DOSEN :
DISUSUN OLEH :
Nim : 1704015088
Kelas : 6E
2020
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu bukanlah merupakan pengetahuan yang datang begitu saja seperti barang yang
sudah jadi dan datang dari dunia khayal. Akan tetapi ilmu merupakan suatu cara berpikir yang
demikian rumit dan mendalam tentang suatu objek yang khas dengan pendekatan yang khas pula
sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan yang handal. Handal dalam
arti bahwa sistem dan struktur ilmu dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka. Ia terbuka
untuk diuji oleh siapapun (Sya'roni, 2014). Ilmu merupakan salah satu dari buah pemikiran
manusia dalam menjawab masalah-masalah kehidupan. Ilmu merupakan salah satu dari
pengetahuan manusia. Untuk bisa menghargai ilmu sebagaimana mestinya sesungguhnya kita
harus mengerti apakah hakikat ilmu itu sebenarnya. Dengan demikian maka pengertian yang
mendalam terhadap hakikat ilmu, bukan saja akan mengikatkan apresiasi kita terhadap ilmu,
namun juga membuka mata kita terhadap berbagai kekurangan (Sya'roni, 2014).
Ilmu yang merupakan produk kegiatan berpikir merupakan obor peradaban dimana
manusia menemukan dirinya dan menghayati hidup dengan lebih sempurna. Berbagai peralatan
dikembangkan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya dengan jalan menerapkan
pengetahuan yang diperolehnya. Proses penemuan dan penerapan itulah yang menghasilkan
kapak dan batu zaman dulu sampai komputer hari ini. Berbagai masalah memasuki benak
pemikiran manusia dalam menghadapi kenyataan hidup sehari-hari dan beragam buah pemikiran
telah dihasilkan sebagai bagian dari sejarah kebudayaannya (Sya'roni, 2014). Dari waktu ke
waktu, zaman mulai berkembang. Teknologi dan ilmu pengetahuan juga ikut berkembang
dengan pesat. Namun kemajuan ilmu pengetahuan ini tidak disertai dengan dasar keimanan yang
kuat. Ilmu pengetahuan Barat yang menjadi kiblat ilmu pengetahuan di seluruh dunia dalam
perkembangannya lebih condong ke arah sekuler. Hal ini terbukti mulai dari adanya pemisahan
antara ilmu dengan agama, terutama dalam kaitannya dengan 1pemerintahan. Menurut Dr. Abas
Mansur Tamam, Sekretaris Prodi Ekonomi Islam Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun
(UIKA) Bogor, Barat mengatakan suatu ilmu jika didasari dengan fakta empirik (nyata) semata,
puncaknya mereka merasa tidak membutuhkan lagi peran Tuhan dalam kehidupannya
(Nugrahanto, 2017).
Melihat permasalahan tersebut, seorang ilmuwan yang sekaligusbudayawan, sastrawan,
dan sejarawan Indonesia, Kuntowijoyo (1943-2005), mencetuskan sebuah pemikiran mengenai
ilmu sosial profetik. Pemikiran ini terinspirasi dari tulisan-tulisan Roger Garaudy dan
Muhammad Iqbal. Berdasarkan pemikiran Garaudy, Kuntowijoyo mengambil filsafat
profetiknya. Filsafat Barat dianggap tidak mampu memberikan tawaran yang memuaskan karena
hanya terombang-ambing dalam dua kutub idealis dan materialis, tanpa berkesudahan. Filsafat
barat itu lahir dari pertanyaan bagaimana pengetahuan itu dimungkinkan, Garaudy memberikan
saran agar mengubah pertanyaan itu menjadi bagaimana kenabian (wahyu) itu dimungkinkan.
Filsafat barat telah membunuh Tuhan dan manusia, karena itu ia mengajukan filsafat kenabian
dengan mengakui wahyu. Pemikiran Kuntowijoyo ini merupakan sebuah respon terhadap
perkembangan arus pemikiran di era postmodernisma, di sini ia menempatkan ajaran agama
sebagai salah satu sumber ilmu pengetahuan (Nugrahanto, 2017).
Melalui gagasannya ini, Kuntowijoyo berharap agar Ilmu Sosial Profetik dapat menjawab
berbagai masalah sosial yang ada di Indonesia. Selain itu, Kuntowijoyo juga mengajak kita untuk
tidak memisahkan ilmu dengan agama, karena dengan memisahkan ilmu dan agama maka secara
tidak langsung kita juga
menjauhkan diri kita dari Tuhan. Oleh karena itu, penulis membuat makalah berjudul “Misi
Profetik Ilmu dan Tanggung Jawab Ilmuwan”.
B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah yang berjudul “Misi Profetik Ilmu dan Tanggung
Jawab Ilmuwan” sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian misi profetik ilmu dan tanggung jawab ilmuan
2. Mengetahui etika profesi seorang ilmuan (kode etik ilmuan)
3. Profesionalisme dan tanggung jawab sosial ilmuan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan yaitu sebaiknya kita sebagai mahasiswa harus
mempunyai sifat profetik sehingga dapat menjadi pelopor perubahan, membimbing masyarakat
ke arah perbaikan dan melakukan perjuangan tanpa henti melawan penindasan.
DAFTAR PUSTAKA