Kelas : VIII E
No Absen :9
Biografi Pattimura
2. Gelar Kapitan
Perang Tondano II sudah terjadi ketika memasuki abad ke-19, yakni pada
masa pemerintahan kolonial belanda. Perang ini di latarbelakangi oleh
kebijakan Gubernur Jendral Deandels yang mendapat mandat untuk
memerangi Inggris, memerlukan pasukan dalam jumlah besar. Untuk
menambah jumlah pasukan maka direkrut pasukan dari kalangan pribumi.
Mereka yang dipilih adalah dari suku-suku yang memiliki kebernian
berperang. Beberapa suku dianggap memiliki keberanian adalah orang-
orang Madura, Dayak dan Minahasa. Atas perintah deandels
melalu Kapten Hartingh, Residen Manado Prediger segera mengumpulkan
para Ukung.(Ukung adalah pemimpin dalam suatu wilayah watak atau daerah
setingkat distrik). Dari Minahasa di terget untuk mengumpulkan calon
pasukan sejumlah 2000 orang yang akan di kirim ke Jawa. Ternyata orang-
orang Minahasa umumnya tidak setuju dengan program deandels untuk
meregrut pemuda-pemuda minahasa sebagai pasukan kolonial. Banyak di
antara para ukung mulai meninggalkan rumah. Mereka justru ingin
mengadakan perlawanan terhadap kolonial Belanda. Mereka memusatkan
aktifitas perjuangannya di Tondano, Minawanoa. Salah seorang pemimpin
berlawanan itu adalah Ukung Lonto ia menegaskan rakyat minahasa harus
melawan kolonial belanda sebagai bentuk penolakan terhadap program
pengiriman 2000 pemuda minahasa ke jawa serta menolak kebijakan klonial
yang memaksa agar rakyat menyerahkan beras secara Cuma-Cuma kepada
belanda.
Dalam suasana yang semakin kritis itu tidak ada pilihan lain bagi
Gubernur Prediger kecuali mengirim pasukan untuk menyerang pertahanan
orang-orang minahasa di tondano, minawanua. Belanda kembali menerapkan
strategi dengan membendung sungai temberan. Prediger juga membentuk 2
pasukan tangguh. Pasukan yang satu disiapkan dari danau tondano dan
pasukan yang lain menyerang minawanua dari darat. Tanggal 23 oktober
1808 pertempuran mulai berkobar. Pasukan belanda yang berpusat di danau
tondano berhasil melakukan serangan dan merusak pagar bambu berduri yang
membatasi danau dengan perkampungan minawanua, sehingga menerobos
pertahanan orang-orang minahasa di minawanua. Walaupun sudah malam
para pejuang tetap dengan semangat yang tinggi terus bertahan dan
melakukan perlawanan dari rumah ke rumah.pasukan Belanda merasa
kewalahan. Setelah pagi hari tanggal 24 oktober 1808 pasukan belanda dari
darat membombardir kampung pertahanan Minawanua. Serangan terus di
lakukan belanda sehingga kampung itu seperti tidak ada lagi kehidupan.
Pasukan prediger mulai mengendorkan serangannya.
Tiba-tiba dari perkampungan itu orang-orang tondano muncul dan menyerang
dengan hebatnya sehingga beberapa korban berjatuhan dari pihak belanda.
Pasukan Belanda terpaksa di tarik mundur. Seiring dengan itu sungai
temberan yang di bendung mulai meluap sehingga mempersulit pasukan
belanda sendiri. Dari jarak jauh belanda terus menghujani meriam ke
kampung minawanua, tetapi tentu idak efektif. Begitu juga swrangan yang
dari danau tidak mampu mematahkan semangat jaung orang-orang tondano,
Minawanua. Bahkan terpetik berita kapal Belanda yang paling besar
tenggelam di danau. Perang Tondano II berlangsung cukup lama,bahkan
sampai agustus 1809. Dalam suasana kepenatan dan kekurangan makananan
mulai ada kelompok pejuang yang memihak kepada belanda. Namun dengan
kekuatan yang ada para pejuang tondano terus memberikan perlawanan.
Akhirnya pada tanggl 4-5 Agustus 1809 benteng pertahanan moraya milik
para pejuang hancur bersama rakyat yang berusaha mempertahankan. Para
pejuang itu memilih mati dair pada menyerah.
