Kehamilan Risiko Tinggi adalah salah satu kehamilan yang di dalamnya kehidupan
atau kesehatan ibu atau janin dalam bahaya akibat gangguan kehamilan yang kebetulan
namun dengan tujuan yang sama mencoba mengelompokkan kasus-kasus risiko tinggi.
B.1. Risiko
Risiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan untuk terjadinya
suatu keadaan gawat-darurat yang tidak diinginkan pada masa mendatang, seperti
kematian, kesakitan, kecacatan, ketidak nyamanan, atau ketidak puasan (5K) pada ibu dan
bayi.
angka bulat di bawah 10, sebagai angka dasar 2, 4 dan 8 pada tiap faktor untuk
membedakan risiko yang rendah, risiko menengah, risiko tinggi. Berdasarkan jumlah skor
Kehamilan tanpa masalah / faktor risiko, fisiologis dan kemungkinan besar diikuti oleh
Kehamilan dengan satu atau lebih faktor risiko, baik dari pihak ibu maupun janinnya yang
memberi dampak kurang menguntungkan baik bagi ibu maupun janinnya, memiliki risiko
banyinya, membutuhkan di rujuk tepat waktu dan tindakan segera untuk penanganan
• Ibu dengan faktor risiko dua atau lebih, tingkat risiko kegawatannya meningkat, yang
membutuhkan pertolongan persalinan di rumah sakit oleh dokter Spesialis. (Poedji Rochjati,
2003).
1. Primi muda
Ibu hamil pertama pada umur ≤ 16 tahun, rahim dan panggul belum tumbuh mencapai
ukuran dewasa. Akibatnya diragukan keselamatan dan kesehatan janin dalam kandungan.
2. Primi tua
Ibu hamil pertama setelah kawin 4 tahun atau lebih dengan kehidupan perkawinan biasa:
Selama hamil dapat timbul masalah, faktor risiko lain oleh karena kehamilannya, misalnya
pre-eklamsia.
Ibu yang hamil pertama pada umur ≥ 35 tahun. Pada usia tersebut mudah terjadi penyakit
pada ibu dan organ kandungan yang menua. Jalan lahir juga tambah kaku. Ada
kemungkinan lebih besar ibu hamil mendapatkan anak cacat, terjadi persalinan macet dan
Pre-eklamsia
Persalinan tidak lancar atau macet: ibu mengejan lebih dari satu jam, bayi tidak dapat lahir
Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) < 2500 gr. (Poedji Rochjati, 2003).
Usia ibu hamil 35 tahun ke atas dapat berisiko mengalami kelainan-kelainan antara lain:
• Frekuensi mola hidantidosa pada kehamilan yang terjadi pada awal atau akhir usia subur
relatif lebih tinggi. Efek paling berat dijumpai pada wanita berusia lebih dari 45 tahun.
• Frekuensi abortus yang secara klinis terdeteksi meningkat 26% pada mereka yang usianya
• Wanita bukan kulit putih berusia 35 sampai 44 tahun lima kali lebih mungkin
mengalami kehamilan ektopik daripada wanita kulit putih berusia 15 sampai 24 tahun.
• Risiko nondisjungsi meningkat seiring dengan usia ibu. Oosit tertahan dalam midprofase
dari miosis 1 sejak lahir sampai ovulasi, penuaan diperkirakan merusak kiasma yang
menjaga agar pasangan kromosom tetap menyatu. Apabila miosis dilanjutkan sampai
selesai pada waktu ovulasi, nondisjungsi menyebabkan salah satu gamet anak mendapat
dua salinan dari kromosom yang bersangkutan, sehingga terbentuk trisomi, anak lahir
dengan cacat bawaan sindrom down. (F. Garry C, add all, 2001)
Ibu hamil yang jarak kelahiran dengan anak terkecil kurang dari 2 tahun. Kesehatan fisik dan
rahim ibu masih butuh cukup istirahat. Ada kemungkinan ibu masih menyusui. Selain itu
anak masih butuh asuhan dan perhatian orang tuanya. Bahaya yang dapat terjadi:
• Bayi dengan berat badan rendah / BBLR < 2500 gr. (Poedji Rochjati, 2003).
persalinan ini seolah-olah menghadapi persalinan yang pertama lagi.Kehamilan ini bisa
terjadi pada:
• Penyakit ibu: Hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes, dan lain-lain. (Poedji Rochjati,
2003).
