Nim : 1704015088
Kelas : 2B
PEMERAN
Letnan Bagus bimbang ketika harus berhadapan dengan situasi luar biasa itu. Tanggung
jawab sebagai petugas pengamanan harus berbenturan dengan kewajiban untuk menjaga istrinya,
Salma, pegawai Istana negara, yang sedang hamil besar. Salma terjebak dalam kerusuhan dan
dinyatakan hilang. Tekanan dari atasannya Bagus harus mengutamakan tugas dan sebagai laki-
laki pantang untuk menjadi cengeng hanya karena peristiwa kecil.
Kerusuhan memaksa Presiden Soeharto pulang dari Kairo lebih awal pada tanggal 15 Mei
1998. Pemerintah dihadapkan pada situasi yang sulit. Tokoh masyarakat dan beberapa
perwakilan Ormas secara langsung meminta Presiden Soeharto mundur. Namun ia bergeming
dan berencana membentuk komite dan kabinet reformasi untuk menjawab tuntutan tersebut.
Sementara itu, nasib baik enggan berpihak kepada Bagus. Diana, adik iparnya, aktivis
reformasi harus berbenturan pendapat dengan kakaknya ketika mengetahui Salma kakaknya
hilang di tengah peristiwa kerusuhan. Diana menuduh Bagus tidak bisa menjaga Salma. Keadaan
semakin rumit, ketika Daniel pacar Diana keturunan Tionghoa yang juga ikut berjuang menuntut
perubahan, harus kehilangan ayah dan adiknya dalam kerusuhan. Bahkan Daniel hampir terjebak
sweeping warga yang menyaring orang-orang Non Pribumi, yang saat itu menjadi puncak issue
rasial di Indonesia. Untungnya Daniel selamat dan menemukan keluarganya pada tgl 19 Mei
1998, dan tidak lama kemudia ayahnya meninggal lalu ikut exodus meninggalkan Indonesia.
Presiden Soeharto membentuk komite dan kabinet reformasi yang tidak mendapat
tanggapan positif. Bahkan ketua MPR Harmoko meminta Presiden untuk mengundurkan diri.
Selain itu ada 14 menteri menolak bergabung dalam kabinet reformasi. Dan akhirnya Presiden
Soeharto mundur dari jabatannya pada tanggal 21 Mei 1998. Presiden Soeharto menunjuk BJ
Habibie sebagai Presiden selanjutnya.
Salma terselamatkan dan dibawa ke sebuah rumah sakit. Di saat detik kelahiran anak
pertamanya, Bagus dan Diana menemukan Salma. Bayi yang mereka nantikan dilahirkan. 17
Tahun berlalu. Daniel kembali ke Jakarta dengan membawa abu kremasi ayahnya. Ayahnya
ingin beristirahat untuk selama-lamanya di tanah kelahirannya itu. Daniel menemukan Diana.
Keduanya masih memiliki semangat yang sama untuk melanjutkan semangat reformasi.
KELEBIHAN
Film Di Balik 98 pada adegan diskusi Presiden Soeharto dengan Wapres BJ Habibie atau
dengan Mbak Tutut maupun Pak Harmoko. Semua tersajikan secara detail, seolah itu menjadi
cerita utama. Menjadi kelebihan karena peristiwa-peristiwa itu dimainkan secara apik pula oleh
para aktor senior yang memerankannya.
KEKURANGAN
Film Di Balik 98 pada beberapa lagu maupun musik yang dipilih terdengar tidak begitu
sesuai dengan adegan yang sedang berlangsung. Ada pula iringan yang terdengar terlalu
menggebu sehingga menutupi dialog dari para pemain.
PENDAPAT SAYA
Film ini mengingatkan kita kembali pada tragedi 98 yang terjadi pada masa lalu, bisa
dibilang masa lalu yang kelam bagi bangsa Indonesia. Di film ini banyak pemain yang sangat
berpengalaman dalam berakting sehingga dapat membawa karakter masing – masing pemain
sangat mendalam. Suasana yang diciptakan dan atribut yang digunakan sangat mendukung
seperti kejadian yang aslinya pada tahun 1998. Film ini layak untuk di tonton untuk semua usia,
dikarenakan film ini memberikan sejarah yang pernah terjadi pada masa lalu. Intinya film ini
adalah film yang sangat bagus.