Anda di halaman 1dari 8

KEGIATAN BELAJAR 4 KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN

Keterampilan

mengajar

kelompok

kecil

dan

perorangan

merupakan

keterampilan dasar mengajar yang paling kompleks dan menuntut penguasaan keterampilan dasar mengajar sebelumnya. Sebelum anda mempelajari keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, yakinkan bahwa anda sudah menguasai ketujuh keterampilan dasar mengajar sebelumnya. Setelah anda mempelajari kegiatan belajar empat ini, anda diharapkan mampu menerapkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dalam pembelajaran. Secara lebih khusus, anda diharapkan mampu : 1. 2. 3. Menjelaskan pengertian mengajar kelompok kecil dan perorangan. Menjelaskan komponen-komponen keterampilan mengajar kelompok Menerapkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan

kecil dan perorangan. dalam pembelajaran. A. RASIONAL Sebagai Individu pada dasarnya manusia memiliki karakteristik dan kebutuhan sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan yang lainnya. Didalam kehidupan sekolah, keanekaragaman karakteristik dan kebutuhan individu juga berlaku bagi siswa. Ini berarti bahwa setiap siswa mempunyai karakteristik dan kebutuhan sendiri-sendiri. Kegiatan kelompok kecil dan perorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap kebutuhan siswa yang berbeda-beda. Guru dapat membantu siswa sesuai dengan kebutuhan, misalnya dengan cara memberi tugas yang sesuai dengan kemampuannya atau menilai kemampuan siswa dengan cara yang paling tepat untuk siswa tersebut. B. PENGERTIAN Pengajaran kelompok kecil dan perorangan ditandai oleh ciri-ciri berikut : 1. Terjadi hubungan (interaksi) yang akrab dan sehat antara guru dan siswa serta siswa-dengan siswa, seperti yang tampak pada gambar 8.1

G = guru S = siswa

Gambar 8.1 Diagram Pola Interaksi Multiarah 2. Siswa belajar sesuai dengan kecepatan, cara, kemampuan, dan minatnya sendiri. 3. Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya. 4. Siswa dilibatkan dalam penentuan cara-cara belajar yang akan ditempuh, materi dan alat yang akan digunakan, dan bahkan tujuan yang ingin dicapai. Dilihat dari sisi guru, pengajaran kelompok kecil dan perorangan menuntut guru berperan sebagai : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Organisator kegiatan pembelajaran, Sumber informasi dari siswa, Pendorong bagi siswa untuk belajar (motivator), Penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa, Orang yang mendiagnosis kesulitan siswa dan memberi bantuan Peserta kegiatan yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama

yang sesuai dengan kebutuhannya, dengan peserta lainnya. C. VARIASI PENGORGANISASIAN Pengaturan kesempatan belajar secara klasikal, kelompok kecil dan perorangan dapat dibuat dengan berbagai variasi yang disesuaikan dengan hakikat topik yang dibahas, tujuan yang ingin dicapai, kebutuhan siswa sendiri, serta ketersediaan waktu dan fasilitas. Berikut ini diberian beberapa contoh pengorganisasian pembelajaran kelompok kecil dan perorangan dalam konteks pembelajaran klasikal (gambar 8.2 8.5).

1. Model A

Gambar 8.2 Diagram Variasi Pengorganisasian A Dari gambar 8.2 dapat dilihat bahwa kegiatan dimulai secara klasikal, misalnya saja guru memberikan informasi tentang konsep-konsep kunci dari topik yang di bahas atau menjelaskan prosedur kerja suatu alat. Setelah kegiatan klasikal, para siswa diminta untuk bekerja dalam kelompok kecil, misalnya untuk melakukan satu percobaan, mengadakan diskusi lebih lanjut tentang topik yang disajikan dalam kegiatan klasikal atau menciptakan satu model. Kegiatan diakhiri dengan pertemuan klasikal yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaporkan hasil kerja atau diskusi kelompok atau memberikan komentar terhadap hasil kegiatan kelompok. 2. Model B

Kel. Kecil

Perorangan

Gambar 8.3 Diagram Variasi Pengorganisasian B Model B hampir sama dengan model A. Bedanya, pada model B setelah kegiatan klasikal, para siswa diberi 2 alternatif, yaitu mereka boleh bekerja dalam kelompok kecil atau bekerja sendiri.