5. Grande multi
Ibu pernah hamil / melahirkan 4 kali atau lebih. Karena ibu sering melahirkan maka
• Persalinan lama
Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup atau
• Solusio plasenta
jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi. Selain itu ada kecenderungan
didapatkan penyakit lain dalam tubuh ibu. Bahaya yang dapat terjadi:
• Ibu hamil pertama sangat membutuhkan perhatian khusus. Luas panggul ibu dan besar
kepala janin mungkin tidak proporsional, dalam hal ini ada dua kemungkinan yang terjadi:
Panggul ibu sebagai jalan lahir ternyata sempit dengan janin / kepala tidak besar.
• Ibu hamil kedua, dengan kehamilan lalu bayi lahir cukup bulan tetapi mati dalam waktu
• Ibu hamil kehamilan sebelumnya belum penah melahirkan cukup bulan, dan berat badan
lahir rendah < 2500 gram. Bahaya yang dapat terjadi: persalinan berjalan tidak lancar, bayi
sukar lahir, dalam bahaya. Kebutuhan pertolongan medik : persalinan operasi sesar. (Poedji
Rochjati, 2003).
Keguguran
Lahir mati
• Kehamilan ketiga atau lebih, kehamilan yang lalu pernah mengalami keguguran ≥ 2 kali
• Kehamilan kedua atau lebih, kehamilan terakhir janin mati dalam kandungan
• Penyakit dari ibu yang menyebabkan kegagalan kehamilan, misalnya: Diabetes mellitus,
Persalinan yang ditolong dengan alat melalui jalan lahir biasa atau per-vaginam:
• Uri manual, yaitu: tindakan pengeluaran plasenta dari rongga rahim dengan menggunakan
Setelah bayi lahir serta uri belum lahir terjadi perdarahan banyak > 500 cc
Perdarahan
• Ibu diberi infus / tranfusi pada persalinan lalu. Persalinan yang lalu mengalami perdarahan
pasca persalinan yang banyak lebih dari 500 cc, sehingga ibu menjadi syok dan
Ibu hamil, pada persalinan yang lalu dilakukan operasi sesar. Oleh karena itu pada dinding
rahim ibu terdapat cacat bekas luka operasi. Bahaya pada robekan rahim : kematian janin
• Mata berkunang-kunang
• Jantung berdebar
• Menghambat pertumbuhan janin, sehingga janin lahir dengan berat badan lahir rendah
• Persalinan premature
Bahaya yang dapat terjadi bila terjadi anemia berat (Hb < 6 gr%):
• Persalinan lama
Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin di bawah 11 g% pada
trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 g% pada trimester 2. Hipoksia akibat anemia dapat
menyebabkan syok dan kematian ibu pada persalinan sulit, walaupun tidak terjadi
perdarahan. Juga bagi hasil konsepsi, anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang
baik, seperti:
• kematian mudigah
• kematian perinatal
• prematuritas
b. Malaria
• Panas tinggi
• Menggigil, keluar keringat
• Sakit kepala
• Muntah-muntah
Bila penyakit malaria ini disertai dengan panas yang tinggi dan anemia, maka akan
• Abortus
• IUFD
c. Tuberculosa paru
• Batuk darah
Penyakit ini tidak secara langsung berpengaruh pada janin. Janin baru tertular setelah
dilahirkan. Jika TBC berat dapat menurunkan fisik ibu, tenaga, dan ASI ikut berkurang.
• Keguguran
d. Payah jantung
• Sesak napas
• Jantung berdebar
• Nadi cepat
• Kaki bengkak
• Kelahiran prematur
• Dalam persalinan:
BBLR
Penyakit jantung memberi pengaruh tidak baik kepada kehamilan dan janin dalam
kandungan. Apabila ibu menderita hipoksia dan sianosis, hasil konsepsi dapat menderita
pula dan mati, yang kemudian disusul oleh abortus. (Abdul Bari S., 2002)
e. Diabetes mellitus
• Pernah mengalami kematian janin dalam rahim pada kehamilan minggu-minggu terakhir
• Persalinan prematur
• Hydramnion
• Kelainan bawaan
• Makrosomia
• Kematian bayi perinatal (bayi lahir hidup, kemudian mati < 7 hari). (Poedji Rochjati, 2003).
