OLEH :
NIM. 201910461011041
2020
KEHAMILAN RISIKO TINGGI
B. Etiologi
Ibu hamil yang mengalami resiko tinggi adalah sebagai berikut :
a. Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm.
b. Bentuk panggul ibu yang tidak normal.
c. Badan Ibu kurus pucat.
d. Umur Ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
e. Jumlah anak lebih dari 4 orang.
f. Jarak kelahiran anak kurang dari 2 tahun.
g. Adanya kesulitan pada kehamilan atau persalinan yang lalu.
h. Sering terjadi keguguran sebelumnya.
i. Kepala pusing hebat.
j. Kaki bengkak.
k. Perdarahan pada waktu hamil.
l. Keluar air ketuban pada waktu hamil.
m. Batuk-batuk lama.
1) Primi muda
Ibu hamil pertama pada umur ≤ 16 tahun, rahim dan panggul belum
tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya diragukan keselamatan dan
kesehatan janin dalam kandungan. Selain itu mental ibu belum cukup
dewasa. (Sarwono, 2010)
Bahaya yang mungkin terjadi antara lain:
- Bayi lahir belum cukup umur
- Perdarahan bisa terjadi sebelum bayi lahir
- Perdarahan dapat terjadi sesudah bayi lahir.
2) Primi tua
Primi tua dimana kondisi seperti lama perkawinan ≥ 4 tahun, ibu hamil
pertama setelah kawin 4 tahun atau lebih dengan kehidupan perkawinan
biasa: suami istri tinggal serumah, suami atau istri tidak sering keluar
kota, dan tidak memakai alat kontrasepsi (KB)
Bahaya yang terjadi pada primi tua:
- Selama hamil dapat timbul masalah, faktor risiko lain oleh karena
kehamilannya, misalnya pre-eklamsia.
- Persalinan tidak lancar. (Sarwono, 2010)
Pada umur ibu ≥ 35 tahun
Ibu yang hamil pertama pada umur ≥ 35 tahun. Pada usia tersebut
mudah terjadi penyakit pada ibu dan organ kandungan yang menua. Jalan
lahir juga tambah kaku. Ada kemungkinan lebih besar ibu hamil
mendapatkan anak cacat, terjadi persalinan macet dan perdarahan. Bahaya
yang terjadi antara lain (Sarwono, 2010)
a) Hipertensi / tekanan darah tinggi
b) Pre-eklamsia
c) Ketuban pecah dini: yaitu ketuban pecah sebelum persalinan
d) Persalinan tidak lancar atau macet: ibu mengejan lebih dari satu jam,
bayi tidak dapat lahir dengan tenaga ibu sendiri melalui jalan lahir
biasa.
e) Perdarahan setelah bayi lahir
f) Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) < 2500 gr.
(Sarwono, 2010)
d. Anak terkecil < 2 tahun : Ibu hamil yang jarak kelahiran dengan anak terkecil
kurang dari 2 tahun. Kesehatan fisik dan rahim ibu masih butuh cukup
istirahat. Ada kemungkinan ibu masih menyusui. Selain itu anak masih butuh
asuhan dan perhatian orang tuanya. Bahaya yang dapat terjadi:
e. Perdarahan setelah bayi lahir karena kondisi ibu lemah
f. Bayi prematur / lahir belum cukup bulan, sebelum 37 minggu
g. Bayi dengan berat badan rendah / BBLR < 2500 gr.
4) Grande multi
Ibu pernah hamil / melahirkan 4 kali atau lebih. Karena ibu sering melahirkan
maka kemungkinan akan banyak ditemui keadaan:
- Kesehatan terganggu: anemia, kurang gizi
- Kekendoran pada dinding perut
- Tampak ibu dengan perut menggantung
- Kekendoran dinding rahim
Bahaya yang dapat terjadi:
a. Kelainan letak, persalinan letak lintang
b. Robekan rahim pada kelainan letak lintang
c. Persalinan lama
d. Perdarahan pasca persalinan. (Sarwono, 2010)
5) Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih
hidup atau mati. (Sarwono, 2010) Pada grandemultipara bisa menyebabkan:
a. Solusio plasenta
b. Plasenta previa.
