Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN

KLIEN DENGAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI

OLEH :

FAKHRUNIZAH N. HI. AHMAD

NIM. 201910461011041

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2020
KEHAMILAN RISIKO TINGGI

A. Definisi Kehamilan Risiko Tinggi


Kehamilan Risiko Tinggi adalah salah satu kehamilan yang di dalamnya
kehidupan atau kesehatan ibu atau janin dalam bahaya akibat gangguan
kehamilan yang kebetulan atau unik. (Sarwono, 2010)

B. Etiologi
Ibu hamil yang mengalami resiko tinggi adalah sebagai berikut :
a. Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm.
b. Bentuk panggul ibu yang tidak normal.
c. Badan Ibu kurus pucat.
d. Umur Ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
e. Jumlah anak lebih dari 4 orang.
f. Jarak kelahiran anak kurang dari 2 tahun.
g. Adanya kesulitan pada kehamilan atau persalinan yang lalu.
h. Sering terjadi keguguran sebelumnya.
i. Kepala pusing hebat.
j. Kaki bengkak.
k. Perdarahan pada waktu hamil.
l. Keluar air ketuban pada waktu hamil.
m. Batuk-batuk lama.

C. Tanda dan Gejala


a. Muntah terus menerus, tidak bisa makan, keadaan ini akan membahayakan
ibu.
b. Perdarahaan
Perdarahan pada hamil muda dapat menyebabkan keguguran.
c. Pucat                                                      
Pucat pada conjungtiva, muka, telapak tangan menunjukkan
anemia(kekurangan darah).
d. Bengkak di kaki, tangan dan wajah, atau sakit kepala kadangkala
disertaikejang, kondisi ini dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayi
dalam kandungan.
e. Demam tinggi, biasanya karena infeksi. Demam yang tinggi bisa     
membahayakan keselamatan jiwa ibu, menyebabkan keguguran atau
kelahiran kurang bulan.
f. Keluar air ketuban sebelum waktunya, merupakan tanda adanya gangguan
pada kehamilan, dapat membahayakan bayi dalam kandungan.
g. Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak, keadaan
ini merupakan tanda bahaya pada janin.

D. Macam-Macam Kehamilan Risiko Tinggi


Kriteria yang dikemukakan oleh peneliti-peneliti dari berbagai institut
berbeda-beda, namun dengan tujuan yang sama mencoba mengelompokkan
kasus-kasus risiko tinggi. (Sarwono, 2010).
1. Risiko
Risiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan untuk
terjadinya suatu keadaan gawat-darurat yang tidak diinginkan pada masa
mendatang, seperti kematian, kesakitan, kecacatan, ketidak nyamanan, atau
ketidak puasan (5K) pada ibu dan bayi. (Sarwono, 2010). Ukuran risiko dapat
dituangkan dalam bentuk angka disebut SKOR. Digunakan angka bulat di bawah
10, sebagai angka dasar 2, 4 dan 8 pada tiap faktor untuk membedakan risiko
yang rendah, risiko menengah, risiko tinggi. Berdasarkan jumlah skor kehamilan
dibagi tiga kelompok:
1) Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2
Kehamilan tanpa masalah / faktor risiko, fisiologis dan kemungkinan besar
diikuti oleh persalinan normal dengan ibu dan bayi hidup sehat.
2) Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10
Kehamilan dengan satu atau lebih faktor risiko, baik dari pihak ibu maupun
janinnya yang memberi dampak kurang menguntungkan baik bagi ibu
maupun janinnya, memiliki risiko kegawatan tetapi tidak darurat.
3) Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥ 12
2. Kehamilan dengan faktor risiko:
1) Perdarahan sebelum bayi lahir, memberi dampak gawat dan darurat bagi
jiwa ibu dan atau banyinya, membutuhkan di rujuk tepat waktu dan
tindakan segera untuk penanganan adekuat dalam upaya menyelamatkan
nyawa ibu dan bayinya.
2) Ibu dengan faktor risiko dua atau lebih, tingkat risiko kegawatannya
meningkat, yang membutuhkan pertolongan persalinan di rumah sakit
oleh dokter Spesialis. (Sarwono, 2010)

3. Batasan Faktor Risiko / Masalah

a. Ada Potensi Gawat Obstetri / APGO

(kehamilan yang perlu diwaspadai)