• pre-eklamsia
• insufisiensi plasenta
Diabetes lebih sering mengakibatkan infeksi nifas dan sepsis, dan menghambat
penyembuhan luka jalan lahir, baik ruptur perinea maupun luka episiotomi. (Hanifa
Wiknjosastro, 1999)
f. HIV / AIDS
• Terjadi gangguan pada sistem kekebalan tubuh dan ibu hamil mudah terkena infeksi
• Kehamilan memperburuk progesifitas infeksi HIV, HIV pada kehamilan adalah pertumbuhan
intra uterin terhambat dan berat lahir rendah, serta peningkatan risiko prematur
• Bayi dapat tertular dalam kandungan atau tertular melalui ASI. (Poedji Rochjati, 2003).
g. Toksoplasmosis
Toksoplasmosis penularannya melalui makanan mentah atau kurang masak, yang tercemar
Rochjati, 2003).
2. Pre-Eklamsia ringan
Tanda-tanda:
• Edema pada tungkai, muka, karena penumpukan cairan disela-sela jaringan tubuh
Sedikit bengkak pada tungkai bawah atau kaki pada kehamilan 6 bulan ke atas mungkin
masih normal karena tungkai banyak di gantung atau kekurangan Vitamin B1. tetapi
bengkak pada muka, tangan disertai dengan naiknya tekanan darah sedikit, berarti ada Pre-
Eklamsia ringan.
3. Hamil kembar
Ibu hamil dengan dua janin (gemelli), atau tiga janin (triplet) atau lebih dalam rahim. Rahim
• Sesak napas
• Edema kedua bibir kemaluan dan tungkai
• Varises
• Hemorrhoid
• Keracunan kehamilan
• Hidramnion
• Anemia
• Persalinan prematur
• Kelainan letak
• Persalinan sukar
Kehamilan kembar ialah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan dan persalinan
• Sesak napas
• Perut membesar, nyeri perut karena rahim berisi cairan amnion > 2 liter
• Keracunan kehamilan
• Kelainan letak
• Persalinan prematur
Hidramnion adalah suatu keadaan dimana jumlah air ketuban jauh lebih banyak dari normal,
biasanya kalau lebih dari 2 liter. Walau etiologi belum jelas, namun ada faktor-faktor yang
• penyakit jantung
• nefritis
• anomaly congenital (pada anak), seperti enensepali, spina bifida, atresia atau striktur
• Payudara mengecil
Pada kehamilan normal gerakan janin dapat dirasakan pada umur kehamilan 4-5 bulan. Bila
gerakan janin berkurang, melemah, atau tidak bergerak sama sekali dalam 12 jam,
• Gangguan pembekuan darah ibu, disebabkan dari jaringan-jaringan mati yang masuk ke
Ibu dengan umur kehamilan ≥ 42 minggu. Dalam keadaan ini, fungsi dari jaringan uri dan
• Janin mengecil
7. Letak sungsang
Letak sungsang: pada kehamilan tua (hamil 8-9 bulan), letak janin dalam rahim dengan
8. Letak lintang
Merupakan kelainan letak janin di dalam rahim pada kehamilan tua (hamil 8-9 bulan): kepala
ada di samping kanan atau kiri dalam rahim ibu. Bayi letak lintang tidak dapat lahir melalui
jalan lahir biasa, karena sumbu tubuh janin melintang terhadap sumbu tubuh ibu.
Pada janin letak lintang baru mati dalam proses persalinan, bayi dapat dilahirkan dengan
alat melalui jalan lahir biasa. Sedangkan pada janin kecil dan sudah beberapa waktu mati
Bahaya yang dapat terjadi pada kelainan letak lintang. Pada persalinan yang tidak di tangani
Infeksi
1. Perdarahan antepartum
Tiap perdarahan keluar dari liang senggama pada ibu hamil setelah 28 minggu, disebut
perdarahan antepartum.
Perdarahan antepartum harus dapat perhatian penuh, karena merupakan tanda bahaya
yang dapat mengancam nyawa ibu dan atau janinnya, perdarahan dapat keluar:
• Sekaligus banyak yang menyebabkan ibu syok, lemah nadi dan tekanan darah menurun.