Dapat terjadi pada ibu hamil dengan kehamilan kedua, dimana kehamilan
yang pertama mengalami:
a. Keguguran
b. Lahir belum cukup bulan
c. Lahir mati
d. Lahir hidup lalu mati umur ≤ 7 hari
e. Kehamilan ketiga atau lebih, kehamilan yang lalu pernah mengalami keguguran
≥ 2 kali
f. Kehamilan kedua atau lebih, kehamilan terakhir janin mati dalam kandungan
(Sarwono, 2010)
Bahaya yang dapat terjadi:
a. Kegagalan kehamilan dapat berulang dan terjadi lagi, dengan tanda-tanda
pengeluaran buah kehamilan sebelum waktunya keluar darah, perut kencang.
b. Penyakit dari ibu yang menyebabkan kegagalan kehamilan, misalnya: Diabetes
mellitus, radang saluran kencing, dll.
c. Persalinan yang lalu dengan tindakan
1. Persalinan yang ditolong dengan alat melalui jalan lahir biasa atau per-
vaginam:
2. Tindakan dengan cunam / forcep / vakum. Bahaya yang dapat terjadi:
3. Robekan / perlukaan jalan lahir
4. Perdarahan pasca persalinan
5. Uri manual, yaitu: tindakan pengeluaran plasenta dari rongga rahim dengan
menggunakan tangan. Tindakan ini dilakukan pada keadaan bila:
6. Ditunggu setengah jam uri tidak dapat lahir sendiri
7. Setelah bayi lahir serta uri belum lahir terjadi perdarahan banyak > 500 cc
(Sarwono, 2010)
Bahaya yang dapat terjadi:
Ibu hamil, pada persalinan yang lalu dilakukan operasi sesar. Oleh karena itu
pada dinding rahim ibu terdapat cacat bekas luka operasi. Bahaya pada robekan
rahim : kematian janin dan kematian ibu, perdarahan dan infeksi. (Poedji Rochjati,
2003).
o Kematian mudigah
o Kematian perinatal
o Prematuritas
o Dapat terjadi cacat bawaan
o Cadangan besi kurang.
(Sarwono, 2010)
2) Malaria
Keluhan yang dirasakan ibu hamil, adalah:
o Panas tinggi
o Menggigil, keluar keringat
o Sakit kepala
o Muntah-muntah
(Sarwono, 2010)
Bila penyakit malaria ini disertai dengan panas yang tinggi dan anemia, maka
akan mengganggu ibu hamil dan kehamilannya.
- Abortus
- IUFD
- Persalinan premature.
3) Tuberculosa paru
Keluhan yang dirasakan:
o Batuk lama tak sembuh-sembuh
o Tidak suka makan
o Badan lemah dan semakin kurus
o Batuk darah
Penyakit ini tidak secara langsung berpengaruh pada janin. Janin baru tertular
setelah dilahirkan. Jika TBC berat dapat menurunkan fisik ibu, tenaga, dan ASI
ikut berkurang.
Bahaya yang dapat terjadi:
o Keguguran
o Bayi lahir belum cukup umur
o Janin mati dalam kandungan. (Poedji Rochjati, 2003).
(Sarwono, 2010)
4) Payah jantung
Keluhan yang dirasakan:
o Sesak napas
o Jantung berdebar
o Dada terasa berat, kadang-kadang nyeri
o Nadi cepat
o Kaki bengkak
(Sarwono, 2010)
Bahaya yang dapat terjadi:
o Payah jantung bertambah berat
o Kelahiran prematur
(Sarwono, 2010)
o Dalam persalinan:
a. BBLR
b. Bayi dapat lahir mati.
c. Penyakit jantung memberi pengaruh tidak baik kepada kehamilan dan janin
dalam kandungan. Apabila ibu menderita hipoksia dan sianosis, hasil
konsepsi dapat menderita pula dan mati, yang kemudian disusul oleh
abortus.
(Sarwono, 2010)
5) Diabetes mellitus
(Sarwono, 2010)
6) HIV / AIDS
Bahaya yang dapat terjadi:
a. Terjadi gangguan pada sistem kekebalan tubuh dan ibu hamil mudah
terkena infeksi
b. Kehamilan memperburuk progesifitas infeksi HIV, HIV pada kehamilan
adalah pertumbuhan intra uterin terhambat dan berat lahir rendah, serta
peningkatan risiko prematur
c. Bayi dapat tertular dalam kandungan atau tertular melalui ASI. (Sarwono,
2010)
7) Toksoplasmosis
Toksoplasmosis penularannya melalui makanan mentah atau kurang masak,
yang tercemar kotoran kucing yang terinfeksi.
a. Keracunan kehamilan
b. Hidramnion
c. Anemia
d. Persalinan prematur
e. Kelainan letak
f. Persalinan sukar
g. Perdarahan saat persalinan.