1) Primi muda
Ibu hamil pertama pada umur ≤ 16 tahun, rahim dan panggul belum
tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya diragukan keselamatan dan
kesehatan janin dalam kandungan. Selain itu mental ibu belum cukup
dewasa. (Sarwono, 2010)
Bahaya yang mungkin terjadi antara lain:
- Bayi lahir belum cukup umur
- Perdarahan bisa terjadi sebelum bayi lahir
- Perdarahan dapat terjadi sesudah bayi lahir.
2) Primi tua
Primi tua dimana kondisi seperti lama perkawinan ≥ 4 tahun, ibu hamil
pertama setelah kawin 4 tahun atau lebih dengan kehidupan perkawinan
biasa: suami istri tinggal serumah, suami atau istri tidak sering keluar
kota, dan tidak memakai alat kontrasepsi (KB)
Bahaya yang terjadi pada primi tua:
- Selama hamil dapat timbul masalah, faktor risiko lain oleh karena
kehamilannya, misalnya pre-eklamsia.
- Persalinan tidak lancar. (Sarwono, 2010)
 Pada umur ibu ≥ 35 tahun
Ibu yang hamil pertama pada umur ≥ 35 tahun. Pada usia tersebut
mudah terjadi penyakit pada ibu dan organ kandungan yang menua. Jalan
lahir juga tambah kaku. Ada kemungkinan lebih besar ibu hamil
mendapatkan anak cacat, terjadi persalinan macet dan perdarahan. Bahaya
yang terjadi antara lain (Sarwono, 2010)
a) Hipertensi / tekanan darah tinggi
b) Pre-eklamsia
c) Ketuban pecah dini: yaitu ketuban pecah sebelum persalinan
d) Persalinan tidak lancar atau macet: ibu mengejan lebih dari satu jam,
bayi tidak dapat lahir dengan tenaga ibu sendiri melalui jalan lahir
biasa.
e) Perdarahan setelah bayi lahir
f) Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) < 2500 gr.
(Sarwono, 2010)

Usia ibu hamil 35 tahun ke atas dapat berisiko mengalami kelainan-kelainan


antara lain:

a. Frekuensi mola hidantidosa pada kehamilan yang terjadi pada awal atau akhir


usia subur relatif lebih tinggi. Efek paling berat dijumpai pada wanita berusia
lebih dari 45 tahun.
b. Frekuensi abortus yang secara klinis terdeteksi meningkat 26% pada mereka
yang usianya lebih dari 45 tahun
c. Wanita bukan kulit putih berusia 35 sampai 44 tahun lima kali lebih mungkin
mengalami kehamilan ektopik daripada wanita kulit putih berusia 15 sampai
24 tahun.

Risiko nondisjungsi meningkat seiring dengan usia ibu. Oosit tertahan


dalam midprofase dari miosis 1 sejak lahir sampai ovulasi, penuaan diperkirakan
merusak kiasma yang menjaga agar pasangan kromosom tetap menyatu. Apabila
miosis dilanjutkan sampai selesai pada waktu ovulasi, nondisjungsi menyebabkan
salah satu gamet anak mendapat dua salinan dari kromosom yang bersangkutan,
sehingga terbentuk trisomi, anak lahir dengan cacat bawaan sindrom down.
(Sarwono, 2010)

d. Anak terkecil < 2 tahun : Ibu hamil yang jarak kelahiran dengan anak terkecil
kurang dari 2 tahun. Kesehatan fisik dan rahim ibu masih butuh cukup
istirahat. Ada kemungkinan ibu masih menyusui. Selain itu anak masih butuh
asuhan dan perhatian orang tuanya. Bahaya yang dapat terjadi:
e. Perdarahan setelah bayi lahir karena kondisi ibu lemah
f. Bayi prematur / lahir belum cukup bulan, sebelum 37 minggu
g. Bayi dengan berat badan rendah / BBLR < 2500 gr.

3) Primi tua sekunder


Ibu hamil dengan persalinan terakhir ≥ 10 tahun yang lalu. Ibu dalam
kehamilan dan persalinan ini seolah-olah menghadapi persalinan yang pertama
lagi. Kehamilan ini bisa terjadi pada:
a. Anak pertama mati, janin didambakan dengan nilai sosial tinggi
b. Anak terkecil hidup umur 10 tahun lebih, ibu tidak ber-KB.

Bahaya yang dapat terjadi:

a. Persalinan dapat berjalan tidak lancar


b. Perdarahan pasca persalinan
c. Penyakit ibu: Hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes, dan lain-lain.

4) Grande multi
Ibu pernah hamil / melahirkan 4 kali atau lebih. Karena ibu sering melahirkan
maka kemungkinan akan banyak ditemui keadaan:
- Kesehatan terganggu: anemia, kurang gizi
- Kekendoran pada dinding perut
- Tampak ibu dengan perut menggantung
- Kekendoran dinding rahim
Bahaya yang dapat terjadi:
a. Kelainan letak, persalinan letak lintang
b. Robekan rahim pada kelainan letak lintang
c. Persalinan lama
d. Perdarahan pasca persalinan. (Sarwono, 2010)

5) Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih
hidup atau mati. (Sarwono, 2010) Pada grandemultipara bisa menyebabkan:
a. Solusio plasenta
b. Plasenta previa.