7. Tokoh-tokoh Perlawanan Pattimura Angkat senjata
a) Kapiten Pattimura (Thomas Mattulessi)
b) Rhebok
c) Thomas Pattiwel
d) Raja tiow
e) Lukas Lutamahina
f) Johanes Mattulessi
g) Cristina Marta tihahu
h) kapitten paulu tiahahu (ayah Cristina Marta tihahu)
8. Jalannya Perang Pattimura angkat senjata
Maluku dengan rempah-rempahnya memang bagaikan mutiara dari
timur , yang senantiasa di buru oleh orang-orang barat. namun kekuasaan
orang-orang barat telah merusak tata ekonomi dan pola perdagangan bebas
yang telah lama berkembang di nusantara. Pada masa pemerintahan inggris di
bawah raffles keadaan maluku relatif lebih tenang karena inggris bersedia
membayar hasil bumi rakyat maluku. Kegiatan kerja rodi mulai di kurangi.
Bahkan para pemuda maluku juga di beri kesempatan untuk bekerja pada
dinas angkatan perang inggris. Tetapi pada masa pemerintahan kolonial
hindia belanda, keadaan kembali berubah. Kegiatan monopoli di maluku
kembali di perketat. Dengan demikian beban rakyat semakin berat. Sebab
selain penyerahan wajib, masih juga harus di kenai kewajiban kerja paksa,
penyerahan ikan asin, dendeng, dan koki. Kalau ada penduduk yang
melanggar kan ditindak tegas. Di tambah lagi dengan desas desus bahwa para
guru akan di berhentikan untuk penghematan, para pemuda akan
dikumpulkan akan di jadikan tentara di luar maluku, di tambah dengan sikap
arogan residen saparua.hal ini sangat mengecewakan rakyat maluka.
Menanggapi kondisi yang demikian para tokoh dan pemuda maluku
melakukan serangkaian pertemuan rahasia.sebagai contoh telah di adakan
petemukan rahasia di pulau haruku, pulau yang di huni orang-orang islam.
Selanjutnya pada tanggal 14 mei 1817 di pulau saparua ( pulau yang di huni
orang-orang kristen ) kembali di adakan pertemuan di sebuah tempat yang
sering di sebut hutan kayu putih. Dalam berbagai pertemuan itu di simpulkan
bahwa rakyat maluku tidak ingin terus menderita di bawah keserkahan dan
kekejaman belanda. Oleh karena itu, perlu mengadakan perlawanan untuk
menentang kebijakan belanda. Residen saparua harus di bunuh. Sebagai
pemimpin perlawanan di percayakan kepada pemuda yang bernama thomas
matulessy. Yang kemudian terkenal dengan gelarnya patimura. Thomas
matulesy pernah bekerja pada dinas angkatan perang inggris.
Gerakan dimulai dengan menghancurkan kapal-kapal belanda dipelabuhan.
Para pejuang maluku kemudian menuju benteng duurtstede. Ternyata di
benteng itu sudah berkumprl pasukan belanda. Dengan demikian terjadilah
pertempuran antara para pejuang maluku melawan pasukan belanda. Belanda
waktu itu dipimpin oleh presiden van den berg. Sementara dari pihak para
pejuang kecuali pattimura juga tampil tokoh-tokoh seperti christina martha
tiahahu,thomas pattiwail, dan lucas latumahina. Para pejuang maluku dengan
sekuat tenaga mengepung benteng duurstede,dan tidak begitu menghiraukan
tembakan-tembakan meriam yang dimuntahkan oleh serdadu belanda dari
dalam benteng. Sementara senjata para pejuang maluku masih sederhana
seperti pedang dan keris. Dalam waktu yang hampir bersamaan para pejuang
maluku satu persatu dapat memanjat dan masuk kedalam benteng. Residen
dapat dibunuh dan benteng duurstede dapat dikuasai oleh para pejuang
maluku. Jatuhnya benteng duurstede telah menambah semangat juang para
pemuda malukuuntuk terus berjuang dan melawan belanda.
Catatan Sejarah Yang Memuat Mengenai Kepahlawanan Pattimura :