Kehamilan kembar ialah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan
dan persalinan membawa risiko bagi janin dan ibu. (Sarwono, 2010).
a. Penyakit jantung
b. Nefritis
c. Edema umum (anasarka)
d. Anomaly congenital (pada anak), seperti enensepali, spina bifida, atresia atau
striktur esophagus, hidrosefalus, dan struma blocking oesophagus. (Sarwono,
2010)
11) Janin mati dalam rahim
Keluhan-keluhan yang dirasakan:
a. Tidak terasa gerakan janin
b. Perut terasa mengecil
c. Payudara mengecil (Sarwono, 2010)
Pada kehamilan normal gerakan janin dapat dirasakan pada umur kehamilan
4-5 bulan. Bila gerakan janin berkurang, melemah, atau tidak bergerak sama
sekali dalam 12 jam, kehidupan janin mungkin terancam.
a. Janin mengecil
b. Kulit janin mengkerut
c. Lahir dengan berat badan rendah
d. Janin dalam rahim dapat mati mendadak. (Sarwono, 2010)
e. Letak sungsang
Letak sungsang: pada kehamilan tua (hamil 8-9 bulan), letak janin dalam rahim
dengan kepala diatas dan bokong atau kaki dibawah.
Bahaya yang dapat terjadi:
- Bayi lahir bebang putih yaitu gawat napas yang berat
- Bayi dapat mati.
(Sarwono, 2010)
f. Letak lintang
Merupakan kelainan letak janin di dalam rahim pada kehamilan tua (hamil 8-9
bulan): kepala ada di samping kanan atau kiri dalam rahim ibu. Bayi letak lintang
tidak dapat lahir melalui jalan lahir biasa, karena sumbu tubuh janin melintang
terhadap sumbu tubuh ibu. (Sarwono, 2010). Pada janin letak lintang baru mati
dalam proses persalinan, bayi dapat dilahirkan dengan alat melalui jalan lahir
biasa. Sedangkan pada janin kecil dan sudah beberapa waktu mati masih ada
kemungkinan dapat lahir secara biasa. (Sarwono, 2010)
Bahaya yang dapat terjadi pada kelainan letak lintang. Pada persalinan yang
tidak di tangani dengan benar, dapat terjadi Robekan rahim, dan akibatnya:
Bahaya bagi ibu
a. Perdarahan yang mengakibatkan anemia berat
b. Infeksi
c. Ibu syok dan dapat mati
(Sarwono, 2010)
f. Ada Gawat Darurat Obstetri / AGDO (Ada ancaman nyawa ibu dan bayi)
a) Perdarahan antepartum (Perdarahan sebelum persalinan, perdarahan terjadi
sebelum kelahiran bayi)
Tiap perdarahan keluar dari liang senggama pada ibu hamil setelah 28
minggu, disebut perdarahan antepartum. Perdarahan antepartum harus
dapat perhatian penuh, karena merupakan tanda bahaya yang dapat
mengancam nyawa ibu dan atau janinnya, perdarahan dapat keluar:
- Sedikit-sedikit tapi terus-menerus, lama-lama ibu menderita anemia
berat
- Sekaligus banyak yang menyebabkan ibu syok, lemah nadi dan tekanan
darah menurun. (Sarwono, 2010)
Perdarahan dapat terjadi pada:
a) Plasenta Previa plasenta melekat dibawah rahim dan menutupi sebagian /
seluruh mulut rahim.
b) Solusio Plasenta plesenta sebagian atau seluruhnya lepas dari tempatnya.