6) Tinggi badan 145 cm atau kurang


Terdapat tiga batasan pada kelompok risiko ini:
a. Ibu hamil pertama sangat membutuhkan perhatian khusus. Luas panggul
ibu dan besar kepala janin mungkin tidak proporsional, dalam hal ini ada
dua kemungkinan yang terjadi:
- Panggul ibu sebagai jalan lahir ternyata sempit dengan janin / kepala
tidak besar.
- Panggul ukuran normal tetapi anaknya besar / kepala besar
b. Ibu hamil kedua, dengan kehamilan lalu bayi lahir cukup bulan tetapi mati
dalam waktu (umur bayi) 7 hari atau kurang.
c. Ibu hamil dengan kehamilan sebelumnya belum pernah melahirkan cukup
bulan, dan berat badan lahir rendah < 2500 gram. Bahaya yang dapat
terjadi: persalinan berjalan tidak lancar, bayi sukar lahir, dalam
bahaya. Kebutuhan pertolongan medik : persalinan operasi sesar.
(Sarwono, 2010)

b. Riwayat obstetric jelek (ROJ)

Dapat terjadi pada ibu hamil dengan kehamilan kedua, dimana kehamilan
yang pertama mengalami:
a. Keguguran
b. Lahir belum cukup bulan
c. Lahir mati
d. Lahir hidup lalu mati umur ≤ 7 hari
e. Kehamilan ketiga atau lebih, kehamilan yang lalu pernah mengalami keguguran
≥ 2 kali
f. Kehamilan kedua atau lebih, kehamilan terakhir janin mati dalam kandungan
(Sarwono, 2010)
Bahaya yang dapat terjadi:
a. Kegagalan kehamilan dapat berulang dan terjadi lagi, dengan tanda-tanda
pengeluaran buah kehamilan sebelum waktunya keluar darah, perut kencang.
b. Penyakit dari ibu yang menyebabkan kegagalan kehamilan, misalnya: Diabetes
mellitus, radang saluran kencing, dll.
c. Persalinan yang lalu dengan tindakan

1. Persalinan yang ditolong dengan alat melalui jalan lahir biasa atau per-
vaginam:
2. Tindakan dengan cunam / forcep / vakum. Bahaya yang dapat terjadi:
3. Robekan / perlukaan jalan lahir
4. Perdarahan pasca persalinan
5. Uri manual, yaitu: tindakan pengeluaran plasenta dari rongga rahim dengan
menggunakan tangan. Tindakan ini dilakukan pada keadaan bila:
6. Ditunggu setengah jam uri tidak dapat lahir sendiri
7. Setelah bayi lahir serta uri belum lahir terjadi perdarahan banyak > 500 cc
(Sarwono, 2010)
Bahaya yang dapat terjadi:

a. Radang, bila tangan penolong tidak steril


b. Perforasi, bila jari si penolong menembus rahim
c. Perdarahan
d. Ibu diberi infus / tranfusi pada persalinan lalu. Persalinan yang lalu mengalami
perdarahan pasca persalinan yang banyak lebih dari 500 cc, sehingga ibu
menjadi syok dan membutuhkan infus, serta transfusi darah. (Poedji Rochjati,
2003).
d. Bekas operasi sesar

Ibu hamil, pada persalinan yang lalu dilakukan operasi sesar. Oleh karena itu
pada dinding rahim ibu terdapat cacat bekas luka operasi. Bahaya pada robekan
rahim : kematian janin dan kematian ibu, perdarahan dan infeksi. (Poedji Rochjati,
2003).

e.  Ada Gawat Obstetri / AGO


(tanda bahaya pada saat kehamilan, persalinan, dan nifas)
1. Penyakit pada ibu hamil
1) Anemia (kurang darah)
Keluhan yang dirasakan ibu hamil:
- Lemah badan, lesu, lekas lelah
- Mata berkunang-kunang
- Jantung berdebar
- Dari inspeksi didapatkan keadaan ibu hamil: Pucat pada muka dan
pucat pada kelopak mata, lidah dan telapak tangan. (Sarwono, 2010)
- Dari hasil Laboratorium: Kadar Hb < 11 gr%

Pengaruh anemia pada kehamilan:


a. Menurunkan daya tahan ibu hamil, sehingga ibu mudah sakit
b. Menghambat pertumbuhan janin, sehingga janin lahir dengan berat
badan lahir rendah
c. Persalinan premature
d. Bahaya yang dapat terjadi bila terjadi anemia berat (Hb < 6 gr%):
e. Kematian janin mati
f. Persalinan prematur, pada kehamilan < 37 minggu
g. Persalinan lama
h. Perdarahan pasca persalinan. (Poedji Rochjati, 2003).
(Sarwono, 2010)
Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin di
bawah 11 g% pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 g% pada trimester 2.
Hipoksia akibat anemia dapat menyebabkan syok dan kematian ibu pada
persalinan sulit, walaupun tidak terjadi perdarahan. Juga bagi hasil konsepsi,
anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik, seperti: (Sarwono,
2010)

o Kematian mudigah
o Kematian perinatal
o Prematuritas
o Dapat terjadi cacat bawaan
o Cadangan besi kurang. 
(Sarwono, 2010)
2) Malaria
Keluhan yang dirasakan ibu hamil, adalah:
o Panas tinggi
o Menggigil, keluar keringat
o Sakit kepala
o Muntah-muntah
(Sarwono, 2010)
Bila penyakit malaria ini disertai dengan panas yang tinggi dan anemia, maka
akan mengganggu ibu hamil dan kehamilannya.