• Plasenta Previa plasenta melekat dibawah rahim dan menutupi sebagian / seluruh mulut
rahim.
• Solusio Plasenta plesenta sebagian atau seluruhnya lepas dari tempatnya. Biasanya
disebabkan karena trauma / kecelakaan, tekanan darah tinggi atau pre-eklamsia, maka
terjadi perdarahan pada tempat melekat plasenta. Akibat perdarahan, dapat menyebabkan
dengan benar. Pre-eklamsia berat bila tidak ditangani dengan benar akan terjadi kejang-
kejang, menjadi eklamsia. Pada waktu kejang, sudip lidah dimasukkan ke dalam mulut ibu
Dalam kehamilan ada gangguan pertumbuhan janin dan bayi lahir kecil
kesehatan. Untuk deteksi dini factor risiko maka pada semua ibu hamil perlu dilakukan
skrining antenatal. Untuk itu periksa ibu hamil paling sedikit dilakukan 4 kali selama
kehamilan:
KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) kepada ibu hamil, suami dan keluarganya tentang
Perawatan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala dan teratur selama masa
kehamilan sangat penting, sebab merupakan upaya bersama antara petugas kesehatan dan
1. Aspek kesehatan dari ibu dan janin untuk menjaga kelangsungan kehamilan, pertumbuhan
janin dalam kandungan, kelangsungan hidup ibu dan bayi setelah lahir.
2. Aspek psikologik, agar menghadapi kehamilan dan persalinannya ibu hamil mendapatkan
rasa aman, tenang, terjamin dan terlindungi keselamatan diri dan bayinya. Pendekatan
Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), dengan sikap ramah, penuh pengertian, diberikan
secara sederhana, dapat ditangkap dan dimengerti melalui dukungan moril dari petugas,
3. Aspek social ekonomi, ibu hamil dari keluarga miskin (gakin) pada umumnya tergolong
dalam kelompok gizi kurang, anemis, penyakit menahun. Ibu risiko tinggi atau ibu dengan
komplikasi persalinan dari keluarga miskin membutuhkan dukungan biaya dan transportasi
Perawatan antenatal mempunyai tujuan agar kehamilan dan persalinan berakhir dengan:
1. Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan dan nifas tanpa trauma fisik
4. Suami istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti keluarga berencana
dalam pelayanan kehamilan, yang harus diikuti dengan komunikasi, Informasi, dan Edukasi
(KIE) kepada ibu hamil, suami, dan keluarga, untuk perencanaan persalinan aman dilakukan
Melalui kegiatan ini beberapa factor risiko yang ada pada ibu hamil telah dapat
dilakukan prediksi / perkiraan kemungkinan macam komplikasi yang akan terjadi. Oleh
karena itu kegiatan skrining harus dilakukan berulang kali sehingga dapat ditemukan secara
dini factor risiko yang berkembang pada umur kehamilan lebih lanjut. (Poedji Rochjati,
2003).
Batasan Pengisian Skrining Antenatal Deteksi dini Ibu Hamil Risiko Tinggi Dengan
Berupa kartu skor untuk digunakan sebagai alat skrening ANTENATAL berbasis
keluarga guna menemukan faktor risiko ibu hamil, yang selanjutnya dilakukan upaya
2. Dipantau ole Ibu PKK, Kader Posyandu, Tenaga Kesehatan.(Poedji Rochjati, 2003).
• Skrining antenatal / deteksi dini factor risiko pada ibu hamil Risiko Tinggi
• Pencatatan kondisi ibu selama kehamilan, persalinan, nifas mengenai ibu / bayi
• Validasi data kehamilan, persalinan, nifas dan perencanaan KB. (Poedji Rochjati, 2003).
Sistem SKOR
Untuk umur dan paritas pada semua ibu hamil sebagai skor awal
Untuk bekas operasi sesar, letak sungsang, letak lintang, perdarahan antepartum dan pre-
Format : kartu skor disusun dengan format kombinasi antara cecklis dan system skor.