Biasanya disebabkan karena trauma / kecelakaan, tekanan darah tinggi atau
pre-eklamsia, maka terjadi perdarahan pada tempat melekat plasenta. Akibat
perdarahan, dapat menyebabkan adanya penumpukan darah beku dibelakang
plasenta. (Sarwono, 2010)
Bahaya yang dapat terjadi:
1) Bayi terpaksa dilahirkan sebelum cukup bulan
2) Dapat membahayakan ibu:
3) Kehilangan darah, timbul anemia berat dan syok
4) Ibu dapat meninggal
5) Dapat membahayakan janinnya yaitu mati dalam kandungan (Sarwono,
2010)
c) Pre-Eklamsia berat / Eklamsia
Pre-eklamsi berat terjadi bila ibu dengan pre-eklamsia ringan tidak dirawat,
ditangani dengan benar. Pre-eklamsia berat bila tidak ditangani dengan benar
akan terjadi kejang-kejang, menjadi eklamsia. Pada waktu kejang, sudip lidah
dimasukkan ke dalam mulut ibu diantara kedua rahang, supaya lidah tidak
tergigit. (Sarwono, 2010)
Bahaya yang dapat terjadi:
a. Bahaya bagi ibu, dapat tidak sadar (koma) sampai meninggal
b. Bahaya bagi janin:
c. Dalam kehamilan ada gangguan pertumbuhan janin dan bayi lahir kecil
d. Mati dalam kandungan. (Sarwono, 2010)
E. Penatalaksanaan
Kehamilan pada usia > 35 tahun memerlukan pengawasan dan penanganan
dini, diawasi dan ditangani oleh dokter ahli kandungan sejak dini yaitu perlu
melakukan beberapa pemeriksaan seperti:
a. Pemeriksaan laboraturium untuk memeriksa gula darah untuk memastikan
ada atau tidak penyakit diabetes militus
b. Pemeriksaan darah ibu untuk mengetahui adanya kelainan kromosom
c. Menjalani upaya medis untuk mencegah hipertensi, dan cacat bawaan
d. Pemberian asam folat yang cukup pada ibu hamil karena dapat mengurangi
resiko cacat bawaan diberikan sampai usia kehamilan 12 minggu/ masa
pembentukan organ janin.ibu hamil pada usia > 35 tahun perlu medapat
penangan untuh mencegah kelahiran prematur. (Ridwanamiruddin, 2007)
F. Data fokus pengkajian
a. Wawancara
1) Identitas klien
a) Nama
Nama ibu dan suami digunakan untuk mengenal, memanggil dan
menghindari terjadinya kekliruan.
b) Umur
Terutama pada ibu yang hamil pertama kali bila umur lebih 35
tahun disebut primi tua gravid dan bila umur kurang dari 18 tahun
disebut primi muda gravida.
c) Agama
Bila kehamilan sungsang atau lintang untuk mengganjurkan
menungging seperti gerakan sholat selama 10-15 menit sehari 2X
membimbing berdoa dan bila menghadapi pasien yang krisis bisa
mengetahui kepada siapa harus menghubungi.
d) Pendidikan
Untuk memberi bimbingan sesuai dengan tingkat pendidikannya.
e) Pekerjaan
Pekerjaan suami untuk mengetahui taraf kehidupan.
f) Alamat
Untuk mempermudah komunikasi kunjungan rumah.
2) Alasan Ibu Datang
Mengetahui alasan ibu datang ke BPS / RS / Puskesmas, ingin
memeriksakan kehamilannya.
3) Keluhan Utama
Mengetahui keadaan ibu saat datang, keluhan yang sering terjadi pada
saat kehamilan trimester III yaitu sering kencing akibat penekanan
kepala janin pada kandung kemih, pembengkakkan dikaki akibat kadar
garam yang terlalu tinggi dalam tubuh, nyeri pinggang.
4) Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Mengetahui apakan ibu pernah sakit parah atau pernah menderita
penyakit menular atau menurun. Penyakit ini dimungkinkan dapat
memperberat pada saat kehamilan seperti :
a) Sesak nafas : membuat sirkulasi O2 menurun dan potensial terjadi
gawat janin.
b) Jantung : menyebabkan ganagguan pertumbuhan janin, payah
jantung semakin berat, kehamilan premature dalam persalinan.
c) Tekanan darah tinggi : potensial terjadi preeklamsia eklamsia.
d) Diabetes mellitus : menyebabkan persalinan premature (< 37
minggu), hidramnion, kelaianan bawaan, kelahiran bayi dengan
berat >4000gr, kematian bayi prenatal.
