin
kecil dari pekerjaan disiplin itu, dengan secara bertahap melakukan pengembangan dan disiplin
disiplin pada anak sehingga anak mampu melakukan pengarahan diri sendiri kelak. Pentingnnya
Pembinaan Disiplin Dan Perilaku Anak Kemampuan anak untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, merupakan modal dasar yang sangat penting bagi kehidupan yang sukses di
masa depan.
Hadiah merupakan alat pendidikan preventif dan represif yang menyenangkan dan bisa
menjadi pendorong atau motivator belajar bagi murid. Sedangkan hukuman dapat diartikan
sebagai suatu bentuk sanksi yang diberikan pada anak baik sanksi fisik maupun psikis apabila
anak melakukan kesalahan-kesalahan atau pelanggaran yang sengaja dilakukan terhadap aturan-
aturan yang telah ditetapkan.
Pemberian hadiah dan hukuman mempunyai beberapa fungsi. Dalam hal ini yang
terpenting adalah fungsi pendidikan.
Dalam pendidikan, pemberian hadiah dan hukuman memiliki kelebihan dan kekurangan
sendiri-sendiri seperti pendekatan-pendekatan pendidikan yang lain.
Dapat disimpulkan bahwa iklim kelas adalah segala situasi yang muncul akibat hubungan
antara pendidik dan peserta didik atau hubungan antar- peserta didik yang menjadi ciri khusus
dari kelas dan memengaruhi proses belajar menagjar. Situasi di sini dapat dipahami sebagai
beberapa skala (scales) yang ditemukan oleh beberapa ahli dengan istilah seperti kekompakan
(cohesiveness), kepuasan (satisfaction), kecepatan (speed), formalitas (formality), kesulitan
(difficulty), dan demokrasi (demoncracy) dari kelas. (Hadiyanto, 2016:4) Iklim kelas merupakan
bagian dari sekolah atau institusi yang dapat mempengaruhi motivasi belajar.
Terciptanya suasana belajar yang kondusif dapat menentukan keberhasilan proses belajar
mengajar bahwa iklim kelas merupakan kualitas lingkungan kelas yang terus menerus dialami
oleh guru yang mempengaruhi tingkah laku peserta didik dalam menciptakan proses
pembelajaran yang kondusif. Pada iklim kelas yang positif, peserta didik akan merasa nyaman
ketika memasuki ruang kelas, mereka mengetahui bahwa akan ada yang memperdulikan dan
menghargai mereka, dan mereka percaya bahwa akan mempelajari sesuatu yang berharga.
Dalam dunia pendidikan proses pembelajaran akan efektif, jika komunikasi antara guru
dengan siswa terjadi secara intensif. Guru dapat merancang model-model pembelajaran sehingga
siswa dapat belajar secara optimal. Dalam pembelajaran di dalam kelas proses komunikasi akan
berlangsung baik antara guru ke siswa dalam hal ini peserta didik atau sebaliknya antara peserta
didik dengan guru atau pendidik. Komunikasi dapat dianggap efektif ketika pesan yang
disampaikan komunikator mampu diterima dengan baik dan dimaknai sama oleh komunikan,
sehingga tidak terjadi kesalahan persepsi. Komunikasi yang efektif juga diartikan bahwa suatu
pesan yang dipertukarkan dimaknai sama oleh komunikator dan komunikan. Ada 3 pola
komunikasi antara guru dan murid dalam proses belajar mengajar, yaitu:
Unsur – unsur komunikasi meliputi : harus ada suatu sumber, harus ada suatu maksud atau
tujuan, adanya suatu berita atau informasi, harus ada suatu saluran atau media komunikasi, dan
harus ada penerima berita
Masalah masalah yang sudah di jelaskan di atas merupakan masalah masalah yang
berkaitan dengan masalah individual peserta didik, Sedangkan yang menyangkut kelompok yaitu
kelas kurang kohesif atau kurangnya kepaduan antar sesama.
Maslah individual dilihat sebagai wujud dari bentuk perilaku tersebut diantaranya:
a. anak sering menunjukan gerak tubuh atau perilaku yang tampak aneh semata mata untuk
menarik perhatian kelas.
b. Anak suka bercanda dan sering menggoda temannya.
c. Anak melakukan Tindakan fisik yang menyakiti orang lain
d. Anak merasa pesimis atau putus asa.
Sedangkan masalah kelompok merupakan wujud dari kurangnya kekompakan dari kelas
tersebut, kurangmampuan mengikuti peraturan kelompok, dan lain lain.
Berbagai bentuk perilaku anak akan ditemui oleh guru di sekolah, seperti anak agresif,
tak bisa tenang dan suka bertengkar, pemalu dan lebih suka menyendiri. suka menangis. dan
suka rnemukul. Perilaku-perilaku tersebut merupakan tanda bagi guru bahwa ada sesuatu yang
tidak beres pada diri an&, atau dengan kata lain mereka sedang menghadapi masalah. Guru perlu
mengerti bahwa perilaku tersebut ada sebab atau latar belakangnya.
Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana,
bukan sembarangan yang bisa merugikan anak. Sebaiknya guru memandang anak didik sebagai
individu dengan segala perbedaan, sehingga mudah dalam melakukan pendekatan dalam
pembelajaran.
Masalah pengelolaan kelas yang bersumber dari anak dapat dikelompokkan pula menjadi
dua kategori, yaitu masalah individual dan masalah kelompok. Untuk melakukan pengelolaan
kelas yang efektif diperlukan kehati-hatian dalam mengidentifikasi suatu masalah, apakah
masalah ini bersifat individual atau kelompok. Kekurang hati-hatian guru dalam memahami
masalah dapat menyebabkan kekeliruan dalam menentukan jenis masalah yang muncul.