3, Tahun 2012
mengarah pada penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi
atau kondisi proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai.
Faktor ekstern siswa terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempatan
siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa, dan sebagainya. Masalah jumlah siswa di kelas akan
mewarnai dinamika kelas. Semakin banyak jumlah siswa di kelas, misalnya dua puluh orang ke
atas akan cenderung lebih mudah terjadi konflik. Sebaliknya semakin sedikit jumlah siswa di
kelas cenderung lebih kecil terjadi konflik.
Djamarah (2006:185) menyebutkan Dalam rangka memperkecil masalah gangguan
dalam pengelolaan kelas dapat dipergunakan prinsip-prinsip pengelolaan kelas sebagai berikut.
1) Hangat dan Antusias
Hangat dan Antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab
pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya akan berhasil
dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
2) Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahanbahan yang menantang akan
meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah
laku yang menyimpang.
3) Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik
akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian siswa. Kevariasian ini
merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
4) Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah
kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajarmengajar yang
efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan siswa,
tidak ada perhatian, tidakmengerjakan tugas dan sebagainya.
5) Penekanan pada Hal-Hal yang Positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang
positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negative. Penekanan pada hal-
hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku siswa yang positif
daripada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan pemberian
penguatan yang positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat
mengganggu jalannya proses belajar mengajar.
Edu-Bio; Vol. 3, Tahun 2012
memberi tanda, penghentian jawaban, pengarahan dan petunjuk yang jelas, penghentian
penguatan, kelancaran dan percepatan, merupakan sub bagian dari ketrampilan pemusatan
perhatian kelompok.
Masalah modifikasi tingkah laku, pendekatan pemecahan masalah kelompok, dan
menemukan serta memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah, adalah tiga buah
strategi yang termasuk ke dalam ruang lingkup ketrampilan yang berhubungan dengan
pengembangan kondisi belajar yang optimal.
G. Penutup
Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah.
Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan
hidupnya secara optimal. Di dalam kelas guru melaksanakan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan
mengajar dan kegiatan mengelola kelas. Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses
mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa. Semua komponen pengajaran
yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, metode, alat dan sumber, serta
evaluasi diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan
sebelum pengajaran dilaksanakan.
Keberhasilan guru mengajar di kelas tidak cukup bila hanya berbekal pada pengetahuan
tentang kurikulum, metode mengajar, media pengajaran, dan wawasan tentang materi yang akan
disampaikan kepada anak didik. Di samping itu guru harus menguasai kiat manajemen kelas.
Guru hendaknya dapat menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang menguntungkan
bagi anak didik supaya tumbuh iklim pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
Pengelolaan kelas tidak hanya berupa pengaturan kelas, fasilitas fisik dan rutinitas.
Kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana dan
kondisikelas. Sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Edu-Bio; Vol. 3, Tahun 2012
DAFTAR BACAAN
Ahmad, Rohani. 2004. pengelolaan pengajaran. Jakarta. Rhineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta.
E. Mulyasa. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung, Remaja Rosda Karya
Faturrahman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar melalui
Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. PT Refika Aditama, Bandung.
http://meilanikasim.wordpress.com/2010/04/12/makalah-manajemenkelas/
http://one.indoskripsi.com/node/10486
http://sekolah-dasar.blogspot.com/2009/02/pendekatan-dalampengelolaan
kelas.html
http://gurukreatif.wordpress.com/2008/03/26/6-indikator-pengelolaankelas-
yang-berhasil/
Rachman, Maman. 1998. Manajemen Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Sardiman. 2004. Strategi Belajar Mengajar. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Suharsimi, Arikunto. 1992. Pengelolaan Kelas dan Siswa (Sebuah Pendekatan Evaluatif).
Jakarta, Rajawali
Sutikno, Sobry. 2005. Pembelajaran Efektif, Apa dan Bagaimana Mengupayakannya, NTP Press.
Mataram.