Bahaya yang dapat terjadi:

- Abortus
- IUFD
- Persalinan premature.
3) Tuberculosa paru
Keluhan yang dirasakan:
o Batuk lama tak sembuh-sembuh
o Tidak suka makan
o Badan lemah dan semakin kurus
o Batuk darah
Penyakit ini tidak secara langsung berpengaruh pada janin. Janin baru tertular
setelah dilahirkan. Jika TBC berat dapat menurunkan fisik ibu, tenaga, dan ASI
ikut berkurang.
Bahaya yang dapat terjadi:
o Keguguran
o Bayi lahir belum cukup umur
o Janin mati dalam kandungan. (Poedji Rochjati, 2003).
(Sarwono, 2010)
4) Payah jantung
Keluhan yang dirasakan:
o Sesak napas
o Jantung berdebar
o Dada terasa berat, kadang-kadang nyeri
o Nadi cepat
o Kaki bengkak
(Sarwono, 2010)
Bahaya yang dapat terjadi:
o Payah jantung bertambah berat
o Kelahiran prematur
(Sarwono, 2010)
o Dalam persalinan:
a. BBLR
b. Bayi dapat lahir mati.
c. Penyakit jantung memberi pengaruh tidak baik kepada kehamilan dan janin
dalam kandungan. Apabila ibu menderita hipoksia dan sianosis, hasil
konsepsi dapat menderita pula dan mati, yang kemudian disusul oleh
abortus. 
(Sarwono, 2010)
5) Diabetes mellitus

a. Dugaan adanya kencing manis pada ibu hamil apabila:

b. Ibu pernah mengalami beberapa kali kelahiran bayi yang besar


c. Pernah mengalami kematian janin dalam rahim pada kehamilan minggu-
minggu terakhir

d. Ditemukan glukosa dalam air seni (Glikosuria)

(Sarwono, 2010)

Bahaya yang dapat terjadi:


a. Persalinan prematur
b. Hydramnion
c. Kelainan bawaan
d. Makrosomia
e. Kematian janin dalam kandungan sesudah kehamilan minggu ke-36
f. Kematian bayi perinatal (bayi lahir hidup, kemudian mati < 7 hari). (Sarwono,
2010)
Diabetes mempengaruhi timbulnya komplikasi dalam kehamilan sebagai berikut:
a. pre-eklamsia
b. kelainan letak janin
c. insufisiensi plasenta
Diabetes sebagai penyulit yang sering dijumpai dalam persalinan ialah:
a. inersia uteri dan atonia uteri
b. distosia bahu karena anak besar
c. lebih sering pengakhiran partus dengan tindakan, termasuk seksio sesarea
d. lebih mudah terjadi infeksi
e. angka kematian maternal lebih tinggi
Diabetes lebih sering mengakibatkan infeksi nifas dan sepsis, dan menghambat
penyembuhan luka jalan lahir, baik ruptur perinea maupun luka
episiotomi.  (Sarwono, 2010)

6) HIV / AIDS
Bahaya yang dapat terjadi:
a. Terjadi gangguan pada sistem kekebalan tubuh dan ibu hamil mudah
terkena infeksi
b. Kehamilan memperburuk progesifitas infeksi HIV, HIV pada kehamilan
adalah pertumbuhan intra uterin terhambat dan berat lahir rendah, serta
peningkatan risiko prematur
c. Bayi dapat tertular dalam kandungan atau tertular melalui ASI. (Sarwono,
2010)
7) Toksoplasmosis
Toksoplasmosis penularannya melalui makanan mentah atau kurang masak,
yang tercemar kotoran kucing yang terinfeksi.

Bahaya yang dapat terjadi:


a. Infeksi pada kehamilan muda menyebabkan abortus
b. Infeksi pada kehamilan lanjut menyebabkan kelainan kongenital, hidrosefalus..
(Sarwono, 2010)
8) Pre-Eklamsia ringan
Tanda-tanda:
a. Edema pada tungkai, muka, karena penumpukan cairan disela-sela
jaringan tubuh
Sedikit bengkak pada tungkai bawah atau kaki pada kehamilan 6 bulan ke
atas mungkin masih normal karena tungkai banyak di gantung atau
kekurangan Vitamin B1. tetapi bengkak pada muka, tangan disertai
dengan naiknya tekanan darah sedikit, berarti ada Pre-Eklamsia ringan.
(Sarwono, 2010)
b. Tekanan darah tinggi
c. Dalam urin terdapat Proteinuria
Bahaya bagi janin dan ibu:
a. Menyebabkan gangguan pertumbuhan janin
b. Janin mati dalam kandungan.
(Sarwono, 2010)
9) Hamil kembar
Ibu hamil dengan dua janin (gemelli), atau tiga janin (triplet) atau lebih dalam
rahim. Rahim ibu membesar dan menekan organ dalam dan menyebabkan
keluhan-keluhan:
a. Sesak napas
a. Edema kedua bibir kemaluan dan tungkai
b. Varises
c. Hemorrhoid
Bahaya yang dapat terjadi:

a. Keracunan kehamilan
b. Hidramnion
c. Anemia
d. Persalinan prematur
e. Kelainan letak
f. Persalinan sukar
g. Perdarahan saat persalinan.
Kehamilan kembar ialah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan
dan persalinan membawa risiko bagi janin dan ibu. (Sarwono, 2010).