5) Riwayat kesehatan Keluarga
a) Ditanyakan mengenai penyakit yang mungkin diderita oleh
keluarga, seperti penyakit menular (TBC, Hepatitis) yang dapat
menular pada ibu dan janin atau bayi jika sudah lahir jika sudah
lahir.
b) Ditanyakan mengenai penyakit yang menurun yang diderita
keluarga faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan hamil
kembar adalah ras, keturunan umur dan paritas.
6) Riwayat Haid
Ditanyakan usia pada saat pertama haid,siklus haid untuk mengetahui
tanggal perkiraan persalina, lama haid, banyaknya darah haid, keluhan
saat haid.
7) Riwayat Kehamilan sekarang.
Untuk menentukan umur kehamilan, memberikan konseling tentang
keluhan kehamilan yang biasa, dan dapat mendeteksi adanya
komplikasi.
8) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
Mengetahui apakah ibu memiliki riwayat obstetric buruk seperti
terjadinya preeklamsi, abortus, kelahiran premature, postdate,
persalinan macet, infeksi nifas. Semua kejadian obstetri yang buruk
dapat terjadi pada kehamilan sekarang. Selain itu dapat membantu
menegakkan diagnosa.
9) Riwayat KB
Apakah selama hamil ibu tetap menggunkan KB, jika iya ibu memakai
KB jenis apa. Sudah berhenti berapa lama, keluhan selama ikut KB
dan rencana penggunaan KB setelah melahirkan. Hal ini untuk
mengetahui apakah kehamilan ini karena faktor KB atau tidak.
10) Pola Kebiasaan Sehari-Hari
a) Nutrisi
Kebutuhan gizi ibu hamil
Energi : 2300 kkal
Protein : 65 gr
Kalsium : 1gr
Zat besi : 17 gr
Vitamin A : 50 mg
Vitamin C : 90 gr
Dapat diperoleh dari 3X makan dengan komposisi : nasi, 1 potong
daging/telur/tahu/tempe, 1 mangkuk sayuran dan 1 gelas susu,
buah jika ada. Minum air kurang lebih 8 gelas perhari.
b) Pola istirahat
Tidur malam 7-8 jam, tidur siang 2 jam
c) Eliminasi
BAK normal warna kuning, jernih, bau khas urine.
BAB 1X sehari
d) Aktivitas
Ibu tidak bekerja atau bekerja, pekrjaan rumah seperti apa : setelah
hamil apakah pekerjaan ibu tetap seperti biasanya atau tidak, jenis
pekerjaan rumanya seperti apa.
e) Kebersihan
Mandi minimal 2X sehari, ganti pakaian tiap kali mandi bila terasa
lembab atau keringat, ganti CD tiap hari atau jika lembab.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
a) Waktu pasien berdiri : skoliosis / kifosis / lordosis.
b) Waktu pasien berjalan : pincang / kaki O / kaki X.
c) Waktu pasien berbaring :
Muka : pucat, chloasma gravidarum, oedem(bengkak),
reaksipasien (sedih,gembira).
Mata : sklera putih / kuning, konjungtiva merah muda / putih.
Hidung : kelainan/tidak, pengeluaran sekret, pernafasan
cupinghidung ada/tidak
Mulut : simetris / tidak, bibir lembab/kering, merah /
pucat, bersih / kotor / ada karies gigi / tidak
Telinga : bersih/tidak, ada pengeluaran serumen/tidak
3. Ds : - Potensial
- ibu menyatakan bahwa peningkatan derajat
ia pernah kesehatan
memeriksakan
kehamilannya ke
puskesmas dan dokter
- ibu mengatakan setiap
ada anggota keluarga
yang sakit biasanya
dengan obat warung.
Jika tidak mengalami
perubahan maka
segera di bawa ke
puskesmas atau rumah
sakit
Do :
-
mampu
menjelaskan
kembali dengan
kata sendiri
2. Ketidakmampuan Dilakukan tindakan 1. Jelaskan
memutuskan
tindakan yang
akan dilakukan
4. Berikan re
inforcement bila
keluarga dapat
memutuskan
tindakan yang
akan dilakukan.
3. Potensial peningkatan Setelah dilakukan 1. Jelaskan pada
satu kali pertemuan
derajat kesehatan keluarga tentang
diharapkan keluarga
perlunya menjaga
mampu :
Memeriksakan kesehatan
kehamilan di
pelayanan kesehatan
DAFTAR PUSTAKA