Cecklis dari 19 faktor resiko dengan skor untuk masing-masing tenaga kesehatan maupun
non kesehatan PKK (termasuk ibu hamil, suami dan keluarganya) mendapat pelathan dapat
Ibu hamil dengan SKOR 6 atau lebih, dianjurkan bersalin dengan tenaga kesehatan:
Bila SKOR 12 atau lebih dianjurkan bersalin di RS / SpOG (Poedji Rochjati, 2003).
Untuk meningkatkan sensitivitas dan spesifitas system scoring mengenai cara persalinan
yang dibutuhkan, harus ditambahkan satu alat yang mudah digunakan dan dapat
dimulai, sehingga rujukan terlambat dapat dicegah. Alat tersebut adalah kartu prakiraan
Grafiknya terdiri dari 4 area / daerah, yaitu: hijau tua, hijau muda, kuning, dan merah:
1. Daerah Hijau tua menunjukkan distosia hampir tidak mungkin terjadi, persalinan di rumah
3. Daerah kuning menunjukkan distosia sering terjadi, persalinan harus ditangani tenaga
4. Daerah merah menunjukkan distosia kemungkinan besar terjadi, rujukan mutlak di lakukan.
• Dua kali pada triwulan ketiga (antara minggu 28 – 36 dan sesudah minggu ke 36)
Perencanaan persalinan
2. Kunjungan II (24-28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu), dilakukan untuk :
Pelayanan / asuhan antenatal ini hanya diberikan oleh tenaga kesehatan professional dan
Asuhan Antenatal
1. Anamnesis
Riwayat kehamilan ini Riwayat obstetri lalu Riwayat penyakit Riwayat sosial ekonom
• Usia ibu hamil •Jumlah kehamilan • Jantung • Status perkawinan
• Hari pertama haid • Jumlah persalinan • Tekanan darah tinggi • Respon ibu da
terakhir, siklus haid •Jumlah • Diabetes Melitus
persalinan keluarga terhada
• Perdarahan per cukup bulan • TBC kehamilan
vagina •Jumah • Pernah operasi
persalinan • Jumlah keluarga d
• Keputihan prematur • Alergi obat / makanan rumah yang membantu
• Mual dan muntah •Jumlah anak hidup • Ginjal • Siapa pembua
• Masalah / kelainan • Jumlah keguguran • Asma keputusan dalam
pada kehamilan •Jumlah aborsi • Epilepsy keluarga
sekarang •Perdarahan pada
• Penyakit hati • Kebiasaan makan da
• Pemakaian obat – kehamilan, persalinan, minum
• Pernah kecelakaan
obat (termasuk jamu nifas terdahulu. • Kebiasaan merokok
– jamuan) •Adanta hipertensi menggunakan obat
dalam kehamilan pada obatan dan alkohol
kehamilan terdahulu • Kehidupan seksual
• Berat bayi <2,5 kg • Pekerjaan dan aktivita
atau berat bayi 4 kg sehari – hari
• Adanya masalah – • Pilihan tempat untu
masalah selama melahirkan
kehamilan, persalinan, • Pendidikan
nifas terdahulu • Penghasilan
(Sarwono P, 2002)
2. Pemeriksaan
Fisik umum Pemeriksaan Pemeriksaan Laboratorium
luar dalam
Kunjungan pertama: Pada setiap Pada kunjungan Kunjungan pertama:
• Tekanan darah kunjungan : • Varises Darah :
• Suhu badan • • Kondiloma
Mengukur tinggi fundus • Hemoglobin
• Nadi uteri • Edema • Glukosa
• Pernafasan • Palpasi untuk
• Hemeroid • VDRL
• Berat badan menentukan letak janin
• Kelainan lain
• Tinggi badan (atau lebih 28 minggu) Urin:
• Muka : Edema, pucat• Auskultrasi detakPemeriksaan dengan • Warna, bau, kejernihan
• Mulut & Gigi : jantung janin Spekulum • Protein
untuk
kebersihan, karies, menilai: • Glukosa
tonsil, paru • Serviks • Nitrit/LEA
• Tiroid / gondok • Tanda-tanda infeksi
• Tulang belakang/ • Cairan dari ostium uteri
punggung : scoliosis
• Payudara : puting
susu, tumor Pemeriksaan untuk
• Abdomen : bekas menilai:
operasi Serviks*
Uterus*
• Ekstermitas : edema, Adneksa*
varises, reflesk Bartholin
patella Skene
• Costrovertebral Angle Uretra
Tenderness (CVAT) *bila usia kehamilan
• Kulit : kebersihan/ <12 minggu
penyakit kulit
Kunjungan berikut:
• Tekanan darah
• Berat badan
• Edema
• Masalah dari
kunjungan pertama
(Sarwono P, 2002)
Perkusi
Palpasi
Ibu hamil disuruh berbaring terlentang, kepala dan bahu sedikit lebih tinggi dengan memakai
bantal. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu hamil. Dengan sikap hormat
• Gerakan janin,
• Menurut Knebel,
• Menurut Ahlfeld
Manuver palpasi menurut Leopold:
Leopold I :
• konsistensi uterus
• menentukan letak kepala atau bokong dengan satu tangan di fundus dan tangan lain diatas
simfisis
Leopolld II :
• menetukan letak punggung dengan pinggir tangan kiri diletakkan tegak ditengah perut
Leopold IV:
• bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah masuk pintu atas
panggul
gerakan janin, kontraksi uterus (his), dan apakah ada lingkaran van Bandl. (Rustam M,
1998)
Hubungan tua kehamilan (bulan), besar uterus, dan tinggi fundlus uteri.