Pengaruh terhadap ibu:

a. Kebutuhan akan zat-zat bertambah, sehingga dapat menyebabkan anemia dan


defisiensi zat-zat lainnya.
b. Kemungkinan terjadinya hidramnion bertambah 10 kali lebih besar
c. Frekuensi pre-eklamsi dan eklamsi lebih sering
d. Karena uterus yang besar, ibu mengeluh sesak napas, sering miksi, serta
terdapat edema dan varises pada tungkai dan vulva
e. Dapat terjadi inersia uteri, perdarahan postpartum, dan solusio plasenta sesudah
anak pertama lahir.
(Sarwono, 2010)
Pengaruh terhadap Janin:
a. Usia kehamilan tambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin pada
kehamilan kembar : 25% pada gemeli, 50% pada triplet, dan 75% pada
quadruplet, yang akan lahir 4 minggu sebelum cukup bulan. Jadi kemungkinan
terjadinya bayi prematur akan tinggi.
b. Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasenta, maka angka kematian
bayi kedua tinggi.
c. Sering terjadi kesalahan letak janin, yang juga akan mempertinggi angka
kematian janin (Sarwono, 2010)
10) Hidramnion / Hamil kembar air
Kehamilan dengan jumlah cairan amnion lebih dari 2 liter, dan biasanya
nampak pada trimester III, dapat terjadi perlahan-lahan atau sangat cepat.

Keluhan-keluhan yang dirasakan:


 Sesak napas
 Perut membesar, nyeri perut karena rahim berisi cairan amnion > 2 liter
 Edema labia mayor, dan tungkai (Sarwono, 2010)
Bahaya yang dapat terjadi:
 Keracunan kehamilan
 Cacat bawaan pada bayi
 Kelainan letak
 Persalinan prematur
 Perdarahan pasca persalinan. (Sarwono, 2010)
Hidramnion adalah suatu keadaan dimana jumlah air ketuban jauh lebih
banyak dari normal, biasanya kalau lebih dari 2 liter. Walau etiologi belum jelas,
namun ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hidramnion, antara lain:

a. Penyakit jantung
b. Nefritis
c. Edema umum (anasarka)
d. Anomaly congenital (pada anak), seperti enensepali, spina bifida, atresia atau
striktur esophagus, hidrosefalus, dan struma blocking oesophagus. (Sarwono,
2010)
11) Janin mati dalam rahim
Keluhan-keluhan yang dirasakan:
a. Tidak terasa gerakan janin
b. Perut terasa mengecil
c. Payudara mengecil (Sarwono, 2010)
Pada kehamilan normal gerakan janin dapat dirasakan pada umur kehamilan
4-5 bulan. Bila gerakan janin berkurang, melemah, atau tidak bergerak sama
sekali dalam 12 jam, kehidupan janin mungkin terancam.

Dari keluhan ibu dapat dilakukan pemeriksaan:


- DJJ tidak terdengar
- Hasil tes kehamilan negatif
Bahaya yang dapat terjadi pada ibu dengan janin mati dalam rahim, yaitu:
Gangguan pembekuan darah ibu, disebabkan dari jaringan-jaringan mati yang
masuk ke dalam darah ibu. (Sarwono, 2010)

12) Hamil serotinus / Hamil lebih bulan


Ibu dengan umur kehamilan ≥ 42 minggu. Dalam keadaan ini, fungsi dari
jaringan uri dan pembuluh darah menurun. Dampak tidak baik bagi janin:

a. Janin mengecil
b. Kulit janin mengkerut
c. Lahir dengan berat badan rendah
d. Janin dalam rahim dapat mati mendadak. (Sarwono, 2010)
e. Letak sungsang
Letak sungsang: pada kehamilan tua (hamil 8-9 bulan), letak janin dalam rahim
dengan kepala diatas dan bokong atau kaki dibawah.
Bahaya yang dapat terjadi:
- Bayi lahir bebang putih yaitu gawat napas yang berat
- Bayi dapat mati.
(Sarwono, 2010)
f. Letak lintang
Merupakan kelainan letak janin di dalam rahim pada kehamilan tua (hamil 8-9
bulan): kepala ada di samping kanan atau kiri dalam rahim ibu. Bayi letak lintang
tidak dapat lahir melalui jalan lahir biasa, karena sumbu tubuh janin melintang
terhadap sumbu tubuh ibu. (Sarwono, 2010). Pada janin letak lintang baru mati
dalam proses persalinan, bayi dapat dilahirkan dengan alat melalui jalan lahir
biasa. Sedangkan pada janin kecil dan sudah beberapa waktu mati masih ada
kemungkinan dapat lahir secara biasa. (Sarwono, 2010)
Bahaya yang dapat terjadi pada kelainan letak lintang. Pada persalinan yang
tidak di tangani dengan benar, dapat terjadi Robekan rahim, dan akibatnya:
Bahaya bagi ibu
a. Perdarahan yang mengakibatkan anemia berat
b. Infeksi
c. Ibu syok dan dapat mati
(Sarwono, 2010)
f. Ada Gawat Darurat Obstetri / AGDO (Ada ancaman nyawa ibu dan bayi)
a) Perdarahan antepartum (Perdarahan sebelum persalinan, perdarahan terjadi
sebelum kelahiran bayi)
Tiap perdarahan keluar dari liang senggama pada ibu hamil setelah 28
minggu, disebut perdarahan antepartum. Perdarahan antepartum harus
dapat perhatian penuh, karena merupakan tanda bahaya yang dapat
mengancam nyawa ibu dan atau janinnya, perdarahan dapat keluar:
- Sedikit-sedikit tapi terus-menerus, lama-lama ibu menderita anemia
berat
- Sekaligus banyak yang menyebabkan ibu syok, lemah nadi dan tekanan
darah menurun. (Sarwono, 2010)
Perdarahan dapat terjadi pada:
a) Plasenta Previa plasenta melekat dibawah rahim dan menutupi sebagian /
seluruh mulut rahim.
b) Solusio Plasenta plesenta sebagian atau seluruhnya lepas dari tempatnya.
Biasanya disebabkan karena trauma / kecelakaan, tekanan darah tinggi atau
pre-eklamsia, maka terjadi perdarahan pada tempat melekat plasenta. Akibat
perdarahan, dapat menyebabkan adanya penumpukan darah beku dibelakang
plasenta. (Sarwono, 2010)
Bahaya yang dapat terjadi:
1) Bayi terpaksa dilahirkan sebelum cukup bulan
2) Dapat membahayakan ibu:
3) Kehilangan darah, timbul anemia berat dan syok
4) Ibu dapat meninggal
5) Dapat membahayakan janinnya yaitu mati dalam kandungan (Sarwono,
2010)
c) Pre-Eklamsia berat / Eklamsia
Pre-eklamsi berat terjadi bila ibu dengan pre-eklamsia ringan tidak dirawat,
ditangani dengan benar. Pre-eklamsia berat bila tidak ditangani dengan benar
akan terjadi kejang-kejang, menjadi eklamsia. Pada waktu kejang, sudip lidah
dimasukkan ke dalam mulut ibu diantara kedua rahang, supaya lidah tidak
tergigit. (Sarwono, 2010)
Bahaya yang dapat terjadi:
a. Bahaya bagi ibu, dapat tidak sadar (koma) sampai meninggal
b. Bahaya bagi janin:
c. Dalam kehamilan ada gangguan pertumbuhan janin dan bayi lahir kecil
d. Mati dalam kandungan. (Sarwono, 2010)