3. Model C.

Kelompok Kecil Gambar 8.4 Diagram Variasi Pengorganisasian C Model C agak berbeda dari kedua model sebelumnya. Pada model C tidak ada pertemuan klasikal pada akhir kegiatan. Setelah bekerja didalam kelompok kecil sesuai dengan kontrak antara kelompok dengan guru, hasil pekerjaan kelompok dikumpulkan dan diserahkan pada guru. 4. Model D

Gambar 8.5 Diagram Variasi Pengorganisasian D Seperti tampak pada gambar 8.5, Model D merupakan variasi yang agak unik. Kelas dimulai dengan klasikal, kemudian siswa diminta bekerja secara perorangan sesuai dengan kontrak yang dibuat. Setelah waktu untuk bekerja secara perorangan berakhir, siswa membentuk kelompok-kelompok kecil sesuai dengan kesamaan tugas yang digarap. Hasil pekerjaan kelompok kecil diserahkan kepada guru.

D. KOMPONEN KETERAMPILAN Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan terdiri dari 4 komponen pokok, yang sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu komponen yang berkaitan dengan penanganan orang dan tugas.

Keempat kelompok komponen keterampilan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Keterampilan Mengadakan Pendekatan Secara Pribadi. Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembelajaran kelompok kecil dan perorangan adalah terjadinya hubungan yang sehat dan akrab antara guru siswa dan siswa-siswa. Situasi seperti ini hanya mungkin diciptakan jika guru memiliki keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi yang memungkinkan terciptanya suasana terbuka. Suasana yang demikian itu, dapat diciptakan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut : a. Menunjukan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa, baik dalam kelompok kecil maupun perorangan. b. Mendengarkan secara simpatik gagasan yang dikemukakan oleh siswa. c. Memberikan respons positif terhadap buah pikiran/ perasaan yang dikemukakan siswa. d. Membangun hubungan saling mempercayai yang dapat diciptakan oleh guru dengan berbagai cara, baik verbal maupun non verbal, seperti ucapan yang tulus, yang maknanya dapat dipercaya oleh siswa serta mimik dan gerakan badan yang sesuai. e. Menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa tanpa kecenderungan untuk mendominasi atau mengambil alih tugas siswa. f. Menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan. g. Berusaha mengendalikan situasi hingga siswa merasa aman, penuh pemahaman, merasa dibantu, serta merasa menemukan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi. 2. Keterampilan Mengorganisasikan Kegiatan Pembelajaran Salah satu peran yang harus dimainkan oleh guru dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah sebagai organisator kegiatan pembelajaran. Agar dapat melaksanakan peran tersebut dengan baik, guru harus menguasai keterampilan berikut : a. Memberikan orientasi umum tentang tujuan dan tugas atau masalah yang dipecahkan, sebelum kelompok kecil atau perorangan mengerjakan berbagai kegiatan yang telah ditetapkan bersama. b. Memvariasikan kegiatan yang mencakup penetapan/ penyediaan ruangan kerja, peralatan, cara kerja, aturan-aturan yang perlu dilakukan, serta alokasi waktu untuk kegiatan tersebut.