Akhirbulan Besar uterus Tinggi fundus uteri
Cara lain untuk menentukan tuanya kehamilan dan berat badan janin dalam
kandungan:
(2) Ditambahkan 4,5 bulan dari waktu ibu merasa janin hidup “felling life”(quickening)
(3) Menurut Mac Donald : adalah modifikasi Spiegelberg, yaitu jarak fundus-simfisis dalam cm
(4) Menurut Ahlfeld :” Ukuran kepala-bokong”= 0,5 panjang anak sebenarnya. Bila diukur jarak
Auskultasi
• bising aorta
• peristaltic usus
• dihitung 3x5 detik secara berurutan, dengan cara ini dapat diketahui teratur tidaknya djj,
contoh:
11 12 11
djj = 4x(11+1213) = 136 permenit teratur
10 14 9
(Rustam M, 1998)
Pemeriksaan Dalam
(2) Kalau bagian yang terbawah adalah kepala, dapat ditentukan posisi uuk. uub, dagu, hidung,
(4) Pembukaan serviks, turunnya bagian terbawah janin, kaput suksedaneum, dan sebagainya
(5) Secara umum dapat dievaluasi keadaan vagina, serviks, dan panggul
Perlvimetri klinik :
• Pemeriksaan dalam memakai jari telunjuk dan jari tengah dengan mencoba meraba
promontorium. Bila teraba, batasnya ditandai dengan telunjuk tangan kiri lalu telunjuk
dikeluarkan dan diukur (lihat Gambar 9-5). Akan diperoleh konyugata diagonal, bila
(1) Indikasi sosial untuk menentukan keadaan kehamilan atau persalinan sebelum ditinggalkan
oleh penolong
(2) Jika pada pemeriksaan luar, kedudukan janin tidak dapat ditentukan
• Pembukaan serviks: berapa cm atau berapa jari hampir lengkap dan sudah lengkap
(Rustam M, 1998)
Pemeriksaan Rontgenologik
keragu – raguan pada pemeriksaan obstetrik. Misalnya, pada wanita yang selalu gemuk
(obesitas), penderita yang tidak tenang (nervous), dan dinding perut yang tegang.
Untuk diagnosa kehamilan positif, boleh dilakukan pada kehamilan 4-5 bulan dan
dalam kandungan :
Pemeriksaan Laboratorium
Ibu hamil hendaknya diperiksa air kencing dan darahnya sekurang – kurangnya 2 x
selama kehamilan, sekali pada permulaan dan sekali lagi pada akhir kehamilannya.
Ultrasonografi
karena memakai prinsip sonar (bunyi). Jadi, boleh dipergunakan pada kehamilan muda.
Pada layer dapat dilihat letak, gerakan, dan gerakan jantung janin. (Rustam M, 1998)
3. Diagnosis
4. Penatalaksanaan
Kategori Gambaran
Kehamilan normal 1. Anamnesis dan pemeriksaan lengkap pada kunjungan
antenatal awal.
Lihat bagian penilaian