E. Penatalaksanaan
Kehamilan pada usia > 35 tahun memerlukan pengawasan dan penanganan
dini, diawasi dan ditangani oleh dokter ahli kandungan sejak dini yaitu perlu
melakukan beberapa pemeriksaan seperti:
a. Pemeriksaan laboraturium untuk memeriksa gula darah untuk memastikan
ada atau tidak penyakit diabetes militus
b.    Pemeriksaan darah ibu untuk mengetahui adanya kelainan kromosom
c.     Menjalani upaya medis untuk mencegah hipertensi, dan cacat bawaan
d. Pemberian asam folat yang cukup pada ibu hamil karena dapat mengurangi
resiko cacat bawaan diberikan sampai usia kehamilan 12 minggu/ masa
pembentukan organ janin.ibu hamil pada usia > 35 tahun perlu medapat
penangan untuh mencegah kelahiran prematur. (Ridwanamiruddin, 2007)
F. Data fokus pengkajian
a. Wawancara
1) Identitas klien
a) Nama
Nama ibu dan suami digunakan untuk mengenal, memanggil dan
menghindari terjadinya kekliruan.
b) Umur
Terutama pada ibu yang hamil pertama kali bila umur lebih 35
tahun disebut primi tua gravid dan bila umur kurang dari 18 tahun
disebut primi muda gravida.
c) Agama
Bila kehamilan sungsang atau lintang untuk mengganjurkan
menungging seperti gerakan sholat selama 10-15 menit sehari 2X
membimbing berdoa dan bila menghadapi pasien yang krisis bisa
mengetahui kepada siapa harus menghubungi.
d) Pendidikan
Untuk memberi bimbingan sesuai dengan tingkat pendidikannya.
e) Pekerjaan
Pekerjaan suami untuk mengetahui taraf kehidupan.
f) Alamat
Untuk mempermudah komunikasi kunjungan rumah.
2) Alasan Ibu Datang
Mengetahui alasan ibu datang ke BPS / RS / Puskesmas, ingin
memeriksakan kehamilannya.
3) Keluhan Utama
Mengetahui keadaan ibu saat datang, keluhan yang sering terjadi pada
saat kehamilan trimester III yaitu sering kencing akibat penekanan
kepala janin pada kandung kemih, pembengkakkan dikaki akibat kadar
garam yang terlalu tinggi dalam tubuh, nyeri pinggang.
4) Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Mengetahui apakan ibu pernah sakit parah atau pernah menderita
penyakit menular atau menurun. Penyakit ini dimungkinkan dapat
memperberat pada saat kehamilan seperti :
a) Sesak nafas : membuat sirkulasi O2  menurun dan potensial terjadi
gawat janin.
b) Jantung : menyebabkan ganagguan pertumbuhan janin, payah
jantung semakin berat, kehamilan premature dalam persalinan.
c) Tekanan darah tinggi : potensial terjadi preeklamsia eklamsia.
d) Diabetes mellitus : menyebabkan persalinan premature (< 37
minggu), hidramnion, kelaianan bawaan, kelahiran bayi dengan
berat >4000gr, kematian bayi prenatal.
5) Riwayat kesehatan Keluarga
a) Ditanyakan mengenai penyakit yang mungkin diderita oleh
keluarga, seperti penyakit menular (TBC, Hepatitis) yang dapat
menular pada ibu dan janin atau bayi jika sudah lahir jika sudah
lahir.
b) Ditanyakan mengenai penyakit yang menurun yang diderita
keluarga faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan hamil
kembar adalah ras, keturunan umur dan paritas.
6) Riwayat Haid
Ditanyakan usia pada saat pertama haid,siklus haid untuk mengetahui
tanggal perkiraan persalina, lama haid, banyaknya darah haid, keluhan
saat haid.
7) Riwayat Kehamilan sekarang.
Untuk menentukan umur kehamilan, memberikan konseling tentang
keluhan kehamilan yang biasa, dan dapat mendeteksi adanya
komplikasi.
8) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
Mengetahui apakah ibu memiliki riwayat obstetric buruk seperti
terjadinya preeklamsi, abortus, kelahiran premature, postdate,
persalinan macet, infeksi nifas. Semua kejadian obstetri yang buruk
dapat terjadi pada kehamilan sekarang. Selain itu dapat membantu
menegakkan diagnosa.
9) Riwayat KB
Apakah selama hamil ibu tetap menggunkan KB, jika iya ibu memakai
KB jenis apa. Sudah berhenti berapa lama, keluhan selama ikut KB
dan rencana penggunaan KB setelah melahirkan. Hal ini untuk
mengetahui apakah kehamilan ini karena faktor KB atau tidak.
10) Pola Kebiasaan Sehari-Hari
a) Nutrisi
Kebutuhan gizi ibu hamil
 Energi         : 2300 kkal
 Protein        : 65 gr
 Kalsium      : 1gr
 Zat besi       : 17 gr
 Vitamin A   : 50 mg
 Vitamin C   : 90 gr
Dapat diperoleh dari 3X makan dengan komposisi : nasi, 1 potong
daging/telur/tahu/tempe, 1 mangkuk sayuran dan 1 gelas susu,
buah jika ada. Minum air kurang lebih 8 gelas perhari.
b) Pola istirahat
Tidur malam 7-8 jam, tidur siang 2 jam
c) Eliminasi
BAK normal warna kuning, jernih, bau khas urine.
BAB 1X sehari
d) Aktivitas
Ibu tidak bekerja atau bekerja, pekrjaan rumah seperti apa : setelah
hamil apakah pekerjaan ibu tetap seperti biasanya atau tidak, jenis
pekerjaan rumanya seperti apa.
e) Kebersihan
Mandi minimal 2X sehari, ganti pakaian tiap kali mandi bila terasa
lembab atau keringat, ganti CD tiap hari atau jika lembab.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
a) Waktu pasien berdiri           : skoliosis / kifosis / lordosis.
b) Waktu pasien berjalan         : pincang / kaki O / kaki X.
c) Waktu pasien berbaring :  
 Muka   : pucat, chloasma gravidarum, oedem(bengkak),
reaksipasien (sedih,gembira).
 Mata     : sklera putih / kuning, konjungtiva merah muda / putih.
 Hidung : kelainan/tidak, pengeluaran sekret, pernafasan
cupinghidung ada/tidak
 Mulut    : simetris / tidak, bibir lembab/kering, merah /
pucat, bersih / kotor / ada karies gigi / tidak
 Telinga  : bersih/tidak, ada pengeluaran serumen/tidak