c. Membentuk kelompok yang tepat dalam jumlah, tingkat kemampuan, dan lain-lain sehingga siswa siap mengerjakan tugas dengan sumber yang sudah tersedia. d. Mengkoordinasikan kegiatan dengan cara melihat kemajuan belajar yang dicapai serta penggunaan materi dan sumber sehingga guru dapat memberi bantuan pada saat yang tepat. e. Membagi-bagi perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa hingga guru siap membantu siapa saja yang memerlukan. f. Mengakhiri kegiatan dengan suatu kulminasi yang dapat berupa laporan hasil yang dicapai siswa, kemudian disertai kesimpulan bersama tentang kemajuan yang dicapai siswa dalam kegiatan tersebut. 3. Keterampilan Bembimbing dan Memudahkan Belajar Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, guru diharapkan dapat membantu para siswa hingga dapat menyelesaikan tugasnya tanpa mengalami frustasi. Guru harus menguasai berbagai keterampilan, antara lain : a. Memberikan penguatan yang sesuai, baik dalam bentuk, kuantitas maupun kualitas sehingga siswa merasa diperhatikan oleh guru. b. Mengembangan supervisi proses awal, yang merupakan operasionalisasi dari sikap tanggap guru terhadap proses kerja siswa pada awal-awal mulainya kegiatan. c. Mengadakan supervisi proses lanjut, yang menekankan pemberian bantuan secara selektif agar kegiatan dapat berlangsung secara terarah sampai menjelang akhir kegiatan. Agar mampu memberi bantuan secara selektif, guru harus memiliki keterampilan berinteraksi sebagai berikut : 1) 2) 3) 4) Memberikan pelajaran atau bimbingan tambahan (tutoring) Melibatkan diri sebagai peserta kegiatan yang mempunyai hak Langsung memimpin diskusi bila perlu, dengan menerapkan Bertindak sebagai katalisator dengan mengajukan pertanyaan, kepada siswa tertentu, baik secara perorangan maupun kelompok. dan kewajiban yang sama dengan siswa. keterampilan membimbing diskusi kelompok. memberi komentar, atau saran-saran untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir/ membahas satu masalah.

d. Melaukan supervisi pemaduan, yang memusatkan perhatian pada kesiapan kelompok / perorangan untuk melakukan kegiatan akhir, seperti kegiatan merangkum atau memantapkan konsep. Pemunculan ketiga jenis supervisi yang dulakukan guru akan tampak, seperti pada gambar 8.6

Gambar 8.6 Diagram Pemunculan Supervisi Awal, Supervisi Proses Lanjut, dan Supervisi Pemaduan 4. Keterampilan Merencanakan dan Melakukan Kegiatan Pembelajaran Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran terdiri dari 4 subkomponen. a. Membantu siswa menerapkan tujuan pelajaran, antara lain dapat dilakukan dengan diskusi atau penyediaan sumber-sumber belajar yang menarik sehingga dapat membuat siswa ingin mencapai tujuan tertentu. b. Membuat rencana kegiatan belajar siswa yang mencakup : kriteria keberhasilan, cara / langkah kerja, waktu, bahan dan sumber yang diperlukan. c. Berperan dan bertindak sebagai penasehat bagi siswa apabila diperlukan. d. Membantu siswa menilai pencapaian dan kemajuannya sendiri.

E. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN Hal yang perlu diperhatikan agar format ini dapat digunakan secara efektif antara lain : 1. Guru yang sudah biasa dengan pengajaran klasikal, sebaiknya mulai dengan pengajaran kelompok kecil, kemudian perorangan. 2. Topik-topik yang bersifat umum, seperti pengarahan, informasi umum sebaiknya diberikan secara klasikal, sedangkan pembahasan lebih lanjut dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan kelompok kecil atau perorangan. 3. Sebelum pengajaran kelompok kecil/ perorangan dimulai, guru harus melakukan pengorganisasian siswa, sumber, materi, ruangan, serta waktu yang diperlukan. 4. Kegiatan kelompok kecil /perorangan yang efektif selalu diakhiri dengan kulminasi yang dapat berupa rangkuman, laporan atau pemantapan, yang memberi kesempatan kepada siswa untuk saling belajar. 5. Agar pengajaran perorangan dapat berlangsung secara efektif, guru perlu mengenal siswa secara pribadi sehingga kondisi belajar dapat diatur dengan tepat. 6. Kegiatan perorangan dapat bervariasi, seperti belajar dengan bahan yang siap pakai (misalnya modul), belajar sendiri dengan jadwal harian yang disiapkan sendiri atau dapat pula bergabung dalam kelompok kecil.

Anda mungkin juga menyukai