 Leher    : pembesaran kelenjar gondok yaitu pasien


disuruhmenegadah kemudian disuruh menelan. Jika ada
benjolan yang ikut bergerak naik turun menandakan ada
pembesaran. Pembesaran ini disebabkan hormon tiroid.
 Dada     : simetris, putting susu menonjol/mendatar/masuk,
benjolan, hiperpigmentasi, strie, keluar kolostrum(hamil 4
bulan jernih, hamil 4-8 bulan encer sekali,hamil 8 keatas
warnanya kuning seperti susu jolong)
 Abdomen (perut)
 Genitalia eksterna
 Ekstremitas
2) Palpasi
Palpasi bertujuan :
a) Mengetahui umur kehamilan.
b) Mengetahui bagian-bagian janin.
c) Mengetahui letak janin, janin tunggal atau tidak.
d) Sampai dimana bagian terdepan janin masuk kedalam rongga
panggul.
e) Adakah keseimbanagan antara ukuran kepala dan panggul.
3) Auskultasi
a) DJJ +/-
b) Frekuensi normal : 120-160 x/menit
c) Regular / tidak : jika tidak, tidak terjadi gawat janin.
o   < 120x/menit : menjadi gawat janin.
o   > 160x/menit : menjadi gawat janin.
d) Dada : tidak ada ronchi, tidak ada wheezing, menandakan pernah
terganggu akibat penyakit pernafasan.
4) Perkusi
a) Tungkai : Reflek patella (+)
Reflek patella (-) : menandakan ibu kurang B1.
c. Pemeriksaan diagnostik
1) HDL
Dapat menunjukkan peningkatan sel darah putih (SDP), penurunan Hb
dan Ht.
2) USG (Ultrasonographi)
Untuk menentukan letak plasenta.
3) Pemeriksaan urine untuk menetukan kadar glukosa/protein urine.
4) Penilaian dengan kartu skor poedji rochjati untuk mengetahui tingkat
resiko kehamilan ibu.
G. Analisa Data
Analisa data Etiologi Masalah
1. DS : kurangnya Ketidakmampuan
Klien mengatakan hamil pengetahuan keluarga untuk
8 bulan, hamil ke-4 dan tentang penyebab, mengenal masalah
umurnya >35 tahun tanda dan gejala ibu hamil dengan
DO: serta akibat. kehamilan resiko
- tinggi.
2. DS : ketidaktahuan Krisis karena
Ibu berdebar-debar tentang perawatan kehamilan.
Ibu merasa cemas dengan yang dibutuhkan Ketidakmampuan
kehamilannya keluarga untuk
DO : memberi perawatan
Kehamilannya memasuki terhadap ibu yang
usia 8 bulan mengalami krisis
karena
kehamilannya.

3. Ds : - Potensial
- ibu menyatakan bahwa peningkatan derajat
ia pernah kesehatan
memeriksakan
kehamilannya  ke
puskesmas dan dokter
- ibu mengatakan setiap
ada anggota keluarga
yang sakit biasanya
dengan obat warung.
Jika tidak mengalami
perubahan maka
segera di bawa ke 
puskesmas atau rumah
sakit
Do :
-

H. Diagnosa Keperawatan Keluarga


1. Ketidakmampuan keluarga untuk mengenal masalah ibu hamil dengan

kehamilan resiko tinggib/dkurangnya pengetahuan tentang penyebab,

tanda dan gejala serta akibat.

2. Ketidakmampuan keluarga untuk memberi perawatan terhadap ibuyang

mengalami krisis karena kehamilannya b/d ketidaktahuan tentang

perawatan yang dibutuhkan.

3. Potensial peningkatan derajat kesehatan

I. Intervensi Keperawatan Keluarga


No Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
Keluarga
1. Ketidakmampuan Keluarga dapat 1. Kaji tingkat

keluarga untuk menjelaskan tentang pengertian, tanda

mengenal masalah ibu hamil dengan dan penyebab pada

ibu hamil dengan kehamilan resiko ibu hamil dengan

kehamilan resiko tinggi kehamilan resiko

tinggib/dkurangnya 1. Pengertian tinggi

pengetahuan tentang 2. Tanda kehamilan 2. Diskusikan

penyebab, tanda dan resiko tinggi keadaan keluhan

gejala serta akibat 3. Penyebab ibu

kehamilan resiko 3. Beri pujian kepada

tinggi. keluarga setelah

mampu

menjelaskan

kembali dengan

kata sendiri
2. Ketidakmampuan Dilakukan tindakan 1. Jelaskan

keluarga untuk keluarga dapat pentingnya

memberi perawatan 1. Melakukan perawatan ibu

terhadap ibuyang pemeriksaan hamil

mengalami krisis teratur ke 2. Diskusikan untuk

karena kehamilannya pelayanan melakukan

b/d ketidaktahuan kesehatan pemeriksaan ibu

tentang perawatan hamil


yang dibutuhkan 3. Dorong keluarga

memutuskan

tindakan yang

akan dilakukan

4. Berikan re

inforcement bila

keluarga dapat

memutuskan

tindakan yang

akan dilakukan.
3. Potensial peningkatan Setelah dilakukan 1. Jelaskan pada
satu kali pertemuan
derajat kesehatan keluarga tentang
diharapkan keluarga
perlunya menjaga
mampu :
Memeriksakan kesehatan
kehamilan di
pelayanan kesehatan
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, MD F. Gary, Williams Obstetrics, Twenty-Second Edition. United


States of America. the McGraw-Hill Companies; hal: 33-40, 111-6.
DeCherney, MD, Alan H.Current Diagnosis & Treatment Obstetrics &
Gynecology. Tenth Edition . United States of America. 2007. The McGraw-
Hill Companies, Inc; hal 1-18.
Tim Pengajar Obstetri dan Ginekologi UNPAD. Kehamilan dan persalinan
dengan risiko. Dalam: Obstetri patologi. Bandung: Elstar Offset, 1984; 260-2

Anda mungkin juga menyukai